Bab 1 5 LPSN IPS 2017

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data statistik lulusan peserta didik SMP Negeri 1 Pringapus kabupaten Semarang dalam lima tahun terakhir, diketahui bahwa masih banyak lulusan yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau sederajat. Berikut ini data statistik lulusan peserta didik yang tidak melajutkan pendidikan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Tabel 1.1

Data Statistik Lulusan Peserta Didik

SMP Negeri 1 Pringapus yang Tidak Melanjutkan Pendidikan No Tahun Jumlah

Lulusan

Jumlah Tidak Melanjutkan

Prosentasi Tidak Melanjutkan Laki-laki Perem-puan Total

1 2012 236 26 60 86 36.44 %

2 2013 223 22 54 78 34.98 %

3 2014 226 25 45 70 30.97 %

4 2015 224 16 38 68 30.36 %

5 2016 221 14 48 62 28.05 %

Rerata 20.6 49 72.87 32.05 %

Sumber : Data Statistik Lulusan SMP Negeri 1 Pringapus

Data pada tabel di atas menunjukkan jumlah peserta didik SMP Negeri 1 Pringapus yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya tergolong cukup tinggi. Di dalam kurun waktu lima tahun tersebut, hampir sepertiga dari jumlah lulusan tidak melanjutkan


(2)

yang dimiliki, maka peserta didik dengan mudah dapat diterima menjadi pekerja pabrik. Pabrik-pabrik di kawasan kecamatan

Pringapus, khususnya pabrik tekstil, beralasan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, sehingga terpaksa

menerima tenaga kerja di bawah umur yang ditetapkan.

Melihat cukup banyaknya lulusan peserta didik SMP Negeri 1 Pringapus yang tidak meneruskan pendidikan dan memilih menjadi pekerja pabrik, maka peneliti memandang perlu untuk mencari solusi bagaimana mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak agar mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

“Bagaimanakah solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) faktor penyebab munculnya pekerja pabrik usia anak; dan (2) solusi dalam mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak akibat adanya industrialisasi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya tentang upaya mengurangi jumlah anak yang putus sekolah karena menjadi pekerja pabrik usia anak. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu sosial.

BAB II


(3)

A. Kajian Teori 1. Industrialisasi

Industrialisasi berasal dari kata industri yang bermakna kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Di dalam

pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan dalam bidang pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sendiri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Industrialisasi dapat diartikan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah mata pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi masyarakat industri. Di bidang ekonomi,

industrialisasi berarti muculnya kompleks industri yang besarr dimana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana

produksi, diusahakan secara massal (Dharmawan, 2011)

Berdasarkan pendapat tersebut, maka industrialisasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai munculnya kompleks industri yang memproduksi barang-barang produksi secara massal, misalnya tekstil, meubel, dan alat-alat rumah tangga.

Secara umum, industrialisasi telah membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Seperti yang tergambar pada

masyarakat kecamatan Pringapus, dimana industri telah

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, pola pikir, dan gaya kehidupan dari agraris menjadi modern. Industrialisasi juga ikut mempengaruhi keputusan peserta didik untuk tidak melanjutkan pendidikan dan lebih memilih untuk menjadi pekerja pabrik usia anak.


(4)

anak dapat diartikan sebagai anak-anak yang melakukan pekerjaan rutin di pabrik dengan mendapatkan imbalan. Pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih berada dalam kandungan (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak). Sehingga usia anak adalah usia seseorang yang berada di bawah 18 tahun.

Asih (2007) mengemukakan bahwa tingkat pendidikan sebagai karakteristik pekerja anak dimana anak yang bekerja umumnya

berpendidikan rendah atau putus sekolah. Kemiskinan merupakan faktor utama yang mendorong putus sekolah anak-anak dimana orangtua terpaksa memberhentikan anak-anak mereka untuk bersekolah karena tidak adanya biaya. Selain itu, kelanjutan dari kemiskinan tadi, mereka harus bekerja sehingga tidak punya cukup waktu untuk serius belajar sambil tetap bekerja.

Ketersediaan lapangan kerja untuk anak-anak dengan

pendidikan mereka yang rendah, menyebabkan lulusan peserta didik SMP Negeri 1 Pringapus kabupaten Semarang, khususnya yang perempuan, lebih memilih menjadi pekerja pabrik dapapada harus melanjutkan pendidikan. Pabrik-pabrik di kawasan Pringapus yang tidak mensyaratkan pendidikan yang tinggi bagi mereka yang ingin masuk di dalamnya, memudahkan pekerja anak yang mayoritas masih berpendidikan rendah dan bahkan telah putus sekolah untuk dapat bekerja.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain penelitian yang pernah dilakukan oleh Annisa Avianti (2013) dan Iwan Darmawan (2017), seperti tampak pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


(5)

No

Nama

Peneliti Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian 1 Annisa

Avianti

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap

Pendapatan Rumah Tangga dan

Kesejahteraan Dirinya di Desa Parakan,

Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

2013 Terlibatnya anak-anak dalam dunia kerja berdampak pada kesejahteraan keluarga. Faktor-faktor yang memunculkan pekerja anak adalah rendahnya pendidikan anak dan budaya kerja.

2 Iwan

Dharmawan Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa SMA Negeri 1 Bayat

2017 Terdapat pengaruh status sosial ekonomi dan lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan pendidikan.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa industrialisasi berpengaruh terhadap

keputusan peserta didik untuk tidak melanjutkan pendidikan dan memilih menjadi pekerja pabrik. Di dalam melengkapi penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang solusi mengatasi putus sekolah pada anak yang bekerja di pabrik, sehingga mereka dapat terus melanjutkan pendidikan sambil bekerja.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini akan menggambarkan faktor-faktor penyebab munculnya pekerja pabrik usia anak dan solusi dalam mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak akibat adanya industrialisasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini berlokasi di pabrik sekitar wilayah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, mulai dari tanggal 08 sampai dengan 20 April 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik usia anak di wilayah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Sedangkan sampelnya adalah lulusan SMP Negeri 1 Pringapus yang tidak melanjutkan pendidikan dan menjadi pekerja pabrik usia anak serta manajer pabrik yang mempekerjakan anak usia sekolah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan fokus yang akan diteliti.

C. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Faktor penyebab menjadi pekerja pabrik usia anak.

2. Solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak.


(7)

D. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, baik dari perorangan atau individu. Data primer dalam

penelitian ini berupa hasil wawancara dengan HRD PT Ungaran Indah Busana (IUB) dan seorang pekerja pabrik IUB lulusan SMP Negeri 1 Pringapus..

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti di lapangan, tetapi dari sumber lain yang telah mengumpulkannya terlebih dahulu. Di dalam melengkapi dan

memperkuat penelitian ini, maka data sekunder yang digunakan diperoleh dari dokumentasi, buku pustaka, dan referensi internet. E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuesioner dan studi pustaka.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sumber data (manajer pabrik dan pekerja pabrik usia anak) berdasarkan perangkat pertanyaan yang sudah disusun. Pertanyaan disesuaikan dengan tujuan dalam penelitian. 2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah cara pengambilan data menggunakan literatur. Di dalam upaya memperoleh data dalam penelitian ini, maka peneliti melihat literatur, baik dari buku perpustakaan, jurnal, maupun internet.


(8)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan yang akan dijawab oleh sumber data primer terkait dengan fokus penelitian. Sehingga terdapat dua jenis pertanyaan yang ditujukan kepada dua respoden, yaitu pertanyaan untuk pekerja pabrik usia anak dan pertanyaan untuk manajer pabrik. Aspek-aspek pertanyaan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Fokus Penelitian Aspek Pertanyaan

1 Faktor penyebab menjadi

pekerja pabrik usia anak 1.2. Lamanya bekerja di pabrikJam bekerja di pabrik 3. Penghasilan menjadi pekerja

pabrik

4. Keputusan memilih menjadi pekerja pabrik usia anak 5. Keinginan melanjutkan sekolah 2 Solusi mengatasi putus

sekolah akibat industrialisasi

1. Jumlah pekerja pabrik usia anak 2. Alasan menerima pekerja pabrik

usia anak

3. Kebijakan waktu dan upah pekerja pabrik usia anak

4. Kebijakan untuk pekerja pabrik yang ingin melanjutkan sekolah


(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Faktor Penyebab Munculnya Pekerja Pabrik Usia Anak a) Identitas Responden

1) Nama : Herfina Arlana

2) Alamat : Dusun Kemasan, Kecamatan Pringapus 3) Umur : 17 Tahun

4) Pendidikan : SMP

5) Nama Pabrik : PT Ungaran Indah Busana 6) Bagian : Helper

b) Hasil Wawancara

1) Hari, Tanggal : Sabtu, 03 Juni 2017 2) Tempat: PT UIB Pringapus

3) Pukul : 13.00 – 14.00 WIB Pertanyaan dan Jawaban

1) Berapa lama Anda bekerja di pabrik? Jawab :

“Saya sudah bekerja di pabrik ini sekitar 1,5 tahun. Setelah lulus SMP, saya mendengar ada informasi lowongan bekerja di pabrik UIB, saya kemudian mengikuti kursus menjahit sekitar satu bulan, lalu mendaftar dan diterima.”

2) Berapa jam Anda bekerja di pabrik? Jawab :

“Saya bekerja mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 18.30. Kalau ada lemburan, pulangnya sampai pukul 09.00 malam.


(10)

3) Berapa penghasilan Anda menjadi pekerja pabrik? Jawab :

“Penghasilan saya sekitar 2,5 juta rupiah per bulan. Kalau ditambah lembur, bisa mencapai 2,8 juta rupiah”.

4) Digunakan untuk apa saja penghasilan tersebut? Jawab :

“Sebagian saya gunakan untuk setor motor, sebagian lagi saya berikan ke orang tua, dan sisanya untuk keperlua pribadi saya.”

5) Mengapa Anda memilih berhenti sekolah dan menjadi pekerja pabrik?

Jawab :

“Karena orangtua saya tidak bisa membiayai saya untuk sekolah lagi. Sehingga saya memilih untuk bekerja agar dapat membantu ekonomi keluarga.”

6) Apakah Anda tidak berkeinginan untuk melanjutkan sekolah? Jawab :

“Ya, saya ingin melanjutkan…Tapi gimana lagi, orangtua tidak bisa membiayai saya sekolah.”

7) Jika Anda dapat melanjutkan sekolah, apakah Anda tetap bekerja sambil sekolah atau berhenti bekerja?

Jawab :

“Saya akan memilih bekerja sambil sekolah. Karena, saya dapat membiayai sekolah saya sendiri tanpa membebani orangtua.”

2. Solusi Mengatasi Putus Sekolah Pekerja Pabrik Usia Anak a. Identitas Responden

1) Nama : Bapak Andi Kurniawan 2) Umur : 38 tahun

3) Alamat : Kendal : 4) Pekerjaan : HRD PT UIB b. Hasil Wawancara

1) Hari, Tanggal: Sabtu, 03 Juni 2017 2) Tempat : PT UIB Pringapus 3) Pukul : 11.00 – 12.00 WIB Pertanyaan dan Jawaban

1) Apakah terdapat pekerja pabrik usia anak di PT ini? Jawab :

“ Ada, tapi saya tidak tahu pasti berapa jumlahnya.” 2) Mengapa pabrik mempekerjakan anak usia sekolah?


(11)

Jawab :

“Karena banyaknya kebutuhan tenaga kerja di pabrik ini, sehingga terpaksa harus menerima pekerja di bawah umur.” 3) Bagaimana kebijakan waktu untuk pekerja pabrik usia anak?

Jawab :

“Untuk pekerja pabrik usia anak, pulangnya maksimal pukul 06.30 malam. Sedangkan pekerja dewasa, pulangnya pukul 08.00 malam. Sehingga tetap ada selisih waktu.”

4) Bagaimana sistem pengupahan untuk pekerja pabrik usia anak?

Jawab :

“Sistem pengupahan untuk pekerja pabrik usia anak sama dengan sistem pengupahan pekerja dewasa. Tetapi yang membedakan adalah lamanya bekerja di pabrik ini.” 5) Adakah kebijakan dari pabrik untuk pekerja usia sekolah

yang ingin melanjutkan sekolah? Jika ada, apakah kebijakan itu sudah diterapkan?

Jawab :

“Ada dan sudah diterapkan. Pabrik memberikan kesempatan kepada pekerja usia sekolah yang ingin melanjutkan sekolah ke Kejar Paket C. Jika ada yang ingin melanjutkan, pabrik akan membuatkan surat ijin untuk mereka sekolah di hari Sabtu maupun di hari saat akan ujian.”

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden penelitian, maka dapat diketahui bahwa penyebab peserta didik tidak melanjutkan sekolah adalah faktor biaya atau ekonomi. Responden mengatakan bahwa orang tua responden tidak mampu membiaya lagi untuk anaknya bersekolah, sehingga responden terpaksa berhenti sekolah


(12)

Lebih lanjut, responden mengatakan bahwa penghasilan dari bekerja di pabrik sebagian digunakan untuk membantu perekonomian keluarga dan sisanya digunakan untuk membiayai keperluan pribadi. Responden sebenarnya memiliki minat untuk melanjutkan sekolah, tetapi keinginan tersebut tidak dapat terwujud karena orangtua tidak mampu lagi untuk membiayai sekolah. Seandainya dapat melanjutkan sekolah, maka responden lebih memilih sekolah sambil bekerja, agar tetap bisa membantu perekonomian keluarga. Sehingga faktor

ekonomi merupakan penyebab utama dari munculnya pekerja pabrik usia anak pada penelitian ini.

Berkaitan dengan solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik yang masih usia sekolah, dari hasil wawancara dengan Bapak Andi Kurniawan, selaku HRD PT UIB Pringapus diketahui bahwa pihak pabrik memberikan kesempatan kepada mereka untuk melanjutkan pendidikan. Pabrik menyarankan untuk ikut Kejar (Kelompok Belajar) Paket C agar bisa tetap bekerja sambil sekolah. Pabrik akan

memberikan ijin secara tertulis selama bersekolah maupun pada saat ujian.

Sesuai hasil wawancara, juga dapat diketahui bahwa alasan pabrik mempekerjakan pekerja usia sekolah karena kebutuhan tenaga kerja. Pihak pabrik membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk memenuhi target produksi, sehingga terpaksa mempekerjakan anak usia sekolah. Meskipun demikian, terdapat perbedaan selisih waktu maupun sistem penggajian antara pekerja pabrik usia anak dengan ;pekerja dewasa.

Pekerja pabrik usia anak bekerja dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 18.30, sedangkan pekerja dewasa bekerja sampai pukul 20.00. Artinya, terdapat selish waktu 1,5 jam dalam bekerja. Mengenai sistem penggajian, sama-sama didasarkan atas upah per jam, akan tetapi


(13)

yang membedakan adalah adanya lembur dan lamanya menjadi pekerja di pabrik tersebut.


(14)

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Faktor penyebab dari munculnya pekerja pabrik usia anak adalah faktor ekonomi. Pekerja pabrik usia anak terpaksa memilih bekerja karena orangtua sudah tidak mampu membiayai untuk melanjutkan pendidikan.

2. Solusi untuk mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak adalah mengikuti Kejar Paket C. Pihak pabrik memberikan kesempatan dan ijin kepada pekerja pabrik yang ingin melanjutkan sekolah ke Kejar Paket C, sehingga tetap bisa bekerja sambil sekolah.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang upaya lain dalam mengurangi tingginya angka putus sekolah akibat industrialisasi. 2. Pihak pabrik harus berani membatasi untuk menerima pekerja

pabrik yang masih usia sekolah, agar mereka memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. .

3. Perlunya memberikan penyadaran kepada orangtua yang tinggal di wilayah industri tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Asih Azzahra, 2012. Konsep Dasar Keluarga. (Online).

( http://www.asihsinplasa.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-keluarga, diakses tanggal 6/7/2017, pukul 13.30 WIB)


(15)

Candra, 2010. Penyebab Anak-Anak Putus Sekolah, Malang: Universitas Negeri Malang.

Dharmawan. 2011. Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri. Bandung: Bina Cipta..

Hartono, Agung dan Suharto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.


(16)

(17)

C. Pertanyaan untuk Pekerja pabrik usia anak

Fokus pertanyaan : faktor-faktor penyebab menjadi pekerja pabrik usia anak

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di pabrik ini? 2. Berapa jam Anda bekerja di pabrik ini setiap hari?

3. Apakah penghasilan Anda sudah memenuhi UMR? Apakah Anda puas dengan penghasilan tersebut?

4. Digunakan untuk apa saja penghasilan dari Anda bekerja di pabrik? 5. Mengapa Anda lebih memilih bekerja di pabrik daripada harus

melanjutkan sekolah?

6. Hal-hal apa yang menyebabkan Anda tertarik untuk bekerja di pabrik?

7. Apakah Anda tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah? 8. Seandainya Anda dapat meneruskan sekolah, apakah Anda akan

tetap sekolah sambil bekerja atau berhenti bekerja untuk melanjutkan sekolah? Apa alasan Anda?

6. Pertanyaan untuk Manajer Pabrik

Fokus pertanyaan : solusi mengatasi putus sekolah pekerja pabrik usia anak

a. Mengapa pabrik menerima dan mempekerjakan anak usia sekolah?

b. Seberapa banyak pekerja pabrik yang usianya masih usia sekolah?

c. Bagaimana kebijakan waktu bekerja untuk pekerja pabrik usia anak?

d. Bagaimanakah penggajian pekerja pabrik usia anak? e. Apakah ada kebijakan dari pabrik untuk pekerja yang ingin

melanjutkan sekolah tapi sambil bekerja


(18)

A. Dharmawan, Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri. Bandung: Bina Cipta..


(1)

(2)

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang solusi mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Faktor penyebab dari munculnya pekerja pabrik usia anak adalah faktor ekonomi. Pekerja pabrik usia anak terpaksa memilih bekerja karena orangtua sudah tidak mampu membiayai untuk melanjutkan pendidikan.

2. Solusi untuk mengatasi putus sekolah pada pekerja pabrik usia anak adalah mengikuti Kejar Paket C. Pihak pabrik memberikan kesempatan dan ijin kepada pekerja pabrik yang ingin melanjutkan sekolah ke Kejar Paket C, sehingga tetap bisa bekerja sambil sekolah.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang upaya lain dalam mengurangi tingginya angka putus sekolah akibat industrialisasi. 2. Pihak pabrik harus berani membatasi untuk menerima pekerja

pabrik yang masih usia sekolah, agar mereka memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. .

3. Perlunya memberikan penyadaran kepada orangtua yang tinggal di wilayah industri tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka.


(3)

Universitas Negeri Malang.

Dharmawan. 2011. Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri. Bandung: Bina Cipta..

Hartono, Agung dan Suharto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

15


(4)

(5)

Fokus pertanyaan : faktor-faktor penyebab menjadi pekerja pabrik usia anak

1. Sudah berapa lama Anda bekerja di pabrik ini? 2. Berapa jam Anda bekerja di pabrik ini setiap hari?

3. Apakah penghasilan Anda sudah memenuhi UMR? Apakah Anda puas dengan penghasilan tersebut?

4. Digunakan untuk apa saja penghasilan dari Anda bekerja di pabrik? 5. Mengapa Anda lebih memilih bekerja di pabrik daripada harus

melanjutkan sekolah?

6. Hal-hal apa yang menyebabkan Anda tertarik untuk bekerja di pabrik?

7. Apakah Anda tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah? 8. Seandainya Anda dapat meneruskan sekolah, apakah Anda akan

tetap sekolah sambil bekerja atau berhenti bekerja untuk melanjutkan sekolah? Apa alasan Anda?

6. Pertanyaan untuk Manajer Pabrik

Fokus pertanyaan : solusi mengatasi putus sekolah pekerja pabrik usia anak

a. Mengapa pabrik menerima dan mempekerjakan anak usia sekolah?

b. Seberapa banyak pekerja pabrik yang usianya masih usia sekolah?

c. Bagaimana kebijakan waktu bekerja untuk pekerja pabrik usia anak?

d. Bagaimanakah penggajian pekerja pabrik usia anak? e. Apakah ada kebijakan dari pabrik untuk pekerja yang ingin

melanjutkan sekolah tapi sambil bekerja

f. Apakah kebijakan tersebut sudah dilaksanakan? Jika belum diterapkan, apa alasannya?


(6)

A. Dharmawan, Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri. Bandung: Bina Cipta..