Pengkodean Tahapan Proses Normalisasi

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika 3

2.2.3. Normalisasi

1. Konsep Dasar Normalisasi adalah merupakan proses pengelompokkan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya.

2. Key

Field key yang digunakan : a. Candidate Key Satu attribute atau satu set minimal attribute yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entity. b. Primary Key Satu attribute atau satu set minimal attribute yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian yang spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. c. Alternate Key Candidate Key yang tidak terpilih sebagai Primary Key. d. Foreign Key Satu attribute atau satu set attribute yang melengkapi satu hubungan relationship yang menunjukkan ke induknya.

3. Tahapan Proses Normalisasi

a. UnNormalized Form Proses pengumpulan data yang akan direkam dengan tidak mengikuti suatu format tertentu. b. First Normal Form1NF Mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file dengan setiap field berupa “atomic value” – tidak ada atribut yang berulang. c. Second Normal Form2NF Mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk 1NF atribut non key bergantung fungsi dengan primary key. d. Third Normal Form3NF Relasi harus dalam bentuk 2NF semua atribute non primer tidak punya hubungan transitif. e. Boyce-Codd Normal FormBCNF Mempunyai paksaan yang lebih baik dari bentuk 3NF, Relasi harus dalam bentuk 1NF setiap atribute harus bergantung fungsi pada atribute superkey.

2.2.4. Pengkodean

Digunakan untuk mengklasifikasikan data, yang dimasukkan kedalam komputer ataupun untuk mengambil bermacam-macam informasi. Kode dapat terbentuk dari kumpulan angka, huruf atau simbol lainnya. Ada beberapa macam tipe kode antara lain Kode Mnemonik Mnemonic Code, Kode Urut Sequential Code, Kode Blok Block Code, Kode Grup Group Code, Kode Batang Bar Code dan Kode Desimal Decimal Code. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika 4

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Contoh Studi Kasus 3.1. Umum 3.2. Tinjauan Perusahaan Jelas 3.2.1. Sejarah Perusahaan Jelas 3.2.2. Struktur Organisasi dan Fungsi Jelas 3.3. Posedur Sistem Berjalan Perusahaan Bina Sarana Indonesia adalah perusahaan usaha dagang yang bergerak di bidang distributor penjualan elektronik TV, kulkas, kipas angin, radio dan lain lain, Perusahaan ini menjual barang elektronik kepada customer secara tunai dengan nilai transaksi ≥ Rp. 50.000.000,-lima puluh juta rupiah. Customer adalah badan usaha atau toko pengecer yang menjual produknya kepada pelanggan secara perorangan. Pada prosedur sistem berjalan ini, Customer pada saat memesan barang diharuskan melampiri dokumen PO terlebih dahulu, dan PO paling lama satu minggu untuk di konfirmasi pada Customer. Maka untuk lebih jelasnya prosedur dari sistem berjalan adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Order Penjualan Setiap Customer dapat memesan barang datang langsung atau melalui faximile dengan menyertakan dokumen PO yang diterima oleh bagian penjualan. Kemudian bagian penjualan berdasarkan PO, memeriksa pesanan barang dengan menggunakan kartu stock, apabila stock barang ada maka di hitung nilai penjualan dan dicatat kedalam faktur penjualan. Jika stock barang tidak ada, maka di catat ke dokumen Daftar Permintaan Stock Barang DPSB, faktur penjualan rangkap 4 empat, yang telah di buat didistribusikan ke Kasir.

2. Prosedur Pembayaran Tunai

Setelah customer mendapat konfirmasi tentang pesanan pembelian disetujui, maka customer melakukan transaksi pembayaran melalui transfer uang ke bank yang ditunjuk dengan bukti setoran. Berdasarkan bukti setoran, Kasir membuka arsip penjualan yang dicocokan dengan bukti setoran. Apabila sesuai dengan nilai penjualan maka dibuatkan kwitansi lunas, dan merekap nilai penjualan HarianDaily Sales Report DSR. Distribusi dokumen-dokumen berdasarkan nilai transaksi penjualan sebagai berikut : untuk Kwitansi dan faktur penjualan di berikan kepada customer. Kemudian copy kwitansi diserahkan kepada bagian Akunting. Gudang mendapat tembusan pengeluaran barang dari kasir sesuai barang yang di pesan, dan Copy faktur diberikan ke Bagian Penjualan.

3. Prosedur Pengiriman Barang

Bagian Penjualan selanjutnya membuka arsip faktur penjualan untuk mencatat barang yang akan dikirim ke dokumen Surat Jalan. Setelah dokumen Surat Jalan dan barang yang sudah disiapkan oleh Bagian Gudang bagian gudang mencatat barang keluar ke kartu gudang, maka diberikan kepada Bagian Pengiriman untuk dikirim kepada Customer. Dokumen surat keluar barang didistribusikan ke Bagian Pengiriman beserta barang dan disampaikan ke Customer

4. Prosedur Pembuatan Laporan

Setiap akhir periode di buat laporan penjualan bulanan, berdasarkan rekap penjualan harian dan faktur penjualan. Laporan stock barang keluar berdasarkan Kartu Stock dan Kartu Gudang. Ke- dua laporan tersebut diberikan kepada Manajer Penjualan untuk proses evaluasi penjualan selama satu bulan.