LANDASAN TEORI Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa Kelas X SMA (Han 108 s.d. 112) | Rahmat | Jurnal Fisika Indonesia 24384 48565 1 PB

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII, Edisi Desember 2014 ISSN : 1410-2994 Strategi TAPPS tidak hanya melihat pemahaman siswa melalui cara berpikirnya dalam memecahkan masalah, tetapi juga melalui cara mengajarkan kembali apa yang telah mereka pelajari kepada orang lain. Strategi TAPPS membantu siswa membangun kerangka konseptual yang diperlukan untuk pemahaman [7]. Demikian juga, strategi TAPPS memungkinkan siswa untuk berlatih konsep, menghubungkan dengan kerangka kerja yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam.

II. LANDASAN TEORI

A. Strategi thinking aloud Pair Problem Solving Strategi TAPPS pertama kali diperkenalkan oleh Claparade, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Broder untuk meneliti proses pemecahan masalah pada siswa SMA. Art Whimbey dan Jack Lochhead telah mengembangkan model ini pada pengajaran matematika dan fisika. Pada strategi TAPPS, siswa di kelas dibagi menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri atas dua orang. Satu orang siswa menjadi problem solver dan satu orang lagi menjadi listener. Setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing yang akan mengikuti aturan tertentu [8]. Menurut Whimbey dan Lochhead [9], model ini menggambarkan pasangan yang bekerja sama sebagai problem solver dan listener untuk memecahkan suatu permasalahan, dan setelah selesai bertukar peran. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing, dan guru dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai prosedur yang telah ditentukan. Satu orang siswa menjadi problem solver. Hal yang pertama harus dia lakukan adalah membaca soal dan kemudian dilanjutkan dengan mengungkapkan semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan masalah dalam soal tersebut. Satu orang lagi sebagai listener. Seorang listener harus membuat problem solver tetap berbicara. Tugas utama seorang listener adalah memahami setiap langkah maupun kesalahan yang dibuat problem solver. Seorang listener yang bagus tidak hanya mengetahui langkah yang diambil problem solver tetapi juga memahami alasan yang digunakan untuk memilih langkah tersebut. Listener harus berusaha untuk tidak menyelesaikan masalah problem solver. Listener sebaiknya dianjurkan untuk menunjukkan bila telah terjadi kesalahan tetapi tidak menyebutkan letak kesalahannya. Setelah suatu masalah selesai terpecahkan, kedua siswa saling bertukar tugas, sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk menjadi problem solver dan listener. Dalam penelitian ini, proses pemecahan masalah versi [10] disampaikan dengan strategi thinking aloud pair problem solving. Berikut ini gambaran umum dari kerangaka kerja Polya: 1. Pemahaman pada masalah to understand the problem 2. Membuat rencana pemecahan masalah to make a plan 3. Melaksanakan rencana carry out a plan 4. Pengecekan kembali secara keseluruhan looking back Tahapan pembelajaran pemecahan masalah Polya disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Pemecahan Masalah Polya No Tahap Aktivitas Guru 1 Tahap 1. Memahami Masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. 2 Tahap 2. Merencanakan Penyelesaian Guru membantu siswa untuk mendepenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3 Tahap 3. Menyelesaikan Masalah Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4 Tahap 4. Melakukan Pengecekan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan siswa dan proses-proses yang siswa gunakan. B. Kemampuan Pemecahan masalah Kemampuan pemecahan masalah memerlukan suatu keterampilan dan kemampuan khusus yang dimiliki masing- masing siswa, yang mungkin akan berbeda antar siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada upaya yang diperlukan siswa dalam menentukan solusi atas masalah yang dihadapi [11][12][13]. Sedangkan menurut pustaka [13] , kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa menggunakan informasi yang ada untuk menentukan apa yang harus dikerjakan dalam suatu keadaan tertentu.

III. METODE PENELITIANEKSPERIMEN

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

3 27 213

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Dengan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps)

8 37 157

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Matematis Berdasarkan Level Kognitif Siswa Di Mts Hidayatul Umam

2 14 203

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP 2012/2013)

3 21 56

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS NEGERI BANDAR.

0 2 27

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA.

0 3 48

Pengaruh Model Pembelajaran Anchored Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Kelas X (Han 8 s.d. 12) | Hafizah | Jurnal Fisika Indonesia 24396 48577 1 PB

0 0 5

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK

0 0 10