EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 2 WELAHAN EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI

(1)

i

EFEKTIVITAS MODEL

PROJECT BASED LEARNING

PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VII SMP N 2 WELAHAN

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh Nur Khoiriyah

4401409058

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya berjudul “Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing, bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 27 Januari 2016

Nur Khoiriyah 4401409058


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan

disusun oleh

nama : Nur Khoiriyah NIM : 4401409058

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 27 Januari 2016.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt. Drs. Endah Peniati, M.Si.

NIP 196412231988031001 NIP 196511161991032001

Ketua Penguji

Ir. Nana Kariada Tri M., M.Si. NIP196603161993102001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si.


(4)

iv

ABSTRAK

Khoiriyah, N. 2015. Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. dan Andin Irsadi, S.Pd., M.Si.

Kata kunci: hasil belajar,pencemaran lingkungan, project based learning Pendidikan perlu dikembangkan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa. Hal yang dapat dilakukan ialah melakukan perbaikan mutu pendidikan yaitu membuat inovasi pada pembelajaran dengan berlandaskan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) namun observasi lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran belum berpusat pada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengidentifikasi efektivitas penerapan model project based learning (PBL) terhadap peningkatan hasil belajar pada materi pencemaran lingkungan sebagai wujud suatu inovasi pembelajaran.

Keefektifan model PBL ditentukan oleh peningkatan hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian dikatakan efektif apabila siswa mengalami peningkatan pemahaman secara kognitif (ditunjukkan dengan analisis gain normalized dan ketuntasan belajar), menunjukkan sikap (afektif) yang positif dan memiliki keterampilan (psikomotor) yang baik setelah menerima pembelajaran dengan model PBL. Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII sebanyak 6 kelas yaitu kelas VII A – VII F. Sampel penelitian adalah kelas VII E dan VII F yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar ranah kognitif yaitu skor gain termasuk dalam kategori sedang yaitu 0,54 pada kelas VII E dengan ketuntasan 97,44% dan 0,53 pada kelas VII F dengan ketuntasan 94,87%, (2) hasil belajar ranah afektif menunjukkan bahwa siswa memiliki perilaku baik terhadap pembelajaran dengan model PBL, (3) hasil belajar ranah psikomotor menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan aspek-aspek keterampilan PBL dengan baik, dan (4) siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model PBL efektif diterapkan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat disusun dengan baik karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu, tenaga, dan pikiran demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas MIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

4. Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. dan Andin Irsadi, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan, motivasi, dan nasihat kepada penulis.

5. Ir. Nana Kariada, M.Si. dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

6. Dra. Lina Herlina, M.Si. selaku dosen wali yang telah memberi motivasi kepada penulis.

7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Biologi yang telah banyak memberikan ilmu dan arahan kepada penulis.

8. Kepala SMP Negeri 2 Welahan yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian.


(6)

vi

9. Guru Biologi SMP Negeri 2 Welahan, Hadi Subeno, S.Pd. yang memberikan arahan dan bimbingan saat penelitian.

10. Peserta didik kelas VII E dan VII F SMP Negeri 2 Welahan yang telah memberikan bantuan dalam pengambilan data penelitian.

11. Ayah tercinta Baslan, Ibu tersayang Sumiah dan Adik terkasih Amir yang selalu memberikan dukungan dan doa tanpa henti.

12. Teman-teman angkatan 2009 Biologi FMIPA UNNES terutama Ida Yuniati, Mardina, dan Sulis serta teman-teman kos An-Najma terima kasih untuk dukungan dan semangatnya.

13. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 27 Januari 2016


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penellitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Penegasan Istilah ... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Konstruktivisme ... 6

2.2 Hasil Belajar ... 7

2.3 Model PBL ... 8

2.4 Kerangka Berpikir ... 11

2.5 Hipotesis Penelitian ... 12

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

3.2 Populasi dan Sampel ... 13

3.3 Variabel Penelitian ... 13

3.4 Rancangan Penelitian ... 13


(8)

viii

3.6 Data, Metode dan Teknik Analisis Data ... 15

3.7 Analisis Data ... 16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 26

4.2 Pembahasan ... 30

5. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian One-group Pretest-postest ... 14

3.2 Jenis Data, Metode dan Teknik analisis ... 15

3.3 Hasil Uji Normalitas Populasi ... 16

3.4 Hasil Uji Homogenitas Populasi ... 17

3.5 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 18

3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ... 20

3.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal ... 20

3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba ... 21

3.9 Kriteria Skor Gain ... 23

3.10 Kriteria Ranah Afektif Siswa ... 24

3.11 Kriteria Ranah Psikomotor Siswa ... 24

3.12 Kriteria Tanggapan Siswa ... 25

4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Ketuntasan Klasikal Kelas VII E dan VII F ... 26

4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas VII E dan VII F ... 27

4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Kelas VII E dan VII F ... 27

4.4 Hasil Uji Gain Kelas VII E dan VII F ... 27

4.5 Hasil Tanggapan Siswa terhadap Penerapan PBL pada Materi Pencemaran Lingkungan ... 29


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan ... 11 4.1 Hasil Penilaian Ranah Afektif Siswa Kelas VII E dan VII F ... 28 4.2 Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa Kelas VII E dan VII F ... 28


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Nilai Mid Semester Genap ... 43

2. Uji Normalitas Populasi ... 45

3. Uji Homogenitas Populasi ... 51

4. Daftar Siswa Kelas Sampel Penelitian ... 52

5. Silabus ... 53

6. RPP ... 55

7. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 69

8. Soal Evaluasi (Soal Uji Coba) ... 70

9. Analisis Soal Uji Coba ... 79

10.Perhitungan Validitas Soal ... 81

11.Perhitungan Reliabilitas Soal ... 82

12.Perhitugan Indeks Kesukaran Soal ... 83

13.Kisi-kisi Soal Evaluasi (Pretest-posttest) ... 84

14.Soal Evaluasi ... 85

15.Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 91

16.Daftar Nilai Pretest ... 92

17.Lembar Diskusi Siswa ... 94

18.Kunci Jawaban LDS ... 98

19.Data Nilai Kegiatan Diskusi ... 100

20.Instruksi Tugas Proyek Daur Ulang ... 102

21.Rubrik Penilaian Proyek ... 103

22.Data Nilai Tugas Proyek ... 104

23.Rekapitulasi Nilai Proyek ... 105

24.Data Nilai Post-test ... 107

25.Ketuntasan Belajar ... 109

26.Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas VII E dan VII F ... 113

27.Uji Kesamaan Dua Varians Kelas VII E dan VII F ... 115


(12)

xii

29.Kisi-Kisi Penilaian Afektif ... 120

30.Hasil Penilaian ranah Afektif ... 121

31.Lembar Penilaian Psikomotor ... 125

32.Penilaian Ranah Psikomotor ... 126

33.Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 127

34.Hasil Tanggapan Siswa ... 128

35.Rekapitulasi Tanggapan Siswa ... 131

36.Dokumentasi Pekerjaan Siswa ... 132

37.Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 141

38.Dokumentasi Surat Ijin Penelitian ... 142


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu wadah yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, bermartabat, unggul dan berdaya saing. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada era modern ini dapat berpengaruh pada dunia pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa 2004). Sistem pendidikan harus didesain secara nyata untuk mempersiapkan generasi penerus yang mampu menghadapi tantangan masa depan. Salah satu upaya tersebut adalah dilakukannya perubahan atau perbaikan mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa henti. Tiga hal yang perlu dilakukan dalam upaya perubahan dan pembaharuan guna meningkatkan kualitas pendidikan adalah pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas model pembelajaran (Nuraeni et al. 2011). Pendidik dapat melakukan inovasi kegiatan belajar mengajar dengan tetap berlandaskan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

KTSP menuntut siswa sebagai pembelajar aktif, yaitu subjek belajar yang aktif dalam proses belajar, sehingga pembelajaran bersifat student centered. Pembelajaran yang terjadi sekarang ini cenderung behaviorism, teacher centered, dan guru sebagai sumber ilmu utama, sehingga pembelajaran semacam ini kurang memperhatikan aktivitas, interaksi, dan pengkontruksian ilmu pengetahuan oleh siswa. Berdasarkan pandangan konstrukstivisme, materi-materi yang diajarkan kepada siswa akan sulit dipahami tanpa ada penyampaian yang bermakna.


(14)

Hasil penelitian awal yang dilakukan di SMP N 2 Welahan melalui metode observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA biologi masih berpusat pada guru. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini mengakibatkan nilai hasil belajar siswa kelas VII SMP N 2 Welahan pada mid semester genap mata pelajaran IPA Biologi menunjukkan hanya 62% yang lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM = 70). Keadaan semacam ini tidak sesuai dengan yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran KTSP dimana siswa dituntut peran aktifnya dalam membangun sendiri pengetahuan yang dipelajari. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya suatu upaya agar pembelajaran di dalam kelas berlangsung secara efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu dengan menerapkan model project based learning (PBL).

Model PBL merupakan salah satu pendekatan yang sesuai dengan paham konstruktivisme dimana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menginvestigasi dan merespon pertanyaan, permasalahan kompleks atau sebuah tantangan (Buck Institute for Education). Pada PBL siswa belajar aktif melalui aktivitas yang direncanakan pada pembelajaran. Siswa belajar secara kooperatif dengan siswa lain sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi tinggi. Siswa mencari tahu topik atau materi dengan mengajukan pertanyaan dan mengembangkan jawaban mereka sendiri.

Masalah pencemaran lingkungan dekat dengan rutinitas sehari-hari manusia. Beragam aktivitas manusia tidak bisa dipisahkan dengan produksi sampah dan limbah, misal bungkus makanan dihasilkan dari membeli sarapan, asap kendaraan bermotor dan sisa buangan industri masyarakat. Pemahaman tentang pencemaran lingkungan dan cara penanganannya diperlukan bagi siswa, sehingga penerapan model PBL dapat menjadi sarana tepat untuk memberikan pelajaran mengenai materi tersebut. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman kongkrit tentang cara mengurangi sampah dan limbah melalui aktivitas proyek yang terdapat pada PBL.

Model PBL melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat berperan aktif melalui kegiatan belajar yang direncanakan guru.


(15)

3

Hasil penelitian penerapan model PBL oleh Bas (2011) menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan berbasis proyek dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukan penelitian dengan menerapkan model PBL dalam pembelajaran materi pencemaran lingkungan untuk mengetahui dan mengidentifikasi efektivitasnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana efektivitas penerapan model PBL pada materi pencemaran lingkungan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Welahan?

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas penerapan model PBL pada materi pencemaran lingkungan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor kelas VII SMP N 2 Welahan.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

(1) Mendorong siswa untuk belajar biologi secara aktif, kreatif dan menyenangkan.

(2) Memudahkan siswa dalam memahami materi pencemaran lingkungan melalui kegiatan pembelajaran yang kontekstual sehingga hasil belajar siswa meningkat.

1.4.2 Bagi Guru

(1) Memberikan wawasan pengetahuan kepada guru dalam meningkatkan kreativitas dan mengembangkan materi pelajaran.


(16)

(2) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi dan model mengajar yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

1.5

Penegasan Istilah

1.5.1 Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang bermakna berhasil guna. Efektivitas model PBL pada penelitian ini didefinisikan sebagai keberhasilan penerapan model PBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian dikatakan berhasil apabila siswa mengalami peningkatan pemahaman secara kognitif (ditunjukkan dengan analisis gain normalized dan ketuntasan belajar), menunjukkan sikap (afektif) yang positif dan memiliki keterampilan (psikomotor) yang baik setelah menerima pembelajaran dengan model PBL.

1.5.2 Model PBL

Model PBL pada penelitian ini ialah model pembelajaran dengan mengutamakan kegiatan belajar siswa melalui kerja proyek secara berkelompok pada materi pencemaran lingkungan. Model PBL yang diterapkan mengikuti langkah-langkah pembelajaran PBL yang terdiri atas enam tahap yaitu: (1) memberikan pertanyaan esensial (start with essential questions); (2) mendesain rancangan objek (design a plan for the object); (3) membuat jadwal (create a schedule); (4) memantau siswa dan kemajuan proyek (monitor the students and progress of the project); (5) menguji hasil karya (assess the outcome); (6) menilai pengalaman (evaluating the experience).

1.5.3 Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar pada penelitian ini dirumuskan sebagai hasil belajar akibat penerapan model PBL yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar kognitif terdiri atas hasil analisis gain normalized yaitu selisih nilai pretest dan post-test, serta ketuntasan belajar yang diperoleh dari nilai total tes kognitif yang terdiri atas nilai post-test, kegiatan diskusi dan


(17)

5

proyek. Hasil belajar afektif merupakan pengukuran terhadap sikap atau perilaku siswa setelah pembelajaran dengan model PBL. Hasil belajar psikomotor merupakan keterampilan siswa yang dicapai setelah pembelajaran dengan model PBL.

1.5.4 Materi Pencemaran Lingkungan

Materi pencemaran lingkungan diajarkan untuk SMP kelas VII semester genap dalam KTSP 2006. Materi ini dipilih karena masalah pencemaran lingkungan dekat dengan kehidupan siswa baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar. Kondisi lokasi sekitar sekolah tergolong dalam daerah industri batu bata dimana hampir setiap hari dilakukan aktivitas pembakaran. Lokasi sekolah yang terletak di kecamatan Welahan juga rawan terhadap banjir setiap tahunnya. Kedua contoh tersebut dapat menjadi contoh salah satu masalah pencemaran lingkungan dalam penyampaian pembelajaran dengan model PBL. Upaya untuk memberikan pembelajaran bagi siswa mengenai masalah pencemaran dan penanganannya dilakukan melalui kegiatan proyek pada PBL, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan sekaligus pengalaman yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan.

Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada materi ini adalah mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi pencemaran lingkungan pada penelitian meliputi konsep pencemaran lingkungan, klasifikasi pencemaran, jenis-jenis limbah, daur ulang limbah dan upaya mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.


(18)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Belajar Menurut Konstruktivisme

Belajar dalam pandangan teori konstruktivisme didefinisikan sebagai proses aktif siswa dalam mengkonstruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik yang di dalamnya terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Rifa’i & Anni 2011). Berdasarkan definisi tersebut maka belajar adalah lebih dari sekedar mengingat dan menghafalkan materi. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi makna atas informasi yang diterima oleh otak. Informasi pengetahuan atau gagasan pemikiran guru tidak semata-mata langsung dipindahkan kepada siswa, melainkan siswa harus aktif membentuk pemikiran atau gagasan secara mandiri. Siswa merupakan individu yang harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pendekatan konstruktivisme siswa dilatih untuk memecahkan masalah kompleks dan menemukan keterampilan dasar yang diperlukan dengan didukung bantuan guru. Praktik pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dilakukan melalui belajar kolaboratif, sehingga siswa akan lebih mudah menemukan dan menguasai konsep yang sukar apabila mereka dapat membahasnya bersama anggota kelompok. Penelitian mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme mempengaruhi hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasan belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan konvensional atau metode ceramah (Anwar 2007). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam merefleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru.


(19)

7

2.2

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i & Anni 2011). Perubahan sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada diri individu pembelajar. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yang dikenal sebagai ranah belajar taksonomi Bloom (Sudjana 2009). Tiga ranah hasil belajar tersebut sebagai berikut.

(1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual, terdiri atas kemampuan mengingat/ C1 (rememberring), memahami/ C2 (understanding), menerapkan/ C3 (applying), menganalisis/ C4 (analyzing), menilai/ C5 (evaluating), dan mencipta/ C6 (creating).

(2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap atau perilaku, terdiri atas lima aspek penting yaitu sebagai berikut: (a) Sikap, merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek; (b) Minat, merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; (c) Konsep diri, adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya; (d) Nilai diri, merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk; dan (e) Moral, berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain.

(3) Ranah psikomotor, berkenaan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik, terdiri atas kemampuan mengamati (observe), bereaksi (react), beraktivitas (act), beradaptasi (adapt), melakukan aktivitas yang sesungguhnya (outhenticate), mengharmonisasikan beberapa hal (harmonize), berimprovisasi (improve), dan berinovasi (innovate). Penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan melalui penilaian dengan menyesuaikan kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan pada suatu pembelajaran. Keterampilan dalam PBL mengacu pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, meliputi keterampilan melakukan penyelidikan,


(20)

hasil penyelidikan, membuat laporan, strategi presentasi dan keterampilan berbicara (Shadaika et al. 2015).

2.3

Model PBL

PBL merupakan sebuah metode atau model mengajar dimana siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam masa yang diperpanjang untuk menginvestigasi dan merespon pertanyaan, permasalahan kompleks, atau sebuah tantangan (Buck Institute for Education). Pada proses pembelajaran dengan model PBL, siswa didorong dengan pertanyaan bermakna untuk dieksplor, dihadapkan dengan sebuah masalah nyata untuk dipecahkan atau sebuah tantangan untuk merancang atau membuat suatu hasil karya. Siswa perlu mencari tahu topik, informasi atau materi terkait dengan mengajukan pertanyaan dan mengembangkan jawaban mereka sendiri. Siswa diberikan kebebasan untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kooperatif, dan akhirnya menghasilkan produk hasil kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.

Menurut Touimi et al. (2013) PBL adalah sebuah pendekatan belajar yang menghadirkan aspek-aspek yang dapat mengembangkan keterampilan belajar, seperti kerja kelompok, komunikasi dan berpikir kritis. Pembelajaran dengan model PBL memiliki kelebihan karena siswa dapat mengembangkan keterampilan diri tanpa mengorbankan pentingnya ilmu pengetahuan. Metode proyek berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok pada periode yang ditentukan dengan tidak mengabaikan individu. Siswa dapat memperluas pandangan tentang bagaimana siswa dapat belajar atau mendapat informasi dan melengkapi tugas mereka dengan benar. Kemampuan interpersonal seperti komunikasi, perencanaan dan manajemen waktu dapat dilatihkan pada siswa melalui pendekatan PBL.

Hasil penelitian The Auto Desk Foundation menegaskan beberapa karakteristik model PBL (Global SchoolNet 2000). Model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; (2) adanya


(21)

9

permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa; (3) siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; (4) siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan; (5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; (6) siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; (7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; (8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Model PBL secara efektif dapat meningkatkan perkembangan perilaku positif dan tingkat prestasi akademik siswa. Siswa yang mengalami pembelajaran dengan penerapan model PBL lebih sukses dan memiliki tingkat perilaku yang lebih baik terhadap pelajaran daripada siswa yang menerima pelajaran dengan metode mengajar yang berpusat pada buku pelajaran (Bas 2011). PBL juga memberikan keuntungan dalam pembelajaran, diantaranya yaitu (1) siswa dapat memperkaya dan memperluas pengetahuan melalui kerja tim; (2) peningkatan sikap yang positif dalam pembelajaran melalui kerja kelompok; dan (3) siswa terlibat aktif dalam proses belajar (Filippataou & Kaldi 2010). Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL, siswa saling berinteraksi dan membantu siswa lain yang mengalami kesulitan memahami materi. Interaksi siswa mengakibatkan siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar, sehingga secara signifikan terjadi perubahan pada siswa setelah mendapat pengalaman belajar pada penerapan model PBL.

Langkah-langkah pembelajaran dalam PBL yang dikembangkan dari

The teacher’s guide to PBL (Patton 2012) sebagai berikut.

(1) Start with the essential question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut mendorong siswa untuk menemukan ide atau gagasan yang menentukan langkah siswa pada pembelajaran PBL.


(22)

(2) Design a plan for the project

Proses merencanakan proyek dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Keterlibatan siswa dalam proses perencanaan membuat siswa terikat dan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan meliputi kegiatan menyusun langkah kerja, menentukan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek atau materi lain yang berhubungan, serta memilih alat dan bahan yang digunakan dalam pengerjaan proyek.

(3) Create a schedule

Guru dan siswa berkolaborasi menyusun jadwal aktivitas pengerjaan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek; 2) membuat deadline penyelesaian proyek; 3) membimbing siswa agar merencanakan metode baru; 4) membimbing siswa ketika mereka membuat metode yang tidak berhubungan dengan proyek; dan 5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu metode.

(4) Monitor the students and the progress of the project

Guru bertanggungjawab melakukan pemantauan terhadap aktivitas siswa selama pengerjaan proyek. Pemantauan dilakukan dengan menfasilitasi siswa pada setiap proses yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan guru berperan menjadi mentor terhadap aktivitas siswa.

(5) Assess the outcome

Penilaian berperan untuk mengevaluasi kemajuan setiap siswa, membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, dan membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

(6) Evaluate the experience

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan proyek yang telah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama mengerjakan proyek. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara memperbaiki kinerja selama


(23)

11

proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penilaian (evaluation) dalam pembelajaran dengan penerapan model PBL harus menyesuaikan kebutuhan dan aspek yang ditargetkan. Pembelajaran dengan model PBL perlu membandingkan antara tujuan proyek dengan hasil belajar sehingga dibutuhkan sebuah penilaian untuk proyek (dari pekerjaan yang telah dilakukan) baik dilakukan selama proyek dikerjakan atau sesudah pembelajaran (Touimi et al. 2013). Penilaian perlu dilakukan secara otentik agar dapat mengukur keterampilan siswa secara tepat. Teknik penilaian dapat dilakukan dengan self assessment, peer assessment maupun assessment by tutor asalkan dapat mengevaluasi penampilan dan hasil karya siswa.

2.4

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian dirumuskan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Efektivitas Model Project Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 2 Welahan Tujuan pembelajaran

KTSP

Siswa sebagai pembelajar aktif

Teori konstruktivisme

Model PBL

Fakta yang ditemui: 1. Pembelajaran berpusat pada

guru

2. Metode ceramah

3. Nilai mid semester genap IPA Biologi siswa hanya 62 % yang lulus KKM (nilai ≥ 70)

Hasil belajar siswa meningkat


(24)

2.5

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan model PBL pada materi pencemaran lingkungan efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Welahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.


(25)

13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Welahan yang terletak di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 21 April - 31 Mei 2015.

3.2

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 6 kelas, yaitu kelas VII A sampai dengan VII F. Anggota populasi penelitian bersifat normal dan homogen, sehingga sampel dalam penelitian dapat diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan guru meliputi ketersediaan ijin guru dan efektivitas jam pelajaran, sehingga sampel yang diperoleh yaitu kelas VII E dan VII F.

3.3

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Variabel bebas yaitu penerapan model PBL.

2. Variabel terikat yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang meliputi ranah belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

3.4

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental karena pemilihan kelompok sampel tidak secara acak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design yaitu dipilih beberapa kelas sampel untuk diberi perlakuan (Sudjana 2009). Rancangan penelitian digambarkan pada Tabel 3.1


(26)

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-posttest

Pretest Perlakuan Post-test

O1 X O2

Keterangan: O1 = pre-test

X = perlakuan yaitu penerapan model PBL O2 = post-test atau akibat perlakuan

3.5

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisis. Masing-masing tahap tersebut sebagai berikut.

3.5.1 Tahap Persiapan

1. Melakukan penelitian awal melalui observasi lapangan dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi untuk mengetahui kemampuan awal siswa (data nilai mid semester genap mata pelajaran IPA Biologi kelas VII) dan memperoleh data tentang nama siswa.

2. Menyusun perangkat pembelajaran dan perangkat tes yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Diskusi Siswa (LDS).

3. Menganalisis nilai mid semester genap mata pelajaran IPA Biologi dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas.

4. Menentukan sampel penelitian yaitu kelas VII E dan VII F.

5. Melakukan uji coba soal di kelas yang telah menempuh materi pencemaran lingkungan. Uji coba soal dilaksanakan di kelas VIII A SMP Islam Mafatihul Huda Pecangaan.

6. Menganalisis hasil uji coba soal.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL dan pengambilan data. Pembelajaran kelas dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran setiap pertemuan. Siswa diberi pretest dan post-test untuk


(27)

15

mengetahui peningkatan hasil belajar. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran materi pencemaran lingkungan sesuai dengan RPP yang telah disusun.

2. Kedua kelas sampel diberi perlakuan pembelajaran dengan model PBL. Aktivitas belajar siswa antara lain diskusi kelompok, pengerjaan proyek dan presentasi produk.

3. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah kognitif meliputi nilai post-test, LDS, dan proyek. Penilaian ranah afektif dilakukan dengan pengisian angket penilaian afektif oleh siswa, sedangkan penilaian ranah psikomotor dilakukan dengan teknik observasi sesuai dengan lembar observasi psikomotor.

3.5.3 Tahap Analisis

Pada tahap analisis dilakukan analisis data hasil penelitian yaitu peningkatan hasil belajar pada kedua kelas sampel. Pada tahap analisis diperoleh data yang dapat menjawab hipotesis penelitian yang telah ditentukan.

3.6

Data, Metode dan Teknik Analisis Data

Data, metode dan teknik analisis data disajikan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Jenis Data, Metode dan Teknik Analisis Data

Jenis data Metode pengumpulan data Teknik analisis

Data awal

Nilai mid semester genap IPA Biologi

Dokumentasi Uji normalitas

Uji homogenitas

Data akhir

Hasil belajar

 Kognitif Tes tertulis Gain normalized

Ketuntasan belajar

 Afektif Angket Deskriptif persentase

 Psikomotor Observasi Deskriptif persentase


(28)

3.7

Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Awal

Analisis data awal digunakan untuk mengetahui kondisi kelas sampel berasal dari titik nol yang sama. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal adalah nilai mid semester genap mata pelajaran IPA Biologi kelas VII SMP N 2 Welahan Tahun Ajaran 2014/2015.

3.7.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data awal penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat sebagai berikut.

∑ } Keterangan:

x2 : Chi Khuadrat

Ei : frekuensi yang diharapkan Oi : frekuensi pengamatan

k : banyaknya interval kelas

Nilai hitung dibandingkan dengan nilai tabel pada taraf signifikansi α

= 5%. Data berdistribusi normal jika harga hitung < tabel (Sudjana 2009).

Hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 3.3 (Lampiran 2). Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Populasi

Kelas hitung tabel Α dk (k-3) Kriteria

VII A 6,84 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII B 6,86 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII C 2,69 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII D 5,37 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII E 6,49 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII F 0,97 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai hitung < tabel,

maka dapat disimpulkan Ho diterima, sehingga data populasi berdistribusi normal.


(29)

17

3.7.1.2Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan menggunakan rumus uji Bartlet sebagai berikut.

1. Menghitung varians masing-masing kelas (Si2).

2. Menghitung semua varians gabungan (S2) dari semua kelas dengan rumus:

∑ ∑

3. Menghitung harga satuan B dengan rumus:

∑ }

4. Menghitung nilai stastik Chi-Kuadrat dengan rumus:

∑ }

Kriteria pengujian adalah jika hitung < tabel dengan dk = k-1 dan

taraf signifikan α = 5%, maka sampel dalam keadaan homogen (Sudjana 2009). Hasil perhitungan uji homogenitas populasi disajikan pada Tabel 3.4 (Lampiran 3).

Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas Populasi

Data hitung tabel α dk (k-1) Kriteria

Nilai mid semester genap mata pelajaran IPA Biologi kelas VII SMP N 2 welahan

2,18 11,07 5% 5 Homogen

Hasil perhitungan menunjukkan hitung < tabel maka populasi dapat

dikatakan homogen. Hasil analisis menunjukkan sampel populasi bersifat homogen, maka dalam pemilihan sampel dapat dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik puposive sampling kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas VII E dan VII F.

3.7.2 Analisis Uji Coba Soal

Keabsahan data penelitian ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen penelitian harus valid dan dapat dipercaya agar diperoleh data yang dapat dipercaya pula. Instrumen penelitian yaitu butir soal evaluasi dapat diketahui kevalidannya melalui uji coba soal yang meliputi analisis uji


(30)

validitas, reliabilitas dan indeks kesukaran soal. Uji coba soal dilaksanakan pada siswa yang telah menerima materi pencemaran lingkungan yaitu di kelas VIII A SMP Islam Mafatihul Huda Pecangaan.

3.7.2.1Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2006). Teknik uji validitas yang digunakan adalah uji validitas instrumen dengan rumus korelasi Product Moment. Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

rxy ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

X = skor tiap butir soal

Y = skor total yang benar dari setiap subyek N = jumlah subyek

Hasil rxy dibandingkan dengan rtabel Product Moment pada pada taraf

signifikansi α = 5%. Butir soal dikatakan valid jika rxy < rtabel. Hasil analisis

validitas butir soal uji coba disajikan pada Tabel 3.5 (Lampiran 9). Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba

No. Kriteria Jumlah Nomor soal

1 Valid 25 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 32, 33, 36, 37, 38

2 Tidak valid 13 2, 8, 10, 12, 13, 22, 24, 26, 29, 30, 31, 34, 35

Hasil uji validitas menunjukkan 25 butir soal valid dan 13 butir soal tidak valid. Butir soal valid selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan soal yang dapat dipercaya (reliabel) dan memenuhi proporsi kesukaran soal.


(31)

19

3.7.2.2Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang dapat dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya (Arikunto 2006). Reliabititas diukur dengan rumus K-R 21 sebagai berikut.

r11 =

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata

Vt = varians total

Hasil r11 dibandingkan dengan rtabel pada pada taraf signifikansi α =

5%. Soal dikatakan reliabel jika harga r11 lebih besar dari rtabel (Arikunto 2006).

Hasil analisis realibilitas soal uji coba menunjukkan bahwa r11 sebesar 0,868

dan rtabel adalah 0,404 maka rhitung lebih besar dari rtabel sehingga soal tersebut

reliabel (Lampiran 11). 3.7.2.3Indeks Kesukaran

Soal dikatakan berkualitas apabila memiliki proporsi indeks kesukaran yang seimbang, yaitu terdapat soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Indeks kesukaran merupakan persentase jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar (Arikunto 2006). Indeks kesukaran dihitung dengan rumus indeks kesukaran atau Proporsi (P) sebagai berikut.

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes


(32)

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran Soal Kriteria

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,31 < P ≤ 0,70 Sedang

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah

Hasil analisis indeks kesukaran soal uji coba disajikan pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal

Kriteria Jumlah Nomor soal

Sukar 7 7, 8, 14, 15, 23, 27, 28

Sedang 18 1, 2, 4, 5, 9, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 29, 33, 37, 38

Mudah 13 3, 6, 10, 12, 13, 22, 26, 30, 31, 32, 34, 35, 36

Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, reliabel, dan mempunyai tingkat kesukaran mudah, sedang dan sukar. Rangkuman butir soal dipakai untuk penelitian disajikan pada Tabel 3.8 (Lampiran 9).


(33)

21

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba

Butir soal

Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran Keterangan

rxy Kriteria r11 Kriteria P Kriteria

1 0,73 Valid 0,87 Reliabel 0,46 Sedang Dipakai

3 0,44 Valid 0,87 Reliabel 0,83 Mudah Dipakai

4 0,80 Valid 0,87 Reliabel 0,50 Sedang Dipakai 5 0,63 Valid 0,87 Reliabel 0,50 Sedang Dipakai

6 0,43 Valid 0,87 Reliabel 0,83 Mudah Dipakai

7 0,76 Valid 0,87 Reliabel 0,25 Sukar Dipakai

9 0,59 Valid 0,87 Reliabel 0,63 Sedang Dipakai 11 0,55 Valid 0,87 Reliabel 0,38 Sedang Dipakai

14 0,76 Valid 0,87 Reliabel 0,25 Sukar Dipakai

15 0,84 Valid 0,87 Reliabel 0,29 Sukar Dipakai

16 0,59 Valid 0,87 Reliabel 0,63 Sedang Dipakai 17 0,66 Valid 0,87 Reliabel 0,42 Sedang Dipakai 18 0,66 Valid 0,87 Reliabel 0,67 Sedang Dipakai 19 0,55 Valid 0,87 Reliabel 0,38 Sedang Dipakai 20 0,66 Valid 0,87 Reliabel 0,67 Sedang Dipakai 21 0,60 Valid 0,87 Reliabel 0,58 Sedang Dipakai

23 0,78 Valid 0,87 Reliabel 0,29 Sukar Dipakai

25 0,51 Valid 0,87 Reliabel 0,33 Sedang Dipakai

27 0,47 Valid 0,87 Reliabel 0,13 Sukar Dipakai

28 0,62 Valid 0,87 Reliabel 0,17 Sukar Dipakai

32 0,43 Valid 0,87 Reliabel 0,88 Mudah Dipakai

33 0,73 Valid 0,87 Reliabel 0,58 Sedang Dipakai

36 0,43 Valid 0,87 Reliabel 0,88 Mudah Dipakai

37 0,67 Valid 0,87 Reliabel 0,67 Sedang Dipakai 38 0,50 Valid 0,87 Reliabel 0,63 Sedang Dipakai

3.7.3 Analisis Data Akhir

Tahapan analisis data akhir pada dasarnya sama dengan analisis data awal, namun data yang digunakan adalah hasil tes setelah diberi perlakuan yaitu nilai post-test. Tahapan tersebut terdiri atas uji normalitas, uji kesamaan dua varians dan uji gain normalized untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif.


(34)

3.7.3.1Hasil Belajar Kognitif 3.7.3.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai post-test pada kelas sampel bersifat normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0 : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat seperti yang digunakan pada analisis data awal populasi. Data berdistribusi normal jika

hitung < tabeldengan taraf signifikansi α = 5% dan dk = k–3 (Sudjana 2009).

3.7.3.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelompok sampel mempunyai varians data hasil belajar yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas sebagai berikut.

H0 : data nilai post-test homogen (S12 = S22).

Ha : data nilai post-test tidak homogen (S12≠ S22).

Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus: F =

Kedua sampel dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen apabila H0 diterima dengan kriteria pengujian jika Fhitung < F0,5α(v1,v2) dimana

v1= n1–1 dan v2= n2–1, dimana n1= banyaknya data terbesar dan n2= banyaknya

data terkecil (Sudjana 2009). 3.7.3.1.3 Uji Gain Normalized

Peningkatan hasil belajar didefinisikan sebagai selisih antara nilai post-test dan pretest. Peningkatan hasil belajar diperoleh melalui penghitungan skor gain normalized dengan rumus Hake sebagai berikut (Stewart & Stewart 2010).


(35)

23

Keterangan:

Spost = skor rata-rata post-test

Spre = skor rata-rata pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Hasil penghitungan skor gain selanjutnya dibandingkan dengan kriteria skor gain pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Kriteria Skor Gain

Rentang skor Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

3.7.3.1.4 Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan secara individu dan klasikal. Kriteria ketuntasan individu adalah nilai kognitif ≥ 70 (KKM). Nilai kognitif pada model PBL diperoleh dari nilai post-test, nilai jawaban LDS dan nilai tugas proyek daur ulang limbah. Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas diperoleh dengan rumus yang diadopsi dari Sudijono (2009) sebagai berikut. P = ∑

∑ x 100 % Keterangan :

P = ketuntasan belajar siswa secara klasikal ni = jumlah siswa tuntas belajar individual

n = jumlah total siswa

Pembelajaran dengan model PBL efektif jika ketuntasan klasikal mencapai sekurang-kurangnya 75%.

3.7.3.2Hasil Belajar Afektif

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persentase jawaban mengenai ranah afektif siswa melalui lembar angket penilaian afektif. Lembar angket penilaian afektif terdiri atas pernyataan-pernyataan yang mengandung lima aspek ranah afektif yaitu aspek sikap, minat, konsep diri, nilai diri dan moral. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sugiyono 2009).

Nilai aspek afektif (%) = umlah skor yang diperoleh


(36)

Kriteria penilaian ranah afektif disajikan pada Tabel 3.10 Tabel 3.10 Kriteria Ranah Afektif Siswa

Persentase Kriteria

81,26 % ≤ P ≤ 100 % Sangat bagus

62,51 % ≤ P ≤ 81,25 % Bagus

43,76 % ≤ P ≤ 62,50% Cukup

25 % ≤ P ≤ 43,75% Tidak bagus

3.7.3.3Hasil Belajar Psikomotor

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persentase tingkat keterampilan yang dicapai siswa dalam pembelajaran dengan model PBL. Penilaian terhadap psikomotor siswa dilaksanakan melalui observasi oleh observer. Lembar penilaian psikomotor terdiri atas lima aspek kriteria yang berhubungan dengan keterampilan dalam PBL, yaitu (1) kemampuan melakukan penyelidikan; (2) membuat laporan (poster); (3) teknik presentasi; (4) keterampilan berbicara; dan (5) hasil produk daur ulang limbah. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sugiyono 2009).

Nilai aspek psikomotor (%) = umlah skor yang diperoleh

umlah skor maksimal x 100 % Kriteria penilaian ranah psikomotor disajikan pada Tabel 3.11 Tabel 3.11 Kriteria Ranah Psikomotor Siswa

Persentase Kriteria

83,37 % ≤ P ≤ 100 % Sangat bagus

66,69 % ≤ P ≤ 83,36 % Bagus

50,01 % ≤ P ≤ 66,68% Cukup

33,33 % ≤ P ≤ 50,00% Tidak bagus

3.7.3.4Analisis Tanggapan terhadap PBL

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL.Tanggapan siswa ditunjukkan dalam bentuk persentase. Rumus yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa sebagai berikut. Nilai tanggapan (%) = umlah skor yang diperoleh

umlah skor maksimal x 100 % Kriteria tanggapan disajikan pada Tabel 3.12


(37)

25

Tabel 3.12 Kriteria Tanggapan Siswa

Persentase Kriteria

81,26 % ≤ P ≤ 100 % Sangat bagus

62,51 % ≤ P ≤ 81,25 % Bagus

43,76 % ≤ P ≤ 62,50% Cukup


(38)

26

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Penelitian ini mengidentifikasi efektivitas penerapan model PBL terhadap peningkatan hasil belajar pada materi pencemaran lingkungan. Data penelitian yang diambil terdiri atas hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor serta tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran model PBL pada materi pencemaran lingkungan di SMP N 2 Welahan.

4.1.1 Hasil Penilaian Ranah Kognitif Siswa

4.1.1.1 Ketuntasan Belajar

Penilaian terhadap hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran model PBL dilaksanakan ketika proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hasil belajar ranah kognitif terdiri atas nilai post-test, jawaban LDS dan tugas proyek yang kemudian dihitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Ketuntasan belajar klasikal dicapai ketika persentase siswa tuntas mencapai paling sedikit 75% dengan syarat lulus batas KKM yaitu 70. Hasil rekapitulasi hasil belajar ranah kognitif dan ketuntasan belajar klasikal pada kelas VII E dan VII F disajikan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Ketuntasan Klasikal Kelas VII E dan VII F

Kelas

Nilai

siswa

siswa tuntas

Ketuntasan belajar

Post-test LDS Proyek

Rata-rata Tertinggi Terendah

VII E 75,38 89,23 79,85 79,94 90,7 68,4 39 38 97,44% VII F 75,59 85,38 80,41 79,48 89,8 68,5 39 37 94,87%

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal kedua kelas sampel telah mencapai ≥75% (Lampiran 25).

4.1.1.2 Hasil Uji Gain

Peningkatan hasil belajar ditentukan berdasarkan selisih nilai post-test dan pretest yang disebut skor gain. Data nilai post-test dilakukan uji normalitas


(39)

27

dan uji kesamaan dua varians terlebih dahulu sebelum melakukan uji gain. Uji normalitas data nilai post-test menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Hasil perhitungan uji normalitas data nilai post-test kelas VII E dan VII F disajikan pada Tabel 4.2 (Lampiran 26).

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas VII E dan VII F

Kelas hitung tabel Α dk (k-3) Kriteria

VII E 7,76 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

VII F 2,11 7,81 5% 3 Berdistribusi normal

Hasil perhitungan menunjukkan kedua kelas berdistribusi normal. Hasil uji kesamaan dua varians berdasarkan nilai post-test kelas VII E dan VII F disajikan pada Tabel 4.3 (Lampiran 27).

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Kelas VII E dan VII F

Data Fhitung Ftabel Kriteria

Nilai post-test kelas VII

E dan VII F 1,08 1,17 Homogen

Hasil analisis menunjukkan nilai Fhitung < Ftabel, oleh karena itu Ho

diterima, sehingga data nilai post-test kelas VII E dan VII F dikatakan memiliki varians yang homogen. Hasil uji gain secara klasikal kelas VII E dan VII F disajikan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Uji Gain Kelas VII E dan VII F

Kelas Rata-rata

pretest

Rata-rata

post-test

Selisih awal

dan akhir Skor gain Kriteria

VII E 46,05 75,38 29,33 0,54 Sedang

VII F 46,92 75,59 28,67 0,53 Sedang

Hasil analisis menunjukkan bahwa gain kedua kelas sampel termasuk dalam kategori sedang (Lampiran 28).

4.1.2 Hasil Penilian Ranah Afektif Siswa

Penilaian terhadap hasil belajar ranah afektif siswa dilakukan berdasarkan hasil jawaban angket penilaian afektif pelaksanaan pembelajaran model PBL pada materi pencemaran lingkungan. Hasil penilaian ranah afektif siswa secara klasikal pada kelas VII E dan VII F disajikan pada Gambar 4.1


(40)

Gambar 4.1 Hasil Penilaian Ranah Afektif Siswa Kelas VII E dan VII F Hasil penilaian menunjukkan bahwa persentase aspek sikap, minat dan konsep diri menunjukkan kriteria sangat baik, sedangkan aspek moral dan nilai diri menunjukkan kriteria baik (Lampiran 30).

4.1.3 Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa

Penilaian hasil belajar ranah psikomotor siswa dilakukan berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran PBL. Hasil observasi ranah psikomotor siswa secara klasikal pada kelas VII E dan VII F disajikan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa Kelas VII E dan VII F Hasil penilaian menunjukkan bahwa keterampilan kemampuan melakukan penyelidikan, produk dan membuat laporan termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan keterampilan berbicara dan menentukan strategi presentasi tergolong baik (Lampiran 32).

83.0%

81.6%

84.5%

79.1%

80.8% 85.8%

83.1%

82.1%

78.7%

80.1%

70.0% 75.0% 80.0% 85.0% 90.0%

Sikap Minat Konsep Diri Nilai diri Moral

VII-E VII-F

VII-E VII-F

A: kemampuan melakukan penyelidikan

B: membuat laporan (poster) C: produk daur ulang D: keterampilan berbicara E: strategi presentasi


(41)

29

4.1.4 Tanggapan terhadap Penerapan PBL

Tanggapan siswa terhadap penerapan model PBL diperoleh dari hasil jawaban siswa pada angket kuesioner tanggapan. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap model PBL secara klasikal disajikan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Siswa terhadap Penerapan PBL pada Materi Pencemaran Lingkungan

No.

Butir Angket % Kriteria

1 Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model PBL menarik

79% Baik

2 Pembelajaran dengan model PBL membuat saya lebih mudah memahami materi

81% Sangat

Baik 3 Pembelajaran dengan menerapkan model PBL

mendorong rasa ingin tahu saya

79% Baik

4 Pembelajaran dengan model PBL memacu saya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

84% Sangat

Baik 5 Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model

PBL membuat saya bersemangat dan bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran

80% Baik

6 Pembelajaran dengan menerapkan model PBL menjadi lebih menyenangkan

85% Sangat

Baik 7 Kegiatan pembelajaran dengan model PBL

pada materi pencemaran lingkungan dapat diikuti dengan baik

78% Baik

8 Pembelajaran dengan model PBL memberikan motivasi untuk mendalami materi dan mengaitkan pengetahuan dengan fenomena lingkungan sekitar

82% Sangat

Baik

9 Pelaksanaan pembelajaran model PBL menguntungkan saya dalam menganalisis masalah dan mengerjakan soal

79% Baik

10 Model PBL perlu diaplikasikan untuk materi yang lain

77% Baik

Rata-Rata 80% Baik

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap penerapan model PBL pada materi pencemaran lingkungan (Lampiran 34).


(42)

4.2

Pembahasan

Peningkatan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan atau peningkatan yang dicapai siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran dengan model PBL, yaitu meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

4.2.1 Ranah Kognitif dalam Pembelajaran PBL

4.2.1.1 Analisis Gain

Berdasarkan hasil analisis data nilai post-test diketahui bahwa hasil post-test kelas VII E dan VII F berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan untuk dilakukan analisis gain. Analisis gain menunjukkan besar perubahan pemahaman siswa terhadap materi pencemaran lingkungan sebelum dan setelah mendapat perlakuan yaitu pembelajaran dengan model PBL. Pemahaman materi dapat diartikan sebagai kemampuan siswam enangkap makna atau konsep (materi yang dipelajari) yang diukur dengan tes evaluasi.

Hasil analisis gain menunjukkan bahwa skor rata-rata gain secara klasikal pada kelas VII E dan VII F menunjukkan peningkatan hasil belajar pada kategori sedang. Hal tersebut menandakan bahwa pemahaman siswa menjadi lebih baik setelah mengalami pembelajaran dengan model PBL. Skor gain yang tidak tergolong pada kategori tinggi tidak berarti bahwa kemampuan siswa rendah, tetapi lebih disebabkan kurangnya pemahaman siswa pada soal dan tidak mengingat konsep yang telah dipelajari sehingga siswa lambat dalam mengerjakan soal tersebut (Anwar 2007).

PBL mengandung muatan materi dan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik unik dari pembelajaran berbasis proyek. Pelaksanaan pembelajaran PBL pada penelitian ini memiliki soal evaluasi yang dibuat tidak sekadar menghadirkan soal hafalan atau pengetahuan saja, akan tetapi soal evaluasi dibuat dengan memasukkan unsur pemecahan masalah sebagai salah satu unsur dari keterampilan PBL. Penguasaan siswa terhadap konsep dan materi tidak hanya sekedar mengingat dan menghafal, tetapi siswa juga mampu menerapkan konsep-konsep tersebut ke dalam suatu rangkaian


(43)

31

permasalahan. Siswa yang telah menguasai konsep suatu objek akan lebih mudah menerapkan dalam pemecahan permasalahan (Mahanal et al. 2007).

Soal dengan unsur pemecahan masalah yang dimaksud diwujudkan dalam bentuk soal kategori analisis (C4) dan aplikasi (C3). Kategori soal dan kemampuan siswa dalam memahami soal berpengaruh pada hasil evaluasi. Sebagai contoh, soal nomor 2 yaitu soal kategori C4. Soal tersebut menanyakan tentang syarat suatu zat dikatakan sebagai polutan dengan menganalisis pilihan jawaban yang disajikan. Soal tersebut banyak dijawab salah oleh siswa karena pilihan jawaban yang ditampilkan mengecoh konsep pemahaman siswa, sehingga jawaban yang dipilih siswa tidak tepat. Contoh soal yang lain adalah soal kategori C3 yaitu soal nomor 22. Soal nomor 22 berisi pertanyaan tentang memilih tindakan reuse yang tepat dari pilihan jawaban yang tersedia. Siswa memilih jawaban tidak tepat karena tidak ingat dengan konsep reuse dan terkecoh dengan pilihan jawaban yang salah.

4.2.1.2 Ketuntasan Belajar

Hasil analisis nilai ranah kognitif pada kelas VII E dan VII F, diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,44% pada kelas VII E dan 94,87% pada kelas VII F. Pada kelas VII E terdapat satu siswa yang tidak tuntas, sedangkan pada kelas VII F terdapat dua siswa yang tidak tuntas. Hal ini menandakan pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah ditentukan.

Ketuntasan belajar menandakan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi dengan baik. Pemahaman kognitif siswa didukung oleh adanya aktivitas belajar dalam pembelajaran. Proses pembelajaran PBL di kelas terdiri atas serangkaian aktivitas belajar yang mengarahkan siswa pada proyek. Kegiatan belajar diawali dengan pemberian pertanyaan esensial berupa masalah yang mengarahkan siswa dalam sebuah kerja proyek. Siswa belajar secara kooperatif di dalam kelompok melakukan diskusi untuk merencanakan langkah dan persiapan sarana yang dibutuhkan untuk proyek. Proyek


(44)

dilaksanakan sesuai jadwal yang didiskusikan untuk menghasilkan suatu produk daur ulang limbah dan dipresentasikan pada akhir pertemuan.

Aktivitas belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran PBL dapat berpengaruh pada kemampuan siswa memahami konsep atau materi. Nurhadi (2004) menjelaskan bahwa melalui pendekatan konstruktivisme seperti PBL, siswa diajak berfikir dan memahami “mengalami” materi pelajaran, bukan sekedar mendengar, menerima, dan mengingat. Siswa memahami materi pelajaran melalui proses penyelidikan, eksplorasi, eksperimen dan proyek. Apa yang siswa temui atau pelajari yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kegiatan siswa sehari-hari dapat mempengaruhi siswa agar lebih mudah mengingat dan memahami fakta ataupun konsep yang ada dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Purworini (2009) bahwa strategi PBL melibatkan berbagai tahapan yang mampu meningkatkan kognitif siswa, melalui proyek siswa mampu melibatkan seluruh mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan sosial dengan melakukan banyak hal sekaligus.

Selain aktivitas belajar, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga berperan dalam pemahaman siswa. Aktivitas yang direncanakan guru dalam pembelajaran PBL tidak lain agar siswa dapat belajar secara aktif dalam penyerapan ilmu pengetahuan. Model PBL merupakan model pembelajaran yang fokus pada kegiatan siswa atau student centered learning (SCL) dengan prinsip belajar secara kooperatif. Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan kepada siswa dengan membuat siswa menjadi pembelajar aktif melalui aktivitas diskusi dan proyek.

Kegiatan belajar siswa menekankan pada kegiatan berkelompok sehingga siswa dapat saling berbagi informasi pengetahuan dan membantu siswa lain yang kurang memahami materi. Hal ini menguatkan penelitian Krajcik et al. (1998) bahwa dengan adanya tugas proyek, siswa dapat mempelajari materi dengan terlibat langsung pada kegiatan proyek daur ulang limbah. Siswa dapat membangun pengetahuan melalui kerjasama dalam tim dan memecahkan masalah dengan berlandaskan kerja metode ilmiah. Adanya keaktifan siswa tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga


(45)

33

berpengaruh terhadap hasil belajar. Temuan ini menguatkan penelitian Fortuna et al. (2014) bahwa interaksi siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran dan aktivitas belajar yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Aktivitas diskusi, proyek dan presentasi yang dilakukan siswa dalam PBL memberikan pengaruh terhadap pemahaman materi pencemaran lingkungan karena siswa aktif berperan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pemahaman konsep yang tinggi maka ketuntasan belajarnya juga tinggi. Aktivitas belajar yang tinggi menghasilkan siswa dengan prestasi belajar yang lebih baik (Sabatina 2014). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa penerapan model PBL efektif dalam pembelajaran.

4.2.2 Afektif Siswa dalam Pembelajaran PBL

Pelaksanaan pembelajaran yang memusatkan aktivitas pada siswa dapat berpengaruh pada sikap atau perilaku siswa terhadap pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Rybczynski & Schussler (2013), bahwa prestasi akademik (ranah kognitif) yang baik akan turut membawa perilaku yang baik pula. Prestasi akademik adalah faktor umum yang mempengaruhi perilaku siswa terhadap ilmu pengetahuan dan sebaliknya perilaku mempengaruhi pencapaian prestasi. Penilaian terhadap lima aspek ranah afektif siswa kelas VII E dan VII F diperoleh hasil bahwa siswa menunjukkan perilaku yang sangat baik pada aspek sikap, minat dan mampu menegaskan konsep dirinya terhadap pembelajaran PBL, serta menunjukkan perilaku yang baik pada aspek penilaian diri dan moral dalam pembelajaran.

Aspek sikap menunjukkan reaksi atau respon siswa terhadap aktivitas dan materi pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap respon positif sangat baik terhadap aktivitas dan materi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan ketika proses pembelajaran siswa aktif berinteraksi dengan anggota kelompok maupun guru. Aktivitas diskusi dan proyek yang dilakukan secara berkelompok mendorong siswa untuk bekerja sama dan saling melengkapi tugas satu sama lain sehingga siswa menjadi aktif dalam


(46)

pembelajaran. Perilaku siswa yang demikian disebabkan kesadaran siswa akan pentingnya bekerja sama dan keuntungan yang diperoleh ketika dapat belajar bersama yaitu mendapatkan ilmu yang lebih banyak. Siswa mengikuti instruksi pembelajaran dengan baik sehingga pembelajaran berjalan lancar. Siswa mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan. Sikap tersebut yang mendasari dan mendorong ke arah perbuatan belajar. Sikap yang positif menjadikan siswa lebih mudah diberi motivasi dan menyerap materi pembelajaran (Ramadhani 2009; Sukanti 2011).

Aspek minat berhubungan dengan perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu objek yang ditandai dengan munculnya perhatian. Analisis menunjukkan minat siswa sangat baik terhadap aktivitas dan materi pembelajaran. Hal iniditunjukkan dengan adanya perhatian dan muncul ketertarikan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran. Minat siswa yang sangat baik disebabkan karena model PBL yang diterapkan mengundang keingintahuan siswa terhadap kerja proyek yang akan dilakukan. Siswa memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Proses atau kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas menjadi dasar motivasi bagi siswa sehingga akan menentukan sikap siswa untuk belajar. Minat siswa akan memperlancar jalannya pelajaran baik bagi siswa yang malas, tidak mau belajar maupun siswa yang gagal dalam belajar karena tidak adanya minat (Ramadhani 2009).

Aspek konsep diri menunjukkan kemampuan mengevaluasi atau merefleksi kelebihan dan kelemahan dirinya selama pembelajaran. Analisis menunjukkan bahwa konsep diri siswa sangat baik. Konsep diri yang ditunjukkan siswa adalah ketika siswa berusaha mengerjakan post-test dengan maksimal. Hasil pretest yang kurang baik menjadi motivasi agar siswa belajar lebih giat sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Siswa menunjukkan hasrat untuk memperbaiki kekurangan atau hasil pretest yang kurang baik dengan aktif bertanya materi yang kurang dipahami. Informasi tentang konsep diri siswa penting bagi guru untuk memotivasi belajar peserta didik dengan tepat (Sukanti 2011).


(47)

35

Aspek moral dan nilai diri merupakan aspek yang berhubungan dengan perasaan dan keyakinan tentang perilaku dianggap baik atau buruk, baik yang dilakukan diri sendiri maupun yang berkaitan dengan orang lain. Pelaksanaan pembelajaran PBL pada penelitian ini berhubungan dengan materi pencemaran lingkungan sehingga penilaian aspek moral dan nilai diri dikaitkan dengan pengetahuan tentang pencemaran lingkungan yang telah dipelajari.

Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek nilai dan moral siswa adalah baik. Hasil tersebut berhubungan dengan persepsi, keyakinan dan hasil yang ditunjukkan siswa terhadap masalah lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran PBL. Pada dasarnya siswa mengetahui bahwa tindakan membuang bungkus jajan di dalam kelas merupakan perbuatan yang salah, akan tetapi tidak jarang siswa masih melakukannya dan tidak berani menegur siswa lain yang melakukan hal yang sama. Demikian halnya ketika siswa mengerjakan post-test siswa masih ada yang bertanya pada siswa lain. Hal ini menunjukkan bahwa aspek moral dan nilai diri siswa setelah mempelajari materi pencemaran lingkungan dengan PBL masih perlu ditingkatkan agar siswa bisa berperilaku lebih baik.

Model PBL memberikan pengetahuan kepada siswa seperti seorang ilmuwan dalam melakukan suatu proyek. Aktivitas siswa di dalam proyek mulai dari merumuskan permasalahan, menyiapkan bahan, diskusi kelompok, pembuatan produk sampai proses mempresentasikan hasil karya mampu meningkatkan sikap atau perilaku siswa terhadap pembelajaran. Hal ini menguatkan hasil peneltian Annas (2010) bahwa aktivitas siswa dalam proyek mampu meningkatkan sikap positif siswa terkait pembelajaran sains, yang mencakup aspek implikasi sosial sains, kebiasaan seorang ilmuan, sikap terhadap penyelidikan ilmiah, dan adaptasi sikap ilmiah. Dominasi siswa dalam pembelajaran dengan model PBL akan mengembangkan beberapa aspek sikap terkait sains yang lain, yaitu menyenangi pelajaran sains, minat untuk meluangkan waktu pada pelajaran sains serta minat untuk berkarir di dunia sains suatu saat nanti.


(48)

4.2.3 Keterampilan Siswa dalam PBL

Penerapan model PBL memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan keterampilan siswa seperti keterampilan berkolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah (Despoina & Aikaterini 2015). Hasil analisis ranah psikomotor diketahui bahwa model PBL dapat mengembangkan keterampilan psikomotor siswa dengan baik. Penilaian terhadap ranah psikomotor pada penelitian ini diuraikan ke dalam lima aspek keterampilan yang berkenaan dengan pembelajaran berbasis proyek, yaitu kemampuan melakukan penyelidikan, membuat laporan (poster), produk, keterampilan berbicara dan strategi presentasi. Penilaian terhadap lima aspek ranah psikomotor siswa kelas VII E dan VII F diperoleh hasil bahwa aspek melakukan penyelidikan, membuat laporan dan produk dapat dicapai dengan sangat baik, sedangkan aspek keterampilan berbicara dan memilih strategi presentasi dicapai baik oleh siswa.

Aspek kemampuan melakukan penyelidikan menunjukkan keterampilan siswa bekerja secara kelompok dalam melakukan penyelidikan, seperti mengelola ide dari tiap anggota kelompok, pembagian tugas dan proses pengerjaan proyek. Hasil akhir kerja proyek siswa adalah laporan yang berupa poster dan produk daur ulang. Produk dan poster yang dibuat siswa menggunakan barang bekas dan limbah yang umum dijumpai di lingkungan tempat tinggal mereka. Setiap kelompok dapat menunjukkan kerjasama yang baik dalam pelaksanaan pembuatan produk. Pembuatan produk proyek melibatkan berbagai keterampilan berpikir kritis seperti memberikan argumen yang logis dan utuh, kemampuan berpikir deduksi dan induksi, kemampuan melakukan evaluasi serta melibatkan keterampilan mengambil keputusan dalam kelompok. Kegiatan pembuatan proyek tidak hanya terbatas pada pengembangan keterampilan berpikir kritis saja, akan tetapi juga kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah produk yang original dan siswa harus mampu bekerja secara kolaboratif (Gultekin 2005).

Aspek keterampilan berbicara dan strategi presentasi berhubungan dengan teknik atau cara yang dipilih dalam melakukan presentasi, meliputi


(1)

126

Lampiran 32

PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR

Aspek

KELAS VII E

%

KELAS VII F

%

I

II

III

IV

V

VI

VII

I

II

III

IV

V

VI

VII

A

2

3

3

3

3

3

2

90%

3

3

3

3

3

2

2

90%

B

3

2

2

2

3

3

2

81%

3

2

2

2

3

3

3

86%

C

3

2

2

3

3

3

3

90%

3

3

3

2

3

2

2

86%

D

2

2

2

2

2

3

2

71%

2

2

3

2

3

2

2

76%

E

2

2

2

2

2

2

2

67%

2

2

2

2

2

2

2

67%

∑ Skor

12

11

11

12

13

14

11

13

12

13

11

14

11

11


(2)

Lampiran 33

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA

PEMBELAJARAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

Variabel

Indikator

Nomor

Pertanyaan

Tanggapan siswa

terhadap model project

based learning pada

materi Pencemaran

Lingkungan

Ketertarikan siswa model project

based learning pada materi

Pencemaran Lingkungan

1

Model project based learning

mempermudah siswa dalam

mempelajari materi Pencemaran

Lingkungan

2

Model project based learning

mendorong rasa ingin tahu siswa

untuk mempelajari materi Pencemaran

Lingkungan

3

Model project based learning

mendorong siswa lebih aktif dalam

pembelajaran

4

Model project based learning

memacu semangat siswa mengikuti

pembelajaran

5

Kesan siswa selama proses

pembelajaran dengan model project

based learning pada materi

Pencemaran Lingkungan

6

Kegiatan pembelajaran dengan model

project based learning pada materi

Pencemaran Lingkungan dapat diikuti

siswa dengan baik

7

Model project based learning dapat

memotivasi siswa dalam pembelajaran

materi Pencemaran Lingkungan

8

Model project based learning pada

materi Pencemaran Lingkungan

memberikan keuntungan bagi siswa

9

Persetujuan siswa untuk

menggunakan model project based

learning pada materi lain


(3)

Lampiran 34

HASIL TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

Subjek Butir ∑ skor % Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

UE-1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 77.5 Baik

UE-2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 36 90.0 Sangat Baik

UE-3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 35 87.5 Sangat Baik

UE-5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75.0 Baik

UE-6 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 33 82.5 Sangat Baik

UE-7 1 3 3 3 3 4 3 4 3 4 31 77.5 Baik

UE-8 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-9 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 31 77.5 Baik

UE-10 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 33 82.5 Sangat Baik

UE-11 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 32 80.0 Baik

UE-12 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 33 82.5 Sangat Baik

UE-13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75.0 Baik

UE-14 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 33 82.5 Sangat Baik

UE-15 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 35 87.5 Sangat Baik

UE-16 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 31 77.5 Baik

UE-17 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 29 72.5 Baik

UE-18 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 29 72.5 Baik

UE-19 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 32 80.0 Baik

UE-20 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-21 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 31 77.5 Baik

UE-22 1 3 2 4 1 2 3 3 2 4 25 62.5 Buruk

UE-23 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 36 90.0 Sangat Baik

UE-24 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 30 75.0 Baik

UE-25 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-26 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 34 85.0 Sangat Baik

UE-27 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UE-28 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-29 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77.5 Baik

UE-30 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Baik

UE-31 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 75.0 Baik

UE-32 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 33 82.5 Sangat Baik


(4)

Subjek Butir ∑ skor

% Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

UE-34 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 36 90.0 Sangat Baik

UE-35 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 34 85.0 Sangat Baik

UE-36 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 33 82.5 Sangat Baik

UE-37 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 31 77.5 Baik

UE-38 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 80.0 Baik

UE-39 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 32 80.0 Baik

UF-1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 80.0 Baik

UF-2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 27 67.5 Baik

UF-3 2 1 3 2 4 3 3 4 3 2 27 67.5 Baik

UF-4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 29 72.5 Baik

UF-5 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 27 67.5 Baik

UF-6 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 33 82.5 Sangat Baik

UF-7 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 29 72.5 Baik

UF-8 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-9 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 27 67.5 Baik

UF-10 4 2 3 2 2 2 4 4 3 3 29 72.5 Baik

UF-11 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-12 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 36 90.0 Sangat Baik

UF-13 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 92.5 Sangat Baik

UF-14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75.0 Baik

UF-15 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 31 77.5 Baik

UF-16 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-17 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-18 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 32 80.0 Baik

UF-19 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 87.5 Sangat Baik

UF-20 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 36 90.0 Sangat Baik

UF-21 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-22 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 27 67.5 Baik

UF-23 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 35 87.5 Sangat Baik

UF-24 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 36 90.0 Sangat Baik

UF-25 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 27 67.5 Baik

UF-26 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-27 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 92.5 Sangat Baik

UF-28 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 92.5 Sangat Baik

UF-29 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

UF-30 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 36 90.0 Sangat Baik


(5)

Subjek Butir ∑ skor % Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

UF-32 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 31 77.5 Baik

UF-33 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 30 75.0 Baik

UF-34 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 28 70.0 Baik

UF-35 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3 29 72.5 Baik

UF-36 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 29 72.5 Baik

UF-37 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 92.5 Sangat Baik

UF-38 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72.5 Baik

UF-39 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 34 85.0 Sangat Baik

∑ Skor 248 254 247 261 251 265 244 255 245 241 2511

∑ Skor

maks 312 312 312 312 312 312 312 312 312 312 % 79 81 79 84 80 85 78 82 79 77 80% Baik


(6)

Lampiran 35

REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

No.

Butir Angket

N = 78

Kriteria

∑ Skor

P(%)

1

Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model PBL

menarik

248

79%

Baik

2

Pembelajaran dengan model PBL membuat saya

lebih mudah memahami materi

254

81%

Sangat

Baik

3

Pembelajaran dengan menerapkan model PBL

mendorong rasa ingin tahu saya

247

79%

Baik

4

Pembelajaran dengan model PBL memacu saya

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

261

84%

Sangat

Baik

5

Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model PBL

membuat saya bersemangat dan

bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran

251

80%

Baik

6

Pembelajaran dengan menerapkan model PBL

menjadi lebih menyenangkan

265

85%

Sangat

Baik

7

Kegiatan pembelajaran dengan model PBL pada

materi Pencemaran Lingkungan dapat diikuti

dengan baik

244

78%

Baik

8

Pembelajaran dengan model PBL memberikan

motivasi untuk mendalami materi dan mengaitkan

255

82%

Sangat

Baik

pengetahuan dengan fenomena lingkungan sekitar

9

Pelaksanaan pembelajaran model PBL

menguntungkan saya dalam menganalisis masalah

dan mengerjakan soal

245

79%

Baik

10

Model PBL perlu diaplikasikan untuk materi yang

lain

241

77%

Baik

Rata-Rata

251.1

80%

Baik

Hasil analisis dibandingkan dengan skala Guttman berikut

25 % ≤ P ≤ 43,75% = Tidak Baik

43,76 % ≤ P ≤ 62,50% = Cukup

62,51 % ≤ P ≤ 81,25 % = Baik

81,26 % ≤ P ≤ 100 % = Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata persentase 80%, maka dapat

disimpulkan bahwa siswa memberikan tanggapan

baik

terhadap penerapan

model PBL pada pembelajaran.