UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS VII-2 SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR T.P 2015/2016
Oleh:
Esther Putri Octavia NIM 4113111027
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
(2)
(3)
ii
RIWAYAT HIDUP
Esther Putri Octavia dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 03 Oktober 1992. Ibu bernama K. Sianipar dan Ayah bernama H. Purba. Penulis merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Pada tahun 1998, penulis mulai sekolah di SD Swasta Markus dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Markus dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 10 Tangerang sampai kelas X semester II dan pindah ke SMA Negeri 1 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan dan diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler yang pernah diikuti adalah sebagai pengurus IKBKM (Ikatan Keluarga Besar Kristen Matematika).
(4)
iii
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Di Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016
Esther Putri Octavia 4113111027
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes tertulis dan angket. Instrumen yang digunakan adalah lembar pertanyaan wawancara, lembar observasi, tes pemahaman konsep, dan angket minat belajar. Validitas instrument diproses melalui expert judgement dari dosen ahli. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan yang ditetapkan apabila nilai rata-rata pemahaman konsep dan minat belajar siswa meningkat dari pratindakan, siklus I, dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pratindakan 56,5 meningkat menjadi 71 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 84 pada siklus II. Selain itu nilai rata-rata persentase minat belajar matematika siswa pada saat pratindakan 62,525% meningkat menjadi 81,175% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 87,875% pada siklus II.
(5)
iv
Efforts To Improve Understanding Ability Concepts And Interest Math Students Learning Through Model Type Cooperative Learning Teams
Games Tournament (TGT) In Grade VII-2 SMP Negeri 1 Bandar Academic Year 2015/2016
Esther Putri Octavia 4113111027
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of the concept and interest in mathematics learning through cooperative learning model teams games tournament (TGT).
This research is a classroom action research. Subjects in this study were students of class VII-2 SMP Negeri 1 Bandar with the number of students as many as 40 people, consisting of 17 male students and 23 female students. The study took place in two cycles. First cycle consisted of three meetings and the second cycle consisted of three meetings. Data collection techniques in this study were interviews, observation, written tests and questionnaires. The instrument used was the question sheet interviews, observation sheets, test understanding of concepts, and questionnaires interest in learning. The validity of the instrument is processed through the expert judgment of expert lecturers. Data analysis technique used is descriptive quantitative and qualitative descriptive. Indicators of success are set when the average value of understanding the concept and increase student interest in learning from pre-action, the first cycle and the second cycle.
The results showed that the ability of understanding and interest in learning math concepts students has increased. This is indicated by the increase in the average value of the class, namely when pre-action 56.5 increased to 71 in the first cycle, and increased again to 84 in the second cycle. In addition the average value of the percentage interest in learning mathematics student at the time of 62.525% pre-action increased to 81.175% in the first cycle, and increased again to 87,875% in the second cycle.
Keywords: Understanding the concept, interest in learning, Teams Games Tournament (TGT)
(6)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala kasih dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di Kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dengan begitu sabar dari awal pengajuan judul sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan arahan serta nasehat selama penyusunan skripsi ini. Dan kepada seluruh Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terimakasih juga disampaikan kepada Ibu J. Damanik, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bandar yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian serta penghargaan kepada Ibu Gusnida Napitupulu, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar yang telah membantu selama penelitian berlangsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada seluruh sanak keluarga yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa doa, nasehat, dan materi sehingga penulis dapat studi di Unimed. Terimakasih ntuk sahabat terkasih, Pujiono Sigalingging yang senantiasa mendukung dan mendoakan, teman-teman kelas Dik B 2011 yang selalu setia bersama-sama selama menempuh pendidikan
(7)
(8)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 7
1.3Batasan Masalah 7
1.4Rumusan Masalah 8
1.5Tujuan Penelitian 8
1.6Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 10
2.1.1 Pengertian Belajar, Matematika, Belajar Matematika 10
2.1.2 Pemahaman Konsep Matematika 12
2.1.3 Minat Belajar Matematika 14
2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme 18
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 19
2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 21
2.2 Penelitian Relevan 28
2.3 Kerangka Berpikir 29
BAB III METODE PENELITIAN
(9)
viii
3.1.1 Lokasi Penelitian 31
3.1.2 Waktu Penelitian 31
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 31
3.2.1 Subjek Penelitian 31
3.2.2 Objek Penelitian 32
3.3 Jenis Penelitian 32
3.4 Desain Penelitian 32
3.5 Prosedur Penelitian 33
3.6 Teknik Pengumpulan Data 36
3.7 Teknik Analisis Data 37
3.8 Indikator Keberhasilan 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 42
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan Kelas 42 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 44
4.1.2.1 Siklus I 45
4.1.2.2 Siklus II 56
4.2 Pembahasan 67
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67
4.2.2 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 72
5.2 Saran 72
(10)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 2.2.Penghargaan Kelompok 26
Tabel 2.3.Langkah—langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT 26
Tabel 3.1.Kriteria Penilaian Observasi 38
Tabel 3.2.Tingkat Pemahaman Konsep 39
Tabel 3.3.Klasifikasi Persentase Rata-rata Angket Minat Belajar 41 Tabel 4.1 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas VII-2 44 Tabel 4.2 Indikator Tiap Pertemuan pada Siklus I dan II 44 Tabel 4.3 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar
Matematika Siklus I 55
Tabel 4.4 Persentase Setiap Indikator Angket Minat Belajar
Matematika Siklus II 65
Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67 Tabel 4.6 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Per
Indikator 68
Tabel 4.7 Perolehan Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa
Per Butir Angket 69
Tabel 4.8 Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa Per Indikator 70 Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Rata-rata Minat Belajar Matematika
Siswa 71
(11)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1.Penempatan siswa dalam kelompok belajar dan
meja turnamen 24
Gambar 2.2.Cara melakukan pertandingan 25
Gambar 3.1.Skema penelitian tindakan kelas (PTK) 32 Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Per Indikator Pada Siklus I 54
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Per Indikator Pada Siklus II 64
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 67 Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa 71
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I 76 Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus I 80 Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus I 84 Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus II 87 Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Siklus II 91 Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III Siklus II 95
Lampiran 7.Lembar Kerja Siswa I 98
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II 101
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa III 104
Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa IV 106
Lampiran 11.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa I 109 Lampiran 12.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II 111 Lampiran 13.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa III 113 Lampiran 14.Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa IV 114
Lampiran 15.Kartu Soal Game I 115
Lampiran 16.Kunci Jawaban Kartu Soal Game I 116
Lampiran 17.Kartu Soal Game II 117
Lampiran 18.Kunci Jawaban Kartu Soal Game II 118
Lampiran 19.Kartu Soal Game III 120
Lampiran 20.Kunci Jawaban Kartu Soal Game III 121
Lampiran 21.Kartu Soal Game IV 122
Lampiran 22.Kunci Jawaban Kartu Soal Game IV 123 Lampiran 23.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Awal 125
Lampiran 24.Tes Pemahaman Konsep Awal 126
Lampiran 25.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Awal 128 Lampiran 26.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus I 129
Lampiran 27.Tes Pemahaman Konsep Siklus I 130
Lampiran 28.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus I 131 Lampiran 29.Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus II 133
(13)
xii
Lampiran 30.Tes Pemahaman Konsep Siklus II 134
Lampiran 31.Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus II 135
Lampiran 32.Kisi-kisi Angket Minat Awal 137
Lampiran 33.Angket Minat Awal 138
Lampiran 34.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Awal 141 Lampiran 35.Kisi-kisi Angket Minat Siklus I 143
Lampiran 36.Angket Minat Siklus I 144
Lampiran 37.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus I 147 Lampiran 38.Kisi-kisi Angket Minat Siklus II 149
Lampiran 39.Angket Minat Siklus II 150
Lampiran 40.Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Siklus II 153
Lampiran 41.Pedoman Wawancara 154
Lampiran 42.Hasil Wawancara 155
Lampiran 43.Data Pembagian Kelompok Siklus I 156 Lampiran 44.Data Pembagian Kelompok Siklus II 157 Lampiran 45.Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa I-IV 158
Lampiran 46.Perolehan Skor Game I-IV 159
Lampiran 47.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Awal 160 Lampiran 48.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus I 162 Lampiran 49.Perhitungan Tes Pemahaman Konsep Siklus II 164
Lampiran 50.Perhitungan Angket Minat Awal 166
Lampiran 51.Perhitungan Angket Minat Siklus I 169 Lampiran 52.Perhitungan Angket Minat Siklus II 171 Lampiran 53.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus I 173 Lampiran 54.Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus II 179 Lampiran 55.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus I 185 Lampiran 56.Hasil Penilaian Observasi Siswa Siklus II 187
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperluas pengetahuan. Selain itu pendidikan merupakan proses bagi setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang menuju arah yang lebih baik. Seseorang dibekali pendidikan dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan yang baik di masa depan. Menurut Jumali, dkk (2004 : 1), pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam bentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab, dan normal. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 dalam Arif Rohman (2009 : 10) tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut :
“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Matematika merupakan suatu ilmu yang ada di setiap aspek kehidupan. Dalam kehidupan nyata, matematika digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Matematika juga merupakan sumber berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sangatlah penting diajarkan sejak dini. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang penting diajarkan kepada siswa. Cornelius dalam Abdurrahman (2003 : 253) mengemukakan :
“Matematika perlu diajarkan karena merupakan : (1) sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari; (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas; (5) sarana untuk mengembangkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
(15)
2
Oleh karena begitu besarnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, maka tidak mengherankan bila pembelajaran matematika perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan pendidikan. Meskipun kualitas pendidikan sudah mengalami peningkatan namun hasil yang kurang memuaskan terlihat dalam pembelajaran pada beberapa mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran matematika. Salah satunya disebabkan adanya pandangan negatif siswa terhadap mata pelajaran matematika yaitu tentang sulitnya pelajaran matematika sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Abdurrahman dalam Situmorang (2009 : 1) mengungkapkan :
“Banyak siswa yang memandang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak siswa akan mengalami masalah belajar yang lebih berat lagi, karena hampir semua studi memerlukan matematika yang sesuai”.
Keberhasilan pendidikan tentu bergantung pada proses pembelajaran. Menurut Moh. Usman Uzer (2000 : 4), pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung di situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Antara guru dan siswa harus ada saling keterkaitan satu sama lain, sehingga perlu adanya hubungan dan kerjasama antara keduanya agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII-2 SMP N 1 Bandar Ibu Gusnida Napitupulu menyatakan bahwa banyak siswa yang belum dapat memahami konsep matematika dengan baik dari beberapa materi yang telah diajarkan. Permasalahan tersebut timbul karena : 1) Guru mendominasi dalam menyampaikan materi dan menerangkan soal sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan sehingga siswa lebih cepat merasa bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan partisipasi siswa; 2) Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat
(16)
3
kemampuan siswa dalam memahami materi; 3) Komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga, kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya; 4) Siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran; 5) Pemahaman siswa terhadap beberapa pokok bahasan matematika masih rendah karena siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai tes diagnostik awal yang masih rendah. Dari 40 orang diperoleh ada 27 siswa yang nilainya masih di bawah 65 (KKM) dan 13 siswa lainnya memperoleh nilai di atas 65. Selain itu, banyak juga siswa yang mengaku bahwa ketika guru menjelaskan suatu pokok bahasan yang baru, terkadang mereka lupa akan inti dari pokok bahasan yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Beberapa kejadian yang telah dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.
Selain daripada kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap beberapa pokok bahasan matematika yang masih rendah, guru juga mengatakan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal tersebut dilihat dari cara belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran, hanya sedikit siswa yang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa terlihat asik bermain ketika pembelajaran berlangsung, tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, banyak tugas/pekerjaan rumah yang tidak diselesaikan dengan baik, dsb. Ketika diadakan observasi dengan memberikan angket minat awal kepada siswa, dari 40 orang hanya ada 5 orang siswa (12,5%) yang mendapat kategori tinggi, sedangkan 35 orang siswa (87,5%) lainnya ada pada kategori minat rendah.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Budiono (2009 : 4), konsep matematika yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian
(17)
4
baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematik. Pemahaman terhadap suatu konsep sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya. Karena konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan.
Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Tahun 2006 indikator siswa yang memahami konsep antara lain adalah : 1) Menyatakan ulang sebuah konsep; 2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep; 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Sementara itu, Slameto menyatakan sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor yang mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 55), faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan. Oleh karena itu, minat belajar sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar berarti sangat penting untuk diperhatikan dan berpengaruh terhadap hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa.
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan dalam jiwa seseorang kepada sesuatu hal (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu hal tersebut. Bernard dalam Sardiman (2007 : 76) mengatakan bahwa minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan bekerja. Jadi jelas
(18)
5
bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Purwanto (1992 : 73) mengatakan bahwa seorang individu harus memiliki minat dalam belajar, dimana ini akan membawa satu keberhasilan, karena minat belajar berkaitan dengan keinginan untuk bekerja secara baik dan tidak ingin memperoleh prestise atau ganjaran yang berbentuk materi. Dengan demikian minat akan mendorong siswa menyelesaikan tugas sekolahnya untuk mencapai prestise dengan penuh kesadaran.
Berdasarkan hasil pengalaman ketika melaksanakan PPL di sekolah SMP N 1 Bandar, penulis juga menemukan tanda-tanda kurangnya minat belajar matematika siswa. Beberapa indikasinya adalah siswa kurang aktif ketika pelajaran matematika, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sikap siswa yang terkesan malas-malasan dalam menerima pelajaran matematika, siswa terlihat ramai/ribut, siswa berbicara dengan temannya ketika pelajaran matematika berlangsung, siswa malu untuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, serta tidak terlihat adanya diskusi sehingga tidak ada kerja sama ketika pembelajaran matematika berlangsung yang dikarenakan pembelajaran matematika pada saat itu menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah. Sementara hal lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika adalah penggunaan model pembelajaran. Pada pelajaran matematika siswa sangat sulit mengikuti materi yang disampaikan guru dengan model pembelajaran dengan metode ceramah di depan kelas karena banyak istilah dan simbol. Hal ini membuat siswa merasa kurang mampu dan sulit memahami matematika.
Kurangnya penghargaan guru bagi siswa terhadap usaha yang dilakukan dalam suatu pembelajaran matematika terutama bagi siswa yang kemampuan akademiknya kurang, ikut memberi pengaruh sikap siswa terhadap matematika. Akibatnya siswa kurang berminat dalam belajar, merasa minder bahkan frustasi terhadap pelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran yang diprediksikan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar matematika adalah model pembelajaran
(19)
6
kooperatif tipe TGT. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fatimatul Amani mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (2014) menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan metode TGT dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyan Dwi Utami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2008) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT diprediksikan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika karena pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mengarahkan siswa untuk antusias dalam pembelajaran dan mengonstruksi pengetahuan yang diperolehnya sehingga memberikan dampak pada pemahaman konsep matematis siswa. Selain itu, model pembelajaran ini berbeda dengan model pembelajaran yang selama ini diperoleh siswa sehingga dapat menarik perhatian, rasa keingintahuan, membangkitkan semangat serta situasi yang menyenangkan bagi siswa untuk mempelajari matematika menggunakan model pembelajaran ini. Menurut Slavin (2009 : 213), pembelajaran kooperatif dirancang supaya para siswa menjalankan peran-peran khusus dalam menyelesaikan seluruh tugas kelompok. Sebuah dasar pemikiran yang penting bahwa apabila setiap siswa bertanggung jawab atas sebagian dari keseluruhan tugas, maka masing-masing siswa akan merasa bangga atas kontribusinya kepada tim. Oleh karena itu, minat belajar akan muncul dari adanya keinginan untuk ikut berkontribusi dalam tim sehingga menimbulkan perasaan bangga atas kontribusinya. Selain itu, model pembelajaran TGT disusun dalam bentuk permainan (games) yang dikemas dalam sebuah turnamen antar kelompok belajar, sehingga menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan serta penuh tantangan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok, sehingga siswa lebih berani mengeluarkan ide-ide yang berbeda dalam menyelesaikan persoalan matematika. Selain itu, dalam model pembelajaran kooperatif terdapat fase diakhir pembelajaran dimana seorang guru diharuskan memberikan penghargaan kepada siswa memperoleh prestasi baik ketika
(20)
7
pembelajaran berlangsung, baik dengan hadiah yang telah dipersiapkan guru maupun penghargaan dalam bentuk pujian. Karena kurangnya penghargaan dari guru atas apa yang telah dikerjakan oleh siswa turut menjadi faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa. Menurut Istarani (2012 : 240), salah satu kelebihan dari model pembelajaran TGT yaitu pembelajaran akan lebih menarik karena menggunakan kartu. Hal yang menarik bagi siswa tentu akan membuat siswa memberikan perhatian lebih terhadap suatu hal tersebut. Member perhatian merupakan salah satu indikator siswa memiliki minat belajar. Oleh karena itu dapat diprediksikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament di Kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. 2. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi
pada pelajaran matematika.
3. Rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika.
4. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
5. Kurangnya penghargaan dari guru atas hasil belajar siswa di kelas.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar
(21)
8
matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) minat belajar matematika siswa di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
2. Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
3. Mengatasi permasalahan/kendala yang dialami siswa pada pembelajaran matematika selama ini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru matematika SMP N 1 Bandar dalam menggunakan model pembelajaran
(22)
9
yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa.
2. Bagi siswa
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa SMP N 1 Bandar.
3. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran bagi guru yang berkaitan dengan pembelajaran matematika serta sebagai bekal untuk masa depan sebagai seorang calon tenaga pengajar (guru).
(23)
72 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan mulai dari tes kemampuan pemahaman konsep awal, siklus I, dan siklus II.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan skor angket minat belajar matematika siswa pamenagalami peningkatan mulai dari tes angket minat belajar awal, siklus I, dan siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama pelaksanaaan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang telah dilakukan, peneliti memberikan masukan atau saran yang perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak berkaitan dengan penerapan model pembelajaran TGT sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar, yaitu:
1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar metode belajar ini dapat menjadi metode alternatif yang digunakan di SMP Negeri 1 Bandar. Karena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa.
(24)
73
2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model pembelajaran TGT dengan mencakup aspek lainnya diluar dari meningkatkan kemampuan pemahaman konsep atau minat belajar siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian boleh dilakukan dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran yang berbeda, materi yang berbeda, tingkat kemampuan siswa yang berbeda, kemampuan (pendidikan) peneliti selanjutnya yang berbeda, cara/ trik yang berbeda dalam pelaksanaan permainan/ turnamen, dan lain-lain. Jika peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan tujuan/ indikator keberhasilan yang sama, maka diharapkan peneliti selanjutnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan peneliti terdahulu dalam melaksanakan penelitian atau kemampuan siswa yangmenjadi subjek penelitian memilki kemampuan lebih tinggi dari siswa pada penelitian sebelumnya, hal ini guna memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
(25)
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1996), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
B, Suryosubroto, (1988), Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah, Prima Karya, Jakarta.
Chatarina, Anni, (2004), Psikologi Belajar, UNNES PRES, Semarang.
Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD,
Jakarta.
Djaali, (2006), Psikologi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta. http://fromlearningtoteaching.blogspot.com, diakses pada tanggal 22 Oktober
2015.
http://suhadinet.wordpress.com/2008, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015. Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
(26)
75
Lie, Anita, (2008), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT. Grasindo, Jakarta.
Muhibbin, Syah, (2007), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Muhibbin, Syah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Purwanto, Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung. Sardiman, A.M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cipta Prakasa
Sejati, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Perss, Jakarta. Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Suparno, Paul, (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi, (2004), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.
Uno, B. Hamzah, (2009), Teori Motivasi & Pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Usman, Moh. Uzer, (2000), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wayan, Nurkancana, (1983), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya. Winkel, W.S., (1999), Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta.
(1)
matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) minat belajar matematika siswa di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016 mengalami peningkatan?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
2. Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) di kelas VII SMP N 1 Bandar T.P 2015/2016.
3. Mengatasi permasalahan/kendala yang dialami siswa pada pembelajaran matematika selama ini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru matematika SMP N 1 Bandar dalam menggunakan model pembelajaran
(2)
yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa.
2. Bagi siswa
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa SMP N 1 Bandar.
3. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran bagi guru yang berkaitan dengan pembelajaran matematika serta sebagai bekal untuk masa depan sebagai seorang calon tenaga pengajar (guru).
(3)
72 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan mulai dari tes kemampuan pemahaman konsep awal, siklus I, dan siklus II.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar T.P 2015/2016. Hal ini dilihat dari perolehan skor angket minat belajar matematika siswa pamenagalami peningkatan mulai dari tes angket minat belajar awal, siklus I, dan siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan, selama pelaksanaaan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang telah dilakukan, peneliti memberikan masukan atau saran yang perlu dipertimbangkan oleh berbagai pihak berkaitan dengan penerapan model pembelajaran TGT sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandar, yaitu:
1. Kepada pihak sekolah, diharapkan agar metode belajar ini dapat menjadi metode alternatif yang digunakan di SMP Negeri 1 Bandar. Karena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar matematika siswa.
(4)
2. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model pembelajaran TGT dengan mencakup aspek lainnya diluar dari meningkatkan kemampuan pemahaman konsep atau minat belajar siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian boleh dilakukan dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran yang berbeda, materi yang berbeda, tingkat kemampuan siswa yang berbeda, kemampuan (pendidikan) peneliti selanjutnya yang berbeda, cara/ trik yang berbeda dalam pelaksanaan permainan/ turnamen, dan lain-lain. Jika peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan tujuan/ indikator keberhasilan yang sama, maka diharapkan peneliti selanjutnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan peneliti terdahulu dalam melaksanakan penelitian atau kemampuan siswa yangmenjadi subjek penelitian memilki kemampuan lebih tinggi dari siswa pada penelitian sebelumnya, hal ini guna memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1996), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
B, Suryosubroto, (1988), Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah, Prima Karya, Jakarta.
Chatarina, Anni, (2004), Psikologi Belajar, UNNES PRES, Semarang.
Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, DEPDIKBUD,
Jakarta.
Djaali, (2006), Psikologi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta. http://fromlearningtoteaching.blogspot.com, diakses pada tanggal 22 Oktober
2015.
http://suhadinet.wordpress.com/2008, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015. Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
(6)
Lie, Anita, (2008), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT. Grasindo, Jakarta.
Muhibbin, Syah, (2007), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Muhibbin, Syah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Penddekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Purwanto, Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung. Sardiman, A.M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cipta Prakasa
Sejati, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Perss, Jakarta. Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Suparno, Paul, (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperative LearningTeori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Suryabrata, Sumadi, (2004), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana, Jakarta.
Uno, B. Hamzah, (2009), Teori Motivasi & Pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Usman, Moh. Uzer, (2000), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wayan, Nurkancana, (1983), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya. Winkel, W.S., (1999), Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta.