Tugas dan Fungsi KESDM

3 Untuk Kesejahteraan Rakyat PEND AHUL U AN d. Mendorong peningkatan produksi dan lifting migas; e. Melaksanakan pembangunan infrastruktur migas dengan membangun kilang minyak, storage migas, dan jaringan distribusi pipa gas; f. Melaksanakan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dalam jangka menengah; g. Melaksanakan pembangunan industri penunjang sektor migas agar kapasitas nasional terus meningkat; h. Melaksanakan hilirisasi industri mineral dan batubara; dan i. Melaksanakan konsolidasi industri tambang agar menghasilkan pelaku industri tambang yang memiliki daya tahan baik.

3. Melakukan Sinergi dan Penguatan Kelembagaan, antara lain :

a. Melakukan penguatan kelembagaan KESDM termasuk kelembagaan Satuan Kerja dalam KESDM melalui revisi perundang-undangan; b. Melaksanakan perbaikan regulasi sektor ESDM; c. Mendorong sinergi seluruh BUMN sektor energi; d. Mengawal pelaksanaan transformasi PLN dan Pertamina; e. Melaksanakan kerjasama antara Pemerintah dan Swasta; dan f. Melaksanakan kerjasama internasional. KESDM juga fokus dalam pembangunan softskill dan infrastruktur organisasi, kemampuan pembangunan tersebut merupakan terjemahan dari RPJMN 2015-2019, antara lain:

1. Pembangunan kepemimpinan dan sumber daya manusia, dalam peningkatan kepemimpinan dan

profesionalitas SDM, antara lain: a. Melakukan promosi, rotasi, dan demosi sebanyak 503 posisi pemimpin; b. Sebanyak 1.116 PNS baru dilatih menjadi kader Penggerak Energi Tanah Air PETA, dan 80 pemimpin muda direkrut dan ditempatkan di 33 titik terdepan NKRI sebagai Patriot Energi;

2. Peningkatan pembangunan kapasitas nasional, meningkatkan alih teknologi, keterlibatan industri

nasional, dan informasi antara lain: a. Melakukan pemangkasan terhadap 60 ijin dan 63 ijin dilimpahkan ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP dan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM; b. Mensinergikan Kebijakan Energi Nasional dengan menyusun Rencana Umum Energi Nasional RUEN; dan c. Melaksanakan subsidi energi yang tepat sasaran ke sektor yang lebih produktif.

3. Melakukan perbaikan tata kelola, melaksanakan transparansi, akuntabilitas, fairness, dan

independensi, antara lain : a. Menerbitkan 11 Peraturan baru untuk menjamin kemudahan, kepastian, dan membatasi diskresi Menteri ESDM; b. Membubarkan Petral dan mengaktifkan ISC Pertamina c. Menjadi anggota IEA; dan d. Aktif kembali dalam keanggotaan OPEC.

1.2 Tugas dan Fungsi KESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sesuai Peraturan Presiden tersebut, tugas pokok dan fungsi Kementerian ESDM adalah sebagai berikut: 4 Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2015 Tugas: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi serta pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak sektor energi dan sumber daya mineral sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi; 4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; 5. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang energi dan sumber daya mineral; 6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 7. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 8. Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; dan 9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai kewenangan: 1. Penetapan kebijakan untuk mendukung pembangunan secara makro di bidangnya; 2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertiikasi tenaga profesionalahli serta persyaratan jabatan di bidangnya; 4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya; 5. Penetapan pedoman pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam di bidangnya; 6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara di bidangnya; 7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidangnya; 8. Penanggulangan bencana berskala nasional di bidangnya; 9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya; 10. Penetapan persyaratan kualiikasi usaha jasa di bidangnya; 11. Penyelesaian perselisihan antar provinsi di bidangnya; 12. Pengaturan sistem lembaga perekonomian negara di bidangnya; 13. Pelancaran kegiatan distribusi bahan-bahan pokok di bidangnya; 14. Pengaturan survei dasar geologi dan air bawah tanah skala lebih kecil atau sama dengan 1 : 250.000, penyusunan peta tematis, dan inventarisasi sumber daya mineral dan energi serta mitigasi bencana geologi; 15. Pengaturan pembangkit, transmisi, dan distribusi ketenagalistrikan yang masuk dalam jaringan transmisi grid nasional dan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir, serta pengaturan pemanfaatan bahan 5 Untuk Kesejahteraan Rakyat PEND AHUL U AN tambang radioaktif; 16. Penetapan kebijakan intensiikasi, diversiikasi, konservasi, dan harga energi, serta kebijakan jaringan transmisi grid nasionalregional listrik dan gas bumi; 17. Penetapan kriteria wilayah kerja usaha termasuk distribusi ketenagalistrikan dan pertambangan; 18. Penetapan penyediaan dan tarif dasar listrik, bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan gas bumi di dalam negeri; 19. Pemberian izin usaha inti minyak dan gas bumi, mulai dari eksplorasi sampai dengan pengangkutan minyak dan gas bumi dengan pipa lintas provinsi, izin usaha inti listrik yang meliputi pembangkitan lintas provinsi, transmisi dan distribusi, serta izin usaha non-inti yang meliputi depot lintas provinsi dan pipa transmisi minyak dan gas bumi; 20. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yaitu: • Pengelolaan dan penyelenggaraan perlindungan sumber daya alam di wilayah laut di luar 12 dua belas mil dan wilayah lintas propinsi di bidangnya, • Penetapan standar penyelidikan umum dan standar pengelolaan sumber daya mineral dan energi, air bawah tanah dan mineral radioaktif, serta pemantauan dan penyelidikan bencana alam geologi. • Pengaturan dan penetapan standar serta norma keselamatan di bidang energi, sumber daya mineral, dan geologi. Dalam menjalankan tugas yang telah dibebankan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki susunan organisasi sebagai berikut : 1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; 2. Sekretariat Jenderal; 3. Inspektorat Jenderal; 4. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; 5. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan; 6. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 7. Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi 8. Badan Geologi; 9. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral; 10. Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral; 11. Staf Ahli Bidang Kelembagaan dan Perencanaan Strategis; 12. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan; 13. Staf Ahli Bidang Investasi dan Produksi; 14. Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; dan 15. Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan.

1.3 Struktur Organisasi