LKP : Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Debitur Litigasi di PT Bank Tabungan Negara pada Area Collection III Surabaya.

(1)

LITIGASI DI PT BANK TABUNGAN NEGARA PADA AREA COLLECTION III SURABAYA

KERJA PRAKTEK

Oleh :

Nama : Fendy Gerry Foe NIM : 10.41011.0036 Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Komputerisasi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1 Sejarah Perusahaan ... 5

2.2 Lokasi Perusahaan ... 6

2.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 6

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 8

BAB III LANDASAN TEORI ... 9

3.1 Monitoring Debitur Litigasi ... 9

3.1.1 Pengertian Bank ... 9

3.1.2 Monitoring ... 10

STIKOM


(3)

vii

3.1.3 Debitur dan Kreditur ... 11

3.1.4 Defenisi Kredit ... 11

3.1.5 Definisi Litigasi ... 13

3.2 Defenisi Rancang ... 15

3.2.2 Defenisi Sistem Informasi ... 15

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 16

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 17

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK ... 19

4.1 Analisa Sistem ... 19

4.1.1 System Flow PT. BTN Lelang eksekusi hak tanggung ... 20

4.2 Perancangan Sistem ... 24

4.2.1 System Flow Lelang eksekusi hak tanggung ... 25

4.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 28

4.2.3 Perancangan Database... 30

4.2.4 Struktur Tabel ... 32

4.3 Desain Input/Output ... 36

4.3.1 Desain Input ... 36

4.3.2 Desain Output ... 40

4.4 Implementasi Sistem ... 41

4.4.1 Kebutuhan Sistem ... 41

4.4.2 Penjelasan Pemakaian Aplikasi ... 42

STIKOM


(4)

vii

BAB V PENUTUP ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

STIKOM


(5)

x

Halaman

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan ... 6

Gambar 2.2 Struktur Perusahaan... 8

Gambar 3.1 Simbol Entity ... 17

Gambar 3.2 Simbol Process ... 17

Gambar 3.3 Simbol Data Store ... 17

Gambar 3.4 Aliran Data ... 17

Gambar 4.1 System Flow BTN Lelang eksekusi hak tanggung ... 22

Gambar 4.2 System Flow BTN Lelang eksekusi hak tanggung ... 23

Gambar 4.3 System Flow BTN Lelang eksekusi hak tanggung ... 24

Gambar 4.1 System Flow Lelang eksekusi hak tanggung ... 25

Gambar 4.2 System Flow Lelang eksekusi hak tanggung ... 23

Gambar 4.3 System Flow Lelang eksekusi hak tanggung ... 24

Gambar 4.7 Context Diagram ... 29

Gambar 4.8 DFD Level 0 ... 30

Gambar 4.9 Conceptual Data Model (CDM) ... 31

Gambar 4.10 Physical Data Model (PDM) ... 32

Gambar 4.18 Desain Form Login ... 37

Gambar 4.19 Desain Form Menu Utama ... 37

Gambar 4.20 Desain Form Debitur ... 38

Gambar 4.21 Desain Form Informasi Jaminan ... 38

Gambar 4.22 Desain Form Proses Litigasi ... 39

Gambar 4.23 Desain Form Proses Akhir ... 40

STIKOM


(6)

xi

Gambar 4.24 Desain Laporan Proses Lelang ... 40

Gambar 4.25 Desain Laporan Detail Proses Lelang ... 41

Gambar 4.26 Tampilan Form Home ... 42

Gambar 4.27 Tampilan Form Login ... 43

Gambar 4.28 Message Box pada Form Login ... 43

Gambar 4.29 Form Data Debitur ... 44

Gambar 4.30 Form Informasi Jaminan ... 45

Gambar 4.31 Form Proses Litigasi ... 46

Gambar 4.32 Form Proses Lelang ... 47

Gambar 4.33 Form Proses Akhir ... 48

Gambar 4.34 Form Search dan Input Data ... 49

Gambar 4.35 Laporan Proses Lelang ... 50

Gambar 4.36 Laporan Detai Proses Lelang ... 50

STIKOM


(7)

xiii

Halaman

Tabel 4.11 Data Debitur ... 33

Tabel 4.12 Informasi Jaminan ... 33

Tabel 4.13 Informasi Kredit ... 34

Tabel 4.14 Pengguna ... 34

Tabel 4.15 Proses Akhir ... 35

Tabel 4.16 Proses Lelang ... 35

Tabel 4.17 Proses Litigasi ... 36

STIKOM


(8)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Balsan dari Perusahaan ...53

Lampiran 2 Acuan Kerja ...54

Lampiran 3 Log Harian Kerja Praktek ...56

Lampiran 4 Kehadiran Kerja Praktek ...57

Lampiran 5 Kartu Bimbingan ...58

STIKOM


(9)

iv

Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan dana. Perbankan dalam memberi kreditnya akan sangat berhati-hati dan melalui analisa yang mendalam. Namun dalam pemberian kredit tersebut adakalanya kredit yang diberikan pada debitur tidak dapat kembali tepat pada waktunya. Kondisi ini dinamakan kredit bermasalah. Kredit bermasalah tersebut akan mengganggu kinerja bank, sehingga untuk itu kredit bermasalah harus diselesaikan dengan penyelesaian melalui jalur litigasi dan non litigasi.

Upaya penyelesaian kredit macet paling ideal yang dilakukan setelah adanya hambatan-hambatan tersebut adalah upaya dengan jalan litigasi, yaitu dengan mengajukan gugatan perdata terhadap kreditur pada hambatan normatif ke pengadilan perdata dengan berdasar Pasal 1365 KUHPerdata mengenai perbuatan melawan hukum dengan tuntutan ganti rugi. Pada hambatan eksternal, debitur dikenai Pasal 1243 KUHPerdata berupa gugatan wanprestasi. Hambatan internal dengan diberikan teguran dan sanksi peraturan dari perusahaan pembiayaan konsumen yang berlaku bagi pihak yang melanggar peraturan tersebut.

Untuk itu aplikasi ini dapat membantu manager dalam memonitoring debitur secara keseluruhan dan secara ditail dari tiap-tiap debitur litigasi.

Kata kunci : PT.BTN, debitur, kredit macet,litigasi.

STIKOM


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. (Bank Tabungan Negara). Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat tersebut dan menggunakan semua perangkat operasionalnya untuk mampu menjaga dan memelihara kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.

Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan yakni memperoleh barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan angsuran sesuai dengan perjanjian. Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan, maksudnya apabila seseorang memperoleh kredit berarti mereka memperoleh kepercayaan dari bank untuk mengelola dana yang telah diberikan dan menjaga agar pengembalian dana tersebut tidak bermasalah.

Perbankan dalam memberi kreditnya akan sangat berhati-hati dan melalui analisa yang mendalam. Namun dalam pemberian kredit tersebut adakalanya kredit yang diberikan pada debitur tidak dapat kembali tepat pada waktunya. Kondisi ini dinamakan kredit bermasalah. Kredit bermasalah tersebut akan mengganggu kinerja bank, sehingga

STIKOM


(11)

untuk itu kredit bermasalah harus diselesaikan dengan penyelesaian melalui jalur litigasi dan non litigasi.

Untuk itu dibutuhkan monitoring kepada debitur letigasi, agar dengan memonitoring debitur letigasi tersebut dapat mempermudah kinerja dari bagian WorkOut Staff sehingga dapat mengetahui sampai dimana proses letigasi dari tiap-tiap debitur Letigasi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditulis perumusan masalah yaitu bagaimana membuat rancang bangun sistem aplikasi monitoring debitur letigasi yang dapat membantu pihak manajemen khususnya bagian AREA COLECTIONS III mengenai informasi sebagi berikut:

1. Berapa jumlah debitur letigasi tiap bulannya

2. Sampai dimanakah tahap penyelesaian dari tiap-tiap debitur Letigasi

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan sistem informasi ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Seluruh data debitur letigasi,informasi kredit dan informasi jaminan.

2. Proses letigasi, proses lelang dan proses akhir.

3. Program yang dihasilkan ini hanya dipakai pada bagian WorkOut Staff 4. Data debitur Letigasi di dapatkan dari database perusahaan

STIKOM


(12)

3

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah dapat membuat rancang bangun aplikasi monitoring debitur letigasi yang dapat membantu pihak manajemen AREA COLECTIONS III mengenai informasi debitur letigasi secara terkomputerisasi antara lain:

1. Mengetahui jumlah Debitur letigasi tiap bulanya.

2. Mengetahui secara detail sampai dimanakah proses-proses letigasi dari tiap debiturnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami persoalan dan pembahsannya, maka penulisan laporan Kerja Praktek ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai serta sistematika penulisan laporan kerja praktek.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini berisi penjelasan secara singkat sejarah dari perusahaan, strukturnya dan bidang yang dikerjakan pada AREA COLECTIONS III

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan laporan kerja praktek ini. Menjelaskan tentang penjelasan sistem yang terkait.

STIKOM


(13)

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Pada bab ini dibahas mengenai uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan selama pelaksanaan kerja praktek, mulai dari metodologi penelitian, perancangan sistem berupa Document Flow, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, desain Input/Output sampai dengan

implementasi sistem berupa capture dari setiap form apliaksi. BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari sistem yang dibuat dan saran untuk pengembangan sistem.

STIKOM


(14)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kambali pada tahun 1941.

Pada tahun berikutnya, Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 ,yaitu dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 19 April 1992 yang merupakan pelaksaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

STIKOM


(15)

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Bank Tabungan Negara (Persero)ini berlokasi di Jalan Pemuda No. 50 Surabaya 60271. Untuk lebih detailnya , peta alamat perusahaan dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan

2.3 Visi dan Misi Perusahaan 2.3.1 Visi

Visi pada PT. Bank Tabungan Negara (persero)yaitu:

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

STIKOM


(16)

7

2.3.2 Misi

Misi yang terdapat pada PT. Bank Tabungan Negara (persero) yaitu:

1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

3. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.

5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

2.3.3 Nilai 1. Integritas

Bersikap loyalitas, kedisiplinan, jujur dan tanggung jawab, atas tindakan dan kewajiban, baik sebagai perusahaan maupun sebagai individu

2. Orientasi Pelayanan

Mengutamakan pelayanan dengan sempurna, handal dan tepat waktu, sesuai dengan konsep 5R

3. Kerjasama team

Selalu megutamakan kerjasama team dalam mencapai tujuan perusahaan

STIKOM


(17)

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero):

Gambar 2.2 Struktur Oganisasi Perusahaan

STIKOM


(18)

9 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Monitoring Debitur Litigasi 3.2 Pengertian Bank

Dunia perbankan memiliki peranan penting dalam usaha mensukseskan pembangunan nasional. Sehingga kita dapat melihat kenyataan yang ada saat ini, semua bank berusaha untuk menarik nasabah sebanyak-banyaknya, antara lain dengan cara menawarkan berbagai macam hadiah, meningkatkan mutu pelayanan dengan membuka cabang di berbagai daerah dan memberikan berbagai macam memudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi keuangan.

Secara umum, bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan mengalokasikannya kembali kepada masyarakat dan salah satunya dalam bentuk kredit. Bank merupakan perantara dalam peredaran uang karena melalui bank masyarakat dapat menyimpan uang, memperoleh kredit, melakukan transfer, dan sebagainya (Lukman Dendawijaya, 2000)

Pengertian Bank menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan Disebutkan bahwa

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” (Thomas Suyatno, 2001)

STIKOM


(19)

3.2.1 Monitoring

Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :

1. (Cassely dan Kumar 1987) Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari.

2. (Calyton dan Petry 1983) Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program/proyek.

3. (Oxfam 1995) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis.

4. ( SCF 1995) Monitoring adalah penilaian yang skematis dan terus menerus terhadap kemauan suatu pekerjaan.

5. (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.

STIKOM


(20)

11

3.2.2 Debitur dan Kreditur

Debitur adalah pihak yang berhutang ke pihak lain, biasanya dengan menerima sesuatu dari kreditur yang dijanjikan debitur untuk dibayar kembali pada masa yang akan datang. Pemberian pinjaman kadang memerlukan juga jaminan atau agunan dari pihak debitur. Jika seorang debitur gagal membayar pada tenggat waktu yang dijanjikan, suatu proses koleksi formal dapat dilakukan yang kadang mengizinkan penyitaan harta milik debitur untuk memaksa pembayaran.

Kreditur adalah pihak (perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah) yang memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas properti atau layanan jasa yang diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian) dimana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang berhutang.Secara singkat dapat dikatakan pihak yang memberikan kredit atau pinjaman kepada pihak lainnya. Terminologi kreditur ini sering digunakan pada dunia keuangan khususnya merujuk pada pinjaman jangka pendek, obligasi jangka panjang, dan hak tanggungan.

3.2.3 Definisi Kredit

Menurut Teguh Pudjo Muljono (2007) dalam bukunyaberjudul “Manajemen perkreditan bagi Bank komersiil” mendefinisikan bahwa kredit adalah “kemampuan untuk melaksanakan

suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan

dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit merupakan pemberian kepercayaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka unsur-unsur kredit adalah (Thomas. S, dkk, 1998 : 14) :

STIKOM


(21)

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai argo dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi dari nilai uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima kemudian hari.

4. Prestasi, yaitu objek kredit yang tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.

Kolektibilitas adalah suatu pembayaran pokok atau bunga pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat tata usaha bank berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (BI) No. 32/268/KEP/DIR tanggal 27 Pebruari 1998, maka kredit dapat dibedakan menjadi :

1. Kredit lancer. yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. Kredit lancar mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu. b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan uang tunai.

2. Kredit kurang lancer. Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari

STIKOM


(22)

13

dari waktu yang telah disepakati. Kredit kurang lancer mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari. b. Frekuensi mutasi rendah.

c. Terjadi pelnggaran terhadap kontrak yang telah dijanjikan lebih dari 90 hari. d. Terjadi mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

e. Dokumentasi pinjaman lemah.

3. Kredit diragukan. Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari dari waktu yang disepakati. Kredit diragukan memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angusran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari. b. Terjadinya wanprestasi lebih dari 180 hari.

c. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. d. Terjadi kapitalisasi bunga.

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun pengikat pinjaman.

4. Kredit macet. Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. Kredit macet mempunyai kriteria sebagai berikut :

3.2.4 Definisi Litigasi

Litigasi adalah proses dimana seorang individu atau badan membawa sengketa, kasus ke pengadilan atau pengaduan dan penyelesaian tuntutan atau penggantian atas kerusakan. Proses

STIKOM


(23)

pengadilan juga dikenal sebagai tuntutan hokum dan istilah biasanya mengacu pada persidangan pengadilan sipil. Mereka digunakan terutama ketika sengketa atau keluhan tidak bisa diselesaikan dengan cara lain. Proses pengadilan tidak selalu terjadi dalam gugatan penggugat. Dalam beberapa kasus, tuduhan palsu dan kurangnya fakta-fakta dari orang-orang yang terkait, menyebabkan akan cepat menyalahkan, dan ini menyebabkan litigasi atau tuntutan hukum. Sayangnya, orang juga tidak mau bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, jadi bukannya menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka, mereka mencoba untuk menyalahkan orang lain dan yang hanya bisa memperburuk keadaan.

PT. BTN merupakan salah satu perusahaan pembiayaan kredit komersial dan consumer yang dapat melakukan pembelian rumah dan memberikan modal usaha secara kredit. Dalam transaksi pembiayaan KPR terdapat 4 (empat) pihak yang terlibat yaitu pihak perusahaan pembiayaan konsumen yaitu PT.BTN (kreditur), pihak konsumen (debitur), pihak pemasok (defloper) dan pihak pembuat akta jual beli ( Notris).

Perbankan dalam memberi kreditnya akan sangat berhati-hati dan melalui analisa yang mendalam. Namun dalam pemberian kredit tersebut adakalanya kredit yang diberikan pada debitur tidak dapat kembali tepat pada waktunya. Kondisi ini dinamakan kredit bermasalah. Kredit bermasalah tersebut akan mengganggu kinerja bank, sehingga untuk itu kredit bermasalah harus diselesaikan dengan penyelesaian melalui jalur litigasi dan non litigasi.

Upaya penyelesaian kredit macet paling ideal yang dilakukan setelah adanya hambatan-hambatan tersebut adalah upaya dengan jalan litigasi, yaitu dengan mengajukan gugatan perdata terhadap kreditur pada hambatan normatif ke pengadilan perdata dengan berdasar Pasal 1365 KUHPerdata mengenai perbuatan melawan hukum dengan tuntutan ganti rugi. Pada hambatan eksternal, debitur dikenai Pasal 1243 KUHPerdata berupa gugatan wanprestasi. Hambatan

STIKOM


(24)

15

internal dengan diberikan teguran dan sanksi peraturan dari perusahaan pembiayaan konsumen yang berlaku bagi pihak yang melanggar peraturan tersebut.

3.2.5 Definisi Rancang

Perancangan dari segi kata memiliki beberapa pengertian, antara lain menurut Poerwadarminta (2003) adalah apa-apa yang sudah dirancangkan, rencana, program, persiapan. Sedangkan menurut Indra (1993), “Perancangan adalah mendesain atau menggambar sesuatu terdiri dari input, process dan output”.

3.2.6 Definisi Sistem dan Informasi

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jogiyanto HM (2001) dalam mendefinisikan sistem ada dua pendekatan yaitu pendekatan pada prosedur dan pendekatan pada elemen atau komponen. Pendekatan prosedur menurut Jerry FitzGerald dalam (Jogiyanto, 2001:1), sistem didefiniskan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan tujuan tertentu. Sedangkan pendekatan elemen atau komponen, Menurut Richard F. Neuschel dalam (Jogiyanto, 2001:2) sistem merupakan urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

STIKOM


(25)

Menurut Robert dalam (Jogiyanto, 2001:8), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut dimana data diolah dengan menggunakan suatu model untuk dihasilkan informasi yang bermanfaat (Jogiyanto,1999:50). Informasi dapat dihasilkan dari sistem informasi (information system) atau disebut juga processing system atau information processing system atau information generation

system. Sedangkan pengertian Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu

menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Menurut Robert A. Leitch dan K.Roscoe Davis dalam (Jogiyanto, 2001,11), sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.

Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi. 3.2.7 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari system, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut (Kendall 2003:204). Diagram ini digunakan untuk menggambarkan arus data di dalam sistem secara terstruktur dan jelas. Selain

STIKOM


(26)

17

itu DFD juga merupakan gambaran dari sistem yang baik. Adapun beberapa simbol yang sering dipakai dalam DFD terdiri dari :

1. Simbol Entity, digunakan sebagai sumber dari inpu sistem atau tujuan dari output sistem.

Gambar 3.1 Simbol Entity

2. Simbol proses dimana sering digunakan untuk melakukan perubahan terhadap input yang masuk sehingga menghasilkan data dari perubahan input yang diolah.

Gambar 3.2 Simbol Proses

3. Simbol Data Store atau penyimpanan data, sering digunakan sebagai simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau basis data.

Gambar 3.3 Simbol Data Store

4. Simbol yang menggambarkan aliran data, yang sering digunakan untuk menghubungkan antara proses dengan proses, proses dengan sumber proses dan proses dengan tujuan. Sedangkan anak panahnya menunjukkan arah aliran data.

Gambar 3.4 Simbol Aliran Data 3.2.8 Entity Relationship Diagram (EDR)

ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif komplek.

STIKOM


(27)

Dengan ERD kita dapat menguji model dan mengabaikan proses apa yang harus dilakukan. ERD dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. One to one relationship

Jenis hubungan antar tabel yang menggunakan bersama sebuah kolom primary key. Jenis hubungan ini tergolong jarang digunakan, kecuali untuk alasan keamanan atau kecepatan akses data. Misalnya satu departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja.

2. One to many relationship

Jenis hubungan antar tabel dimana satu record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Jenis hubungan ini merupakan yang paling sering digunakan. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa macam pekerjaan sekaligus.

3. Many to many relationship

Jenis hubungan ini merupakan hubungan antar tabel dimana beberapa record pada satu tabel terhubung dengan beberapa record pada tabel lain. Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen.

STIKOM


(28)

19

BAB IV

DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek ini, pendekatan terhadap permasalahan yang dilakukan adalah dengan mempelajari data dan informasi yang sesuai dengan aplikasi yang dibuat. Data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber terkait untuk memeberikan masukan yang lengkap bagi pengembangan sistem informasi ini.

Sistem yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah sebuah sistem yang dapat mengatasi dan memenuhi semua proses yang ada secara terkomputerisasi dengan baik, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Bagi pihak yang menangani bagian letigasi tentunya sistem ini berguna untuk memonitoring setiap debitur letigasi serta menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui setiap proses yang dilalui debitur letigasi. Laporan yang dihasilkan juga dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil sebuah keputusan.

4.1Analisa Sistem

Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, sistem pengolahan data yang baik sangat dibutuhkan di berbagai perusahaan. Dengan adanya sistem pengolahan data yang baik maka informasi yang dibutuhkan dalam perusahaan akan dapat memperlancar kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

STIKOM


(29)

4.1.1 System Flow PT. BTN Lelang eksekusi hak Tanggung

Proses Lelang eksekusi hak tanggung adalah rangkayan aktivitas prosedur pengajuan lelang hak tanggung ke KPKLN untuk debitur yang menungak dan ingin menyelesaikan kredit agar secara administrative dan legal untuk memenuhi kriteria resiko kredit dan operasionalnya. Berikut adalah proses alur kerja yang sedang berjalan :

1. Lelang eksekusi hak tanggung dimulai dari WorkOutStaff mencetak surat pemberitahuan (SP1,2,3) kepada debitur kemudian menganalisis kelayakan penyelesain kredit dan memeriksa persyratan dokumen setelah memeriksa kemudian meminta persetujuan kepada Collection & WorkOut Head, jika WorkOut Head tidak menyetujui maka aka dilakukan penyelesaian kredit dengan cara penjualan sukarela, rektrukturisasi atau penyelesaian kredit cara lain, dan apabila WorkOut Head menyetujuinya maka akan mengunakan pihak eksternal perusahaan untuk menentukan limit harga,nilai wajar dan nilai likuiditas, kemudian WorkOut Staff menyiapkan berkas lelang dan mengajukan ke KPKNL.

2. Setelah KPKNL menerima berkas lelang kemudian KPKNL memverivikasi kelengkapan dan kelayakan berkas lelang, jika berkas tidak lengkap maka akan d kembalikan ke WorkOut Staff untuk di lengkapi. Dan jika berkas lengkap dan telah memenuhi persyratan maka akan diumumkan lelang ke debitur melalui selebaran atau via media. Kemudian kembali menghubungi dan membuat debitur sepakat untuk melunasi sisa kredit sampai batas limit X1. Daan jika debitur sepakat maka debitur akan mengisi no rekeninya dengan saldo sejumlah sisa angsuran kredit dan biaya lainya bila jumlah saldo mencukupi sisa kredit tertanggungya maka workout staff akan mengirim form penarikan berkas lelang ke KPKNL atas nama debitur kemudian akan menlakuakn proses pelunasan oleh debitur, dan jika debitur tidak sepakat untuk membayar sisa kredit yang tertanggung maka KPKNL akan melelng jaminan

STIKOM


(30)

21

tersebut 3 tahap sampai jaminan tersebut laku dilelang dan jika tidak laku dilelang oleh pihak KPKNL maka workout staff akan mencari alternatif penyelesaian kredit dengan cara lain. Dan apabila KPKNL berhasil melelang jaminan tersebut maka pihak Work Out Staff akan menindak lanjuti hasil lelang ke KPKNL.

3. WorkOut staff kemudian menindaklanjuti hasil lelang dari KPKNL, kemudian membuka hasil lelang dan memeriksa jika ada sisa sejumlah uang dari hasil lelang maka akan dikembalikan ke rekening debitur, jika tidak ad sisa maka proses dapat diakhiri.

Adapun gambar System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung PT. BTN sebagai berikut:

STIKOM


(31)

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG Apprasial Eksternal Collection & WorkOut Head WorkOut Staff Mulai Analisis kelayakan penyelesaian kredit Menyiapkan dokumen lelang Minta persetujuan atasan menyetujui Tentukan limit harga Nilai wajar, Nilai Likuidasi melakukan penyelesaian kredit dng cara yang lain

PKS-Apprasial Penjualan sukarela? Penjualan sukarela Restrukturis asi? Restrukturisa si kredit Penyelesaian cara lain ya tidak ya ya tidak D tidak Persiapan berkas lelang Pengajuan berkas lelang A B Cetak & pengiriman SP1/SP2/SP3 ke customer

Gambar 4.1 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

STIKOM


(32)

23

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG

WorkOut Staff Debitur KPKLN A Berkas diterima oleh KPKLN Verifikasi kelengkapan dan kelayakan berkas lelang Lengkap & valid Pengumuman lelang via media Buat debitur sepakat untuk melunasi sisa kredit sampai batas limit x1 B LELANG 3 KPKNL Terjual? Terjual? D Lelang 2 KPKNL Terjual? Lelang 1 KPKLN Sepakat membayar Debitur mengisi no.reknya dng saldo sejumlah sisa kredit dan biaya lainnya C Proses pelunasan Terima berkas dari KPKNL Penarikan berkas di KPKNL Kirim form permohonan penarikan berkas ke KPKNL atas nama debitur Dana saldo tercukupi? Cek no.rek debitur apakah memenuhi sisa kredit yg

tertanggung Juka tidak dikembalikan ke BTN tidak ya tidak ya tidak ya tidak Tidak: Informasikan ke debitur

Untuk mencukupi Jumlah saldo

Gambar 4.2 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

STIKOM


(33)

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG

Ttansactional Processing WorkOut Staff

C

Tindaklanjuti hasil lelang

KPKNL

Pembukaan hasil lelang

KPKNL

Ada sisa?

Transfer ke No.Rek

debitur

Selesai ya

tidak

Gambar 4.3 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

4.2Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis, penulis membuat rancangan sistem untuk mencari solusi pada perusahaan tersebut. Dengan analisis tersebut maka dapat menghasilkan document flow dari analisis sistem yang sedang berjalan, sedangkan sistem yang baru dapat digambarkan melalui

system flow, Context Digram, HIPO, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur

tabel, dan desain I/O. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

STIKOM


(34)

25

4.2.1 System Flow Lelang Eksekusi Hak Tanggungan

Proses Lelang eksekusi hak tanggung akan dilakukan oleh WorkOut Staff yang menginputkan data debitur dan data proses-proses litigasi. Dari proses tersebut maka akan menghasilkan informasi yang dijadikan laporan kepada Manager bagian Litigasi. Berikut ini adalah gambar system flow Lelang Eksekusi Hak Tanggung :

STIKOM


(35)

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG Apprasial Eksternal Collection & WorkOut Head WorkOut Staff Mulai

Lihat daftar debitur dan analisa debitur yang layak untuk

diletigasi Debitur Cetak & pengiriman SP1/ SP2/SP3 ke customer menyetujui Penjualan sukarela? Restrukturis asi? ya tidak ya ya tidak D tidak A B Surat Pemberitahuan costumer Analisis kelayakan penyelesaian kredit Menyiapkan dokumen lelang Dokumen lelang Minta persetujuan atasan Tentukan limit harga Nilai wajar, Nilai Likuidasi melakukan penyelesaian kredit dng cara

yang lain Penjualan sukarela Restrukturisasi kredit Penyelesaian cara lain PKS-Apprasial Persiapan berkas lelang Berkas lelang Pengajuan berkas lelang

Gambar 4.4 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

STIKOM


(36)

27

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG

WorkOut Staff Debitur KPKLN A Lengkap & valid B Terjual? Terjual? D Terjual? Sepakat membayar C Dana saldo tercukupi? Juka tidak dikembalikan ke BTN tidak ya tidak ya tidak ya tidak Tidak: Informasikan ke debitur

Untuk mencukupi Jumlah saldo Berkas diterima oleh KPKLN Verifikasi kelengkapan dan kelayakan berkas lelang Pengumuman lelang via media

Buat debitur sepakat untuk melunasi sisa kredit sampai batas limit x1

Lelang 1 KPKLN Lelang 2 KPKNL Lelang 3 KPKNL memproses

Cek no.rek debitur apakah memenuhi sisa kredit yg

tertanggung

Debitur Kirim form permohonan penarikan berkas

ke KPKNL atas nama debitur

Input no.reknya dng saldo sejumlah sisa kredit dan biaya

lainnya

Penarikan berkas di KPKNL Terima berkas dari

KPKNL Proses pelunasan

Gambar 4.5 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

STIKOM


(37)

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNG

Ttansactional Processing WorkOut Staff

C

Ada sisa?

Selesai ya

tidak Tindaklanjuti hasil

lelang KPKNL

Pembukaan hasil lelang KPKNL

Transfer ke No.Rek debitur

Gambar 4.6 System flow Lelang Eksekusi Hak Tnggung

4.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan suatu model yang menggambarkan aliran data

yang terjadi dalam sistem, sehingga dengan dirancangnya DFD ini maka akan terlihat jelas arus data yang mengalir dari sistem tersebut. Dalam pembuatan DFD ini akan dibuat mulai dari

context diagram dan DFD level di bawahnya.

STIKOM


(38)

29

1. Context Diagram

Context Diagram dari sistem Monitoring debitur litigasi ini menggambarkan secara

umum proses yang terjadi perusahaan tersebut. Pada context diagram ini melibatka 3 entity yaitu WorkOut Staff, bagian Manager dan KPKNL seperti yang digambarkan pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Context Diagram

2. DFD level 0 Sistem Monitoring Debitur Litigasi

DFD level 0 merupakan hasil decompose dari context diagram yang menggambarkan proses-proses apa saja yang terdapat pada sistem Monitoring Debitur Litigasi Pada Area collection III pada PT. BTN Surabaya . DFD level 0 dapat dilihat pada gambar 4.8

Laporan Debitur Letigasi

Data pengajuan berkas lelang Laporan pembukuan hasil lelang

KPKLN

1 Sistem Informasi Monitoring Debitur

Letigasi

Manager

KPKLN WorkOut staf

Data Kredit

Data Jaminan Data Proses Letigasi

Data Proses Lelang

Data Proses saldo Akhir

Data Debitur

STIKOM


(39)

Gambar 4.8 DFD Level 0 Sistem Monitoring Debitur Litigasi

4.2.3 Perancangan Database

Dari analisis sistem diatas maka dapat dibuat untuk merancang database yaitu Entity

Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan struktur database dari sistem Monitoring

debitur litigasi yang terdiri dari Conceptual Data Model dan Physical Data Model. Data Debitur

Data Kredit

Data Jaminan Data Proses Letigasi

Data Proses Lelang Data Proses saldo Akhir

Monitoring proses lelang

Laporan Monitoring Debitur Data Debitur Data Kredit Data Jaminan Data Letigasi Data Lelang Data Saldo akhir

Data Saldo akhir Data Letigasi Data Lelang Data Jaminan Data Kredit Data Debitur Hasil Monitoring KPKLN Manager 1.1 Penginputan 1.2 Proses Monitoring 1.3 Laporan 1 Debitur 2 Kredit 3 Jaminan 4 Letigasi 5 Lelang 6 Saldo akhir

WorkOut staf

STIKOM


(40)

31

1. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) ini menggambarkan relasi antara tabel yang satu

dengan tabel yang lain. Berikut ini merupakan tabel-tabel yang terdapat dalam Conceptual Data

Model (CDM):

Gambar 4.9 Conceptual Data Model Sistem Monitoring debitur Litigasi

2. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model

(CDM). Perancangan PDM merupakan representasi fisik dari database. PDM menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Berikut PDM yang ada pada sistem monitoring debitur litigasi.

Relationship_1 Relationship_2 Relationship_3 Relationship_4 Relationship_5 Data_Debitur # o o o No_Debitur Nama_Debitur Alamat_Debitur Alamat_Jaminan

Variable characters (30) Variable characters (75) Variable characters (200) Variable characters (200) Informasi_Kredit o o o o o Plafon Pokok Bunga Denda Tunggakan Integer Integer

Variable characters (10) Integer Integer Informasi_Jaminan o o o o o o KS DOL DS Nilai_P.W Jual_Cepat Gambar Characters (5) Characters (5) Characters (5) Integer Integer Image Proses_Litigasi o o o o o Pemb.Bks.Llg Surat_Limit SP1 SP2 Pejabat_Lelang

Variable characters (40) Variable characters (100) Date

Date

Variable characters (50)

Proses_Akhir o o o o o o o Pokok_Ak Bunga_Ak Tunggakan_Ak Denda_Ak Saldo_Akhir Catatan Status_Litigasi Integer

Variable characters (10) Integer

Integer Integer

Variable characters (500) Variable characters (15) Proses_Lelang o o o o o o o o SKPT Selebaran Koran Jenis_Lelang L1 L2 L3 Hasil_Lelang

Variable characters (15) Date

Date

Variable characters (20) Date

Date Date

Variable characters (15) Pengguna # o o o ID_Pengguna Nama_Pengguna Pass_Pengguna Hak_Akses

Variable characters (15) Variable characters (50) Variable characters (30) Variable characters (30)

STIKOM


(41)

Gambar 4.10 Physical Data Model Sistem monitoring debitur litigasi.

4.2.4 Struktur Tabel

Struktur tabel pada sistem informasi debitur litigasi pada PT. BTN Area Collection III Surabaya adalah sebagai berikut:

a. Tabel Data Debitur

Nama Tabel : Debitur Primary Key : No_Debitur Foreig Key : -

Fungsi : Untuk mengetahui data debitur

FK_INFORMAS_RL1_DATA_DEB FK_INFORMAS_RHSP5_DATA_DEB FK_PROSES_L_RLS3_DATA_DEB FK_PROSES_L_RELA2_DATA_DEB FK_PROSES_A_RLTS4_DATA_DEB Data_Debitur No_Debitur Nama_Debitur Alamat_Debitur Alamat_Jaminan varchar(30) varchar(75) varchar(200) varchar(200) <pk> Informasi_Kredit No_Debitur Plafon Pokok Bunga Denda Tunggakan varchar(30) int int varchar(10) int int <fk> Informasi_Jaminan No_Debitur KS DOL DS Nilai_P.W Jual_Cepat Gambar varchar(30) char(5) char(5) char(5) int int image <fk> Proses_Litigasi No_Debitur Pemb.Bks.Llg Surat_Limit SP1 SP2 Pejabat_Lelang varchar(30) varchar(40) varchar(100) datetime datetime varchar(50) <fk> Proses_Akhir No_Debitur Pokok_Ak Bunga_Ak Tunggakan_Ak Denda_Ak Saldo_Akhir Catatan Status_Litigasi varchar(30) int varchar(10) int int int varchar(500) varchar(15) <fk> Proses_Lelang No_Debitur SKPT Selebaran Koran Jenis_Lelang L1 L2 L3 Hasil_Lelang varchar(30) varchar(15) datetime datetime varchar(20) datetime datetime datetime varchar(15) <fk> Pengguna ID_Pengguna Nama_Pengguna Pass_Pengguna Hak_Akses varchar(15) varchar(50) varchar(30) varchar(30) <pk>

STIKOM

SURABAYA


(42)

33

Tabel 4.11 Data Debitur

b. Tabel Informasi Jaminan

Nama Tabel : Informasi Jaminan Primary Key : -

Foreig Key : No_Debitur

Fungsi : Untuk memberikan informasi jaminan Tabel 4.12 Informasi Jaminan

c. Tabel Informasi Kredit

Nama Tabel : Informasi kredit Primary Key : -

Foreig Key : No_Debitur

Fungsi : Untuk memberikan informasi kredit

STIKOM


(43)

Tabel 4.13 Informasi kredit

d. Tabel Login

Nama Tabel : Pengguna Primary Key : ID_Pengguna Foreig Key : -

Fungsi : digunakan untuk login pengguna

Tabel 4.14 Pengguna

e. Tabel Proses akhir

Nama Tabel : Proses akhir Primary Key : -

Foreig Key : No_Debitur

Fungsi : digunakan untuk memberikan informasi dari proses akhir

STIKOM


(44)

35

Tabel 4.15 Proses akhir

f. Tabel Proses Lelang

Nama Tabel : Proses Lelang Primary Key : -

Foreig Key : No_Debitur

Fungsi : digunakan untuk memberikan informasi proses lelang

Tabel 4.16 Proses Lelang

g. Tabel Proses Litigasi

Nama Tabel : Proses Litigasi Primary Key : -

Foreig Key : No_Debitur

Fungsi : digunakan untuk memberikan informasi proses litigasi

STIKOM


(45)

Tabel 4.17 Proses Litigasi

4.3Desain Input/Output

Desain antarmuka menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.net 2008 dan database Microsoft SQL Server 2008. Adapun desain Input/Output adalah sebagai berikut: 4.3.1 Desain Input

Berikut ini adalah desain input yang terdapat pada aplikasi sistem monitoring debitur litigasi pada area collection III di PT.BTN Surabaya:

1. Form login

Berikut ini merupakan tampilan dari form login yang berfungsi untuk validasi user yang menggunakan aplikasi.

STIKOM


(46)

37

Login

< Input >

< input >

Username

Password

ok cencel

Gambar 4.18 Desain Form Login 2. Form Menu Utama

Berikut ini merupakan tampilan dari form menu utama yang berfungsi untuk masuk sebagai username.

Menu Utama

Menu Master Transaksi Transaksi Transaksi Laporan

Gambar 4.19 Desain Form Menu Utama

3. Form Master Debitur

Berikut ini merupakan tampilan dari form data debitur yang berfungsi untuk input data debitur litigasi.

STIKOM


(47)

Form Master Debitur

INFRORMASI KREDIT

DENDA Form Data Debitur

NO DEBITUR NAMA DEBITUR ALAMAT

NEXT CLEAR

ALAMAT jAMINAN

DATA BARU

TUNGGAKAN

BUNGA POKOK

PLAFON

Gambar 4.20 Desain form debitur 4. Form Informasi Jaminan

Form informasi jaminan merupakan desain antarmuka yang digunakan untuk menginputkan informasi jaminan debitur, adapun rancangannya sebagai berikut:

Form Informasi Jaminan

<no_debitur> <jenis_jaminan> <nilai_pw> <jual_cepat> No Debitur

Jenis jaminan Nilai pw Jual cepat

Next Clear Stop

Gambar 4.21 Desain Form Informasi jaminan

STIKOM


(48)

39

5. Form Proses litigasi

Form proses litigasi merupakan desain antarmuka yang digunakan untuk menginputkan data proses litigasi, adapun rancangannya sebagai berikut:

Form Proses Litigasi

<no_debitur>

<nama_debitur>

<surat_limit>

Surat_peringatan_lelang

Sp_pejabat_lelang No Debitur

Nama Debitur

Surat limit

Surat peringatan lelang

Sp pejabat lelang

Next Clear stop

Gambar 4.22 Desain Form Proses litigasi 6. Form Proses akhir

Form proses akhir merupakan desain antarmuka yang digunakan untuk menginputkan

hasil akhir dari proses litigasi, adapun rancangannya sebagai berikut:

STIKOM


(49)

Form Proses akhir

<no_debitur>

<nama_debitur>

<pokok>

<Bunga>

<Saldo>

<catatan> No Debitur

Nama Debitur

Pokok

bunga

Saldo

Catatan

Save Clear

Gambar 4.23 Desain form Proses akhir 4.3.2 Desain Output

Berikut ini merupakan desain output yang terdapat dalam aplikasi Monitoring debitur litigasi :

1. Laporan Proses Lelang

Berikut ini merupakan desain output dari laporan Lelang yang berfungsi untuk memberi informasi secara keseluruhan dari debitur litigasi :

Gambar 4.24 Desain Laporan proses lelang

STIKOM


(50)

41

2. Laporan Detail Proses Lelang

Berikut ini merupakan desain output dari laporan detail proses lelang yang berfungsi untuk memberi informasi secara detail dari debitur litigasi :

Gambar 4.25 Desain Laporan detail proses lelang 4.4Implentasi Sistem

Implementasi sistem merupakan tahap pengujian dimana desain sistem dapat berjalan dengan baik. Desain form yang telah dibuat cukup sesuai untuk mengimplementasikan sistem, sehingga tidak membutuhkan banyak perubahan.

4.4.1 Kebutuhan Sistem

Pada tahap ini dijelaskan mengenai implementasi dari perangkat keras dan lunak yang harus dipersiapkan oleh pengguna. Untuk perangkat keras, minimal pengguna harus

mempersiapkan spesifikasi sebagai berikut: 1. Intel Pentium 4 CPU 2.00 Ghz

2. Memory 512 MB RAM 3. VGA 64 GB

STIKOM


(51)

4.4.2 Penjelasan Pemakaian Aplikasi

Tahap ini merupakan langkah-langkah dari pemakaian aplikasi sistem monitoring debitur litigasi pada area colection IIIdi PT. BTN Surabaya. Berikut sub-sub pembahasan pemakaian aplikasi ini:

1. Form Home

Form Home merupakan tampilan awal dari program ini. Pada form ini terdapat menu yaitu menu

utama. Menu utama disini berisi login untuk user yang ingin menjalankan aplikasi ini. Selain itu dalam menu utama terdapat menu exit yang bertujuan untuk membatalkan masuk ke aplikasi

Gambar 4.26 Tampilan Form Home 2. Form Login

Form login ini terdapat pada form Home yaitu pada menu utama. User harus

menginputkan username dan password yang sesuai agar dapat masuk ke menu utama dari aplikasi ini. Form Login ini untuk mengontrol agar hanya orang yang berhak saja yang dapat mengakses aplikasi ini. Jika orang tersebut tidak memiliki wewenang, maka ia tidak akan dapat

STIKOM


(52)

43

membuka aplikasi ini. Hal ini untuk menjaga keamanan data. Tampilan dari form login ini dapat dilihat sebagai pada gambar berikut ini:

Gambar 4.27 Tampilan Form Login

Jika username dan password salah yang diinputkan user salah atau tidak sesuai maka akan muncul message box seperti pada gambar 4.4.17

Gambar 4.28 Message Box pada Form Login

3. Form Data Debitur

Implementasi pada form data Debitur ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

STIKOM


(53)

Gambar 4.29 Form Data Debitur

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur, alamat, alamat_jaminan, plafon, pokok, bunga, denda dan tunggakan akan diinputkan sesuai dengan data debitur yang ada. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya.

2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

3. Button data baru, berfungsi untuk mengentri data debitur yang baru.

4. Form Informasi jaminan

Implementasi pada form Informasi jaminan dapat dilihat pada gambar 4.30

STIKOM


(54)

45

Gambar 4.30 Form Informasi jaminan

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan jenis jaminan dan terdapat gambar yang bida diupload gambar dari barang jaminan tersebut. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya..

2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

3. Button data baru, berfungsi untuk mengentri data debitur yang baru.

5. Form Proses Litigasi

Implementasi pada form proses litigasi ini dapat dilihat pada gambar 4.31

STIKOM


(55)

Gambar 4.31 Form proses litigasi

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan jenis jaminan (kelengkapan dokumen) dan radio button dengan pilihan SP pejabat lelang. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya. 2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

3. Button stop, berfungsi untuk mnyimpan data debitur yang baru.

6. Form proses lelang

Implementasi pada form proses lelang ini dapat dilihat pada gambar 4.32

STIKOM


(56)

47

Gambar 4.32 form proses lelang

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan SKPT, radio button dengan pilihan hasil lelang dan radio button jenis lelang. Dan terdapat pilihan tanggal yang digunakan untuk menentukan tanggal pengumuman melalui selebaran atau via media dan tanggal lelang melalui KPKNL atau BLS. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya. 2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

3. Button stop, berfungsi untuk mnyimpan data debitur yang baru.

7. Proses akhir

Implementasi pada form proses akhir ini dapat dilihat pada gambar 4.33

STIKOM


(57)

Gambar 4.33 form proses akhir

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan status litigasi. Kemudian ad textbox pokok, bunga, denda, tunggakan, saldo_akhir dan catatan yang akan di isi oleh staff. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya. 2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

8. Search dan Input Data

Implementasi pada form proses akhir ini dapat dilihat pada gambar 4.34

STIKOM


(58)

49

Gambar 4.34 form search dan input data

Pada form ini staff dapat memilih comboboxt untuk memilih proses dan Pada textbox no_debitur akan diisi sesuai no_debitur yang siap di edit datanya. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button search, berfungsi untuk mencari data debitur yang siap diedit.

9. Laporan Proses Lelang

Laporan proses lelang berfungsi untuk melihat secara keseluruhan proses dari semua debitur setiap setiap bulanya. Dengan adanya laporan ini maka pihak ketua bagian Litigasi dapat mengetahui jumlah debitur letigasi dan prosesnya setiap bulanya secara keseluruhan. Laporan proses lelang dapat dilihat pada gambar 4.35

STIKOM


(59)

Gambar 4.35 Laporan Proses Lelang 10. Laporan Detail Proses Lelang

Laporan detail proses lelang ini berfungsi untuk melihat secara detail dari tiap-tiap debitur. Dengan adanya laporan ini maka pihak manajemen dapat mengetahui secara detal dari tiap-tiap proses litigasi masing-masing debitur. Laporan detail proses lelang dapat dilihat pada gambar 4.36

Gambar 4.36 Laporan detail proses lelang

STIKOM


(60)

51

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan dari sistem informasi Monitoring Debitur Litigasi di Area Collection III Pada PT. BTN Surabaya. Kesimpulan dari sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem ini dapat menghasilkan output berupa laporan proses letigasi secara

keseluruhan debitur tiap bulanya. Laporan-laporan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membantu pihak manajemen Area collection III PT. BTN Surabaya

2. Sistem ini dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengambil keputusan dalam proses litigasi dari tiap-tiap debitur litigasi. Informasi yang dipake adalah laporan detail proses litigasi. 5.2 Saran

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dalam pembuatan system Monitoring Debitur Litigasi di Area Collection III Pada PT. BTN Surabaya, maka saran yang dapat disampaikan untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi mendatang sebaiknya lebih bisa dikembangkan dan dilengkapi laporan yang lebih spesifik sehingga laporan yang dihasilkan lebih akurat. 2. Aplikasi mendatang sebaiknya juga dikembangkan dengan aplikasi yang

berbasis web agar pihak manajemen dapat mengontrol dari mana saja proses litigasi tersebut.

STIKOM


(61)

52

Hartono, Jogiyanto, 2001. Analisis dan Design Sistem Informasi: pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi : Yogyakarta.

Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. BPFE Yogyakarta.

Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

STIKOM


(1)

Gambar 4.32 form proses lelang

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan SKPT, radio button dengan pilihan hasil lelang dan radio button jenis lelang. Dan terdapat pilihan tanggal yang digunakan untuk menentukan tanggal pengumuman melalui selebaran atau via media dan tanggal lelang melalui KPKNL atau BLS. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya. 2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

3. Button stop, berfungsi untuk mnyimpan data debitur yang baru.

7. Proses akhir

Implementasi pada form proses akhir ini dapat dilihat pada gambar 4.33

STIKOM


(2)

48

Gambar 4.33 form proses akhir

Pada form ini staff dapat maintenance data Debitur. Pada textbox no_debitur akan terisi secara otomatis sesuai dengan jumlah yang ada di database . Kemudian textbox nama_debitur akan diisi secara otomatis sesuai no_debitur. Kemudian dalam form ini terdapat radio button dengan pilihan status litigasi. Kemudian ad textbox pokok, bunga, denda, tunggakan, saldo_akhir dan catatan yang akan di isi oleh staff. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button Next, berfungsi untuk menyimpan data debitur dan melanjudkan ke form berikitnya. 2. Button Clear, berfungsi untuk keluar dari form data debitur.

8. Search dan Input Data

Implementasi pada form proses akhir ini dapat dilihat pada gambar 4.34

STIKOM


(3)

Gambar 4.34 form search dan input data

Pada form ini staff dapat memilih comboboxt untuk memilih proses dan Pada textbox no_debitur akan diisi sesuai no_debitur yang siap di edit datanya. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

1. Button search, berfungsi untuk mencari data debitur yang siap diedit.

9. Laporan Proses Lelang

Laporan proses lelang berfungsi untuk melihat secara keseluruhan proses dari semua debitur setiap setiap bulanya. Dengan adanya laporan ini maka pihak ketua bagian Litigasi dapat mengetahui jumlah debitur letigasi dan prosesnya setiap bulanya secara keseluruhan. Laporan proses lelang dapat dilihat pada gambar 4.35

STIKOM


(4)

50

Gambar 4.35 Laporan Proses Lelang 10. Laporan Detail Proses Lelang

Laporan detail proses lelang ini berfungsi untuk melihat secara detail dari tiap-tiap debitur. Dengan adanya laporan ini maka pihak manajemen dapat mengetahui secara detal dari tiap-tiap proses litigasi masing-masing debitur. Laporan detail proses lelang dapat dilihat pada gambar 4.36

Gambar 4.36 Laporan detail proses lelang

STIKOM


(5)

51

Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan dari sistem informasi Monitoring Debitur Litigasi di Area Collection III Pada PT. BTN Surabaya. Kesimpulan dari sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem ini dapat menghasilkan output berupa laporan proses letigasi secara

keseluruhan debitur tiap bulanya. Laporan-laporan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membantu pihak manajemen Area collection III PT. BTN Surabaya

2. Sistem ini dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengambil keputusan dalam proses litigasi dari tiap-tiap debitur litigasi. Informasi yang dipake adalah laporan detail proses litigasi. 5.2 Saran

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dalam pembuatan system Monitoring Debitur Litigasi di Area Collection III Pada PT. BTN Surabaya, maka saran yang dapat disampaikan untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi mendatang sebaiknya lebih bisa dikembangkan dan dilengkapi laporan yang lebih spesifik sehingga laporan yang dihasilkan lebih akurat. 2. Aplikasi mendatang sebaiknya juga dikembangkan dengan aplikasi yang

berbasis web agar pihak manajemen dapat mengontrol dari mana saja proses litigasi tersebut.

STIKOM


(6)

52

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto, 2001. Analisis dan Design Sistem Informasi: pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi : Yogyakarta.

Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Kendall, dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. BPFE Yogyakarta.

Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

STIKOM