FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA.

(1)

SURABAYA

SKRIPSI

O Olleehh :: D

Diinnddaa KKuummaallaa SSararii 0

0818133001100110077//FFEE//EEAA

F

FAAKKUULLTTAASS EEKKOONNOOMMII U

UNNIIVVEERRSSIITTAASS PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN NNAASSIOIONNAALL ““VEVETTEERRAANN”” J

JAWAWAA TTIIMMUURR 2012


(2)

 

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah,

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi

ynag berjudul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA”

.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Akuntansi di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis berterimakasih atas segala

bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna

mendukung penyelesaian skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1.

Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto

,

MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Dr. Dany Ichsanudin, MSi

.

, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

5.

Segenap tenaga pengajar, karyawan dan seluruh rekan-rekan mahasiswa terutama

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6.

Keluargaku yang tercinta terutama Bapak, Mama, Kakak dan Mas yang

senantiasa memberikan doa restu dan tanpa lelah memberikan dukungan moril

maupun materiil dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.

7.

Sahabatku yang tercinta, Ferry Alma’arij, Sandra, Dila, Ifa, Meck, Drajat, Desy,

Reny yang senantiasa memberikan bantuan, semangat dan dukungan dalam

menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.

8.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas

doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

semua pihak tersebut di atas. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa

tidak ada yang sempurna di dunia ini dan keterbatasan yang dimiliki, sehingga

penulis menghargai segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

membantu kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi referensi pendidikan kita semua.

Surabaya, April 2012,

Penulis


(4)

 

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI

... iii

DAFTAR TABEL

... ix

DAFTAR GAMBAR

... xi

DAFTAR LAMPIRAN

... xii

ABSTRAKSI

... xiii

BAB I PENDAHULUAN

... 1

1.1

Latar Belakang ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 8

1.3

Tujuan Penelitian ... 8

1.4

Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

... 10

2.1

Penelitian Terdahulu ... 10

2.2

Landasan Teori ... 15

2.2.1 Pengertian Akuntansi ... 15

2.2.2 Pengertian Kinerja ... 16

2.2.3 Sistem Teknologi Informasi ... 17


(5)

2.2.3.5 Tujuan Informasi Akuntansi ... 20

2.2.3.6 Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 21

2.2.4 Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi

Akuntansi ... 22

2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 27

2.2.5.1 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi 27

2.2.5.2 Pemakai Sistem ... 28

2.2.5.3 Kualitas Sistem Informasi ... 39

2.2.6 Software BDS-IBS ... 30

2.3 Kerangka Pikir ... 31

2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai berpengaruh terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ...

31

2.3.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi ...

32

2.3.3 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi ... 34


(6)

 

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.1.1 Definisi Operaional ... 36

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 38

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 39

3.2.1 Obyek Penelitian ... 39

3.2.2 Populasi ... 40

3.2.3 Sampel ... 40

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Jenis Data ... 41

3.3.2 Sumber Data ... 41

3.3.3 Pengumpulan Data ... 41

3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 42

3.4.1 Uji Validitas ... 42

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.4.3 Uji Normalitas ... 43

3.4.4 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.4.4.1 Autokorelasi ... 44


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

... 49

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 49

4.1.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. ... 49

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 51

4.1.3 Struktur Organisasi ... 52

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Karakteristik Responden ... 53

4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Tingkat

Pendidikan ... 53

4.2.1.2 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 53

4.2.1.3

Karakteristik Responden Menurut Jenis

Kelamin ... 54

4.2.2 Deskripsi Variabel ... 55

4.2.2.1

Deskripsi

Variabel

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y) ... 55

4.2.2.2 Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1)

56

4.2.2.3

Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) ... 58


(8)

 

4.3.1

Uji

Validitas...

60

4.3.1.1 Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem informasi

Akuntansi ... 60

4.3.1.2 Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1) 61

4.3.1.3 Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) ... 62

4.3.1.4 Uji Validitas Program Pelatihan dan Pendidikan

Pemakai (X3) ... 63

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 64

4.3.3 Uji Normalitas ... 65

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 65

4.4.1 Autokorelasi ... 65

4.4.2 Multikorelasi ... 66

4.4.3 Heterokedastisitas ... 67

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.5.1 Persamaan Regresi ... 68

4.5.2 Uji F ... 70


(9)

4.9 Implikasi Penelitian ... 81

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

... 81

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84


(10)

 

Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 53

Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 54

Tabel 4 Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ... 54

Tabel 5 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y) ... 55

Tabel 6 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Partisipasi Pemakai

(X1) ... 56

Tabel

7 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) ... 58

Tabel 8 Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Program Pelatihan

dan Pendidikan Pemakai (X3) ... 59

Tabel 9 Hasil Uji Validitaas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Y) ... 61

Tabel 10 Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 62

Tabel 11 Hasil Uji Validitaas Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi Akuntansi (X2) ... 62


(11)

Tabel 14 Hasil Uji Normalitas ... 65

Tabel 15 Hasil Uji Multikolinieritas ... 66

Tabel 16 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 67

Tabel 17 Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 68

Tabel 18 Hasil Uji F antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 70

Tabel 19 Nilai Koefisien Determinasi ... 71


(12)

 

Gambar 1 Siklus Pengolahan Data dengan Manual ... 23

Gambar 2 Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ... 26

Gambar 3 Struktur Organisasi ... 52


(13)

Lampiran 1

Kuesioner

Lampiran 2

Rekapitulasi Jawaban Kuesioner

Lampiran 3

Uji Validitas dan Reliabilitaas

Lampiran 4

Regresi dan Uji Asumsi Klasik


(14)

SURABAYA

Abstrak

Dinda Kumala Sari

Sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan

Sistem informasi yang baik

merupakan suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi yang akurat

(

accurate

), tepat pada waktunya (

timely basis

) dan relevan (

relevance

). Pada

kenyataannya, sering terjadi

human error

dan para pemakai sering merasa

kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi. Hal ini dapat menyebabkan

informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna,

terutama dalam seri reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Objek penelitian

adalah Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya.

Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi Pemakai (X1),

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2), Program

Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) dan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Populasi penelitian adalah seluruh manajer dan para staf kantor cabang PT. Bank

Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan

Sistem Informasi Akuntansi sejumlah 42 orang. Teknik penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling

sebanyak 38

responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik

regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa Partisipasi

Pemakai (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y). Sedangkan Kemampuan Teknik Personal Sisitem Informasi

Akuntansi (X2) dan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada

kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya.


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang terjadi pada era globalisasi saat ini telah berdampak pada penemuan-penemuan baru yang pada masing-masing penemuan bermunculan berbagai macam inovasi. Misalnya yang terdapat pada sistem informasi. Sistem informasi tidak akan pernah berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung oleh banyak faktor yang mampu menjadikan efektifitas sistem akan tercapai.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mengubah banyak hal di dalam kehidupan manusia, termasuk dalam hal bisnis, yaitu mengubah bagaimana perusahaan mampu memperoleh keunggulan kompetitif. Persainganpun menjadi semakin global dan tidak mengenal batas, oleh karena itu itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, menciptakan dan memanipulasi (proses rekayasa dengan melakukan penambahan, penyembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem nilai) informasi internal dan eksternal secara efektif sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan


(17)

tanggapan strategis (Numaker dan Ralph 1996 ; Reich dan Izak 1996 dalam Setianingsih, 1998) .

Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Manajemen menggunakan informasi sebagai alat komunikasi dan alat berpikir dalam bisnis. Sebagai alat berpikir, manajemen menggunakan akuntansi untuk membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan agar dapat berfungsi dengan efektif dan efisien, informasi akuntansi harus relevan dan dapat diandalkan. Dengan adanya sistem informasi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari para pemakai informasi. Serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi.

Persaingan, perubahan, ketidak pastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang sangat kompetitif tersebut (Setianingsih, 1998:193)


(18)

Secara umum, sistem informasi akuntansi mencakup pengolahan komputer dimana kompleksitas pengolahan dengan komputer yang selalu meningkat. Misalnya: pada tahun 1960-an awal dikenalnya komputer, banyak perusahaan yang menggantikan sistem manual dengan sistem pengolahan batch (batch processing system). Selanjutnya pada tahun 1970-an banyak perusahaan yang menggantikan sistem batch ini dengan sistem yang lebih kompleks, yang dikenal dengan on-line processing

system dan real time processing, atau dengan penerapan data base

processing system. Akhirnya pada tahun 1980-an, akibat dari kebijakan pengurangan biaya peralatan secara terus-menerus hampir semua perusahaan menggunakan mikro komputer. Sampai sekarang penerapan dari berbagai peralatan canggih tersebut telah menjadi hal yang wajar dalam sistem informasi akuntansi semua perusahaan.

Revolusi ini juga disebabkan oleh adanya perubahan secara radikal dalam rancangan aktivitas produksi dari berbagai organisasi, misalnya metode produksi dengan bantuan komputer (computer aided

manufacturing-CAM).

Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian atas bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa manipulasi tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa sumber mengatakan manipulasi komputer merupakan industri baru yang berkembang pesat bagaikan jamur dimusim hujan. Dengan alasan ini


(19)

secara umum diperlukan suatu tambahan pertimbangan dalam menentukan resiko pengendalian. Pertimbangan yang patut diperhatikan adalah pengendalian komputer, yang meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal pokok dalam sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama, terdapat gejala bahwa manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap informasi dari sistem yang diolah dengan komputer, kecermatan dan kehandalan laporan merupakan fungsi pengendalian dalam pengolahan data. Kedua, meningkatnya sumber daya yang dialokasikan pada aktivitas sistem penggunaan komputer demikian proses pengendalian semakin diperlukan untuk memperoleh kepastian bahwa sumber daya-sumbernya tersebut telah digunakan secara efektif. Ketiga, kemungkinan timbulnya permasalahan pengendalian dalam sistem yang menggunakan komputer demikian besar. Di samping itu banyak bukti yang menunjukkan kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa ini.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya adalah perusahaan perbankan yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara. Semakin vitalnya teknologi informasi bagi keberhasilan perusahaan secara keseluruan memperluas peranan suatu sistem informasi. Sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi,


(20)

berkepentingan. Didorong oleh kompleksnya laporan keuangan dan kemajuan teknologi, hal itu memacu kebutuhan suatu sistem informasi yang handal agar proses pencatatan aktivitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya bisa seefisien mungkin dan pengoperasian yang lebih mudah. Dengan menggunakan sebuah sistem informasi perbankan yaitu BDS-IBS atau yang disebut dengan Branch Delivery System-Integrated Banking System oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya diharapkan sistem ini dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem semi manual dalam hal pencatatan, kedalam sistem terkomputerisasi yang terintegrasi dengan baik.

Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi itu sendiri (User Accounting Information System Satisfaction) dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi (User AccountingInformation

System Use). Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

meliputi partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personel sistem informasi akuntansi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai (Soegiharto, 2010) dalam Jen (2002)

Partisipasi pemakai sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah bentuk keterlibatan individu yang nyata atau kegiatan pemakai dalam pengembangan sistem


(21)

informasi mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap implementasi informasi akuntansi. Dengan adanya sistem informasi itu diharapkan dapat memperbaiki kualitas sistem informasi yang dihasilkan karena suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu pekerjaan apabila ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.

Kemampuan teknik personal sistem informasi berperan penting dalam pengembangan sistem informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna menciptakan laporan perencanaan yang akurat. Oleh karena itu, setiap karyawan harus dapat menguasai penggunaan sistem berbasis komputer agar dapat memproses jumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan data dan mengambil data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan matematik, serta menghasilkan laporan tepat waktu dengan berbagai bentuk.

Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik dan lancar. Selain itu menambahkan rata-rata pendidikan dan tingkat pengguna sistem informasi yang bisa digunakan sebagai pengukuran kemampuan dari personal sistem informasi. Kinerja dari sistem informasi berhubungan dengan kualitas teknik atau kualitas pengembangan dari


(22)

sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung jawab dari personel sistem informasi.

Kenyataan yang ada dalam perusahaan, terdapat beberapa permasalahan yang ada di dalam perusahaan, yaitu pertama, sering terjadi

human error seperti terjadi kesalahan staf dalam menyalin dan mengisi

data, kesalahan dalam melakukan perhitungan, kesalahan pengisian nomor dokumen dan kehilangan atau kerusakan dokumen fisik. Dampak yang terjadi adalah perusahaan tidak memiliki informasi yang akurat dan

up to date. Kedua, para pemakai sering merasa kesulitan dalam

mengoperasikan sistem informasi baru yang diterapkan perusahaan, karena sistem baru tersebut tidak disosialisasikan terleih dulu kepada para karyawan, dan juga kurangnya pelatihan terhadap karyawan. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna, terutama dalam seri reabilitas dan keakurasian suatu laporan (Nurita, Accounting Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya)

Nurita juga menjelaskan bahwa sering kali terjadi kesalahan dalam menjalankan sistem informasi akuntansi yang berakibat pada reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Kesalahan yang biasa terjadi yaitu salah menginput bunga deposito dan menginput nominal.

Namun kesalahan yang paling sering terjadi adalah staf tersebut salah dalam menginput jenis transaksi. Sebagai contoh yaitu terdapat nasabah yang melakukan transaksi setor, namun staf tersebut tidak


(23)

menginput ke dalam sistem setor melainkan ke dalam sistem tarik tunai. Hal tersebut mengakibatkan penjurnalan debit dan kredit yang salah serta berdampak pada saldo akhir yang tidak seimbang atau sama. Karena adanya kesalahan tersebut, harus dilakukan pengoreksian ulang kesalahan dengan menjurnal ulang mengunakan jurnal koreksi yang dapat memakan waktu yang cukup lama.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya ?


(24)

Adapun tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara empiris apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personel sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan sebagai sarana untuk mengetahui secara lebih luas tentang teori dan kenyataan yang ada di lapangan.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi-organisasi atau perusahaan-perusahaan untuk mengevaluasi kinerja sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan saat ini dan digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi di masa yang akan datang.


(25)

Memberikan stimulus bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis dengan menemukan faktor-faktor lain yang masih relevan dengan peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi.


(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masalah sistem informasi akuntansi dan dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, tlah dilakukan oleh:

1. Pratiwi (2011)

a. Judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java Tuban”

b. Rumusan Masalah

Apakah faktor partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi (software JD edwards) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java Tuban?


(27)

Kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan dengan dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan operasional sistem informasi. Sedangkan kinerja sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai.

2. Andrean (2011)

a. Judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.PJB”

b. Rumusan Masalah

Apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi pada PT. PJB?.

c. Kesimpulan

Berdasarkan uji kecocokan model uji regresi yang dihasilkan menerangkan variabel yang dimasukkan dalam model yaitu partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi


(28)

akuntansi. Berdasarkan hasil Uji t, bahwa model yang dihasilkan adalah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

1. Yullian (2011)

a. Judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. INTERMAS TATA TRADING SURABAYA”

b. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan?.

2. Manakah diantara variabel dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan oemakai


(29)

yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja sistem informasi pada PT. INTERMAS TATA SURABAYA?.

c. Kesimpulan

Program pelatihan dan pendidikan pemakai serta kemampuan teknik personal terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan dukungan manajemen puncak dan variabel partisipasi pemakai tidak berpengaruh negatif terhadap kinerjasistem informasi akuntansi

Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimagsudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : objek, tempat dan lokasi penelitian serta waktu penelitian.


(30)

Tabel 1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu

No NAMA PENELITI JUDUL VARIABEL

1 Pratiwi (2011) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java Tuban

Variabel bebas :

Partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai.

Variabel terikat :

Kinerja sistem informasi akuntansi.

2 Andrean (2011) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.PJB

Variabel bebas :

Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dan dukungan manajemen puncak.

Variabel terikat :

Kinerja sistem informasi akuntansi.


(31)

3 Yulian (2011) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Intermas Tata Trading Surabaya

Variabel bebas :

Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai.

Variabel terikat :

Kinerja sistem informasi akuntansi.

4 Dinda (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya

Variabel Bebas :

Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal

sistem informasi akuntansi, program pendidikan dan pelatihan pemakai

Variabel terikat :

Kinerja sistem informasi akuntansi

2.2 Landasan Teori

Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevandengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam sub-sub bab meliputi kemampuan teknik personal sistem informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan pendidikan pemakai dan kinerja sistem informasi akuntansi.

1.2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Suwardjono (2002:5-6) menyatakan bahwa akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan. Badan yang


(32)

berwenang dan beberapa ahli memberikan pengertian yang bervariasi bergantung pada sudut dan penekanannya yang mereka anut.

Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology Bulletin No. 1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APB) yaitu komite penyusunan prinsisp akuntansi yang dibentuk oleh Amirican Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Komite tersebut mendefinisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statements of Accounting Principles Board No. 4 (1970) yaitu kegiatan/fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan keputusan ekonomik.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa seperangkat pengetahuan akuntansi tidak lagi berfokus pada proses pengolahan informasi.


(33)

Secara Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun belum ada devinisi khusus yang disepakati secara umum. Menurut Pabundu (2006:121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorangatau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Sedangakan menurut Mulyadi (2001:415) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari beberapa devinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan berdasarkan hasil yang ditunjukkan atas suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya, maka semakin tinggi pula kinerjanya.

1.2.3 Sistem Teknologi Informasi 2.2.3.1 Pengertian Sistem

Menurut Moscove (1981) dalam Baridwan (1995:124), sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagain yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan


(34)

tertentu. Sedangkan Cole/Neuschel dalam Baridwan (1995:124), sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang berhubungan, yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh (terintegrasikan) untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.3.2 Pengertian Informasi

Pada dasarnya, suatu informasi sebenarnya tidak sama dengan data. Menurut Chusing (1974) dalam Baridwan (1995:125), Informasi imenunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Davis (1974) dalam Baridwan (1995:125), informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.

Jadi, dapat disimpulkan informasi merupakan kumpulan dari data yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Biasanya data belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sehingga agar berguna bagi


(35)

pemakainya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.

Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan Hopwood, 2006:6) :

1. Sistem Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing

(EDP)

2. Sistem Pemrosesan Data – Data Processing (DP)

3. Sistem Informasi Managemen - Management Information System

(MIS)

4. Sistem pendukung keputusan - Decision Support System (DSS)

5. Sistem Pakar - Expert System (ES)

6. Sistem Informasi Eksekutif – Executive Information System (EIS)

7. Sistem Informasi Akuntansi – Accounting Information System

(AIS)

2.2.3.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu perusahaan sangat memerlukan sifat informasi akuntansi yang efisien dan


(36)

Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendifinisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah :

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3), Sistem Informasi Akuntani (SIA) adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada pembuat keputusan.

Menurut Moscove dalam Baridwan (1995:126), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (terutama manajemen).

Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mengerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentransformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.


(37)

Menurut Fakhri (2004:3) elemen-elemen penting dalam suatu sistem informasi akuntansi adalah :

1. Pemakai Akhir (end user) terdiri dari pemakai akhir internal dan pemakai akhir eksternal. Pemakai akhir internal adalah seperti manajer dll. Pemakai akhir eksternal adalah para kreditur, pemegang saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan pelanggan.

2. Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dan sumber internal maupun eksternal.

3. Pengumpulan data yakni tahap operasional yang tujuannya untuk memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap dan bebas dari kesalahan.

4. Pemrosesan data, data diolah untuk menghasiklan informasi

5. Manajemen database, bertugas untuk menyimpan, memperbaiki, memanggil dan menghapus data.

6. Penghasil informasi yakni proses mengumpulkan, mengatur, memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti laporan keuangan atau tampilan di layar komputer.

7. Umpan balik yakni untuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai sumber data.


(38)

2.2.3.5 Tujuan Informasi Akuntansi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak internal maupun eksternal, sistem informasi akuntansi harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.

Menurut Fakhri (2004:5) tujuan dari setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai atau pengguna. Pemakai ini mungkin dari internal seperti manajer atau eksternal seperti pelanggan. Secara lebih khusus tujuannya adalah :

1. Untuk mendukung operasi harian

2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern perusahaan

3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.


(39)

2.2.3.6 Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Pengembangan sistem informasi akuntansi menurut Lestari (2010:21) adalah proses memodifikasi atau mengubah bagian-bagian keseluruhan sistem informasi. Proses ini merupakan aktivitas yang berkesinambungan dan setiap proyek pengembangan sistem akan melalui siklus hidup pengembangan sistem. Siklus pengembangan sistem informasi dapat dilihat dengan fase sebagai berikut :

1. Analysis = Feasibility Assessment

Information Analysis

2. Design = System Design

Program Development

Procedure Development

3. Implementation = Conversion

Operation and Maintenance

Audit and Review

2.2.4 Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi


(40)

dalam suatu sistem. Untuk mengelola data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan bantuan komputer oleh Baridwan (1995:127)

Digunakannya komputer sebagai alat bantu pemproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding sistem manual. Di samping itu, cara pengendaliannyapun akan berbeda dibanding sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus mengenai komputer.

Gambar 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual

Analisis Transaksi  Keuangan 

 

Jurnal Transaksi 

Posting Buku  Besar  Neraca Saldo Setelah 

Penutupan 

 


(41)

Sumber : Sugiri, Slamet 2004, Akuntansi Pengantar 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal 15

Siklus akuntansi dimulai dengan meneliti dan memilah dokumen transaksi, seperti nota, kwitansi, faktur dan sebagainya. Setiap dokumen diteliti dan dipilah menurut jenis transaksinya dilakukan penjurnalan.

Transaksi tersebut diringkas ke dalam jurnal transaksi yang berisi catatan dari setiap transaksi. Pada dasarnya jurnal umum enlist kronologis transaksi dan peristiwa lain dengan membaginya dalam hal debit dan kredit untuk masuk di akun.

Buku besar yaitu posting yang mengacu pada proses mentransfer entri jurnal dari buku jurnal ke akun buku besar sesuai dengan kelompok rekening dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya fungsi buku besar adalah untuk mengetahui total saldo pada

masing-  Neraca Saldo 

Jurnal  Penyesuaian  Neraca Saldo Setelah 

Penyesuaian   

Laporan Keuangan :  Laporan Laba Rugi  Laporan Perubahan Modal 

Neraca  Laporan Arus Kas 


(42)

masing rekening yang nantinya akan dipindahkan ke neraca saldo secara satu persatu tiap-tiap rekening.

Neraca saldo yaitu menunjukkan masing-masing perkiraan. Saldo debit dan saldo kredit ini secara total harus sama jumlahnya pada neraca saldo. Neraca saldo merupakan dasar untuk penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara periodik. Neraca saldo ini terbagi menjadi dua yaitu neraca saldo sebelum penyesuaian dan neraca saldo setelah penyesuaian.

Jurnal penyesuaian, jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan ke saldo saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode lain

Setelah itu dibuat laporan keuangan yang meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.

Dalam pembuatan laporan keuangan, laporan laba rugi (pendapatan usaha dikurangi laba usaha). Setelah itu dibuat laporan perubahan modal (modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha periode tersebut, dikurangi dengan prive yang dilakukan pemilik perusahaan, akan menghasilkan modal pada hasil periode). Setelah itu dibuat neraca (suatu daftar yang menujukkan posisi sumber daya tersebut diperoleh). Secara umum neraca dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu neraca sisi aktiva dan pasiva. Sisi aktiva merupakan daftar kekayaan yang dimiliki


(43)

perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dimana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan pasiva harus selalu sama dan seimbang (balance).

Setelah itu dibuat laporan arus kas (laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya).

Jurnal penutup, merupakan pencatatan pemindahan saldo nominal (sementara) berupa pendapatan dan beban ke akun modal melalui ikhtisar laba rugi, serta pemindahan saldo prive ke akun modal yang berfungsi menghitung jumlah laba rugi dari akun pendapatan dan beban, memindahlkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya serta menghitung modal akhir periode.


(44)

Gambar 2 : Siklus Pengolahan data dengan Komputer

INPUT PENGOLAHAN OUTPUT

 

Bukti Transaksi  Jurnal 

  Buku Besar 

 

Laporan Keuangan dan  Laporan Lain 

  File Transaksi 


(45)

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994,Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, hal 5

Pemrosesan data dengan komputer dapat dilakukan lebih mudah, lebih cepat, serta lebih banyak. Demikian pula informasi yang dihasilkan juga lebih banyak, lebih cepat dan lebih akurat. Tidak dapat dielakkan bahwa kemampuan komputer untuk membantu mengolah data jauh lebih akurat dan lebih cepat ketimbang kemampuan manusi mengolah data secara manual.

2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan saran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya Mulyadi (2001:415).

Menurut Soegiharto (2001) dan Choe (1996) dalam Jen (2002:136), mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai (user) dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian, yaitu kepuasan pemakai informasi (user information


(46)

satisfaction) dan pemakaian sistem informasi (system userage) sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

Kesimpulan dari teori di atas adalah sistem informasi akuntansi yang dipergunakan secara efektif oleh para pengguna dengan cara sebagaimana mestinya agar dapat memproses suatu data keuangan dan mengasilkan suatu informasi yang baik bagi pihak yang berkepentingan.

2.2.5.1 Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja) yaitu yang meruakan seperangkat perasaan pegawai tentangmenyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis 1990:105)

Menurut Lestari (2010:22) kepuasan pemakai diidentifikasikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi yang mereka butuhkan.

Kesimpulan dari teori diatas adalah keputusan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi.


(47)

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh dua pihak, yaitu pihak internal yang terdiri dari manajer dan karyawan, sedangkan pemakai eksternal yaitu meliputi pihak-pihak yang berkepentingan di luar perusahaan seperti kreditur, pelanggan, pemegang saham, dll.

a. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis, manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan.

Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan nilai positif finansial perubahan. Serta menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam meberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan keselamatan kerja.

b. Pemakai eksternal

1. Pemilik perusahaan, para pemilik telah menanamkan dana mereka yang berharga dalam sebuah organisasi bisnis orang-orang ini


(48)

menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas, sehingga mereka dapat mengetahui perkembangan usahanya dengan menggunakan Sistem Informasi.

2. Investor, dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu pemodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diperoleh dari investasi yang mereka tanamkan.

3. Kreditor, adalah pihak yang menyediakan barang atau jasa serta sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik berupa kucuran kredit usaha maupun pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.

2.2.5.3 Kualitas Sistem Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis) dan relevan (relevance)


(49)

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai informasi tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan, berarti informasi tersebut memounyai manfaat untuk pemakainya.

Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau mutakhir, informasi yang relevan, apabila informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.

2.2.6 Software BDS-IBS

BDS-IBS atau yang disebut dengan Branch Delivery System-Integrated Banking System. BDS-IDS merupakan suatu sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang diterapkan oleh bank-bank


(50)

di Indonesia yang digunakan untuk memproses data transaksi financial maupun non-financial.

BDS-IBS memiliki aplikasi dalam menjalankan kegiatan operasional antara lain BDS-IDS, BDS-ILS, dan BDS-ITS

BDS-IDS atau Branch Delivery System-Integrated Deposite System, merupakan sistem komputerisasi dari BDS-IBS yang menyediakan untuk fungsi penanganan aplikasi berupa produk-produk passiva, fungsi teller system, fungsi customer information system dan pengolahan data akuntansi

BDS-ILS atau Branch Delivery System-Integrated Loan System berfungsi dalam penanganan pinjaman-pinjaman yang terjadi yang merupakan bagian dari produk kredit.

BDS-ITS atau Branch Delivery System-Integrated Transfer System berfungsi dalam penanganan produk-produk jasa berupa kiriman uang, kliring, inkaso, jasa dalam negeri dan luar negeri.

2.3 Kerangka Pikir

2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah teori Y dari Mc. Gregor (1957) menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan


(51)

mencari tanggung jawab (http://organisasi.org/definisi-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mcgregor) 

Mumford (1983) dalam Lestari (2010:22) menyatakan bahwa partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Mulai dari hap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi akuntansi. Ada tiga jenis partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem, yaitu konsultatif, representatif dan consensus. Tiga jenis ini dibedakan berdasarkan tingkat pengaruh dan kontrol yang diberikan oleh pemakai

Dengan adanya teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi pemakai adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan perencanaan, pengembangan dan pengimplemetansian sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi. Oleh karena itu, partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

2.3.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(52)

Teori pencapaian prestasi oleh McClelland (1953) dalam Mangkunegara (2005:68) didasari asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang mempunya predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting yaitu jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-motivasi-herzberg-dan-mcclelland/)

Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan didasari pada oranng yang lebih percaya akan pengalaman mereka dari pada pengalaman orang lain, Pace and Faules (1998:439) menurut pandangan ini, orang merubah perilaku mereka dengan menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individe mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi lain.

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personel sistem informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau


(53)

rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakai sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.3.3 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Pelatihan merupakan suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi (Mathis dan Jackson, 2002:5)

Jen (2002:140) menyatakan bahwa sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan dan pelatihan pemakai merupakan suatu usaha sosialisasi sebagai bentuk


(54)

peningkatan kemampuan dalam meahami dan memakai sistem informasi akuntansi secara benar dan baik yang dilakukan oleh suatu organisasi kepada sumber daya manusianya. Dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja. Oleh karena itu, program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Dari penjelasan yang terdapat pada kerangka pikir dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini :

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

 

 Partisipasi Pemakai   (X1) 

Kinerja Sistem Informasi  Akuntansi 

(Y)  Kemampuan Teknik Personal 

Sistem Informasi Akuntansi   (X2) 

Program Pelatihan dan  Pendidikan Pemakai 


(55)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

“Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi pada Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya”

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara meberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005:126)

Definisi dari setiap variabel yang diajukan dalam penelitian ini termasuk penetapan pengukuran variabel sebagai berikut :

a. Variabel Terikat (Y)


(56)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja Sistem Informasi akuntansi yaitu suatu sistem informasi akuntansi yang dipergunakan secara efektif oleh para pengguna dengan cara sebagaimana mestinya agar dapat memproses suatu data keuangan dan mengasilkan suatu informasi yang baik bagi pihak yang berkepentingan.

b. Variabel Bebas (X) 1. Partisipasi Pemakai (X1)

Partisipasi pemakai merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan perencanaan, pengembangan dan pengimplemetansian sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.

2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2) Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi yaitu kesanggupan individu dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi agar meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.


(57)

3. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3)

Program pendidikan dan pelatihan pemakai merupakan suatu usaha sosialisasi sebagai bentuk peningkatan kemampuan dalam meahami dan memakai sistem informasi akuntansi secara benar dan baik yang dilakukan oleh suatu organisasi kepada sumber daya manusianya. Dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala interval dengan pengukuran semantic differensial (Sumarsono, 2004:54). Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat negativnya terletak disebelah kiri atau sebaliknya. Skala menggunakan nilai tujuh poin, dengan pola sebagai berikut

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5 6 7

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing masing


(58)

dengan pertanyaan yang sangat diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Pratiwi (2011), dengan 15 pertanyaan yang terdiri dari 10 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk kepuasan sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.

b. Partisipasi Pemakai (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan indikator tingkat pengembangan, keamanan sistem, perencanaan pelaksanaan dan pengujian terhadap sistem.

c. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang digunakan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan indikator tingkat kemampuan, pengaruh bekerja dan peningkatan kualitas.


(59)

d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Pratiwi (2011) dengan 4 item pertanyaan dengan indikator keberadaan dan manfaat fasilitas pelatihan dan pendidikan pemakai.

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk yang bertempat di Jl. Pemuda no. 50 Surabaya

3.2.2 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh manajer dan para staf kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bidangnya. Jumlah populasi sebanyak 42 orang.

3.2.3 Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa


(60)

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu (Sugiyono, 2006:74).

Ukuran sampel dari populasi yang ditentukan dengan menggunakan rumus slovin yang dikutip (Umar, 2009:78), yaitu :

n = N 1 + Ne²

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran populasi yang berjumlah

e = Persentase kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan pengambilan sampel masih dapat diteliti 5%

berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh :

n = 42 = 38 responden 1 + 42 (0,05)²

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu para manajer dan karyawan pengguna sistem informasi akuntansi.


(61)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian dari sumber intera perusahaan kepada para manajer dan karyawan di departemen pengguna sistem informasi akuntansi di kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya

3.3.3 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu : a. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuesioner.

b. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden.

c. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.

d. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor.


(62)

3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing item pertanyaan yang membentuk variabel tertentu. Valid atau tidaknya alat ukur yang diuji dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total terkorelasi dari semua pertanyaan. (Ghozali, 2009:49) Dengan kriteria hasil korelasi rhitung (Corrected

item-total correlation) yaitu :

 Jika nilai rhitung > 0,30 maka variabel tersebut valid

 Jika nilai rhitung < 0,30 maka variabel tersebut tidak valid

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.

Penelitian ini, uji reliabilitasnya dilakukan melalui pengukuran reliabilitas one shoot atau pengukuran sekali saja dengan cara Cronbach

Alpha yaitu membandingkan antara koefisien Alpha dengan standar

Alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :

 Jika nilai alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel

 Jika nilai alpha < 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel (Nunnally,1960 dalam Ghozali, 2009:46)


(63)

3.4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mngwtahui apakah suatu data tersebut mengetahui sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya Kolmogrov Smirnov dan Saphiro Wilk dengan mempergunakan program SPSS

Menurut Sumarsono (2004:43), dasar pengambilan keputusan yaitu :

 Nilai Signifikansi > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal  Nilai Signifikansi < 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi

normal

3.4.4 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE (Best Linier

Unibased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak

boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan regresi harus memenuhi tiga asumsi klasik sebagai berikut :

1. Tidak boleh terjadi autokorelasi 2. Tidak boleh terjadi multikorelasi 3. Tidak boleh terjadi heteroskedasitisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga


(64)

pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat mengenai tiga asumsi tersebut.

3.4.4.1 Autokolerasi

Menurut Ghozali (2006:96) uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika telah terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji autokolerasi karena data yang dipergunakan bukan data time series, melainkan data cross section.

3.4.4.2 Multikolerasi

Uji multikolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Multikolinieritas dapat dilihat dengan menggunakan nilai VIF

(variance infation factor). VIF menyatakan tingkat pembengkakan

varians (Ghozali, 2009:95) yang dapat dihitung dengan :


(65)

Tolerance

Kriteria Pengujiannya :

1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak menjadi multikolinieritas 2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas

3.4.4.3 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tidak sama atau E (u²1) ≠ 0 jika nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2009;125)

Salah satu cara untuk mendeteksi ada dua atau tidak adanya heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman, yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas.

 Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedasitisitas  Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena dari Heteroskedasitisitas

3.4.5 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier berganda untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel


(66)

terikat. Bentuk persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut.

Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e

(Anonim, 2010 : L-21)

Dimana :

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi X1 = Partisipasi pemakai

X2 = Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi

X3 = Program pelatihan dan pendidikan pemakai

β 0 = Konstanta / Intersep

β 1 = Koefisien Regresi X1

β 2 = Koefisien Regresi X2

β 3 = Koefisien Regresi X3

e = Kesalahan

3.4.6 Uji Hipotesis

a. Uji F

Untuk mengetahui kesesuanian atau kecocokan model terhadap variabel terikat, maka digunakan Uji F (Anonim, 2010:L-22), dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = bj ≠ 0 artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.


(67)

2. Ha : salah satu dari bj ≠ 0 artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat

3. Penelitian ini mengggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k) dimana n = jumlah pengamatan, k = jumlah variabel.

b. Uji t

Untuk mengetahui variabel variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat digunakan uji t, menurut Anonim (2010:L-21), dengan prosedur sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k) dimana n = jumlah pengamaan dan pengamatan dan k = jumlah variabel.

2. Dari uraian di atas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata variabel bebas terhadap variabel terikat

H0 : b1 ≠ 0 artinya secara parsial ada pengaruh yang nyata variabel bebas terhadap variabel terikat

Menentukan kriteria dengan penerimaan dan penolakan H0

H0 diterima jika Sig t ≥ 0,05


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan analisis data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya, studi ini diukur dengan beberapa pertanyaan


(69)

Disamping itu terdapat tiga variabel yang kemungkinan mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi yaitu variabel partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan variabel program pelatihan dan pendidikan pemakai. Analisis data terdiri dari pengumpulan data sebelum diolah, statistik deskriptif untuk masing masing variabel yang digunakan dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan alat analisis regresi dengan software SPSS, namun terlebih dahulu akan diuraikan sekaligus tentang deskripsi objek penelitian yang diambil peneliti.

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan

Negara (Persero), Tbk.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Pemerintah. Pada tahun 1897 perseroan tersebut didirikan dengan nama “POSTPAAR BANK”, namun pada tahun 1942 Jepang membekukan kegiatan “POSPAAR BANK” dan menggantinya dengan nama ‘TYOKIN KYOKU”

Pada tahun 1950, Tyokin Kyoku diubah menjadi Bank Tabungan Pos (UU darurat No.9 Tahun 1950) dan perubahanpun kembali dilakukan pada tahun 1963 yaitu Bank Tabungan Negara atau BTN (Perpu No. 4 Tahun 1963 dan UU no.2 Tahun 1964)


(70)

Pada tahun 1992, status hukum Bank BTN dirubah menjadi perusahaan perseroan (Persero) dan mulai beroperasi sebagai bank umum dan mulai menerbitkan obligasi. Bank BTN mulai ditugaskan memberikan pelayanan KPR sesuai menkeu No. B-49 / MK/VI/1974 (realisasi KPR pertama tanggal 10 Desember 1976)

Di tahun 1968, Bank BTN dinyatakan sebagai Bank milik negara (UU No. 20 tahun 1968) yang kemudian perseroan mendapat ijin sebagai Bank Devisa pada tahun 1994. Kemudian pada tahun 2000 bank BTN ikut dalam Program Rekapitulasi

Pada tahun 2002, Bnk BTN sebagai bank umum dengan fokus pinjaman tanpa subsidi untuk perumahan (berdasarkan surat menteri BUMN No. S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002)

Restrukturisasi perusahaansecara menyeluruh dilakukan pada tahun 2003, tertuang pada persetujuan RJP tahun 2003-2007 (berdasarkan surat menteri BUMN No. S-984/M-MBU/2003 tanggal 31 Maret 2003 dan ketetapan Direksi Bank BTN No. 306/DIR/IR-BTN/XII 2004 perihal revisi RJP Bank TN tahun 2003-2007

Di tahun 2009, bank BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang mlakukan sekuritisasi asset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Asset (KIK EBA) di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun yang sama, Bank BTN melepas 2.360.057.000 lembar saham, setara dengan 27,08% dari total saham Bank BTN, dan


(71)

tercatat sebagai emisi IPO terbesar di tahun 2009 dengan nilai dana sebesar Rp. 1,88 Triliun.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi bank BTN

“Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan”

Misi Bank BTN

 Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah

 Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini

 Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi

 Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value


(72)

(73)

4.1.3 Struktur Organisasi

Sumber : http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Struktur-Organisasi.aspx. Senin, 23 April 2012 Gambar 4 :


(74)

4.2.1 Karakteristik Responden

Dari 38 kuesioner yang disebarkan dan dapat diolah, terdapat karakteristik responden dari hasil perolehan data dapat didistribusikan berdasarkan jenis umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir para responden. Adapun hasil selengkapnya adalah sebagai berikut :

4.2.1.1 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Karakteristik dari tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Diploma 3 1 2,63%

2 Strata 1 33 86,84%

3 Strata 2 4 10,53%

Total 38 100%

Sumber : Data hasil kuesioner

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa 2,63% responden berpendidikan Diploma 3, 86,84% responden berpendidikan Strata 1 dan 10,53% responden berpendidikan Strata 2.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Menurut Usia

Karakteristik berdasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(75)

Tabel 3 : Karakteristik Responden Menurut Usia No Umur Jumlah Persentase

1 20-24 th 2 5,26%

2 25-29 th 22 57,90%

3 30-34 th 12 31,58%

4 35-39 th 1 2,63%

5 40 th ≤ 1 2,63%

Total 38 100%

Sumber : Data hasil kuesioner

Peninjauan juga dilakukan pada usia responden yang oleh peneliti dipisahkan menjadi 5 yaitu responden yang berusia antara 20-24 th, 25-29 th, 30-34 th, 35-39 th dan diatas usia 40 th. Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa 5,26% atau 2 orang responden memiliki usia berkisar 20-24 th, 57,90% atau 22 orang responden memiliki usia berkisar 25-29 th, 31,58% atau 12 orang responden memiliki usia berkisar 30-34 th, 2,63% atau 1 orang responden memiliki usia berkisar 35-39 th dan 2,63% atau 1 orang responden memiliki usia lebih dari 40 th.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4 : Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No J. Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 12 31,58%

2 Perempuan 26 68,42%


(76)

Ditinjau dari jenis kelamin, persentase antara responden laki-laki dan perempuan. 31,58% atau 12 dari keseluruhan responden adalah responden laki-laki, sedangkan persentase untuk responden perempuan adalah sebesar 68,42% atau 26.

4.2.2 Deskripsi Variabel

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi :

Tabel 5 : Rekapitulasi jawaban Responden untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

Item

% % % % % % %

Mean

Y1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 21,1 20 52,6 10 26,3 6,05

Y2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 15,8 22 57,9 10 26,3 6,11

Y3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 10,5 20 52,6 14 36,8 6,26

Y4 0 0 0 0 0 0 0 0 8 21,1 20 52,6 10 26,3 6,05

Y5 0 0 0 0 0 0 0 0 10 26,3 14 36,8 14 36,8 6,11

Y6 0 0 0 0 0 0 1 2,6 4 10,5 21 2,6 12 31,6 6,16

Y7 0 0 0 0 0 0 2 5,2 5 13,2 15 39,4 16 42,1 6,18

Y8 0 0 0 0 0 0 1 2,6 7 18,4 14 36,8 16 42,1 6,18

Y9 0 0 0 0 0 0 1 2,6 6 15,8 16 42,1 15 39,5 6,18

Y10 0 0 0 0 0 0 1 2,6 6 15,8 11 28,9 20 52,6 6,31

Y11 0 0 0 0 0 0 1 2,6 6 15,8 19 50 12 31,6 6,11

Y12 0 0 0 0 0 0 0 0 9 23,7 17 44,7 12 31,6 6,07

Y13 0 0 0 0 0 0 0 0 9 23,7 17 44,7 12 31,6 6,07

Y14 0 0 0 0 0 0 0 0 10 26,3 20 52,6 8 21,1 5,95

Y15 0 0 0 0 0 0 0 0 5 13,2 17 44,7 16 42,1 6,29

Total Mean 6,14


(77)

kinerja sistem informasi akuntansi yang mendapat jawaban tertinggi adalah Y10 (Sistem informasi akutansi selalu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh departemen saya) dengan nilai sebesar 6,31 hal ini membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi pada PT. Bank Tabungan (Persero), Tbk. Di Surabaya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh departemen tergolong baik.

Item pertanyaan yang mendapat rata-rata jawaban terendah adalah Y14 (dengan sistem laporan yang dihasilkan dapat diandalkan keakurasiannya) dengan nilai 5,95, hal ini menunjukkan bahwa keakurasian laporan yang dihasilkan oleh sistem tergolong baik.

Secara keseluruhan jawaban responden pada kelimabelas item pertanyaan variabel kinerja sistem informasi akuntansi adalah sebesar 6,14, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya tergolong baik.

4.2.2.2 Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1)

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel partisipasi pemakai :

Tabel 6 : Rekapitulasi jawaban Responden untuk Variabel Partisipasi pemakai (X1)


(78)

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

Item

% % % % % % %

Mean

X1.1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 28,9 15 39,5 12 31,6 6,03

X1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 8 21,1 19 50 11 28,9 6.08

X1.3 0 0 0 0 0 0 0 0 7 18,4 18 47,4 13 34,2 6,16

Total Mean 6,09

Sumber : Data hasil kuesioner (Lampiran 2)

Tabel diatas menunjukkan bahwa item pertanyaan variabel partisipasi pemakai yang mendapat rata-rata jawaban tertinggi adalah X1.3 (Tingkat pengaruh saya dalam pengembangan sistem informasi akuntansi) dengan nilai sebesar 6,16, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengaruh pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi tergolong baik.

Item pertanyaan variabel partisipasi pemakai yang mendapat rata-rata jawaban terendah adalah X1.1 (Tingkat partisipasi saya dalam pengembnagn sistem informasi akuntansi) adalah nilai sebesar 6,03, hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi cenderung tergolong baik.

Secara keseluruhan jawaban responden pada ketiga item pertanyaan variabel partisipasi pemakai adalah sebesar 6,09, hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Bank Tabungan Negara(Persero), Tbk. Di Surabaya tergolong baik.


(79)

4.2.2.3 Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2)

Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi :

Tabel 7 : Rekapitulasi jawaban responden untuk variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2)

Skor Jawaban

1 2 3 4 5 6 7

Item

% % % % % % %

Mean

X2.1 0 0 0 0 0 0 2 5,3 4 10,5 24 63,2 8 21,1 6

X2.2 0 0 0 0 0 0 2 5,3 8 21,1 18 47,4 10 26,3 5,95

X2.3 0 0 0 0 0 0 1 2,6 9 23,7 19 50 9 23,7 5,9

X2.4 0 0 0 0 0 0 1 2,6 9 23,7 12 31,6 16 42,1 6,13

Total Mean 6,01

Sumber : Data hasil kuesioner (Lampiran 2)

Tabel diatas menunjukkan bahwa item pertanyaan variabel kemampuan teknik personal sistem informasi yang mendapat rata-rata jawaban paling tinggi adalah X2.4 (Menggunakan sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan kualitas kerja) dengan nilai sebesar 6,13, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi akuntansi berpengaruh dalam meningkatkan kualitas kerja.


(1)

90   

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

1. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) berpengaruh signifikan dengan

partisipasi pemakai (X1) dalam proses pengembangan dan operasional sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) akan meningkat apabila keterlibatan pemakai semakin tinggi.

2. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2).

3. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh signifikan


(2)

91   

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya lebih intensif dalam mensosialisasikan sistem

informasi akuntansi yang ada. Agar para pemakai mampu menggunakan dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi yang telah ditetapkan perusahaan. Sehingga kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dalam hal penggunaan sistem informasi akuntansi oleh pemakai juga akan meningkat agar memberi dampak positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2. Bagi perusahaan, hendaknya secara aktif dan intensif meningkatkan

karyawan dalam seminar-seminar kerja, pelatihan-pelatihan terutama mengenai sistem informasi akuntansi agar sumber daya dapat ditingkatkan sehingga dukungan yang diberikan manajemen sesuai dengan sumber daya yang ada.

3. Mengidentifikasi atau menambah variabel-variabel lain yang dapat


(3)

92   

melengkapi hasil penelitian terdahulu sehingga dapat diambil kesimpulan tentang apa saja yang sebenarnya mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Selain itu, memperluas objek penelitian harus dipertimbangkan juga oleh peneliti mendatang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010,

Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Program

Studi Akuntansi

, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

Bodnar dan Hopwood, 2006,

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9

, ANDI,

Yogyakarta

Davis, Keith, Newstrom, 1990,

Perilaku Dalam Organisasi, Jilid 1, Edisi

Ketujuh

, Erlangga, Jakarta

Fakhri, 2004,

Sistem Informasi Akuntansi

, Unit Penerbit dan Percetakan Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta

Husein, Umar, 2009,

Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi

Kedua

, Rajawali Pers, Jakarta

Imam, Gozali, 2009,

Aplikasi Ananlisis Multivariate Dengan Program SPSS

,

Universitas Diponegoro, Semarang

Jogiyanto, 2000,

Sistem Informasi Berbasis Komputer Konsep Dasar dan

Komponen, Edisi ke 2

, BPFE, Yogyakarta

Mathis, Robert L, Jackson, 2002,

Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 2

,

Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001,

Akuntansi Manajemen, Edisi 3

, Salemba Empat, Jakarta

Moh, Nazir, 2005,

Metodologi Penelitian

, Ghalia Indonesia, Bogor

Pabundu, 2006,

Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan

, Bumi

Aksara, Jakarta

Pace, Wayne, Faules, 1998, Komunikasi

Organisasi : Strategi Meningkatkan


(5)

Slamet, Sugiri, Riyono, 2004,

Akuntansi Pengantar 1

, UPP AMP YKPN,

Yogyakarta

Sugiyono, 2009,

Metodologi Penelitian Bisnis

, CV. ALFABETA, Bandung

Sumarsono, 2004,

Metodologi Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi

, FE UPN

“Veteran” Jatim

Suwardjono, 2002,

Akuntansi Pengantar, Edisi Ketiga

, BPFE, Yogyakarta

Zaki, Baridwan, 1994,

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua

, BPFE,

Yogyakarta

---, 1995,

Sistem Informasi Akuntansi, BPFE

, Yogyakarta

Jurnal :

Acep, Komara, 2005,

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

, Jurnal Maksi,Vol6 Hal 143-160

Jen, Tjhai Fung, 2002,

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Sistem Informasi

Akuntansi,

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.4, No.2, Hal. 135-154

Priyo Hari, Adi, 2006,

Partisipasi Pengguna dalam Pengembangan Sistem

Informasi Akuntansi (Telaah Literatur)

, Jurnal Akuntansi dan keuangan,

Vol.8, No,1, Hal 52-62

Putu Astri, Lestari, 2010,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar

,

Jurnal IPTEKS New Media, Vol.1, No.1, Hal 1-62

Setianingsih, Indrianto, 1998,

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan

Kominikasi Pemakai-Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan


(6)

Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi

, Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Hal 192-207

Skripsi :

Pratiwi, 2011,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Software JD Edwards) pada Joint Operating Body Pertamina

Petrochina East Java Tuban

Andrean, 2011,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT.PJB

Yullian, 2011,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT. INTERMAS TATA TRADING SURABAYA

Artikel :

Douglas, Mc Gregor,

Definisi

Perilaku Teori X dan Teori Y

http://organisasi.org/definisi‐pengertian‐teori‐perilaku‐teori‐x‐dan‐teori‐y‐x‐y‐ behavior‐theory‐douglas‐mcgregor

. 6 Desember 2012

 

Herzberg, Mc Clelland, 2010,

Teori Motivasi Herzberg dan Mc Clelland

http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-motivasi-herzberg-dan-mcclelland/

. 6 Desember 2011

Struktur organisasi BTN 2010

http://www.btn.co.id/Tentang-Kami/Struktur-Organisasi.aspx

. 23 April


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN BELUM TERCAPAINYA TARGET KREDIT RINGAN (KRING) BTN PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG BANDAR LAMPUNG

0 10 51

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK.CABANG SURABAYA (Survey Pada Pegawai Bagian Pengguna Komputer Di BTN Wilayah Surabaya Timur).

0 0 126

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK.

0 0 85

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

7 57 116

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 7

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 1

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 5

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA

0 1 23

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK.CABANG SURABAYA (Survey Pada Pegawai Bagian Pengguna Komputer Di BTN Wilayah Surabaya Timur)

0 0 29