Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan 3.1. Perubahan Luas Hutan Mangrove di Desa Lalombi

• Ishak Iwan Alim Saputra, Pengaruh Aktivitas Penduduk … 55 Bentuk desa yang memanjang searah jalur jalan, membuat perkembangan wilayah ini tumbuh pesat. Hal ini dibuktikan dengan kepadatan jumlah penduduk yang mencapai 108 jiwaKm 2 . Konsekuensi pertambahan populasi tersebut berimplikasi langsung dengan perubahan penggunaan lahannya, dimana terjadi perubahan yang cukup signifikan terutama peruntukan lahan terbangun dan budidaya perikanan ataupun pertanian. Kedekatan dengan akses jalan serta ditunjang dengan kondisi fisik wilayah yang mendukung, menjadikan daerah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama dalam hal pertanian dan perikanan. Hal ini diidentifikasi dengan meningkatnya konversi lahan Desa Lalombi dalam empat tahun terakhir yang diperuntukkan dalam sektor pertanian dan perikanan. Namun, pengelolaan lahan budidaya baik pertanian dan perikanan di Desa Lalombi memunculkan masalah tersendiri, karena sebagian besar wilayahnya berupa mangrove. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas penduduk dalam pengelolaan hutan mangrove di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji aktivitas penduduk yang berpengaruh terhadap kerusakan hutan mangrove di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan.

II. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Penelitian ini menggunakan metode survei. Data primer yang digunakan terdiri dari identitas penduduk, selain itu digunakan data sekunder terdiri dari kondisi luas hutan mangrove dari beberapa instansi terkait. Daerah penelitian mempunyai populasi kepala keluarga sebanyak 444 jiwa Monografi Desa Lalombi: 2014. Dari jumlah tersebut ditentukan sampel secara acak sederhana, sebanyak 15 dari jumlah populasi yaitu sebanyak 44 kepala keluarga Arikunto, 2006. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan alat bantu kuisioner daftar pertanyaan dan observasi langsung di daerah penelitian. Pengumpulan data sekunder bersumber dari instansi - instansi yang mendukung seperti Kecamatan Banawa Selatan, Dinas PU Donggala, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Tengah, Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015____ • 56 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Donggala, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah. Pengolahan data hasil penelitian dari lapangan dilakukan dengan memindahkan dan informasi dari kuisioner ke dalam tebal tematik tabulating, menggunakan cara kuantifikasi data. Cara ini digunakan untuk mempermudah dalam proses analisis data. Selanjutnya proses analisis analyzing untuk mengetahui peran serta penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove, dianalisis dari hubungan variabel aktivitas penduduk dengan kerusakan hutan mangrove. Hubungan ini diuji menggunakan analisis statistik inferensial dan uji koefisien korelasi pearson product moment.

III. Hasil dan Pembahasan 3.1. Perubahan Luas Hutan Mangrove di Desa Lalombi

Kondisi hutan mangrove yang terdapat di Desa Lalombi menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Tengah Serta Dinas PU Bidang Tata Ruang mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan perubahan luas hutan mangrove di Desa Lalombi dari tahun 2010 sampai 2014 yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perubahan Luas Hutan Mangrove Ha di Desa Lalombi No. Pengunaan Lahan Luas Ha Perubahan Luas Ha 2010 2014 1 Hutan Mangrove 71 30 2,41 41 2 Pemukiman 21,2 23,2 1,65 2 3 Tambak 249,3 285,3 20,3 36 4 Hutan 419 419 29,81 5 Semak Belukar 7 7 0,49 6 Kebun 528 531 37,78 3 7 Sawah Irigasi 110 110 7,83 1405,5 1405,5 100 Sumber: Olah Data Sekunder, 2014 Luas hutan mangrove yang ada di Desa Lalombi pada tahun 2010 ± 71 Ha sebesar 5,05 dari luas wilayah Desa Lalombi, tahun 2014 berkurang menjadi ± 30 Ha sebesar 2,14 dari luas wilayah Desa Lalombi. Ini berarti bahwa luasan hutan mangrove mengalami • Ishak Iwan Alim Saputra, Pengaruh Aktivitas Penduduk … 57 penurunan sekitar 41 Ha. Kondisi tersebut dikategorikan rusak karena telah dialihfungsikan sebagai lahan budidaya oleh penduduk sekitar. Perubahan luas hutan mangrove tersebut terdiri dari konversi untuk pemukiman menjadi ± 2 Ha dan konversi terbanyak untuk perikanan dan pertanian ± 39 Ha lihat gambar 2 dan 3. Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015____ • 58 • Ishak Iwan Alim Saputra, Pengaruh Aktivitas Penduduk … 59 Perubahan luasan hutan mangrove di Desa Lalombi tidak terlepas dari hasil aktivitas penduduk sekitarnya. Hubn ini kemudian dituangkan dalam hipotesis hubungan antara aktivitas penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove. Hasilnya tingkat signifikansi dan besarnya kontribusi aktivitas penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove di Desa Lalombi, hasil uji t dua fihak dengan dan dk 42 menunjukkan t hitung t tabel 25,63 2,021, dengan demikian aktivitas penduduk berpengaruh signifikan terhadap kerusakan hutan mangrove di Desa Lalombi. Besarnya pengaruh aktivitas penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove terjadi sangat besar 94, hal ini setelah di uji dengan koefisien determinan. Kerusakan hutan mangrove di Desa Lalombi diakibatkan oleh bentuk aktivitas penduduk sebagai berikut. 3.2. Konversi untuk Pemukiman Konversi hutan mangrove menjadi lahan pemukiman di Desa Lalombi dimana luas wilayah pemukiman pada tahun 2010 sekitar 21,2 Ha dan tahun 2014 menjadi 23,2 Ha, meningkat sekitar 2 Ha, dikarenakan oleh faktor penambahan jumlah penduduk sehingga meningkatkan kebutuhan lahan semakin meningkat. Berdasarkan data penduduk Desa Lalombi, pertumbuhan penduduk Desa Lalombi mengalami peningkatan sekitar 0,12 tiap tahunnya, serta banyaknya perkawinan usia muda, sehingga memerlukan suatu lahan untuk pemukiman baru sehingga menyebabkan pembukaan lahan baru untuk membangun rumah disekitar hutan mangrove. 3.3. Konversi untuk Perikanan dan Pertanian Konversi hutan mangrove untuk perikanan tambak dan pertanian kebun sudah berlangsung cukup lama di Desa Lalombi. Konversi hutan mangrove menjadi tambak merupakan salah satu faktor utama penyebab kerusakan hutan mangrove di Desa Lalombi, tambak merupakan pemandangan umum, baik tambak udang, kepiting maupun ikan bandeng. Perubahan hutan mangrove yang terjadi di Desa Lalombi cukup Signifikan dimana pada tahun 2010 luas tambak 249,3 Ha sekitar 17,74 dari luas wilayah Desa Lalombi, kemudian pada tahun 2014 luas tambak menjadi 285,3 Ha sekitar 20,3 dari total luas wilayah Desa Lalombi atau luas tambak bertambah sekitar 36 Ha dalam kurun empat tahun terakhir. Konversi hutan mangrove untuk pembuatan tambak yang terjadi di Desa Lalombi, tidak lagi dilakukan secara tradisional melainkan Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli - Desember 2015____ • 60 menggunakan alat berat escavator, sehingga mengakibatkan pembukaan lahan mangrove menjadi tambak terjadi secara intensif sampai saat ini. Pertambakan rakyat yang terjadi di Desa Lalombi secara nyata mempengaruhi keberadaan hutan mangrove di sekitarnya. Selain konversi untuk tambak, konversi hutan mangrove untuk lahan pertanian kebun juga terjadi di Desa Lalombi. Pembukaan hutan mangrove untuk lahan pertanian seperti kebun kelapa sawit dan kebun kelapa, berdasarkan data perubahan penggunaan lahan hasil analisis, luas kebun pada tahun 2010 di Desa Lalombi sekitar 528 Ha dan tahun 2014 berubah menjadi sekita 531 Ha bertambah sekitar 3 Ha, diperuntukkan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit maupun kebun kelapa. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah daerah untuk mengolah lahan yang tidak dimanfaatkan menjadi lahan pertanian kebun kelapa sawit dan kelapa. Namun karena kubutuhan lahan pertanian dan pertambakan semakin meningkat, maka hutan mangrove dianggap masyarakat sebagai lahan alternatif. 3.4. Penebangan Hutan Kerusakan sebagian hutan mangrove di Desa Lalombi diakibatkan adanya aktivitas dari penduduk yaitu penebangan hutan untuk bahan bangunan dan pengambilan kayu bakar. Penebangan untuk bahan bangunan seperti tiang rumah pagar banyak dilakukan oleh penduduk. Khusus untuk tiang rumah biasanya masyarakat menebang mangrove 15-30 panggal kayu mangrove dengan panjang berkisar 3-5 meter. Pengambilan kayu bakar oleh penduduk Desa Lalombi dilakukan secara rutin hampir setiap bulan atau dua kali dalam sebulan. Pengambilan kayu bakar ini menjadi salah satu penyebab penurunan luas hutan mangrove. Penduduk pada umumnya mengambil kayu mangrove untuk kayu bakar dengan cara menebang mangrove yang masih hidup. Proses pengambilan kayu cukup rutin, karena selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri juga melayani permintaan dari pembeli diluar Desa Lalombi terhadap kayu mangrove yang cukup besar.

IV. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS EKONOMI PENDUDUK DAN KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN SEI MATI KECAMATAN MEDAN LABUHAN.

3 10 23

Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove di Desadongko Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli Tahun 2007-2012 | Rahman | GeoTadulako 2655 8007 2 PB

0 2 17

PERAN MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN KABONGA BESAR KECAMATAN BANAWA KABUPATEN DONGGALA | Jabir | GeoTadulako 3254 10088 1 PB

0 0 17

Studi Tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Tambak Di Desa Lalombi Dusun 3 Baturoko Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Kalsum | GeoTadulako 5808 19225 1 PB

0 4 23

Maksimisasi Keuntungan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Yusup | AGROTEKBIS 1522 4568 1 PB

1 2 6

Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Dongala | Nurdin | AGROTEKBIS 1521 4564 1 PB

0 0 6

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA | Lagaronda | JSTT 6971 23285 1 PB

1 2 9

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala | Wahyuningsih | Biocelebes 3894 12393 1 PB

0 0 17

ANALISIS PEMASARAN RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH | Saprianti | AGROTEKBIS 8831 29011 1 PB

0 0 4

Keanekaragaman Jenis dan Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 1 11