yang dimiliki, maka peserta didik dengan mudah dapat diterima menjadi pekerja pabrik. Pabrik-pabrik di kawasan kecamatan
Pringapus, khususnya pabrik tekstil, beralasan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, sehingga terpaksa
menerima tenaga kerja di bawah umur yang ditetapkan.
Melihat cukup banyaknya lulusan peserta didik SMP Negeri 1 Pringapus yang tidak meneruskan pendidikan dan memilih menjadi
pekerja pabrik, maka peneliti memandang perlu untuk mencari solusi bagaimana mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak
agar mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
“Bagaimanakah solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1 faktor penyebab munculnya pekerja pabrik usia anak; dan 2 solusi dalam
mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak akibat adanya industrialisasi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya tentang upaya mengurangi jumlah anak yang
putus sekolah karena menjadi pekerja pabrik usia anak. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu sosial.
BAB II TELAAH PUSTAKA
2
A. Kajian Teori 1. Industrialisasi
Industrialisasi berasal dari kata industri yang bermakna kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007. Di dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan
di bidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan dalam bidang pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang
mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sendiri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Industrialisasi dapat diartikan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah mata pencaharian masyarakat agraris
pertanian menjadi masyarakat industri. Di bidang ekonomi, industrialisasi berarti muculnya kompleks industri yang besarr dimana
produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi, diusahakan secara massal Dharmawan, 2011
Berdasarkan pendapat tersebut, maka industrialisasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai munculnya kompleks industri yang
memproduksi barang-barang produksi secara massal, misalnya tekstil, meubel, dan alat-alat rumah tangga.
Secara umum, industrialisasi telah membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Seperti yang tergambar pada
masyarakat kecamatan Pringapus, dimana industri telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, pola pikir, dan gaya
kehidupan dari agraris menjadi modern. Industrialisasi juga ikut mempengaruhi keputusan peserta didik untuk tidak melanjutkan
pendidikan dan lebih memilih untuk menjadi pekerja pabrik usia anak.
2. Pekerja Pabrik Usia Anak
Secara umum pengertian pekerja anak sebagaimana yang dijelaskan oleh Suyanto dan Hariadi dalam Charda, 2010 adalah
anak-anak yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orangtuanya atau untuk orang lain yang membutuhkan sejumlah besarr waktu,
dengan menerima imbalan atau tidak. Sehingga pekerja pabrik usia 3
3
anak dapat diartikan sebagai anak-anak yang melakukan pekerjaan rutin di pabrik dengan mendapatkan imbalan. Pengertian anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih berada dalam kandungan Undang-undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Sehingga usia anak adalah usia seseorang yang berada di bawah 18 tahun.
Asih 2007 mengemukakan bahwa tingkat pendidikan sebagai karakteristik pekerja anak dimana anak yang bekerja umumnya
berpendidikan rendah atau putus sekolah. Kemiskinan merupakan faktor utama yang mendorong putus sekolah anak-anak dimana
orangtua terpaksa memberhentikan anak-anak mereka untuk bersekolah karena tidak adanya biaya. Selain itu, kelanjutan dari
kemiskinan tadi, mereka harus bekerja sehingga tidak punya cukup waktu untuk serius belajar sambil tetap bekerja.
Ketersediaan lapangan kerja untuk anak-anak dengan pendidikan mereka yang rendah, menyebabkan lulusan peserta didik
SMP Negeri 1 Pringapus kabupaten Semarang, khususnya yang perempuan, lebih memilih menjadi pekerja pabrik dapapada harus
melanjutkan pendidikan. Pabrik-pabrik di kawasan Pringapus yang tidak mensyaratkan pendidikan yang tinggi bagi mereka yang ingin
masuk di dalamnya, memudahkan pekerja anak yang mayoritas masih berpendidikan rendah dan bahkan telah putus sekolah untuk
dapat bekerja.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain penelitian yang pernah dilakukan oleh Annisa Avianti
2013 dan Iwan Darmawan 2017, seperti tampak pada tabel berikut. Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu 4
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Tahun Hasil Penelitian
1 Annisa
Avianti Peranan Pekerja
Anak di Industri Kecil Sandal
terhadap Pendapatan Rumah
Tangga dan Kesejahteraan
Dirinya di Desa Parakan,
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat 2013
Terlibatnya anak-anak dalam dunia kerja
berdampak pada kesejahteraan
keluarga. Faktor- faktor yang
memunculkan pekerja anak adalah
rendahnya pendidikan anak dan budaya
kerja.
2 Iwan
Dharmawan Pengaruh Status
Sosial Ekonomi dan Lingkungan Teman
Sebaya terhadap Minat Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa
SMA Negeri 1 Bayat 2017
Terdapat pengaruh status sosial ekonomi
dan lingkungan teman sebaya terhadap
minat melanjutkan pendidikan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa industrialisasi berpengaruh terhadap
keputusan peserta didik untuk tidak melanjutkan pendidikan dan memilih menjadi pekerja pabrik. Di dalam melengkapi penelitian-
penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang solusi mengatasi putus
sekolah pada anak yang bekerja di pabrik, sehingga mereka dapat terus melanjutkan pendidikan sambil bekerja.
5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian