INANG INOVASI ALAT PENGUTIP BERONDOLAN

INANG “INOVASI ALAT PENGUTIP” BERONDOLAN PADA PELEPAH
POHON KELAPA SAWIT UNTUK EFESIENSI PENGUTIPAN
BERONDOLAN SAWIT

Diusulkan oleh :
Dedi Firmansyah/011.15.006
Kohan Pandongani/011.15.017

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
KOTA DELTAMAS
2017

ii

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Tulisan

: Inang “Inovasi Alat Pengutip” Berondolan Pada

Pelepah Pohon Kelapa Sawit Untuk Efesiensi Pengutipan Berondolan Sawit
2. Ketua

Nama Lengkap

: Dedi Firmansyah

Jurusan/Fakultas

: Teknologi Pengolahan Sawit/Diploma

Institut

: Institut Teknologi dan Sains Bandung

Alamat Rumah

: Cluster El Verde G2, Kota Delatmas, Cikarang

Nomor ponsel/HP

: 082112631097


Email

: dedifirmansyah369@gmail.com

3. Anggota Penulis
Nama Lengkap

: Kohan Pandongani

NIM/Jurusan/Fakultas

: 011.15.017/Teknologi Pengolahan Sawit/Diploma

4. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar: Listiana Oktavia S.Si, MSc
NIP

: 19901007201606154

Alamat Rumah


: Jalan Cisitu Baru No 42, Bandung

Nomor Ponsel/HP

: 081220495637
Cikarang, 4 Maret 2017

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Inang “Inovasi
Alat Pengutip” Berondolan Pada Pelepah Pohon Kelapa Sawit Untuk Efesiensi
Pengutipan Berondolan Sawit” untuk mengikuti lomba NATCOM 1.0 (National
Appropriate Technology Competition) yang diadakan oleh Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin pada tahun 2017. Adapun tema dari perlombaan ini
adalah “Inovasi Tennologi Tepat Guna Menuju Masyarakat Teknologi Berbasis
Madani”.

Pada penyusunan karya ilmiah ini, kami berterima kasih kepada pihak –
pihak yang telah berperan dalam membantu pembuatan karya tulis ilmiah ini,
terutama :
1. Prof.

Ir.

Pudji

Permadi,M.Sc.,

Ph.D.

selaku

Wakil

Rektor

Kemahasiswaan Dan Alumni.

2. Listiana Oktavia S.Si, MSc., selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.
3. Essa Bella Martheana dan Jeremi Jamski Purba yang telah membantu
dalam pembuatan desain produk pada karya tulis ilmiah ini.
4. Saudara Daniel Mordekhai Samjar yang telah membantu dalam
menyediaan transportasi survei material.
5. Saudara Mahmud Husain Mubarok yang telah membantu dalam
penyusunan karya tulis ini.
Kami sangat menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karna itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
guna perbaikan dalam penulisan karya tulis ilmiah yang selanjutnya. Kiranya
karya tulis ilmiah ini dapat berguna untuk perkembangan teknologi tepat guna
bagi masyarakat madani di Indonesia.
Cikarang,20 Maret 2017

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………i
Halaman Pengesahan………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………...iii
Daftar Isi………………………………………………………………………iv
Abstrak………………………………………………………………………..v
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………1
1.2 Batasan Masalah………………………………………………………1
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………..1
1.4 Tujuan Penulisan………………………………………………………1
1.5 Manfaat Penulisan…………………………………………………….1
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Kelapa Sawit………………………………………………………….3
2.2 Proses Panen Buah Kelapa Sawit…………………………………….3
2.3 Proses Pengutipan Berondolan……………………………………….5
2.4 Faktor Losses Saat Panen…………………………………………….7
Bab III Pembahasan
4.1 Inovasi Alat Pengutip………………………………………………..9
4.2 Desain dan Penggunaan Material……………………………………9
4.3 Cara Kerja……………………………………………………………12

4.4 Keunggulan alat INANG………..…………………………………...13
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..13
5.2 Saran…………………………………………………………………14
Daftar Pustaka……………………………………………………………….15
Lampiran……………………………………………………………………..16

v

ABSTRAK
Dedi Firmansyah, Kohan Pandongani. 2017.
Buah kelapa sawit adalah penghasil CPO (Crude Palm Oil) dan
merupakan salah satu komoditas unggul Indonesia. Indonesia memiliki lahan
perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. Namun besarnya luas wilayah
perkebunan di Indonesia belum diimbangi dengan teknologi yang mumpuni
terutama dalam hal pengambilan buah sawit dari areal perkebunan. Salah satu
jenis kegiatan pada proses panen buah kelapa sawit yang kurang efisien adalah
pengutipan berondolan pada sela-sela pohon kelapa sawit yang berusia 3-8 tahun.
Total berondolan yang menempel pada sela – sela pelepah pohon kelapa sawit
dapat mencapai sekitar 10% - 20% dari total berondolan yang lepas pada buah

matang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peningkatan efisiensi
pengutipan berondolan yang tersangkut sangat penting guna meningkatkan
produksi dan mengurangi kerugian.
Pada umumnya pengutipan berondolan yang tersangkut ini dilakukan oleh
kaum wanita dengan bantuan tongkat besi yang bengkok pada ujungnya, dengan
tongkat tersebut berondolan dijatuhkan ke tanah dengan cara dicungkil kemudian
dikumpulkan dengan tangan. Kajian ini berfokus pada inovasi pengutipan
berondolan dengan menambah pegas dan jaring pada tongkat pengutip tersebut.
Berondolan yang tersangkut di sela – sela pelepah kelapa sawit akan dicungkil
dan jatuh pada jaring yang sudah di tambahakan pada alat pengutip. Pegas
berfungsi sebagai pengatur gerak dari tongkat pengutip yang akan memudahkan
proses pengutipan.
Inovasi ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah pengutipan
berondolan yang tersangkut pada sela – sela pohon kelapa sawit dan diharapkan
mampu menjadi alternatif bagi peningkatan efisiensi panen buah kelapa sawit.
Kata Kunci :Berondolan, Jaring, Pegas, Tongkat pengutip.

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang di lalui oleh garis khatulistiwa. Hal
ini membuat indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang melimpah
di sepanjang tahun tahun. Potensi alam ini menjadikan sebagian besar tanah
indonesia cocok di jadikan lahan pertanian. Pertanian di indonesia sendiri telah
berkembang sangat lama dan menjadi kawasan pertanian yang menghasilkan
beberapa komoditas ekspor yang sangat di butuhkan oleh negara-negara yang lain.
Pengembangan bidang pertanian sebagai penunjang ekonomi masyarakat di
indonesia di aplikasikan dengan pertanian dalam skala besar atau yang sering kita
sebut dengan istilah perkebunan.
Indonesia adalah negara yang memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di
dunia. Tercatat dari data statisitik Direktorat Jendral Perkebunan tahun 20142016, Indonesia memiliki luas total perkebunan kelapa sawit 11.672.861 ha. Luas
wilayah perkebunan sawit yang sangat luas menjadikan indonesia sebagai
produsen minya sawit terbesar di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jendral
Perkebunan Department Pertanian RI ( 2016 ), total produksi minyak sawit kasar
(crude palm oil atau CPO) dan minyak kernel sawit ( Palm Kernel Oil atau PKO
) Indonesia yag di ekspor tahun 2016 sekitar 20,32 juta ton, dengan volume
ekspor sebesar ini pada tahun 2016 perkebunan kelapa sawit menghasilkan 12,74
juta US$. Dengan sedemikian besarnya volume produksi dan ekspor CPO dan

PKO Indonesia ,maka upaya peningkatan efesiensi serta penanganannya perlu
terus di lakukan. Namun, dengan produktifitas dan luas lahan yang besar tidak di
imbangi dengan penerapan teknologi yang mumpuni untuk menunjang efesiensi
kerja yang lebih, khususnya di dalam proses pemanenan buah kelapa sawit.
Sebagian besar petani kelapa sawit di indonesia masih menggunakan cara
konvensional untuk mengambil buah kelapa sawit dan berondolan yang terlepas
dari tandan dan tersangkut di sela – sela pelepah sawit. Sehingga waktu dan
tenaga yang dikeluarkan besar.
Tujuan karya tulis ini adalah untuk meningkatkan ke-efektifitasan pada
proses pengutipan berondolan yang tersangkut di sela-sela pelepah sawit dengan

2

memodifikasi alat kutip yang telah ada dengan menambah pegas keranjang guna
mempercepat proses pengutipan berondolan sisa dan akan berakibat pada
peningkatan produksi minyak.

1.2 Batasan Masalah
Penulisan karya ilmiah ini terbatas dalam pembahasan masalah mengenai alat
pengutip berondolan kelapa sawit yang tersangkut di sela-sela pelepah.


1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah
1. Bagaimana desain “INANG” dalam karya tulis ini?
2. Apa material yang di gunakan dalam pembuatan “ INANG “?
3. Bagaimana cara kerja “ INANG” ?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah :
1. Memodifikasi alat pengutip berondolan yang digunakan masyarakat petani
sawit
2. Meningkatkan efesiensi dalam proses pengutipan berondolan sawit

1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat dari karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Mempermudah proses pengutipan berondolan di sela-sela pelepah.
2. Mengurangi kerugian dari penggunaan peralatan konvensional.

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tumbuhan kelas
Angiospermae, ordo Cocoideae, famili Palmae, dan genus Elaeis (Harley).
Menurut Pahan (2010), ada beberapa spesies dalam genus ini antara lain
Elaeis guineensis, Elaeis melanococca dan Elaeis odora (tidak ditanam di

Indonesia). Klasifikasi tanaman kelapa sawit menurut Lubis (1992) adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palmae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit merupakan ordo Cocoideae yang paling besar habitusnya.
Organ tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi
akar, batang dan daun, sedangkan generatif yang merupakan alat
perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah (Purwanto, 2009).
2.2 Proses Panen Buah Kelapa Sawit
Proses panen adalah proses utama di perkebunan kelapa sawit karena
langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui
penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS) (Pahan,
2010). Pemanenan kelapa sawit adalah pemotongan tandan buah segar (TBS)
dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Sasaran utama pekerjaan panen
yaitu mencapai produksi TBS per hektar yang tinggi, biaya per kg yang
rendah, dan mutu produksi minyak yang baik berupa asam lemak bebas
(ALB/ FFA) yang rendah. Teknik pengambilan buah yang tepat akan

4

mempengaruhi kuantitas produksi (ekstrasi), sedangkan waktu panen yang
tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (Pahan, 2010).
Kegiatan panen meliputi pemotongan TBS, pengutipan berondolan, dan
pemotongan pelepah. Jumlah buah yang terluka diusahakan seminimal
mungkin pada proses pemotongan TBS, pengangkutan ke Tempat
Pengumpulan Hasil (TPH) maupun pengangkutan ke dump truck, berondolan
juga dijaga supaya buah tidak kotor karena tanah atau debu. Pengutipan
berondolan harus dilakukan karena berondolan juga akan diolah menjadi
Minyak Kelapa Sawit (MKS). Pemotongan pelepah tidak disarankan untuk
tanaman yang masih rendah (panen dengan dodos). Untuk tanaman tinggi
(panen dengan egrek) pelepah harus dipotong untuk mencegah tersangkutnya
berondolan dan menghindarkan kesulitan pemanenan atau tunas berikutnya.

Gambar 1. proses pemotongan pelepah pohon kelapa sawit
Sumber : Setyamidjaja, D.1991. Budidaya Kelapa Sawit
Cara pemanenan tandan buah yang matang dilakukan dengan berbagai
tahapan. TBS dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm.
Tandan buah yang telah dipanen diletakkan teratur di piringan dan brondolan
dikumpulkan terpisah dari tandan. TBS (tandan buah segar) dan brondolan
tersebut dikumpulkan di TPH. TBS yang dihasilkan harus segera diangkut ke
pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka
kandungan ALBnya semakin meningkat. Untuk menghindari peningkatan

5

ALB yang terlalu tinggi, maka buah yang telah dipanen

harus diproses

dengan kurun waktu tidak lebih dari 8 jam setelah TBS tersebut dipanen.
Dalam keadaan yang optimal, proses produksi kelapa sawit dapat
mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.
Gambaran umum produksi minyak sawit mentah (CPO) dan munyak inti
sawit (PKO) per hektar. Sebagai gambaran produksi TBS, minyak sawit dan
inti sawit berbagai umur tanaman per hektar, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkiraan produksi TBS, minyak sawit dan inti sawit pada
berbagai umur tanaman kelapa sawit

2.3 Proses Pengutipan Berondolan
Berondolan adalah bagian dari FFB (Fresh fruit bunch) yang terlepas
dari janjangnya dan menghasilkan minyak. Pengutipan berondolan adalah
salah satu kegiatan dalam proses pemananenan buah kelapa sawit. Saat proses
pemanenan, berondolan bisa terdapat pada tanah maupun pada sela – sela
pelepah pohon kelapa sawit. Berikut adalah gambaran dari berondolan yang
terdapat pada sela – sela pohon kelapa sawit:

6

Gambar 2. Berondolan pada sela – sela pelepah pohon kelapa sawit
sumber : www.ipni.net

Gambar 3. Proses pemanenan berondolan pada sela – sela pelepah pohon
kelapa sawit
Pengutipan berondolan pada sela – sela pelepah pohon kelapa sawit
hanya dilakukan pada pohon yang relatif berumur muda sekitar 3-15 tahun,
karena jika pohon diatas 15 tahun sisa pelepah yang terpotong sudah terlepas
dari batang sawit. Pengutipan pada sela – sela pelepah ini dilakukan dengan
menggunakan alat pencungkil yang berguna untuk menjatuhkan berondolan
ke tanah, setelah berondolan jatuh ketanah, semua berondolan dikutip dengan
tangan dan dikumpulkan ke dalam bekas karung pupuk lalu disusun rapih

7

disebelah TBS pada TPH (tempat pengumpulan hasil). Pengutipan brondolan
pada saat pemanenan harus dilakukan dengan seksama karena brondolan
memiliki rendemen minyak yang tinggi. Berikut adalah gambar proses
pengutipan berondolan yang berada di tanah dan di sela – sela pelepah:

Gambar 4. Proses pengutipan berondolan
2.4 Faktor Kerugian Saat Panen
Pada perkebunan sawit rakyat, permasalahan umum pemanenan buah sawit
adalah rendahnya produktivitas dan mutu produksinya. Produktivitas kebun sawit
rakyat rata-rata adalah 16 ton TBS per ha, sementara potensi produksi bila
menggunakan bibit unggul sawit bisa mencapai 30 ton TBS/ha. Produktivitas CPO
(Crude Palm Oil) perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 5 ton CPO per ha dan
0,33 ton minyak inti sawit (PKO) per ha, sementara di perkebunan negara rata-rata
menghasilkan 4,82 ton CPO per hektar dan 0,91 ton

PKO per hektar, dan

perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48 ton CPO per hektar dan 0,57 ton
PKO per hektar.
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut
adalah karena teknologi penghasil kelapa sawit yang diterapkan masih sederhana,
mulai dari pembibitan sampai dengan panennya. Dengan penerapan teknologi
budidaya yang tepat, maka jumlah produksi minyak kelapa sawit berpotensi untuk
meningkat.

8

Jenis peralatan yang digunakan pada proses pemanenan akan berdampak
pada jumlah produksi. Banyaknya kehilangan bahan baku saat panen
terutama untuk pohon tua yang terlalu tinggi sehingga pemanen sering
melewati pokok yang alat panennya tidak dapat mencapai TBS tersebut.
Faktor lahan juga menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kehilangan produksi. Contohnya adalah kondisi lahan yang banyak
ditumbuhi semak (gulma) di daerah piringan ataupun pasar pikul, sehingga
pemanen terkadang lalai untuk masuk ke lahan untuk mengutip brondolan.
Faktor keadaan tanaman juga dapat menyebabkan kehilangan produksi.
Faktor ini dapat menyebabkan kehilangan produksi seperti tanaman under
pruning ataupun masih adanya pelepah sengkleh. Pelepah sengkleh umumnya

disebabkan karena banyaknya pelepah-pelepah tua yang tidak ditunas
sehingga menjadi kering dan busuk yang dapat menghambat kegiatan panen.
Tanaman yang under pruning (gondrong) juga dapat menyebabkan pemanen
malas untuk memanen karena banyaknya pelepah yang harus ditunas terlebih
dahulu sebelum melaksanakan kegiatan panen. Selain itu, kedua kondisi
pokok ini juga dapat menyebabkan tersangkutnya brondolan di sela – sela
pelepah.

9

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Inovasi Alat Pengutip
INANG (inovasi alat pengutip) adalah modifikasi dari alat pencungkil
yang biasa digunakan untuk mengeluarkan berondolan dari sela – sela
pelapah pohon kelapa sawit. Ide pembuatan alat ini terinsiprasi dari
kurangnya efisiensi kerja alat pencungkil yang ada saat ini, pada alat tersebut,
tenaga yang di butuhkan lebih besar karna buah yang sudah dicungkil
kemudian dikutip kembali dengan tangan, tetapi dengan INANG ini kerja
yang ditimbulkan lebih sedikit dibanding alat konvensional karna buah yang
dicungkil langsung masuk pada jaring dan tidak diperlukan pengutipan lagi.

3.2 Desain dan Penggunaan Material
Desain INANG ini terdiri dari beberapa komponen yaitu tongkat utama,
tabung, pegas, jaring. Pemilihan material dari masing – masing komponen
adalah material yang mudah didapatkan atau pasaran agar INANG ini
menjadi teknologi tepat guna bagi petani sawit.

Gambar 4. Rancangan komponen tongkat utama

10

Pada tongkat utama ini menggunakan besi beton berbahan billet yang
merupakan campuran antara carbon, silicon, mangan dengan diameter 8mm
dan panjang 1 meter. Material billet ini dipilih sebagai material dasar
pembentuk tongkat, dikarenakan material ini cukup kuat dan kaku untuk
dijadikan tongkat utama.

Gambar 5. Rancangan komponen tabung
Tabung ini berbahan alumunium dengan diameter 1 inch dan panjang
tabung 75 cm. Sifat aluminium yang ringan menjadi penyebab pemilihan
alumunium sebagai bahan dasar dalam pembuatan tabung pada INANG.
Pemilihan diameter tabung 1 inch yang mudah untuk digenggam sehingga
membuat pengguna alat ini merasa nyaman.

Gambar 6. Rancangan komponen tutup tabung

11

Pada komponen tutup tabung di pasang dudukan bahu yang berfungsi
sebagai tempat bertumpu alat ini pada bahu pengguna. Dudukan bahu
dimaksudkan agar meringankan pemakaian alat INANG ini, karena beban
tidak hanya ditumpu pada tangan tetapi pada bahu sehingga tidak
memerlukan kinerja otot yang berat.

Gambar 6. Rancangan komponen pegas
Pegas yang digunakan untuk alat INANG ini adalah jenis pegas ulir tarik.
Pemilihan pegas jenis ini adalah karna paling sering dijumpai dan murah.
Letak pegas ada di dalam komponen tabung dan tersangkut pada tabung dan
tongkat utama. Pegas ini berfungsi untuk menggerakkan tongkat utama untuk
selalu kembali ke posisi semula, dengan demikian pengguna tidak perlu untuk
mengembalikan posisi tongkat utama lagi.

Gambar 7. Rancangan komponen dudukan jaring

12

Dudukan jaring ini memiliki diameter 24 cm karena dengan diameter ini
berondolan yang jatuh diharapkan dapat langsung masuk dengan sempurna.
Jaring yang di pilih berbahan plastik karena memiliki massa yang ringan,
tidak menyerap air, dan tahan terhadap beban dari berondolan yang akan
terkumpul. Jaring yang dipakai juga mudah di dapatkan, biasanya digunakan
dalam menangkap ikan, bisa didapatkan di toko – toko material maupun
tempat penjualan alat pancing. Dudukan jaring ini di ikat oleh pengaman di
selang pada regulator di kompor gas. Tujuan dari penggunaan pengaman
regulator adalah supaya jarak antara jaring dengan tongkat utama dapat di
atur.

Gambar 8. Assembly komponen INANG

3.3 Cara Kerja
Berdasarkan rancangan diatas, maka dapat dijelaskan jika prinsip kerja
INANG adalah memanfaatkan gaya gravitasi dan gaya pegas dalam
pengutipan berondolan. Gaya gravitasi berkerja saat buah yang dicungkil dan
jatuh ke dalam jaring. Gaya pegas pada alat ini berfungsi dalam
menggerakkan tongkat utama linier maju-mundur guna mengarahkan
berondolan untuk jatuh ke dalam jaring. Setelah jaring mulai penuh,
berondolan-berondolan tersebut dikumpulkan pada karung bekas pupuk yang
kemudian dikumpulkan bersama dengan TBS di TPH.

13

3.4 Keunggulan Alat INANG
Pada umumnya pengutipan berondolan pada sela – sela pelepah pohon
kelapa sawit dilakukan oleh kaum wanita, maka dari itu dibutuhkan alat yang
ringan dan tidak membutuhkan tenaga yang besar dalam menggunakannya.
Perancangan alat INANG ini didasarkan pada material yang ringan, mudah
digunakan, dan sangat aplikatif bagi petani sawit. Berondolan yang langsung
tertampung pada jaring, membuat pengutipan tidak membutuhkan waktu yang
lama, dibandingkan jika harus mengutip secara manual kembali berondolan
yang jatuh ke tanah setelah keluar dari sela – sela pelepah. Panjang alat
INANG ini yang mencapai 1 meter supaya penguna tidak perlu jongkok
untuk mengutip berondolan yang berada pada pelepah pohon sawit yang
pendek berumur sekitar 3-4 tahun. Pembuatan alat INANG ini juga cukup
mudah, hanya membutuhkan peralatan tukang sederhana seperti palu, gergaji,
pahat dll, sehingga masyarakat petani sawit bisa membuatnya sendiri.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Inovasi teknologi tepat guna dalam proses panen buah kepala sawit
sangat penting guna meningkatkan produktifitas petani sawit. Proses panen
kelapa sawit terdiri atas pemotongan buah, pengutipan berondolan dan
pemotongan pelepah. Dalam pengutipan berondolan di sela – sela pelepah
masih menggunakan peralatan konvensional, berupa tongkat yang bengkok
pada ujungnya guna mencungkil berondolan. Namun dengan alat INANG
(inovasi alat pengutip) tongkat tersebut dimodifikasi dengan pegas dan jaring
di desain sedimikian rupa untuk mempermudah pengutipan.
Alat INANG di desain agar berondolan pada sela – sela pelepah dapat
langsung terkumpul dalam jaring berbeda dengan cara lama yang hanya
mencungkil berondolan kemudian dikutip dengan tangan. Beban yang ringan,

14

alat yang relatif murah dan mudah untuk dibuat sangat cocok untuk dipakai
petani sawit. Diharapkan dengan alat INANG ini, proses pengutipan
berondolan menjadi lebih efektif dan efisien dan dapat berpengaruh pada
peningkatan jumlah hasil panen buah kelapa sawit dari para petani sawit.

4.2 Saran
1. Perlu adanya penyempurnaan model dari alat INANG ini, karna masih
sulit dalam menjangkau berondolan pada sela – sela kelapa sawit yang
tinggi.
2. Alat INANG ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut dari segi material
dan estetika agar mudah digunakan dan elok dilihat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya. 412 hal.
Hartley, C.W.S. 1967. The Oil Palm. Associated Companies, branches, and
Representatives throuhout the World. London. Hlm. 609
Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Marihat Ulu. 435 hal
Purwanto, H.2009. Pengelolaan Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 80 hal.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia 2007-2010.
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta
Kiswanto., Jamhari, H.P., Bambang, W. Teknologi Budidaya KELAPA SAWIT.
Bogor : Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 21 hal.
Aulia, A. 2010. Pelaksanaan Kegiatan Magang, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
37 hal.
Sihombing, S. A. 2012. Manajemen Panen Kelapa Sawit di PT. Socfin Indonesia,
Perkebunan Bangun Bandar, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. KANISIUS. Yogyakarta.

16

LAMPIRAN

Rancangan alat INANG

Alat pengutip berondolan konvensional

17

Berondolan hasil pengutipan pada sela – sela pelepah pohon kelapa sawit.