Konsultasi implementasi ISO 9001 bagi AsosiasiHimpunan. Pembuatan Brosur Keanggotaan Kerjasama Kemitraan dengan Pemerintah Daerah

Jakarta. Rapimnas Kadin 2009 disosialisasikan dan disimulasikan pendaftaran secara online ini kepada seluruh jajaran Kadin Provinsi. Pada tahun 2010 dari 23 Kadin Provinsi yang sudah menyatakan kesiapan melaksanakan pendaftaran secara online diharapkan 50 sudah mampu melaksanakannya. 1. Sosialisasi petunjuk pendaftaranpendaftaran ulang anggota Kadin secara online. 2. Pelatihan bagi Kadin Provinsi yang mengikuti pelaksanaan pendaftaran anggota secara online untuk tahun 2010.

b. Penerbitan Kadin Card

Penerbitan Kadin Card akan ditingkatkan bentuk dan fungsinya menjadi Kartu Kredit, layanan perjalanan diskon ticket pesawat dll. melalui kerjasama dengan pihak perbankan, penerbangan, perhotelan dan lain-lain. Selain itu, kepemilikan Kadin Card yang semula hanya terbatas pada Pengurus Kadin akan ditingkatkan untuk anggota Kadin.

c. Akreditasi Penerbitan Sertifikat Surat Keterangan Kompetensi

Untuk tahun 2009-2010 ada 3 tiga hal yang akan dilakukan sebagai rangkaian program yaitu: Surveillance audit bagi BSAN, BSAAP dan BSAP yang telah diakreditasi dengan tujuan antara lain: • Persyaratan perpanjangan akreditasi yang habis pada akhir Desember 2009 • Pembinaan dan penyerapan aspirasi asosiasi Akreditasi baru bagi Asosiasi Tingkat Nasional yang mengajukan aplikasi. Re-akreditasi bagi PBSP Kadin Provinsi yang masih aktif.

d. Monitoring Pelaksanaan Muprov Kadin 2010

Melakukan monitoring pelaksanaan Muprov Kadin Provinsi sisa tahun 2009 dan 2010 yang akan dilaksanakan untuk Kadin Provinsi : - Sulawesi Tengah - Sulawesi Tenggara - Maluku - Sulawesi Barat - Kalimantan Tengah - Sumatera Selatan - Bali - Kepulauan Riau - Sulawesi Utara - Sumatera Barat

e. Monitoring pelaksanaan Musyawarah Nasional AsosiasiHimpunan 2010

Melakukan monitoring Musyawarah Nasional AsosiasiHimpunan Anggota Luar Biasa Kadin agar terlaksananya tertib organisasikeanggotaan.

3. PENINGKATAN KEANGGOTAAN

a. Konsultasi implementasi ISO 9001 bagi AsosiasiHimpunan.

Merupakan kegiatan yang ditujukan bagi AsosiasiHimpunan yang sudah menjadi ALB Kadin Indonesia, difokuskan pada standarisasi manajemen kesekretariatan yang memenuhi standar mutu. Dilaksanakan pada bulan Maret – April 2010.

b. Pembuatan Brosur Keanggotaan

Penerbitan brosur sebagai sarana informasi dan mempromosikan keanggotaan Kadin yang sudah diterbitkan pada periode yang lalu diupdate dan disebarkan untuk menarik perusahaan menjadi anggota Kadin.

c. Kerjasama Kemitraan dengan Pemerintah Daerah

Monitoring tindak lanjut Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan mendorong Kadin ProvinsiKabupatenKota untuk meningkatkan kerjasama kemitraan dengan GubernurBupatiWalikota perihal keanggotaan dan sebagai mitra pembangunan ekonomi daerah. B. PELAKSANAAN PASAL 35 36 AD KADIN Memperhatikan masukan dari Kadin Provinsi dan AsosiasiHimpunan, berkenaan dengan diangkatnya Ketua Umum Kadin Indonesia menjadi Menteri Perindustrian, forum Rapimnas Kadin 2009 memberikan masukan agar dipertimbangkan pelaksanaan pasal 35 36 AD . C. RUMUSAN TERHADAP POKOK-POKOK PENYEMPURNAAN ADART No Rencana Penyempurnaan ADART Keputusan 1 Pasal baru mengenai Dewan Penasehat Hasil Keputusan Formatur Munas V Kadin telah menetapkan Struktur Dewan Penasehat. Sedangkan dalam ADART Kadin sesuai Keppres 162006 tidak terdapat adanya struktur Dewan Penasehat. Usulan : Perangkat organisasi ditambah pasal mengenai Dewan Penasehat. AD Pasal 16 dan pasal – pasal terkait Disetujui, dengan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan daerah. 2 Penyempurnaan mengenai jumlah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan a. Saat ini Wakil Ketua Dewan Pertimbangan dibatasi hanya 4 orang. b. Ada beberapa Kadin Provinsi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangannya lebih dari 4 orang untuk mengakomodir potensi pengusaha dan tokoh masyarakat pengusaha yang ada. Usulan : Jumlah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan tidak lagi dibatasi empat orang, sehinga kalimatnya ditambah danatau disesuaikan dengan kebutuhan. AD Pasal 21 ayat 3 dan pasal terkait Disetujui. 3 MergerPenggabungan Kadin Kabupaten Kota. Dalam AD Pasal 15 ayat 9 ditetapkan mengenai penggabungan Kadin KabupatenKota yang lemahpenerimaan keuangannya tidak dapat membiayai kegiatan organisasi. Pasal ini diusulkan ditambah dengan persyaratan minimal jumlah anggota Kadin KabupatenKota adalah 100 perusahaan. Jika kurang dari jumlah tersebut maka Kadin KabupatenKota yang bersangkutan dapat digabungkan dengan Kadin yang terdekat. Perbendaharaan Kadin KabupatenKota yang digabungkan diserahkan kepada Kadin gabungannya. Tidak disetujui kembali ke AD - ART Penggabungan ditetapkan oleh Kadin Provinsi dan dilaporkan kepada Kadin Indonesia. AD Pasal 15 ayat 9 . 4 Sanksi kepengurusan yang melampaui masa bakti kepengurusan Banyak ditemukan Kepengurusan di Kabupaten ProvinsiKabupaten Kota lebih dari batas waktu masa bakti yang ditentukan, mekanisme yang diatur saat ini 2 bulan dari masa bakti berakhir diterbitkan surat peringatan 1 dilanjutkan peringatan 2 dan 3. Usulan : Mengenai pelaksanaan MuprovMukabMukota, apabila jangka waktu kepengurusan Kadin yang bersangkutan sudah habis namun Muprov MukabMukota belum dilaksanakan maka Dewan Pengurus yang setingkat lebih tinggi berhak memberhentikan kepengurusan yang bersangkutan dan menunjuk Dewan Pengurus Sementara Caretaker untuk mempersiapkan dan melaksanakan MuprovMukabMukota. ART Pasal 23 dan 24 Disetujui, dengan penambahan ketentuan yaitu batas waktu kepengurusan setelah 2 bulan semenjak selesai periode kepengurusan dan masa tugas caretaker adalah selambat-lambatnya 1 tahun. 5 Penyempurnaan Kepesertaan di dalam MunasMuprovMukabMukota a. Peserta yang memiliki hak suara dinamakan Peserta Penuh b. Dewan Penesahat dimasukkan sebagai peserta. c. Peserta harus memiliki KTA-B yang berlaku. AD Pasal 17 dan pasal terkait Disetujui 6 Persyaratan calon Ketua Umum Kadin IndonesiaKadin Provinsi dan Ketua Kadin KabupatenKota Persyaratan menjadi Ketua UmumKetua Kadin harus mempunyai KT-AB 4 tahun berturut-turut. Persyaratan tersebut sering menjadi hambatan bagi anggota Kadin yang berminat menjadi Ketua UmumKetua Kadin. Usulan : Persyaratan dikurangi menjadi memiliki KT-AB 2 tahun berturut-turut. ART Pasal 32 ayat 1 Catatan rapat Bidang Organisasi Kadin Indonesia 13- 11-09 : Sehubungan dengan keberatan mayoritas Kadin Provinsi dalam Pra Rapimnas 18-10-09 terhadap usulan perysaratan menjadi Ketua UmumKetua Kadin adalah 2 tahun berturut-turut untuk tingkat Disetujui, supaya dilakukan perubahan persyaratan KT AB, yaitu untuk Kadin Indonesia 4 tahun berturut-turut, Kadin Provinsi 3 tahun berturut-turut dan Kadin KabupatenKota 2 tahun berturut-turut, dengan pengalaman menjadi Pengurus Kadin atau AsosiasiHimpunan. ProvinsiKabupatenKota, maka usulan ini tetap dipertahankan dengan mempertajam alasan pada 2 dua hal, yaitu : a. UU No 11987 mengamanatkan bahwa Kadin adalah wadah satu-satunya dunia usaha baik yang bergabung maupun tidak bergabung dalam Kadin. Artinya Kadin harus mampu menunjukkan jati dirinya untuk merangkul semua kalangan usaha. Oleh karena itu penurunan persyaratan dari 4 tahun menjadi 2 tahun menunjukkan itikad dan upaya Kadin memenuhi amanat UU No 11987. b. Masih sedikitnya perusahaan di Indonesia yang menjadi anggota Kadin +- 4, maka dengan menurunkan persyaratan dari 4 tahun menjadi 2 tahun menunjukkan bahwa Kadin tidak ekslusif. 7 Ketentuan mengenai perhitungan suara dalam pemilihan Ketua Umum Ketua Formatur a. Penghitungan suara 50+1 pada saat pemilihan formatur apakah dihitung dari peserta yang berhak hadir ataukah suara yang masuk dan sah pada saat pemilihan dilakukan. Semisal pada saat pembukaan hadir 100 peserta namun pada saat pemilihan dilaksanakan suara yang sah hanya 80 peserta. Acuan penghitungan dihitung dari angka 100 atau 80. Disulkan : penghitungan dihitung dari suara yang masuk dan sah. ART Pasal 32 ayat 4 butir a Catatan rapat Bidang Organisasi Kadin Indonesia 13-11-09 : Meskipun dalam Pra Rapimnas Kadin usulan ini disetujui mayoritas peserta, namun perlu dikaji kembali untuk mencegah gugatan dan lemahnya legitimasi kepengurusan. Jika dari 100 peserta dan yang hadir hanya 80 orang, maka 50+1 pemilihan Ketua Umum hanyalah 41 orang. Jika dilihat dari total peserta keseluruhanya hanya 41. Untuk mencegah pemikiran bahwa Ketua Umum hanya merepresentasikan 41 dukungan, maka perlu pikirkan untuk tetap 50+1 dihitung dari jumlah peserta 100 orang. Sehingga siapapun Ketua Umum yang terpilih merupakan representasi mayoritas 51. b. Ada kejadian pemilihan Ketua Umum Kadin Provinsi hasilnya selalu sama draw. Usulan : Kadin setingkat di atasnya dapat langsung Disetujui memiliki hak untuk menetapkan tata cara penentuan untuk memutuskan Ketua Umum terpilih. ART Pasal 32 ayat 4 butir c Catatan rapat Bidang Organisasi Kadin Indonesia 13-11-09 : Meskipun usulan ini mendapatkan persetujuan dalam Pra Rapimnas Kadin, perlu diatur lebih lanjut untuk mencegah blunder organisasi antara lain : 1. Diatur lebih lanjut berapa kali proses pemilihan untuk suara draw harus diulang. 2. Memberikan kewenangan kepada pimpinan sidang untuk menentukan kapan penyerahan pemilihan dilakukan ke Kadin yang lebih tinggi. c. Kartu suara pemilihan Ketua Umum dan Anggota Formatur supaya ditetapkan dibuat dua kartu suara terpisah, sehingga tidak menimbulkan permasalahan apa bila dianatara kartu dinyatakan tidak sah. ART Pasal 33 ayat 3 butir a dan pasal terkait Catatan rapat Bidang Organisasi Kadin Indonesia 13-11-09 : Istilah Kartu sah diganti dengan kartu masuk dan dalam pemungutan dilakukan 1 kali dengan 2 Kartu suara yang berbeda. Kartu suara tersebut untuk pemilihan Ketua FormaturKetua Umum dan Formatur. Kandidat tidak boleh dicalonkan untuk Ketua Formatur dan Formatur sekaligus memilih salah satu. Hal ini supaya menghindari adanya ganjalan dari calon Ketua Formatur yang kalah dan secara otomatis menjadi formatur karena akan mengganjal dalam penyusunan kepengurusan.. 8 Jenis keanggotaan a. Persyaratan penerimaan Anggota Luar Biasa AsosiasiHimpunan ditambah bagi AsosiasiHimpunan yang secara karakteristik anggotanya hanya ada dibeberapa ProvinsiKabupatenKota tetapi ruang lingkup usaha anggotanya berskala nasionalprovinsi dapat diterima menjadi anggota Kadin. ART Pasal 6 butir a.6 dan a.7. b. Penghapusan Anggota Biasa Tercatat dan Anggota Luar Biasa Tercatat. Pasal mengenai Anggota tercatat sulit dijalankan dan diusulkan dihapus karena keanggotaan perorangan danatau organisasi perusahaan yang belum Penyebutan anggota Kadin Luar Biasa diganti dengan Anggota AsosiasiHimpunan. memenuhi persyaratan tidak perlu dicatat sebagai Anggota Biasa danatau Anggota Luar Biasa. Perusahaan peroranganpengusaha mikro dapat didaftar sebagai anggota biasa Kadin. AD Pasal 1 huruf d dan pasal-pasal terkait. 9 Perusahaanpengusaha harus mendaftar menjadi Anggota Kadin ADART Kadin yang berlaku saat ini menyebutkan Anggota Kadin adalah Pengusaha Indonesia serta Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha dengan keharusan mendaftar pada Kadin. Usulan perubahan : Setiap pengusaha Indonesia, organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha, harus menjadi anggota Kadin dengan kewajiban mendaftar pada Kadin. ART Pasal 4 Disetujui 10 Penetapan Pembagian Keuangan Iuran dan Uang Pangkal Keanggotaan a. Pembagian perolehan uang iuran dan uang pangkal dari anggota diusulkan ditetapkan secara tetap, yaitu : i. Untuk Kadin Provinsi sebesar 30 ii. Untuk Kadin KabupatenKota 60 iii. Untuk Kadin Indonesia 10 Khusus untuk Kadin Kota yang berada di Ibukota Provinsi : i. Untuk Kadin Provinsi sebesar 40 ii. Untuk Kadin KabupatenKota 50 iii. Untuk Kadin Indonesia 10 b. Ketentuan untuk saat ini diberikan koridor besaranya yang sering kali menimbulkan permasalahan antara Kadin Provinsi dengan Kabupaten Kota. c. Besarnya Uang Iuran dan Uang Pangkal diusulkan disesuaikan dengan situasi ekonomi masing-masing daerah dan ditetapkan patokankoridornya. ART Pasal 12 Disetujui 11 Tempat Pendaftaran Keanggotaan Dalam ART Pasal 6 ayat 2 ditetapkan Khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta pendaftaran dan penetapan penerimaan anggota di Kadin Provinsi DKI Jakarta. Ketentuan ini diusulkan dirubah, karena dengan adanya pendaftaran anggota menggunakan pelayanan elektronik online system berbasis web, pendaftaran dapat dilakukan di mana saja. Disetujui ART Pasal 6 ayat 2. 12 Peningkatan Pemberian Hak Suara kepada ALB Tingkat Nasional Dalam rangka meningkatkan peran, fungsi dan tugas pengembangan dunia usaha nasional serta peningkatan peran aktif dan keterlibatan Anggota Luar Biasa ALB tingkat nasional pada Kadin Indonesia perlu dilakukan perubahan ketentuan ADART yang menyangkut penambahan kepesertaan dan hak suara ALB dalam MunasMunassusMunaslub. Usulan : Penentuan ALB tingkat nasional melalui konvensi tingkat nasional, utusan masing-masing kelompok jumlahnya ditetapkan secara tetap sehingga jumlah keseluruhan suara ALB adalah 30 orang utusansuara dengan rincian sbb. : 1 Asosiasi-Asosiasi Industri Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 3 suara 2 Asosiasi-Asosiasi Peternakan, Perikanan dan Pengolahan Makanan, 3 suara 3 Asosiasi-Asosiasi Industri Pertambangan dan Energi, 2 suara 4 Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Kimia, 2 suara 5 Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Logam dan Mesin, 2 suara 6 Asosiasi-Asosiasi Industri Pengolahan Lainnya, 2 suara 7 Asosiasi-Asosiasi Jasa Perdagangan dan Jasa Ekspor- Impor, 2 suara 8 Asosiasi-Asosiasi Jasa Konstruksi dan Properti, 4 suara 9 Asosiasi-Asosiasi Jasa Keuangan dan Jasa Profesi, 2 suara 10 Asosiasi-Asosiasi Jasa Perhubungan, Pariwisata, Perposan, Media Massa, Teknologi Komunikasi dan Informasi, 3 suara 11 Asosiasi-Asosiasi Penyedia Jasa lainnya, 2 suara 12 Himpunan dan Dewan Bisnis, 3 suara ART Pasal 28 Anggota Luar Biasa yang dapat mengikuti Konvensi adalah Anggota Luar Biasa yang mewajibkan anggotanya menjadi Anggota Biasa Kadin Catatan rapat Bidang Organisasi Kadin Indonesia 13- 11-09 : Usulan ini dibahas secara terpisah oleh Kadin Provinsi dan AsosiasiHimpunan hasilnya akan disampaikan Disetujui dengan catatan : 1. hanya berlaku di tingkat nasional : 2. Asosiasi menghendaki kesetaraan jumlah suara dengan Kadin Provinsi. 3. Kadin Provinsi menghendaki besaran suara asosiasi sebesar 30 suara. sebelum pelaksanaan Munassus. 13 Usulan Tambahan pasal ADART : a. Ketetapan jenjang kedudukan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua Komite Tetap dan Wakil Ketua Komite Tetap. Pasal 21 ayat 3 dan Pasal 27 ayat 3 Anggaran Dasar - Dewan Pengurus Kadin Indonesia. 1 Ketua Umum dan para Wakil Ketua Umum adalah Dewan Pengurus Harian 2 Ketua Umum, para Wakil Ketua Umum dan para Ketua Komite Tetap adalah Dewan Pengurus Lengkap 3 Ketua Umum, Para Wakil Ketua Umum, para Ketua Komite Tetap dan para Wakil Ketua Komite Tetap adalah Dewan Pengurus Nasional untuk Kadin Indonesia dan Dewan Pengurus Daerah untuk Kadin Provinsi. b. Tugas Dewan Pengurus Pasal 21 ayat 7 dan Pasal 27 ayat 8 Anggaran Dasar - Dewan Pengurus Kadin IndonesiaKadin Provinsi . 1 Wakil Ketua Umum Kadin IndonesiaKadin Provinsi memimpin, mengkoordinasikan serta bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan Komite Tetap masing-masing. 2 Ketua Komite Tetap wajib melaporkan hasil kegiatan kepada Wakil Ketua Umum bidangnya masing-masing. c. Jenjang pemberian tugas kepada Sekretariat Kadin IndonesiaKadin Provinsi Pasal 23 ayat 2 dan Pasal 29 ayat 2 Anggaran Dasar – Sekretariat Kadin IndonesiaKadin Provinsi 1 Ketua Umum danatau Rapat Para Wakil Ketua Umum Kadin IndonesiaKadin Provinsi selaku Dewan Pengurus Harian Kadin IndonesiaKadin Provinsi menetapkan pelaksanaan tugas-tugas Sekretariat Kadin IndonesiaKadin Provinsi melalui Direktur Eksekutif. 2 Direktur Eksekutif memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan Ketua Umum danatau para Wakil Ketua Umum dengan dibantu oleh Direktur, Kepala Bagian, Kepala Seksi dan staf Sekretariat Kadin sesuai jenjang organisasi Sekretariat Kadin IndonesiaKadin Provinsi. Disetujui 3 Direktur memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas Kepala Bagian, Kepala Seksi dan Koordinator Bidang untuk mendukung peran dan fungsi Komite Tetap dan para Wakil Ketua Komite Tetap. d. Jenjang Layanan Sekretariat Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga – Kesekretariatan Organisasi LAYANAN POKOK 1 Sekretariat Kadin Indonesia membangun modul- modul layanan berikut organisasi, tata kelola dan standar layanan sebagai panduan dan rujukan bagi Kadin Provinsi dan Kadin KabupatenKota dalam menjalankan tugas layanan kepada dunia usaha. 2 Sekretariat Kadin Provinsi mendiseminasikan dan melatihkan modul-modul layanan kepada Sekretariat Kadin KabupatenKota dan AsosiasiHimpunan KabupatenKota atas permintaan. 3 Sekretariat Kadin KabupatenKota melaksanakan tugas memberikan layanan kepada Anggota dan dunia usaha sesuai kebutuhan prioritas masing-masing KabupatenKota dengan acuan modul-modul layanan yang ditetapkan Kadin Indonesia. LAYANAN PENUNJANG 1 Sekretariat Kadin untuk seluruh tingkatan baik nasionalprovinsikabupatenkota berkewajiban menyelenggarakan layanan-layanan kegiatan dalam rangka mendukung peran dan fungsi Kadin yang diatur dalam UU No 1 Tahun 1987 pasal 7 dan Anggaran Dasar Kadin pasal 10. 2 Layanan penunjang yang berasal dari pendelegasian wewenang dari Pemerintah maupun dunia bisnis Internasional dan berlaku secara nasional maupun internasional, maka Kadin Indonesia membuat panduan penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam rangka menjaga kualitas dan kepercayaan Pemrintah dan dunia bisnis Internasional Catatan : Substansi-substansi pengaturan yang telah diterbitkan PO Peraturan Organisasi yang pernah diterbitkan sebanyak mungkin dipindahkan atau dimasukkan kedalam ADART yang baru 14 Penyempurnaan Pasal 36 AD sebagaimana terlampir HASI L SI DANG KOMI SI B PROGRAM KERJA 2009 Sidang Komisi B, khususnya yang membahas mengenai Program Kerja Kadin I ndonesia tahun 2009, diikuti oleh 53 orang peserta daftar terlampir, dan dimulai tepat pada pukul 17: 00 WI B, Kamis, 3 Desember 2009. Berdasarkan kesepakatan bersama, Sidang Komisi B, khususnya yang membahas mengenai Program Kerja 2009, dipimpin oleh : Ketua : I ftida Yasar API NDO Wakil Ketua : - Utama Kayo Kadin I ndonesia - Eddy Raya Kalimantan Tengah Anggota : - Adhi Lukman Kadin I ndonesia - Jemmy Hosan Sulawesi Tengah - Jody Radja Guguk Kepulauan Riau Bahan materi Komisi Program Kerja 2009 telah disiapkan oleh Panitia Rapimnas Kadin 2009, yakni: 1. Laporan Ketua Umum Kadin I ndonesia mengenai Pelaksanaan Program tahun 2009 dan Penyampaian Rencana Kerja tahun 2010 yang disampaikan pada Sidang Pleno I 2. Pelaksanaan Program Kerja Kadin I ndonesia tahun 2009 3. Laporan Keuangan Kadin I ndonesia per 31 Agustus 2009 4. Rancangan Program Kerja Kadin I ndonesia Tahun 2010 Setelah melakukan kajian terhadap Sambutan-sambutan, materi makalah pada persidangan Rapimnas Kadin 2009, laporan-laporan, pandangan umum, rancangan program kerja Kadin I ndonesia 2009 serta pembahasan dalam Sidang Komisi, maka Komisi Program Kerja 2009 yang bertugas melakukan pembahasan mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program Kerja 2009 dan Penyusunan Rencana Kerja 2010, menyampaikan hal-hal sebagai berikut : I . Tinjauan Terhadap Evaluasi Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2009 Pada prinsipnya seluruh laporan program Kerja Kadin I ndonesia tahun 2009 dapat diterima secara utuh oleh seluruh peserta Sidang Komisi Program Kerja. Dalam kaitan ini, sebagian besar program tahun 2009 telah dilaksanakan secara baik oleh Dewan Pengurus Kadin I ndonesia beserta jajarannya. Berkenaan dengan hal tersebut, beberapa program yang belum dapat terealisir pada tahun 2009 hendaknya dapat dilanjutkan dan ditingkatkan serta dilaksanakan dengan sungguh- sungguh agar dapat dicapaiah hasil yang lebih optimal pada tahun 2010. Program Kerja Tahun 2010 Sidang Komisi B menyepakai bahwa program Kerja Kadin I ndonesia tahun 2010 yang telah disiapkan oleh masing-masing Bidang dan Komite di lingkungan Kadin I ndonesia, dinilai sudah sangat memadai. Namun untuk menyempurnakan program tersebut, beberapa rekomendasi yang diajukan adalah sebagai berikut: Seluruh program yang telah dicantumkan agar formatnya diseragamkan dan diintegrasikan kembali antar Bidang dan Komite agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara sinergis. Disamping itu perlu ditetapkan fokus program yang dipriotitaskan untuk satu tahun ke depan. Agar program kerja masing-masing Bidang, Komite maupun Kadin Provinsi dapat tergambar dan dilaksanakan secara sinergi, disarankan seluruh program kerja tersebut diformulasikan kembali dalam bentuk matrik dan dibuat dengan instrumen ukur yang jelas. Dengan demikian setiap pelaksanaan program yang dilakukan dapat dinilai kinerjanya. Beberapa program yang perlu dilakukan koreksi secara redaksional, yakni: Halaman 6, untuk program lembaga pembiayaan non bank agar dilengkapi dengan rencana pembentukan lembaga keuangan non bank khusus mikro. Halaman 6, agar ditambahkan program untuk pengembangan jiwa entrepeneurship gigih, tidak mudah menyerah, inovatif, kreatif dan dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan. Halaman 10, Bidang Konstruksi dan Konsultasi, sehusnya Bidang Konstruksi dan Konsultansi Halaman 22, point 2 agar dimasukkan adanya aturan yang menyatakan suku cadang kedanaraan otomotif lokal kontennya harus lebih besar dari 60 . Halaman 23, point 2, mengenai UU Hak Cipta tahun 2002 diusulkan agar lebih diperjelas hak-hak orang-orang yang berperan dalam produksi rekaman. Dalam kaitan ini juga diusulkan untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam penjualan produk bajakan. Disamping itu, penjualan lagu digital harus melalui ijin yang sah. Halaman 30, point mengenai pembentukan BKSP di Provinsi Sumatera Utara dihapus, karena BKSP di Provinsi Sumatera Utara sudah sejak satu tahun telah dibentuk. Dan diperlukannya korelasi dan sinergi antara Renstra roadmap kadin dengan program komtap, begitu juga dengan pusat dan daerah. Halaman 31, mengenai nilai tukar rupiah, disarankan untuk tidak dituliskan dalam bentuk nominal, cukup disebut fluktuasi nilai tukar. Halaman 39, perlu adanya portal mice B to B antar bidang terkait trade, industri dan pariwisata. Halaman 40, untuk program Komite tetap pengembangan industri primer pertanian, perlu penyempurnaan program sebagaimana, yani: o Peningkatan efisiensi industri primer pertanian melalui konsep kluster industri pertanian. o Peningkatan produktivitas industri primer pertanian dengan menerapkan teknologi tepat guna, baik on farm maupun off farm. o Peningkatan nilai tambah produk industri primer pertanian baik untuk konsumsi langsung maupun untuk diproses lebih lanjut. o Perbaikan ALSI NTANI untuk industri primer pertanian o Pertemuan rutin dengan asosiasi terkait industri primer pertanian o Pertemuan rutin dengan departemen terkait seperti Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, BULOG, dsb.nya o Mengikuti kegiatan Nasional maupun I nternational yang terkait dengan industri primer pertanian Komite Tetap Pengembangan I ndustri Derivatif Pertanian o Peningkatan nilai tambah produk industri derivatif pertanianPeningkatan akses pasar produk industri derivatif pertanian baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri o Modernisasi mesin-mesin pengolahan pada industri derivatif pertanian o Pemberian insentif kebijakan fiskal untuk pengembangan industri derivatif pertanian Halaman 42, perlu ditambahkan pada program Komite Tetap Agua Kultur yakni pembiayaan untuk usaha perikanan budidaya baik ketersediaan dana dan subsidi bunga. Halaman 45, mengenai rencana aksi terkait dengan tata ruang masih tumpang tindah antar peraturan yang ada, terutama UU No. 41 tahun 1999, UU No. 26 tahun 2007 dan UU No. 32 tahun 2004, disarankan untuk mencabut UU No. 41 dan UU No. 26 serta melakukan perbaikan terhadap UU No. 32. Halaman 52, point 10, agar tetap diperjuangkan penyempurnaan Keppres No. 80 tahun 2003 terutama mengenai surety bond yang tetap diberlakukan bagi pengusaha UKM untuk mengikuti pelelangan pengadaan barang dan jasa. Halaman 58, agar tidak hanya jalan tol tetapi juga ditambahkan bandara dan pelabuhan laut. Sehubungan dengan rencana penyelenggaraan Munassus, khusus untuk masukan penyempurnaan AD-ART, diminta Kadin I ndonesia tetap dapat menerima masukan sampai dengan pelaksanaan Munasus. Untuk seluruh program Kerja Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral dilakukan perbaikan waktu pelaksanaan kegiatan. Terkait dengan program Three in One mengenai penempatan tenaga kerja, diharapkan peran Kadin dapat lebih optimal. Dalam hal ini perlu dilakukan kerjasama dengan Departemen Perindustrian. Disamping itu agar dapat difasilitasi pembuatan modul-modul kewirausahaan untuk para mahasiswa dan tenaga kerja baru agar dapat menciptakan new entrepeneurship. Melanjutkan kerjasama Kadin –JETRO dan DI HK untuk tahun 2010. HASI L SI DANG KOMI SI C : KEBI JAKAN STRATEGI S DAN LANGKAH TAKTI S RAPAT PI MPI NAN NASI ONAL KADI N 2009 JAKARTA, 3 DESEMBER 2009 Sidang Komisi Kebijakan Strategis dan Langkah Taktis Rapat Pimpinan Nasional Kadin 2009 di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009 dengan agenda Kebijakan Strategis dan Langkah Taktis Kadin I ndonesia Tahun 2009 yang diikuti oleh 53 lima puluh tiga peserta daftar terlampir dengan Pimpinan Sidang sekaligus anggota Tim Perumus. Pimpinan Sidang : 5. Ketua : Yanti Sukamdani 6. Sekretaris : Handito H. Joewono 7. Anggota : a. Bambang Purwohadi b. Dasril Y Rangkuti Tim Perumus: 1. Diana Napitupulu 2. Shinta Widjaja Kamdani Melalui pembahasan yang intensif terhadap Bahan Materi Rapimnas Kadin 2009 antara lain: 7. Laporan Ketua Panitia Penyelenggara 8. Sambutan Pembukaan Ketua Umum Kadin I ndonesia 9. Sambutan Ketua Dewan Penasehat Kadin I ndonesia 10. Sambutan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin I ndonesia 11. Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum Kadin I ndonesia 12. Hasil pembahasan yang disampaikan Peserta Peninjau dalam Sidang Pleno Dengan Acuan Utama : 4. Undang-Undang No. 1 Tahun 1987 tentang Kadin 5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin yang disetujui perubahaanya dengan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2006. 6. Keputusan Munas V Kadin tentang Rencana Program Kerja 5 tahun 7. Pokok-pokok Pikiran Kebijakan Strategis dan Langkah Taktis yang dijadikan bahan pembahasan dalam Sidang Komisi C. HASI L SI DANG Pokok- Pokok Kebijakan Strategis 2010

1. Keseimbangan pada Perdagangan Bebas dan perlindungan dan keberpihakan produksi dalam negeri