FILOSOFI ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU KAITANNYA DENGAN ETOS KERJA INANG-INANG PARDEKKE DI JALAN BALAM KOTA SIBOLGA.

(1)

FILOSOFI ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU

KAITANNYA DENGAN ETOS KERJA INANG-INANG

PARDEKKE DI JALAN BALAM KOTA SIBOLGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FEBRIANI MELFANIA PASARIBU 3133122013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Febriani Melfania Pasaribu, NIM. 3133122013, Tahun 2017. Judul Skripsi : Filosofi Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au Kaitannya Dengan Etos Kerja inang-inang Pardekke Di Jalan Balam Kota Sibolga.

Penelitian ini mengenai Filosofi Batak Toba yaitu anakkon hi do hamoraon di au

kaitannya dengan etos kerja inang-inang pardekke yang berjualan di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang perempuan Batak Toba bekerja sebagai inang-inang pardekke, etos kerja

inang-inang pardekke dalam bekerja, fungsi dan kaitannya filofosi anakkon hi do hamoraon di au terhadap etos kerja inang-inang pardekke dalam bekerja di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengamati dan menggambarkan keadaan suatu fenomena dan aktifitas yang dilakukan oleh

inang-inang pardekke dalam bekerja di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara observasi dengan mengandalkan penglihatan untuk mengamati segala kegiatan yang dilakukan

inang-inang pardekke dalam bekerja, wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik in depth intervew terhadap inang-inang

pardekke. Penelitian ini mendapatkan keterangan bahwa beragamnya yang

melatar belakangi perempuan Batak Toba bekerja sebagai inang-inang pardekke. Inang-inang pardekke tersebut bekerja dengan sangat gigih dan maksimal karena etos kerja mereka yang dipengaruhi oleh filosofi anakkon hi do haomaron di au

sehingga untuk memperjuangkan pendidikan anak-anaknya mereka mewujud nyatakan dari sikap mereka bekerja, yang jujur, bertanggung jawab, berintegritas, penuh rasa syukur, kerja keras penuh semangat. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa etos, motivasi, dan tujuan inang-inang pardekke bekerja adalah untuk kesejahteraan keluarga, meneruskan pendidikan anak-anaknya hingga lulus perguruan tinggi, dan memperjuangkan biaya pendidikan anak-anaknya dan benarlah bahwa filosofi anakkon hi do hamoraon di au berkaitan dengan etos kerja inang-inang pardekke yang bekerja di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga. Kata kunci : Etos Kerja, Filosofi, Inang-inang Pardekke, Perempuan Batak Toba


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menyertai dan memampukan penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Filosofi Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au Kaitannya Dengan Etos Kerja Inang-inang Pardekke Di Jalan Balam Kota Sibolga.

Penulis sangat menyadari dalam proses terselesaikannya skripsi ini bukanlah karena kemampuan penulis sendiri namun tidak lepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang membantu, mendukung, memotivasi, dan membimbing penulis hingga selesai skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan selama proses pengerjaan skripsi ini berlangsung. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Wakil Dekan I, Ibu Dra. Flores Tanjung, MA, selaku Wakil Dekan II , Bapak Drs. Waston Malau, MSP, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 4. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi.

5. Ibu Dra Trisni Andayani M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang turut memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama proses perkuliahan.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.


(7)

iii

7. Bapak Drs. Waston Malau, MSP dan Ibu Supsiloani, M.Si, selaku penguji skripsi penulis.

8. Bapak Daniel H.P Simanjuntak, M.Si yang memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di

Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Unimed. 10.Kepada kakanda Ayu Febriani, M.Si, yang membantu penulis dalam

melengkapi administrasi perkuliahan dan skripsi.

11.Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda R Pasaribu dan Ibunda R Silitonga yang tak pernah berhenti memberi kasih sayang dan menjadi sumber inspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12.Kepada kelima saudara kandung penulis, bg Marison, kak Tiominar, kak Linda, bg Uli, bg Jhon dan kesepuluh keponakan penulis, yang memotivasi, mendukung dan mendoakan penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

13.Kepada Sious SG, kak Haryati, Dodor, Irma, Rahotni, Sartika, Erwindo dan Camelia yang selalu mendoakan penulis.

14.Kepada Anak Ni Raja Ruggeri Sinaga, yang menyemangati, memotivasi, menguatkan dan mendoakan penulis hingga menyelesaikan skripsi.

15.Kepada Sahabat penulis Bobby, Neni, Nella, Naomi, Apriliyanti, Indah, yang menerima keadaan penulis dalam hal apapun.

16.Kepada seluruh komponen pelayanan UKMKP UP FIS, dalam mendukung, memotivasi dan menopang penulis lewat doa.

17.Kepada keluarga Uting, Devi, Kak Ririn, dan Uting, selaku keluarga dan teman hidup penulis selama ada di Medan.

18.Kepada teman-teman penulis Pendidikan Antropologi stambuk 2013 khususnya Kelas A Reguler, Kinship, Tamasilusi, Hotman, Masta, Geiz, Rointan, Anggun, Sarma, Andi, Endi, Suci, serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang membantu dan mendukung penulis.


(8)

iv

19.Kepada keluarga besar bimbingan belajar GO M.Yamin kelas 073, yang memberikan motivasi kepada penulis.

20.Kepada seluruh informan penulis, yang rendah hati bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

21.Kepada seluruh instansi, yang membantu penulis dalam memenuhi administrasi yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis butuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi orang banyak.

Medan, Februari 2017

Febriani Melfania Pasaribu NIM. 3133122013


(9)

v

DAFTAR ISI

` Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 7

1.5Tujuan Penelitan ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 9

2.2Landasan Teori ... 12

2.2.1 Teori Fungsionalisme... 12

2.3Kerangka Konseptual ... 15

2.3.1 Pengertian Fungsi ... 15

2.3.2 Filosofi Anakkon HI Do Hamoraon Di Au ... 15

2.3.3 Etos Kerja ... 17

2.3.4 Perempuan Batak Toba ... 18


(10)

vi

2.4 Kerangka Berfikir ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian Dan Pendekatan Penelitian ... 21

3.2Lokasi Penelitian ... 22

3.3Subjek Penelitian ... 22

3.4 Objek Penelitian ... 23

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1 Observasi ... 23

3.4.2 Wawancara ... 25

3.6Teknik Analisis Data ... 26

3.5.1 Reduksi Data ... 27

3.5.2 Penyajian Data ... 27

3.5.3 Penarikan Kesimpulan ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29

4.1.1 Sejarah Kota Sibolga ... 29

4.1.2 Letak Geografis Kota Sibolga ... 36

4.1.3 Keadaan Penduduk ... 37

4.1.3.1 Jumlah Penduduk ... 37

4.1.3.2 Mata Pencaharian ... 39

4.2 Pembahasan ... 43

4.2.1 Latar Belakang Perempuan Batak Toba Bekerja Sebagai Pardekke ... 43

4.2.2 Etos Kerja Inang-inang Pardekke dalam Bekerja di Jalan Balam Kota Sibolga ... 50

4.2.3 Fungsi Filosofi Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au terhadap Etos Kerja Perempuan Batak Toba Sebagai Inang-inang Pardekke Di Jalan Balam Kota Sibolga ... 67


(11)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 71 5.2Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ... 20


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai etnis, bahasa dan agama. Selain etnis Batak Toba penduduk lain yang mendiami dataran rendah Kota Sibolga adalah Minangkabau, Melayu, Jawa, Padang, Tionghoa, Nias. Kota Sibolga adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara tepatnya terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada dikawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli. Kota ini hanya memiliki luas kurang lebih 10,77km2 dan berpenduduk ± sekitar 84.000 jiwa. Etnis Batak Toba sudah mendiami daerah kota Sibolga kira-kira sejak tahun 1525 (Batara 1977:90). Hal tersebut semakin dikuatkan bahwa kota Sibolga didirikan oleh orang Batak Toba bermarga Hutagalung (Hutagalung, 1998:13).

Kota Sibolga merupakan salah satu daerah yang potensi utama perekonomiannya bersumber dari perikanan, namun tidak terlepas dari pariwisata, jasa, perdagangan dan industri maritim. Maka tidak mengherankan bahwa di kota Sibolga banyak masyarakat yang bekerja disektor perikanan seperti pedagang ikan yaitu inang-inang pardekke, nelayan, pengusaha pengolah ikan asin atau ikan rebus, pengusaha terasi dari ikan, pedagang ikan asin atau ikan basah, tukang timbang ikan, pedagang ikan asin atau ikan basah dan penangkap ikan tradisional dan lain sebagainya yang berkaitan degan perikanan.


(14)

2

Di kota Sibolga terdapat tempat khusus bagi para pedagang ikan yaitu Pasar Ikan Jalan Balam Sibolga yang beralamatkan di jalan balam kota Sibolga. Sebagian besar pedagang ikan di sini adalah perempuan dan beretnis bangsa Batak Toba. Inilah yang menjadi keunikannya dan yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji topik tersebut.

Para pedagang ikan tersebut sering disebut sebagai inang-inang pardekke.

Inang-inang pardekke adalah bahasa Batak Toba yang artinya adalah perempuan

yang sudah menikah dan berjualan ikan. Inang-inang pardekke tersebut tidak merasa asing dengan sebutan ini. Berjualan ikan merupakan salah satu alternatif termudah bagi para perempuan Batak Toba untuk bekerja. Karena alasan pendidikan mereka yang minim, paling tinggi dari tamatan SMA sederajat yang membuat mereka tidak dapat bekerja disektor formal. Inang-inang pardekke ini dapat dikatakan perempuan-perempuan pekerja keras. Diantara mereka ada yang bekerja sebelum matahari terbit sudah berangkat ke Jalan Balam untuk menjual ikan dagangannya, bahkan pulang setelah matahari kembali terbenam. Inang-inang pardekke ini memiliki jam kerja yang tinggi bahkan melebihi jam kerja para suami mereka. Mereka lama pulang ke rumah bukan hanya karna dagangan mereka tidak laku, tetapi karena mereka bekerja sangat gigih. Ketika dagangan mereka sudah laku terjual, mereka tidak langsung pulang melainkan kembali membeli ikan ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) lalu mereka kembali menjualnya di Pasar Ikan Jalan Balam.

Perjuangan inang-inang pardekke ini bukan hanya dilihat dari lamanya mereka bekerja seharian di Jalan Balam melainkan dapat juga dilihat dari


(15)

3

perjuangan mereka pada saat mereka bekerja, sebagian dari mereka ada yang harus mengantri sangat panjang untuk mendapat giliran agar mendapatkan ikan dagangannya dari para agen ikan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Ada juga yang harus berebutan dan saling dorong-mendorong sesama inang-inang pardekke

demi mendapatkan ikan untuk dijual pada hari itu. Bahkan teriknya matahari yang mereka rasakan setiap hari tidak lagi mereka hiraukan, itu semua demi mendapatkan uang untuk keluarga dan anak-anaknya.

Perempuan-perempuan yang bekerja demi kepentingan anak dan keluarga yang bekerja sangat gigih, tangguh, pekerja keras, bijaksana, dan penyayang keluarga itulah yang tergambar dari inang-inang pardekke di Jalan Balam kota Sibolga. Mereka bekerja keras dengan memegang prinsip salah satu filosofi Batak Toba yaitu anakkon hi do hamoraon di au. Yang artinya adalah anakku adalah kekayaanku atau anakku adalah hartaku, filosofi tersebut menyatakan bahwa berharganya seorang anak bagi orangtua Batak Toba.

Filosofi anakkon hi do hamoraon di au bukanlah semata-mata diciptakan atau ditujukan kepada kaum perempuan Batak Toba saja, melainkan kepada seluruh masyarakat Batak Toba tanpa terkecuali. Bahkan kepada anak-anak pun sudah diajarkan filosofi ini agar dikemudian hari ketika mereka beranjak dewasa dan sudah memiliki keluarga sendiri mereka dapat menerapkan filosofi ini dalam kehidupan mereka.

Pada masyarakat Batak Toba sama halnya dengan masyarakat lainnya bahwa dalam masalah mengasuh anak, mengusahakan pendidikan anak dan masa


(16)

4

depan anak merupakan hak dan kewajiban kedua orangtuanya bukan hanya ibu atau hanya ayah.

Sama halnya seperti yang dilakukan perempuan Batak Toba bekerja sebagai inang-inang pardekke untuk membantu suami mereka mencari nafkah agar bisa menopang keuangan keluarga dan mampu menyekolahkan anak-anaknya, bahkan ada yang harus meminjam uang kepada rentenir, perusahaan simpan pinjam atau koperasi untuk berjualan ikan. Dengan modal yang hanya seadanya mereka dapat memanfaatkan uang tersebut dengan sangat maksimal dan bekerja keras yang kuat. Dengan membeli ikan yang cukup dengan uang yang mereka miliki, mereka juga mengusahakan agar ikannya laku dan bisa kembali memakai modal dan keuntungan dari penjualan sebelumnya untuk membeli ikan lagi ke gudang atau TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan begitu seterusnya hingga samapi sore bahkan malam hari. Namun tak jarang juga mereka mengalami kerugian bila terjadi ketidak stabilan harga dipasaran, namun hal tersebut tidak membuat mereka menjadi malas dan menyerah. Semua itu mereka lakukan dengan alasan memegang prinsip filosofi Batak Toba yaitu anakkon hi do hamoraon di au yaitu untuk kelangsungan hidup keluarga dan pendidikan anak-anak mereka.

Pendidikan anak-anak dari inang-inang pardekke yang bekerja di Jalan Balam kota Sibolga sangat beragam, sekolah di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan ada yang sedang menjalani pendidikan di Universitas atau Perguruan Tinggi baik yang ada di kota Sibolga maupun di luar kota Sibolga seperti Padang Sidempuan, Medan dan sebagainya.


(17)

5

Untuk memperjuangkan pendidikan anak-anak merekalah inang-inang pardekke

ini bekerja dengan sangat keras.

Irmawati (2009:2), menulis bahwa etnis bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidiakan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Untuk pendidikan, keluarga, etnis bangsa Batak Toba satu dan lainnya sangat berkompetisi dalam menyekolahkan anak-anaknya.

Simanjuntak (2009:142) dalam bukunya menuliskan pandangan orang Batak Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang amat penting yang menjadi tujuan dan pandangan hidup mereka secara turun menurun yakni kekayaan (hamoraon), banyak keturunan (hagabeon) dan kehormatan (hasangapan) tersebut adalah melalui pendidikan. Namun diantara nilai tersebut, anak (hagabeon) merupakan nilai yang terpenting.

Filosofi anakkon hi do hamoraon di au yang menjadi etos kerja perempuan-perempuan Batak Toba yang bekerja sebagai inang-inang pardekke di kota Sibolga. Menurut Alwi (2007) dalam kamus Besar Basaha Indonesia (KKBI) Etos adalah Pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial sedangkan etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Hal inilah yang membuat penulis sangat tertarik melakukan penelitian di kota Sibolga karena banyaknya perempuan Batak Toba yang bekerja disektor perdagangan ikan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi dan untuk melihat bagaimana Filosofi “Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au” Kaitannya dengan Etos Kerja Inang-inang Pardekke, Di Jalan Balam Kota Sibolga.


(18)

6

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang relevan dalam penelitian ini yaitu :

1. Perekonomian masyarakat kota Sibolga sebagian besar tergantung pada sektor perikanan.

2. Inang-inang pardekke di Jalan Balam memiliki etos krja yang tinggi sehingga jam kerja mereka tinggi bahkan melebihi jam kerja suaminya. 3. Filosofi masyarat Batak toba itu bukam hanya ditujukan pada kaum

perempuan saja, melainkan kepada seluruh masyarakat Batak Toba.

4. Pada masyarakat Batak sama halnya dengan masyarakat etnis lainnya dalam mengasuh anak, mengusahakan pendidikan anak dan masa depan anak merupakan hak dan tanggung jawab oleh kedua oragtuanya.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Inang-inang pardekke di Jalan Balam memiliki etos kerja yang tinggi sehingga jam kerja mereka tinggi bahkan melebihi jam kerja suaminya. 2. Filosofi masyarat Batak toba itu bukam hanya ditujukan pada kaum


(19)

7

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Apa sajakah yang melatar belakangi perempuan Batak Toba bekerja sebagai pardekke atau pedagang ikan di Jalan Balam kota Sibolga ?

2. Bagaimanakah etos kerja inang-inang pardekke dalam bekerja di Jalan Balam kota Sibolga ?

3. Bagaimana fungsi filosofi anakkon hi do hamoraon di au terhadap etos kerja perempuan Batak Toba sebagai inang-inang pardekke, di Jalan Balam kota Sibolga ?

1.5Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui latar belakang perempuan Batak Toba bekerja sebagai

pardekke atau pedagang ikan di Jalan Balam kota Sibolga

2. Untuk mengetahui etos kerja inang-inang pardekke dalam bekerja di Jalan Balam kota Sibolga

3. Untuk mengetahui fungsi filosofi anakkon hi do hamoraon di au terhadap etos kerja perempuan Batak Toba sebagai inang-inang pardekke, di Jalan Balam kota Sibolga


(20)

8

1.6Manfaat Penulisan

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis,adapun manfaatnya yaitu :

1. Manfaat Teoritis :

Memperluas wawasan kajian budaya, terutama dalam ruang lingkup kajian mata kuliah Antropologi Budaya yang membahas tentang budaya Batak Toba seperti filosofi Batak Toba.

2. Manfaat Praktis :

Memberikan wawasan bagi masyarakat dan pembaca tentang filosofi

“anakkon hi do hamoraon di au” kaitannya dengan etos kerja inang-inang pardekke dan dapat dijadikan sebagai masukan untuk penulisan selanjutnya.


(21)

71 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penulisan yang dilakukan oleh penulis pada inang-inang pardekke di Pasar ikan Jalan Balam Kota Sibolga maka penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan yaitu :

1. Yang menjadi Latar belakang perempuan Batak Toba bekerja sebagai inang-inang pardekke sebagian besar ialah untuk membantu suaminya menambah penghasilan keluarga karena penghasilan suaminya kurang mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya pendidikan anak yang lama-lama semakin banyak, selain itu karena mereka tidak punya pilihan lain untuk mencari pekerjaan lain dikarenakan minimnya pendidikan dan keterampilan yang mereka punya jadi mau tidak mau mereka harus bekerja sebagai inang-inang pardekke, dan mereka ingin memperjuangkan pendidikan anak-anaknya agar dapat merubah kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kehidupan mereka.

2. Etos kerja inang-inang pardekke yang bekerja di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga adalah bahwa ia bekerja untuk kesejahteraan keluarga, ia bekerja untuk pendidikan anak-anaknya dan ia bekerja demi kehidupan anak-anaknya yang harus lebih baik lagi dari kehidupannya, maka dengan etos kerja tersebut mereka mewujud nyatakan dengan sikap dan karakter mereka dalam bekerja, mereka bekerja dengan sangat gigih, bekerja keras, penuh rasa syukur, jujur,


(22)

72

disiplin, tidak mengenal lelah dan berintegritas, bertanggung jawab dan penuh semangat.

3. Salah satu filosofi etnis Batak Toba ialah anakkon hi do hamoran di au, filosofi inilah yang dipegang teguh oleh perempuan inang inang pardekke dan ternyata filosofi inilah yang mempengaruhi etos kerja inang-inang pardekke dalam bekerja. Inang-inang pardekke ini berusaha setiap harinya bekerja keras agar mampu menyekolahkan anak mereka setinggi tingginya hingga meraih gelar Sarjana. Bagi mereka anak atau keturunan merupakan merupakan kekayaan non material yang tiada ternilai harganya dan anak adalah orang yang akan membawah nama keluarga tersebut. Oleh karena itulah perempuan ini berusaha menyekolahkan anaknya setingi-tingginya, sebab mereka yaikini dengan melalui pendidikanlah anak akan suskes di kemudian hari. Jika nama anak mereka harum maka nama mereka juga akan harum.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan penulisan secara langsung ke Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga dan melihat bagamaina kondisi yang dialami oleh inang-inang pardekke maka penulis memiliki saran yang penulis harapkan dapat bermanfaat dan membangun, adapun saran-saran penulis sebagai berikut :

1. Dibentuknya organisasi bagi para pedagang ikan yang berjualan di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga, dengan tujuan agar terjalinnya solidaritas para pedagang ikan.


(23)

73

2. Bagi pemerintah yang menangangi pasar ikan ini, sebaiknya melakukan peendataan secara rinci siapa-siapa saja yang berdagang di pasar tersebut dan pemerintah lebih memperhatikan keadaan pasar ikan tersebut dengan melakukan pengarahan kepada para pedagang ikan agar seluruh pedagang ikan masuk ke dalam pasar ikan untuk berjualan, bukan di pinggiran jalan di depan pasar ikan sebab itu akan merusak kondisi jalan dan menyebabkan kemacetan. 3. Dibentuknya koperasi simpan pinjam khusus bagi pedagang ikan di Pasar Ikan

Jalan Balam Kota Sibolga, untuk membantu para pedagang dalam mengembangkan usahanya dan dapat membantu pedagang yang kekurangan modal untuk berdagang.

4. Bagi inang-inang pardekke agar mempertahankan budaya etnis Batak Toba yaitu filosofi anakkon hi do hamoraon di au dan mengajarkan kepada setiap anak-anaknya untuk tetap mempedomani filosofi tersebut dalam kehidupannya. 5. Bagi anak-anak inang-inang pardekke yang masih menjalani pendidikan agar tetap memperjuangkan pendidikannya dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi kebanggaan bagi orang tua dan negara, bagi yang sudah selesai menjalani pendidikan dan sudah bekerja patuhi dan hargailah setiap usaha yang telah dilakukan orang tuamu, dan hormatilah kedua orang tua kalian masing-masing.

6. Kepada seluruh masyarakat luas, untuk tetap memegang teguh adat istiadat dan filosofi anakkon hi do hamoraon di au.

7. Kepada PEMDA untuk melakukan suatu pengawasan harga ikan agar tidak terjadinya timpang tindih harga ikan atau ketidakstabilan harga. Karena hal


(24)

74

tersebut sangat menggangu dan merugikan para pedagang ikan di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga.

8. Bagi para pedagang ikan, agar tetap menjaga kebersihan pasar dan menjaga fasilitas yang sediakan oleh pemerintah agar kebersihan pasar tetap terjaga dan para pedagang juga pembeli nyaman untuk melakukan aktifitas kegiatan tawar menawar di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga.


(25)

75

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Abdullah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta : LP3ES

Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Batara. 1977. Sejarah Batak. Balige : Karl Sianipar Company

Irmawati. 2009. Motivasi Berprestasi Dan Pola Pengasuhan Anak Pada Suku. Jakarta : Djambatan. Jenderal Olahraga

Ihromi. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Khasanah, Uswatun. 2004. Etos Kerja Sarana Menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta : Harapan Utama

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : UI-Press

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi Jilid I. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Luckman, Sinar. 1981. Lintasan Sejarah Sibolga dan Pantai Barat Sumatera Utara. Sibolga

Maleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Saifuddin, Achmad F. 2006. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana

Sarajar. 1995. Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya dengan Nilai Budaya Masyarakat di Daerah Sulawesi Utara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


(26)

76

Simanjuntak, B.A.2009. Konfllik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sinamo, Jansen H. 2002. Etos Kerja 21 Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta : Institut Dharma Mahardika

Sinamo, Jansen H. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional. Bogor : Grafika Mardi Yuana.

Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Kulitatif. Jakarta : Pustaka LP3ES

Tasmara, Toto. 2002. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta : Labmen

Usman et al. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Hutagalung. 1998. Hari Jadi Sibolga. Pemko Sibolga.

Sumber Jurnal

Marzali, Amri. 2006. Jurnal Antropologi Indonesia Vol 30, No 2. Jakarta : UI

Iskandar, Otto. 2002. Etos Kerja, Motivasi, dan Sikap Inovatif Terhadap Produktivitas Petani. Logat : Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 6 (1) 26-29

Sumber Skripsi

Jan Milson Ginting. 2014. Makna Filosofi “Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au”

Bagi Masyarakat Batak di Desa Simamora Nabolak Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Medan : Universitas Negeri Medan.

Dini Saputri. 2012. Peran Perempuan Nelayan Dalam Produksi dan Distribusi Hasil Laut. (Studi Kasus Pada Perempuan Pencari Kerang di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang). Medan : Universitas Sumatera Utara


(27)

77

Sumber Internet

______________.(n.d). Kepala Daerah Kota Sibolga.

Situs resmi Pemerintah Kota Sibolga (http://www.sibolgakota.go.id, diakses pada tanggal 17 Oktober 2016, pukul 15.43 WIB).

Kusnan Ahmad. (2004). Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Dalam Menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnizun Tetap III Surabaya; Laporan Penelitian.

(http://www.damandiri.or.id/index.php diakses pada tanggal 06 Februari 2017, pukul 16.04 WIB).


(1)

disiplin, tidak mengenal lelah dan berintegritas, bertanggung jawab dan penuh semangat.

3. Salah satu filosofi etnis Batak Toba ialah anakkon hi do hamoran di au, filosofi inilah yang dipegang teguh oleh perempuan inang inang pardekke dan ternyata filosofi inilah yang mempengaruhi etos kerja inang-inang pardekke dalam bekerja. Inang-inang pardekke ini berusaha setiap harinya bekerja keras agar mampu menyekolahkan anak mereka setinggi tingginya hingga meraih gelar Sarjana. Bagi mereka anak atau keturunan merupakan merupakan kekayaan non material yang tiada ternilai harganya dan anak adalah orang yang akan membawah nama keluarga tersebut. Oleh karena itulah perempuan ini berusaha menyekolahkan anaknya setingi-tingginya, sebab mereka yaikini dengan melalui pendidikanlah anak akan suskes di kemudian hari. Jika nama anak mereka harum maka nama mereka juga akan harum.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan penulisan secara langsung ke Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga dan melihat bagamaina kondisi yang dialami oleh inang-inang pardekke maka penulis memiliki saran yang penulis harapkan dapat bermanfaat dan membangun, adapun saran-saran penulis sebagai berikut :

1. Dibentuknya organisasi bagi para pedagang ikan yang berjualan di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga, dengan tujuan agar terjalinnya solidaritas para pedagang ikan.


(2)

2. Bagi pemerintah yang menangangi pasar ikan ini, sebaiknya melakukan peendataan secara rinci siapa-siapa saja yang berdagang di pasar tersebut dan pemerintah lebih memperhatikan keadaan pasar ikan tersebut dengan melakukan pengarahan kepada para pedagang ikan agar seluruh pedagang ikan masuk ke dalam pasar ikan untuk berjualan, bukan di pinggiran jalan di depan pasar ikan sebab itu akan merusak kondisi jalan dan menyebabkan kemacetan. 3. Dibentuknya koperasi simpan pinjam khusus bagi pedagang ikan di Pasar Ikan

Jalan Balam Kota Sibolga, untuk membantu para pedagang dalam mengembangkan usahanya dan dapat membantu pedagang yang kekurangan modal untuk berdagang.

4. Bagi inang-inang pardekke agar mempertahankan budaya etnis Batak Toba yaitu filosofi anakkon hi do hamoraon di au dan mengajarkan kepada setiap anak-anaknya untuk tetap mempedomani filosofi tersebut dalam kehidupannya. 5. Bagi anak-anak inang-inang pardekke yang masih menjalani pendidikan agar tetap memperjuangkan pendidikannya dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi kebanggaan bagi orang tua dan negara, bagi yang sudah selesai menjalani pendidikan dan sudah bekerja patuhi dan hargailah setiap usaha yang telah dilakukan orang tuamu, dan hormatilah kedua orang tua kalian masing-masing.

6. Kepada seluruh masyarakat luas, untuk tetap memegang teguh adat istiadat dan filosofi anakkon hi do hamoraon di au.

7. Kepada PEMDA untuk melakukan suatu pengawasan harga ikan agar tidak terjadinya timpang tindih harga ikan atau ketidakstabilan harga. Karena hal


(3)

tersebut sangat menggangu dan merugikan para pedagang ikan di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga.

8. Bagi para pedagang ikan, agar tetap menjaga kebersihan pasar dan menjaga fasilitas yang sediakan oleh pemerintah agar kebersihan pasar tetap terjaga dan para pedagang juga pembeli nyaman untuk melakukan aktifitas kegiatan tawar menawar di Pasar Ikan Jalan Balam Kota Sibolga.


(4)

75

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Abdullah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta : LP3ES

Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Batara. 1977. Sejarah Batak. Balige : Karl Sianipar Company

Irmawati. 2009. Motivasi Berprestasi Dan Pola Pengasuhan Anak Pada Suku. Jakarta : Djambatan. Jenderal Olahraga

Ihromi. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Khasanah, Uswatun. 2004. Etos Kerja Sarana Menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta : Harapan Utama

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : UI-Press

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi Jilid I. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Luckman, Sinar. 1981. Lintasan Sejarah Sibolga dan Pantai Barat Sumatera Utara. Sibolga

Maleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Saifuddin, Achmad F. 2006. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta : Kencana

Sarajar. 1995. Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya dengan Nilai Budaya

Masyarakat di Daerah Sulawesi Utara. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan


(5)

76

Simanjuntak, B.A.2009. Konfllik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sinamo, Jansen H. 2002. Etos Kerja 21 Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta : Institut Dharma Mahardika

Sinamo, Jansen H. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional. Bogor : Grafika Mardi Yuana.

Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Kulitatif. Jakarta : Pustaka LP3ES

Tasmara, Toto. 2002. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta : Labmen

Usman et al. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Hutagalung. 1998. Hari Jadi Sibolga. Pemko Sibolga.

Sumber Jurnal

Marzali, Amri. 2006. Jurnal Antropologi Indonesia Vol 30, No 2. Jakarta : UI

Iskandar, Otto. 2002. Etos Kerja, Motivasi, dan Sikap Inovatif Terhadap Produktivitas Petani. Logat : Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 6 (1) 26-29

Sumber Skripsi

Jan Milson Ginting. 2014. Makna Filosofi “Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au” Bagi Masyarakat Batak di Desa Simamora Nabolak Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Medan : Universitas Negeri Medan.

Dini Saputri. 2012. Peran Perempuan Nelayan Dalam Produksi dan Distribusi Hasil Laut. (Studi Kasus Pada Perempuan Pencari Kerang di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang). Medan : Universitas Sumatera Utara


(6)

77

Sumber Internet

______________.(n.d). Kepala Daerah Kota Sibolga.

Situs resmi Pemerintah Kota Sibolga (http://www.sibolgakota.go.id, diakses pada tanggal 17 Oktober 2016, pukul 15.43 WIB).

Kusnan Ahmad. (2004). Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Dalam Menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnizun Tetap III Surabaya; Laporan Penelitian.

(http://www.damandiri.or.id/index.php diakses pada tanggal 06 Februari 2017, pukul 16.04 WIB).