PENGARUHMODELPROBLEM BASED LEARNING(PBL) TERHADAP HASIL BELAJARFISIKA SISWAPADA MATERI POKOKSUHU DAN KALORDI KELAS XSEMESTER IISMA NEGERI1 SILAHISABUNGAN T.P 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK SUHU

DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 S I L A H I S A B U N G A N T . P 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Oleh:

Ade Joyo Sastro Simanjorang NIM 4122121001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

[Type text]

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Ade Joyo Sastro Simanjorang dilahirkan di Silalahi (Kec. Silahisabungan, Kab. Dairi) pada tanggal 17 Maret 1994. Ayah bernama B. Simanjorang dan Ibu bernama D. Sidabutar. Penulis merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 030342 Silalahi, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, Penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Silahisabungan, dan lulus tahun 2009. Pada 2009, Penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Silahisabungan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Medan.


(4)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU

DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN T.P 2015/2016

ADE JOYO SASTRO SIMANJORANG ( NIM : 4122121001) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P. 2015 / 2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-test, Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari tiga kelas yaitu kelas XMIA-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 orang dan kelas XMIA-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Instrumen berupa Essay test sebanyak 9 soal.

Tes hasil belajar di validkan oleh validator dan juga telah di validitas ramalan pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Kabanjahe Kabupaten Karo. Lembar penilaian observasi untuk mengukur sikap dan keterampilan. Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen diperoleh rata-rata sikap dan keterampilan masing-masing dalam kategori baik sedangkan di kelas kontrol rata-rata persentase perkembangan sikap termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P. 2015/2016.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, bapak Purwanto, S.Si, M.Pd dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd, selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Ria Natalia Pakpahan selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan bapak Drs. Sadiman Sigiro, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Silahisabungan atas ijin penelitian yang diberikan.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Bulat Simanjorang dan Ibunda Delphi Sidabutar yang selalu memberikan dorongan, doa, semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada abang dan kakak ku. Juga teristimewa saya ucapkan terima


(6)

v

kasih kepada teman terbaik saya Benny F.J sinaga, Joko Enuari Harefa, Erisal Siburian, S.Pd, Sondang E Hutapea, S.Pd, Mustika Pasaribu, S.Pd, Veronicawaty Sinaga, S.Pd, Melisa Simarmata, S.Pd yang selalu memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua teman saya di pendidikan fisika kelas Dik C 2012 khususnya Eka Murtiningsih, S.Pd yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan sampai skripsi ini selesai. Untuk abang-abangan juga saya ucapkan terima kasih khususnya bang Iwan Hutagalung, S.Si, Randi Sidabariba, S.Si yang selalu membantu dan selalu sama-sama dalam pengerjaan skripsi ini sampai ujian sidang meja hijau. Yang teristimewa untuk adek saya Rini F zega, Nadia Natasya Perangin-angin dan Nova Srydevi Simanjorang yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, 2016 Penulis


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Indentifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 9

1.7 Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2 Hasil Belajar (Aspek pengetahuan, Sikap, Keterampilan 11

2.1.3 Model Problem based learning (PBL) 16

2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional (Pembelajaran Langsung) 22

2.1.5 Materi Pembelajaran 23

2.2 Kerangka Konseptual 38

2.3 Hipotesis Penelitian 39

BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 40

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.3 Variabel Penelitian 40

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 41

3.5 Prosedur Penelitian 42

3.6 Instrumen Penelitian 45

3.6.1 Tes Hasil Belajar 45

3.6.2 Validitas Isi 46

3.6.3 Validitas Ramalan 46

3.7 Teknik Analisis Data 49

3.7.1 Uji Normalitas 49

3.7.2 Uji Homogenitas 50

3.7.3 Uji kesamaan rata-rata pretest dua pihak 51


(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54

4.1 Hasil Penelitian 54

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 54

4.1.2 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.1.3 Persyaratan Pengujian Hipotesis Data Pretes 56

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes 56

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Pretes 56

4.1.3.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes 57

4.1.4 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57 4.1.5 Persyaratan Pengujian Hipotesis Data Postes 59

4.1.5.1 Uji Normalitas Data Postes 59

4.1.5.2 Uji Homogenitas Data Postes 59

4.1.5.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Postes 60

4.1.6 Observasi 61

4.1.6.1 Penilaian Sikap 61

4.1.6.2 Penilaian Ketrampilan 62

4.1.7 Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69

5.1 Kesimpulan 69

5.2 Saran 69


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1. Skala Berbagai Termometer 24

Gambar 2.2. Pemuaian Panjang 25

Gambar 2.3. Pemuaian Luas 26

Gambar 2.4. Pemuaian Volume 27

Gambar 2.5. Grafik antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan 29 Gambar 2.6. Kalor Berbentuk energi yang berpindah 31

Gambar 2.7. Peristiwa Perubahan Wujud 34

Gambar 2.8. Perpindahan kalor secara konvensi 37

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 44

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 55 Gambar 4.2. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kontrol 58 Gambar 4.3. Diagram batang rata-rata persentase penilaian sikap 61 Gambar 4.4. Diagram batang rata-rata persentase penilaian keterampilan 62


(10)

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1. Dimensi Proses pengetahuan 12

Tabel 2.2. Sintaks Problem based learning (PBL) 19 Tabel 2.3. Beberapa hasil penelitian terdahulu 21

Tabel 2.4. Konversi Skala Termometer 24

Tabel 2.5. Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 26

Tabel 2.6. Sifat – Sifat Wujud Zat 33

Tabel 2.7. Perubahan Wujud Zat 34

Tabel 3.1. Two group pretest - postest design 41

Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 45

Tabel 3.3. Kategori Ketuntasan Penugasan Materi Pelajaran 46 Tabel 4.1. Tabel data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 55 Tabel 4.2. Tabel uji normalitas data pretes 56

Tabel 4.3. Tabel uji homogenitas data pretes 56

Tabel 4.4. Tabel ringkasan perhitungan uji t pretes 57 Tabel 4.5. Tabel data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 58

Tabel 4.6. Tabel uji normalitas data postes 59

Tabel 4.7. Table uji homogenitas data postes 59

Tabel 4.8. Tabel ringkasan perhitungan uji t postes 60 Tabel 4.9. Tabel penilaian sikap kelas eksperimen dan kelas control 61 Tabel 4.10. Tabel perkembangan keterampilan siswa kelas eksperimen 62


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

halaman Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Dan Kontrol 73

Lampiran 2 Lembar Kerja siswa (LKS) 128

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 138

Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 146

Lampiran 5 Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 149

Lampiran 6 Tabel Validitas Tes 156

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Tes 159

Lampiran 8 Tabel Reliabilitas Tes 161

Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Tes 164

Lampiran 10 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 166

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 168

Lampiran 12 Tabel Daya Beda Tes 169

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Tes 172

Lampiran 14 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 174 Lampiran 15 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 175 Lampiran 16 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 176 Lampiran 17 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 177 Lampiran 18 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 178

Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas 180

Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas 184

Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis 187

Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian 193

Lampiran 23 Lembar Penilaian Sikap Siswa 198

Lampiran 24 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 214 Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 222 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 223 Lampiran 27 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 224 Lampiran 28 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 226


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional ( Hamalik, 1994).

Pendidikan saat ini seharusnya membentuk siswa yang dapat menghadapi era globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, serta pengaruh dan imbas teknologi berbasis sains. Siswa harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai serta menguasai teknologi informasi dalam kancah globalisasi dan persainagn dalam kerja. Ketrampilan berpikir kreatif dan inovatif dibutuhkan dalam upaya mengembangkan ilmu, teknologi dan seni.

Siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, belajar dari aneka sumber, belajar bekerja sama, beradaptasi dan menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu paradigma pembelajaran harus diubah karena pembelajaran tradisional yang fokus pada penguasaan materi tidak dapat digunakan untuk mempersiapkan siswa untuk berkompetensi di masa depan. Peran guru dalam


(13)

2

pembelajaran harus bergeser menjadi perancang pembelajaran agar siswa aktif mencari pengetahuan baru dan fasilitator atau mediator untuk belajar.

Bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki daya saing yang tinggi. Pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari realitas yang berkembang sekarang ini bahwa pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap daya pikir dan tingkat kesejahteraan seseorang.

Pendidikan merupakan pilar atau sentral utama berdirinya suatu negara atau bangsa yang mana kualitas sumber daya manusia suatu negara akan lebih maju dan eksis di mata dunia. Keberhasilan pembangunan suatu negara ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas yang dihasilkan antara lain juga melewati pendidikan yang berkualitas. Tetapi di Indonesia ini masih banyak masyarakat yang terlantar mendapat pendidikan. Dinas pendidikan menengah tinggi mencatat bahwa angka putus sekolah mencapai 8.233 anak, berdasarkan hasil observasi langsung seperti dijalanan, terminal bus kota serta pusat-pusat pertokoan (Amri, 2013).

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvesional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher Centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak


(14)

3

memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain (Trianto, 2009).

Kenyataan ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Silahisabungan pada desember 2015 dengan memberikan instrumen berupa angket dan tes kemampuan berpikir kepada 30 siswa. Dari hasil tes kemaampuan berpikir peneliti membagikan instrument berupa soal sebanyak 10 dalam bentuk essay test. Dari hasil tersebut diperoleh hanya terdapat 12 orang (40%) yang mencapai nilai yang bagus atau sesuai dengan kriteria keetuntasaan minimal (KKM) yaitu 70 dan selebihnya ada 18 orang (60%) hanya mencapai nilai dibawah KKM. siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit (50%), dengan alasan terlalu banyak penggunaan rumus yang membingungkan untuk diselesaikan, selain itu jarangnya siswa membaca buku panduan fisika menjadi alasan tersendiri siswa menganggap fisika itu sulit. Di dalam proses pembelajaran siswa jarang sekali bertanya dan mengungkapkan pendapat mereka kepada guru, sebesar 80% siswa mengatakan demikian. Mereka cenderung acuh kepada guru di dalam kelas, dan jarang sekali mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Hal itu disebabkan karena mereka kurang mengerti dengan materi yang diajarkan dan juga takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat kepada guru. Kurangnya sarana dan prasaarana menjadi alasan tersendiri untuk guru tidak melakukan praktikum. Pada umumnya siswa menginginkan pembelajaran dengan penggunaan metode demonstari atau praktikum karena rasa ingin tahu siswa besar dan juga ingin melakukan pembuktian konsep dan fakta materi fisika. Sedangkan selama ini pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas hanya memberikan materi dan membahas soal-soal sehingga kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sebesar 20% yang sering bertanya dan merespon kegiatan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di sekolah tersebut respon/minat siswa terhadap mata pelajaran fisika sangat rendah terlihat dari kurang memuaskannya hasil belajar yang diperoleh


(15)

4

siswa, hanya sebagian kecil siswa yang lulus Ujian Tengah Semester T.A. 2015/2016 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 atau 2,66 (B-) dalam kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama praktek kerja lapangan di SMA Negeri 2 Kabanjahe di sekolah tersebut menggunakan model pembelajaran yang tidak bervariasi selama proses pembelajaran. Guru hanya menyampaikan materi dan penugasan yang mana membuat guru aktif dan siswa menjadi pasif, meskipun sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik namun guru selalu memakai pola pengajaran yang sama sehingga timbul rasa malas dan jenuh pada diri siswa. Selain itu juga disebabkan oleh faktor dimana siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit karena banyak akan rumus-rumus yang membingungkan untuk di selesaikan dan guru juga tidak pernah bercerita bagaimana hubungan fisika dalam kehidupan sehari – hari sehingga siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Selain itu, selama melakukan proses pembelajaran guru tidak pernah menuntut siswa agar dapat mengerti materi yang telah disampaikan dan lanjut ke materi berikutnya.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut sangat diperlukan perubahan pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan minat dan ketertarikan siswa untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dimana untuk dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, seorang guru diharapkan untuk memahami kategori pengetahuan, yaitu fakta yang mana guru melakukan percobaan pada materi pelajaran sehingga dapat dibuktikan, konsep dimana guru hanya menjelaskan materi pelajaran tanpa melakukan praktikum, prosedur dimana guru menyampaikan materi dengan adanya prosedur yang jelas, dan metakognitif dimana guru dapat berfikir secara umum tentang materi yang diajarkan.

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Dalam mengajar guru harus menggunakan pendekatan yang arif dan bijaksana. Ada dua pendekatan pembelajaran


(16)

5

antara lain pendekatan yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa (Istarani, 2011). Tapi pada implementasi Kurikulum 2013, dikenal satu pendekatan lagi yang seharusnya diterapkan di sekolah-sekolah, yaitu pendekatan saintifik. Adapun pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa agar aktif dan berfikir kritis serta kreatif dalam pembelajaran karena pendekatan ilmiah dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Selanjutnya metode adalah cara-cara penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau pun kelompok. Beberapa contoh metode pembelajaran antara lain metode ceramah, diskusi, penugasan, Tanya jawab, dan eksperimen.

Dan yang terakhir yaitu model pembelajaran, model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan guru sebagai pedoman acuan untuk melakukan suatu kegiatan. Joyce (1992) mengemukakan, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-uku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2009).

Berdasarkan uraian masalah diatas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model Problem Based Learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir kritis (Trianto, 2009). Model pembelajaran PBL ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi (Shoimin, 2013).


(17)

6

Menurut Arends (2008), model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Selain itu Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2014), menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Model pembelajaran berbasis masalah juga merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah melalui tahap – tahap metode ilmiah.

Model PBL ini memiliki kelebihan untuk mendorong siswa agar memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata dimana masalah – masalah pada PBL berhubungan dengan kehidupan sehari – hari dan dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam pemecahan masalah , yaitu mengarahkan dan menolong siswa dalam menanamkan pengetahuan baru melalui penyajian masalah-masalah yang memerlukan berpikir tingkat tinggi. Melalui masalah-masalah-masalah-masalah yang disajikan, model PBL juga dapat membantu siswa mengingat dan menghubungkan pengetahuan lama dengan materi yang baru dipelajari sehingga dapat ditemukan konsep yang sebenarnya.

Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Elviarni dan Harzaini (2011) dengan judul “Penaruh penggunaan model PBL secara kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di SMK-Tr Raksana Medan” dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh penerapan model PBL terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK-Tr Raksana Medan. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model PBL lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah dalam meningkatkan hasil belajar siswa,


(18)

7

dengan nilai thitung 67,12> ttabel 1,697. Penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan agar terjadi perubahan yang baik dalam proses pembelajaran dan berguna untuk guru jika nantinya menerapkan model pembelajaran yang sama.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi identifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru (teacher center). 2. Kurangnya sarana dan prasarana laboratorium.

3. Kurangnya minat siswa dalam pelajaran fisika. 4. Keaktifan siswa dalam pelajaran fisika masih rendah. 5. Rendahnya hasil belajar fisika siwa.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah ini yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adala model Problem Based Learning (PBL).

2. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Suhu dan Kalor.

3. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan Tahun Pelajaran 2015/2016.


(19)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016?

3. Bagaimana pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.


(20)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model Problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan

bagi peneliti selanjutnya.

3. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.

1.7 Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, pengaturan materi dan memberi petunjuk kepada guru di kela. Dengan kata lain, model pembelajaran ialah pola yang dipergunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas (Supriyono, 2009).

2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana diharapkan pada suatu kondisi bermasalah untuk itu ia harus menemukan sejumlah strategi untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Ramayulis, 2005).

3. Hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan padaa stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. (Purwanto, 2008)


(21)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 termasuk kategori B karena diatas nilai KKM yaitu sebesar 73,13.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 termasuk kategori C karena tidak mencapai nilai KKM yaitu sebesar 69.

3.

Ada Pengaruh akibat perbedaan model problem based learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P

2015/2016 dengan thitung >ttabel yaitu 2,01 > 1,67 pada taraf siginifikan

α = 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.


(22)

70

2. Pada proses pembelajaran berlangsung disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.

3. Pada proses pembelajaran yaitu pada saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan praktikum sebaiknya peneliti selanjutnya lebih meratakan berdasarkan nilai siswa, sehingga tidak ada kelompok yang pandai semua dan kurang pandai semua.

4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik dalam pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua aktif dalam melakukan pembelajaran.


(23)

71

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, F. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P 2012/2013. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Amri, S. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning Theaching and assesing, A revision of bloom’s, Taxonomy of education objective, Addition Wesly, New York.

Arends, R.I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gultom, S. (2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Elviarni, Harzaini, O.( 2011). Pengaruh penggunaan metode PBL secara koperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan, Jurnal pendidikan, Medan.

Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Istarani. (2011). 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Belajar

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Surakarta. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.

Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. AR-RUZZ Media, Yogyakarta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Supiyanto. (2007). Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta. Surya, Y. (1996). Olimpiade Fisika SMU Kelas 2. Primatika, Jakarta. Suryani, N. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.


(24)

72

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. 2012. Pelajaran fisika dengan model problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal inkuiri, volume 1 no 2, Universitas sebelas maret.


(1)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016?

3. Bagaimana pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016.


(2)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model Problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan

bagi peneliti selanjutnya.

3. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.

1.7 Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, pengaturan materi dan memberi petunjuk kepada guru di kela. Dengan kata lain, model pembelajaran ialah pola yang dipergunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas (Supriyono, 2009).

2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana diharapkan pada suatu kondisi bermasalah untuk itu ia harus menemukan sejumlah strategi untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Ramayulis, 2005).

3. Hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan padaa stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. (Purwanto, 2008)


(3)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 termasuk kategori B karena diatas nilai KKM yaitu sebesar 73,13.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P 2015/2016 termasuk kategori C karena tidak mencapai nilai KKM yaitu sebesar 69.

3.

Ada Pengaruh akibat perbedaan model problem based learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Silahisabungan T.P

2015/2016 dengan thitung >ttabel yaitu 2,01 > 1,67 pada taraf siginifikan

α = 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.


(4)

70

2. Pada proses pembelajaran berlangsung disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.

3. Pada proses pembelajaran yaitu pada saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan praktikum sebaiknya peneliti selanjutnya lebih meratakan berdasarkan nilai siswa, sehingga tidak ada kelompok yang pandai semua dan kurang pandai semua.

4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik dalam pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua aktif dalam melakukan pembelajaran.


(5)

71

Negeri 4 Tebing Tinggi T.P 2012/2013. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Amri, S. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning Theaching and

assesing, A revision of bloom’s, Taxonomy of education objective,

Addition Wesly, New York.

Arends, R.I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gultom, S. (2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Elviarni, Harzaini, O.( 2011). Pengaruh penggunaan metode PBL secara koperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan, Jurnal pendidikan, Medan.

Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Istarani. (2011). 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Belajar

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Surakarta. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.

Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. AR-RUZZ Media, Yogyakarta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Supiyanto. (2007). Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta. Surya, Y. (1996). Olimpiade Fisika SMU Kelas 2. Primatika, Jakarta. Suryani, N. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.


(6)

72

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. 2012. Pelajaran fisika dengan model problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal inkuiri, volume 1 no 2, Universitas sebelas maret.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH

0 3 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 2 WELAHAN EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI

2 14 144

PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJARFISIKA SISWA

0 0 10

View of PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MODERNISASI DAN GLOBALISASI

0 0 11

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 01 PILANG KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI WUJUD ZAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM DI SMP BUMI KHATULISTIWA

0 0 11

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 1 7