MAKNA FILOSOFI ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU BAGI MASYARAKAT BATAK DI DESA SIMAMORA NABOLAK KECAMATAN PAGARAN TAPANULI UTARA.

(1)

MAKNA FILOSOFI ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU BAGI

MASYARAKAT BATAK DI DESA SIMAMORA NABOLAK

KECAMATAN PAGARAN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

JAN MILSON GINTING 3103122025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT segala rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “makna filosfi anakkon hi do hamoraon di au bagi masyarakat Batak didesa Simamora Nabolak kecamatan Pagaran kabupaten Tapanuli Utara”

Penulis telah menerima banyak bimbingan, bantuan dan motivasi dari pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Dr. H Rest, MS selaku Dekan Fakultas llmu Sosial

3. Ibu Dra. Puspitawati selaku ketua Program Studi Pendidikan Antrpologi

4. Ibu Rosramadhana, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi yang selalu memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan semangat kepada saya

5. Bapak Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi arahan dan motivas kepada saya

6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP selaku Dosen Penguji satu yang selalu memberi arahan dan motivas kepada saya

7. Ibu Supsiloani, M.Si selaku dosen penguji dua, yang selalu memberi arahan dan motivas kepada saya

8. Begitu juga Bapa Ibu dosen pengampuh mata kuliah antropologi, berkat pengajaran kalian saya dapat lulus dengan baik dalam nilai mata kuliah.

9. Terimakasih kepada narasumber saya yang memberi informasi yang dibutuhkan dalam skripsi saya, pak Thomson Purba selaku kepala desa, Oppung Garuda Purba, pak Advent, oppung Posma, oppung sanggam, oppung Anjur yang menyediakan tempat saya menginap selama penelitian, pak Anjur, pak hokkop, oppung lastio. Begitu juga warung pak Rud dimana saya melakukan diskusi tentang penelitian saya. Begitu juga dengan Canro Simamora selaku fotografer sewaktu saya penelitian

10.Teristimewa kepada orangtua saya, Teimakasih saya ucapkan kepada ayah saya P.Ginting dan ib sayaSri Rumondang , adik saya Reymon Ginting dan Wawa Sumantri Ginting.


(6)

iii

11.Begitu juga yang selalu pemberi nasehat dan semangat kepada saya yaitu Meriristawan. Marbun selaku orang yang sangat dekat kepada saya selalu memberi ketegaran, semangat dan selau memantu saya

12.Sahabat saya Mihadi, Agusman, Desigirsang, Anisa Rodiah, Khania, Toga dan semuanya stambuk 2010 yang saya sayangi, berkat kalian saya mejadi tegar dalam belajar bersama kalian semua. Saya berharap mudah-mudahan kita semua segera meraih gelar S1 dengan nilai yang memuskan, namun jika sudah saja jangan lupa dengan persahabatan kita selama empat tahun dalam satu ruangan.

Saya mengucapkan banyak terimakasih buat semuanya, semoga skripsi yang saya buat ini dapat berguna bagi saya maupun yang membacanya.

Medan 22 Juli 2014 Penulis .


(7)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……….…………1

1.2 Identifikasi Masalah… ……….…….………4

1.3 Pembatasan Masalah..……….………..……….5

1.4 Perumusan Masalah………….…… ………….………5

1.5 Tujuan Penelitian………. ….………..……….……….6

1.6 Manfaat Penelitian………..………….……..……..……….…….7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka…………..………..….….…….8

2.2 Landasan Teori……….………10

2.3 Krangka Berfikir……….……….16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian…….………..……….…………17


(8)

v

3.3 Subjek Penelitian………….………. ……….….……….18

3.4 Tehnik Pengumpulan Data……..………… ……….……….….19

3.5 Tehnik Analisis Data……...……….………..…………..22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Desa Simamora Nabolak……..….…….………….24

4.1.1 Sejarah Singkat Masyarakat Batak Di Desa Simamora Nabolak….…….………25

4.1.2 Jumlah Penduduk…….………….………28

4.1.3 Mata Pencaharian…………..….………...…28

4.1.4Agama…….………..….31

4.1.5 Pendidikan………..……….…………..34

4.2 Perkembangan Dan Sejarah Filosofi anakkon hi do hamoraon di au……….…….………..36

4.2.1 Sejarah Filosofi anakkon hi do hamoraon di au.………..36

4.2.2Perkembangan Filosofi anakkon hi do hamoraon di au………....…….37

4.3 Pengaruh Filosofi Terhadap Masyarakat….………....43

4.4 Pengaruh Filosofi Terhadap Adat………….…….……….……….…54

4.5 Pembahasan……….………...…………..71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….……….………...….73


(9)

vi

5.2 Saran……….………….………...75 DAFTAR PUSTAKA………...77 LAMPIRAN


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 makna filosofi anakkon hi do hamraondiau……….……….16

Gambar 2 pernikahan donda purba………55

Gambar 3 foto tugu di desa simamora nabolak………..59

Gambar 4 foto tabbak simin/batu napir di desa simamora nabolak………...61

Gambar 6 tabbak tano yang ada didesa simamora nabolak………...62


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur. Suku bangsa yang dikategorikan ke dalam suku Batak yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masyarakat Batak memiliki anak laki-laki adalah suatu kebanggan, dimana anak laki-laki sebagai penerus keturunan keluarga. Hal ini ditunjukkan pada marga pada masyarakat Batak. Marga pada masyarakat Batak merupakan nama pertanda dari keluarga mana seseorang berasal. Masyarakat Batak merupakan penganut paternalism dimana garis keturunan keluarga diturunkan pada anak laki-laki.

Dalam kultur masyarakat Batak terkenal dengan 3 H, yaitu hamoraon (kekayaan), hagabeon (keturunan),hasangapon (kehormatan). Bagi masyarakat Batak ukuran kesuksesan diukur dari 3H tersebut. Untuk mencapainya masyarakat Batak akan bekerja keras agar bisa meraih kekayaan. Orang tua tidak perduli dengan keadaan yang dia alami pada saat mencari nafkah, meskipun harus bekerja diladang terkena sinar matahari dan hujan mereka tidak perduli, dan juga mereka tidak perlu memakai perhiasan, mobil mewah, dan rumah besar. Karena kesuksesan ada jika anak mereka sudah dapat meraih sukses dan derajatnya lebih tinggi dari orangtuanya. Masyarakat Batak tidak akan malu jika merantau


(12)

2

kedaerah suku lain, mereka akan berjuang diperantauan untuk mencari kesuksesan.

Kesuksesan banyak diraih masyarakat Batak, kesuksesan tersebut seperti ada yang menjadi pengacara, penyanyi, pejabat Negara, pengusaha,dan masih banyak lagi. Hal ini tentu saja tidak mudah diperoleh, karena untuk memperoleh kesuksesan peran orangtua sangat dibutuhkan bagi anak.

Pada masyarakat Batak terdapat filosofi, yaitu filosofi anakkon hi do hamoraon di au. Masyarakat Batak memaknai filosofi anakkon hi do haoraon di au memilki makna yang sangat berpengaruh didalam kehidupan masyarakat. Filosofi inilah yang menandakan bahwa anak adalah sumber kebahagiaan dan kekayaan bagi orangtua. Apapun akan dilakukan orangtua terhadap anak agar dapat meraih mora (kaya), kekayaan pada masyarakat Batak idak hanya diukur dengan uang, tetapi kekayaan itu diukur dari tingkat kebahagiaan yang dicapai sebuah keluarga.

Pemaknaan filosofi anakkon hi do hamoraondi au sangat beragam dimasyarakat Batak, dimana pemaknaan tersebut seperti jika memiliki anak akan memiliki kesenangan tersendiri karena rumah menjadi ramai, ada juga masyarakat yang beranggapan jika memiliki banyak anak akan mudah dalam mengelola lahan pertanian yang luas, sehingga dalam hal ini anak selalu dipaksakan untuk berladang, kebanyakan anak-anak pada saat ini sebelum pergi kesekolah anak harus pergi keladang dengan memikul pupuk kompos yang terbuat dari sisa-sisa pembakaran sampah. Selain itu ada juga masyarakat yang ingin membuka desa dihutan, agar memiliki penduduk maka angka pertumbuhan diperbanyak.


(13)

3

Pemaknaan banyak anak banyak rejeki masih banyak yang melakukankannya, mereka tidak mengerti bagaimana tingkat perekonomian mereka. Walaupun masyarakat masih banyak yang memikirkan jika memiliki banyak anak akan memiliki banyak rejeki tapi masih ada beberapa masyarakat yang merubah filosofi tersebut menjadi lebih baik, mereka beranggapan tidak perlu memiliki banyak anak,cukup dua anak dan anak disekolahkan sampai jenjang yang lebih tinggi, seperti filosofi itu.

Ada sebagian masyarakat memahami filosofi tersebut menjadi banyak anak banyak rejeki. Sehingga hal ini yang menyebabkan angka kelahiran cukup besar, terutama bagi masyarakat Batak. Tingkat kelahiran yang cukup besar membuat pengangguran semakin besar karena sedikitnya lapangan pekerjaan, untuk menanggulangi hal itu maka banyak masyarakat Batak yang pergi merantau keluar daerah, bagi keluarga yang mampu akan menyekolahkan anaknya di kota dan jika berhasil maka sianak akan membuka usaha di kota. Hal ini yang menyebabkan masyarakat Batak lebih senang tinggal ditempat perantauan dari pada tinggal dikampung halaman.

Tetapi tidak semua yang berhasil diperantauan, masih banyak anak yang tinggal dikampung dan bekerja sebagai petani ataupun pergi keladang orang untuk mencari nafkah. Hal ini yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian di Desa Simamora Nabolak kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanui Utara. Peneliti tertarik meneliti di Desa ini karena filosofi anakkon hi do hamoraon di au masih diterapkan didalam kehidupan bermasyarakat. Didaerah ini banyak keluarga yang memiki anak lebih dari tiga, dan banyak juga orangtua yang kesusahan memiliki


(14)

4

banyak anak karena tingkat ekonomi mereka sangat minim. Dan dalam kehidupan sehari-hari mereka kesulitan dalam mencari makan.

1.2Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang peneliti menguraikan berbagai hal masalah dan pengaruh yang ditimbulkan dari pemaknaan filosofi anakkon hi do hamoraon di au, antara lain:

1. Masyarakat Desa Simamora Nabolak masih banyak yang kurang mengerti makna dari filosofi anakkon hi do hamoraon di au.

2. Persepsi masyarakat terhadap masyarakat berjenis kelamain perempuan menjadi terasingkan

3. Perubahan makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au dari pemikiran dulu sampai perubahannya saat ini banyak yang masyarakat banyak yang menentang

4. Makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au menjadi alasan bagi masyarakat batak yang ada Di Desa Simamora Nabolak untuk memiliki banyak anak dimasa sekarang ini

5. Dengan filosofi tersebut akan membuat pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan membuat angka penggangguran akan semakin banyak 6. Banyak orang tua yang tidak mampu menafkahi keluarganya akibat anak


(15)

5

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penelitian mengenai makna anakkon hi do hamoraon di au memiliki banyak masalah yang ditimbulkan, namun untuk membatasi masalah dibuat pembatasan masalah dengan maksud hasil penelitian jadi terarah dan tidak meluas, sehingga informasi yang dibutuhkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Pembatasan yang sesuai dengan penelitian ini adalah pengaruh makna filosofi anakkon hi do hamoran di au bagi masyarakat Batak Di Desa Simamora Nabolak Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan pembatasan masalah yang dibuat peneliti, maka penelitian akan lebih mudah dan tertuju pada hal yang ingin dicapai peneliti.

1.4Perumusan Masalah

1. Bagaimana sebenarnya makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au bagi masyarakat suku batak yang ada Di Desa Simamora Nabolak?

2. Bagaimana dampak filosofi terhadap orangtua dalam mendidik anak,baik keturunan laki-laki maupun perempuan?

3. Bagaimana filosofi anakkon hi do hamoraon di au mengalami perubahan pada masyarakat Di Desa Simamora Nabolak?

4. Bagaimana dampak filosofi anakkon hido hamoraon di au bagi perekonomian masyarakat Di Desa Simamora Nabolak?


(16)

6

1.5Tujuan Penelitian

Dalam membuat penelitian makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au peneliti membuat tujuan yang hendaknya akan dicapai, dalam tujuan tersebut untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul dari filosofi tersebut. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna sebenarnya filosofi anakkon hi do hamoraon di au bagi masyarakat suku Batak yang ada Di Desa Simamora Nabolak

2. Untuk mengetahui bagaimana dampak filosofi terhadap orangtua dalam mendidik anak,baik keturunan laki-laki maupun perempuan?

3. Untuk mengetahui perubahan filosofi anakkon hi do hamoraon di au pada masyarakat di Desa Simamora Nabolak

4. Untuk mengetahui dampak filosofi anakkon hido hamoraon di au bagi perekonomian masyarakat di Desa Simamora Nabolak.


(17)

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur. Suku bangsa yang dikategorikan kedalam suku Batak yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Kesimpulan yang dapat dibuat peneliti adalah:

1. Masyarakat Batak juga memiliki beberapa filosofi, salah satunya adalah anakokon hi do haoraon di au. Filosofi ini sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Bagi orang Batak anaklah yang mereupakan sumber kebahagiaan mereka. Mereka tidak mementingkan materi, mereka lebih mementingkan anak mereka.

2. Dahulu anak laki-laki saja yang disekolahkan, sedangkan anak peempan dibuat untuk bekerja dirumah, dan orangtua memiliki pemikiran bahwa anak perempuan akan tinggal dikampung suaminya, dan akan meninggalkan oragtuanya. Namum pada saat ini filosofi anakkon hi do hamoraon di au tidak lagi mengkususkan kepada keturunan laki-laki saja, namun sekarang sudah di samakan dengan semua anak, baik itu laki-laki maupun perempuan. Masyarakat Batak di Desa Simamora Nabolak sangat giat dalam menyekolahkan anaknya, karena dengan menyekolahkan anak samapai sukses itu merupakan suat kebanggaan.


(18)

72

3. Makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au mengalami tiga kali perumahan, dimana pada zaman kerajaan Batak filosofi bermakna bahwa ank laki-laki adalah yang paling berharga, karena dengan adanya anak laki-laki akan menambah garis keturunan bagi marganya. Perubahan makna filosofi ini berlanjut pada persebaran masyarakat Batak, dalam persebaran ini masyarakat membutuhkan keturunan yang banyak untuk membuka perkampungan, selain itu juga keturunan yang banyak akan mempermudah mengelola lahan pertanian masyarakat. Pada tahun 2000-an pemikiran orangtua tentang pentingnya pendidikan membuat anaknya bersekolah, namun pada saat itu yang disekolahkan adalah ana laki-laki saja. Namunpada tahun 2005-an tidak ada lagi perbedaan antara nak laki-laki dan perempuan, semuaanak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, dan orangtua akan berusaha membiayai kebutuhan anak.

4. Bagi orang Batak keberadaan seorang anak adalah sebuah gengsi didalam masyarakat. Sehingga masyarakat Batak akan berjuang untuk menyekolahkan anaknya sampai sukses, jika dilihat perekonomian masyarakat mereka hanya memiliki rumah yang sederhana, pertanian yang hanya mencukupi kehidupan sehari-hari. Namun masyarakat sangat gigih dalam mencari rejeki mereka aan bekerja ketempat orang lain untuk mencari uang, demi pendidikan anak dan kesuksesan anak orangtua akan berjuang.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah keberadaan seorang anak bagi masyarakat Batak sangat menentukan keberadaan orangtua, dengan hal ini orang Batak akan memperjuangkan anaknya sampai sukses. Karena dengan kesuksesan sianak akan menjadi suatu kebanggan bagi orang tua.


(19)

73

Masyarakat Batak merupaan masyarakat yang sangat menginginkan keturunannya menjadi manusia yang berguna. Karena masyarakat Batak meyakini jika anak mereka sukses maka derajat mereka dalam masyarakat akan terangkat. Dimana anak adalah penentu keberadaan orangtua didalam masyarakat. Orangtua yang sudah mampu membuat sukses anaknya dan anaknya semua menikah dan mempunyai cucu inilah yang dnamaan dengan orangtua yang sukses.

Namun filosofi anakkon hi do hamoraon di au di zaman sekarang ini sudah mulai seperti hilang dari kehidupan masyarakat, terkadang orangtua kewalahan dalam membiayai anaknya yang ingn berseklah tinggi. Sehingga mereka lebh memilih anaknya bekerja diperantauan dari pada bersekolah. Namun itu hanya sebagian orangtua saja. Karena orangtua yang sadar akan pentingnya pendidikan akan menyekolahkan anaknya sampai setinggi mungkin sampai anak dapat sukses.

Saran dari peneliti adalah semoga para generasi Batak tidak lupaakan sejarah dan filosofi orang Batak, karena dengan adanya filosofi dan mengingat sejarah dapat membuat kita mengingat nilai kebaikan leluhur. Dan bagi masyarakat yang sedang menjalani sekolah yang lebih tinggnya kiranya mengingat perjuangan orangtua dan dapat menjadi manusia yang sukses dan membanggakan orangtua.

Kesuksesan seorang anak nanti akan mengingat kampung halaman dimana kampung halaman tersebut awal dari kebesaran dia didunia ini. Mungkin masyarakat Batak banyak yang lebih memilih tinggal diperantauan, terkadang orangtua lupa akan sejarah nenek moyang dan fiosofi yang ada pada masyarakat. Dari itu harapan peneliti juga agar orangtua selalu mengingatkan generasi mereka agar tidak lupaakan jatidirinya. Jangan ketika sukses jarang dilihat pada masyarakat seakan lupa kampung halaman ketika meninggal maka zenajahnya akan dikuburkan dikampung halaman. Semoga hasil penelitian saya bermakna


(20)

74

dan memberi informasi kepada pembaca dan juga dapat menjadi pengembang ilmu dalam Antropologi tentang filosofi anakkon hi do haoraon di au bagi masyarakat Batak Toba.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Baal, J. Van. 1988. Sejarah Dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya, PT. Gramedia, Jakarta

Bungin. Burhan.2010.Peneitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenda Media Grup Danandjaja,James.1997.foklor Indonesia Pustaka Utama Grafiti. Jakarta

Endraswara. Suwardi.2006.Metodologi Penelitian Kebudayaan.Gadjah Mada University Press:Jakarta

J.Dwi Narwoko,Bagong Suyanto.2010.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.pranada media group.Jakarta

Kartono.Kartini.1980.Tehnik Pengantar Metodologi Research Sosial.Bandung:Alumni.

Kaplan. David dan Manners, A. Albert. 2000. Teori-Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 1981. Sejarah Teori Antropologi I. UI Press. Jakarta Moleong. exi,J.2012. penelitian kualitatif. Bandung.Rosda

Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta

Simanjuntak.Antonius Bungaran.2005.Sistem Perbindahan Penguasaan Sawah Pada Masyarakat Batak Toba.Medan

Payaman.J.Simanjuntak.2002.Pustaha Tumbaga Holing.Jakarta. dian utama dan kerabat

Sinaga.Ricard.2003.Umpasa,Ujmpama,Dan Ungkapan Bahasa Batak Toba.Jakarta.dian utama

Sinaga,Ricard.2010.Meninggal Adat Dalihan Natolu.Jakarta.dian utama dan kerabat

Sjaifuddin, Fedyani Achmad. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Prenada Media. Jakarta


(22)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Sumber Lain:

http:// kompasiana.com.anak,harta bagi orang batak.2011. pukul 09.15.wib.12 Februari 2014

http:// julnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo/artcle/donload/486/219.pukul 09.23.wib.4 Maret 2014

http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/23/artikel-wawancara-537564.html. tanggal 23 April 2014 pukul 17.56 Wib

http://elismansilalahi.blogspot.com/2008_07_01_archive.html. 23 April 2014 pukul 20.04 Wib

http://informasi-syarif.blogspot.com/2013/02/prinsip-hukum-waris-adat.html. 25 April 2014 pukul 19.56 Wib

http://oechoe.blogspot.com/2010/04/bronislaw-malinowski_6881.html28 Maret 2014 pukul 15.23 Wib

http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html. tanggal 28 Maret 2014 pukul 13.23 Wib

www.jurnal. A.Febri Herawati. N. Hafied . A. Almuddin Munde.ac.id.09.00.wib.12 Februari 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak. tanggal 16 Maret 2014 pukul 19.08. Wib http://www.researchgate.net/publication/47453503_Peranan_Dalihan_Natolu_Dal am_Hukum_Perkawinan_Masyarakat_Adat_Batak_Toba_%28Studi_Mengenai_ Hukum_Perkawinan_Adat_Batak_Di_Kecamatan_Balige%29 tanggal 15 Maret 2014 pukul 1830 Wib

http://asiaklik.blogspot.com/2009/01/metode-kuantitatif-dan-kualitatif.html. tanggal 20 Maret 2014 pukul 21.21 Wib


(23)

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Lokasi_Kecamatan_Pagaran_Kabupaten _Tapanuli_Utara.svg. Tanggal 20 Maret 2014 pukul 20.30 Wib

http://irdhamkeenjibriel.wordpress.com/2011/05/11/ntraksi-simbolik. tanggal 20 Januari 2014 jam 20.05 Wib

http://id.scribd.com/doc/40222401/Pengertian-Penelitian-Kualitatif.tanggal 20 Mei 2014 puukul 20.32 Wib

http://pendidikanindonesiablogger.blogspot.com/2010/05/teknik-penelitian-kualitatif.html.tanggal 18 Mei 2014 pukul 20.17 Wib


(1)

72

3. Makna filosofi anakkon hi do hamoraon di au mengalami tiga kali perumahan, dimana pada zaman kerajaan Batak filosofi bermakna bahwa ank laki-laki adalah yang paling berharga, karena dengan adanya anak laki-laki akan menambah garis keturunan bagi marganya. Perubahan makna filosofi ini berlanjut pada persebaran masyarakat Batak, dalam persebaran ini masyarakat membutuhkan keturunan yang banyak untuk membuka perkampungan, selain itu juga keturunan yang banyak akan mempermudah mengelola lahan pertanian masyarakat. Pada tahun 2000-an pemikiran orangtua tentang pentingnya pendidikan membuat anaknya bersekolah, namun pada saat itu yang disekolahkan adalah ana laki-laki saja. Namunpada tahun 2005-an tidak ada lagi perbedaan antara nak laki-laki dan perempuan, semuaanak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, dan orangtua akan berusaha membiayai kebutuhan anak.

4. Bagi orang Batak keberadaan seorang anak adalah sebuah gengsi didalam masyarakat. Sehingga masyarakat Batak akan berjuang untuk menyekolahkan anaknya sampai sukses, jika dilihat perekonomian masyarakat mereka hanya memiliki rumah yang sederhana, pertanian yang hanya mencukupi kehidupan sehari-hari. Namun masyarakat sangat gigih dalam mencari rejeki mereka aan bekerja ketempat orang lain untuk mencari uang, demi pendidikan anak dan kesuksesan anak orangtua akan berjuang.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah keberadaan seorang anak bagi masyarakat Batak sangat menentukan keberadaan orangtua, dengan hal ini orang Batak akan memperjuangkan anaknya sampai sukses. Karena dengan kesuksesan sianak akan menjadi suatu kebanggan bagi orang tua.


(2)

73

Masyarakat Batak merupaan masyarakat yang sangat menginginkan keturunannya menjadi manusia yang berguna. Karena masyarakat Batak meyakini jika anak mereka sukses maka derajat mereka dalam masyarakat akan terangkat. Dimana anak adalah penentu keberadaan orangtua didalam masyarakat. Orangtua yang sudah mampu membuat sukses anaknya dan anaknya semua menikah dan mempunyai cucu inilah yang dnamaan dengan orangtua yang sukses.

Namun filosofi anakkon hi do hamoraon di au di zaman sekarang ini sudah mulai seperti hilang dari kehidupan masyarakat, terkadang orangtua kewalahan dalam membiayai anaknya yang ingn berseklah tinggi. Sehingga mereka lebh memilih anaknya bekerja diperantauan dari pada bersekolah. Namun itu hanya sebagian orangtua saja. Karena orangtua yang sadar akan pentingnya pendidikan akan menyekolahkan anaknya sampai setinggi mungkin sampai anak dapat sukses.

Saran dari peneliti adalah semoga para generasi Batak tidak lupaakan sejarah dan filosofi orang Batak, karena dengan adanya filosofi dan mengingat sejarah dapat membuat kita mengingat nilai kebaikan leluhur. Dan bagi masyarakat yang sedang menjalani sekolah yang lebih tinggnya kiranya mengingat perjuangan orangtua dan dapat menjadi manusia yang sukses dan membanggakan orangtua.

Kesuksesan seorang anak nanti akan mengingat kampung halaman dimana kampung halaman tersebut awal dari kebesaran dia didunia ini. Mungkin masyarakat Batak banyak yang lebih memilih tinggal diperantauan, terkadang orangtua lupa akan sejarah nenek moyang dan fiosofi yang ada pada masyarakat. Dari itu harapan peneliti juga agar orangtua selalu mengingatkan generasi mereka agar tidak lupaakan jatidirinya. Jangan ketika sukses jarang dilihat pada masyarakat seakan lupa kampung halaman ketika meninggal maka zenajahnya akan dikuburkan dikampung halaman. Semoga hasil penelitian saya bermakna


(3)

74

dan memberi informasi kepada pembaca dan juga dapat menjadi pengembang ilmu dalam Antropologi tentang filosofi anakkon hi do haoraon di au bagi masyarakat Batak Toba.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Baal, J. Van. 1988. Sejarah Dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya, PT. Gramedia, Jakarta

Bungin. Burhan.2010.Peneitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenda Media Grup Danandjaja,James.1997.foklor Indonesia Pustaka Utama Grafiti. Jakarta

Endraswara. Suwardi.2006.Metodologi Penelitian Kebudayaan.Gadjah Mada University Press:Jakarta

J.Dwi Narwoko,Bagong Suyanto.2010.Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.pranada media group.Jakarta

Kartono.Kartini.1980.Tehnik Pengantar Metodologi Research Sosial.Bandung:Alumni.

Kaplan. David dan Manners, A. Albert. 2000. Teori-Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. 1981. Sejarah Teori Antropologi I. UI Press. Jakarta Moleong. exi,J.2012. penelitian kualitatif. Bandung.Rosda

Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta

Simanjuntak.Antonius Bungaran.2005.Sistem Perbindahan Penguasaan Sawah Pada Masyarakat Batak Toba.Medan

Payaman.J.Simanjuntak.2002.Pustaha Tumbaga Holing.Jakarta. dian utama dan kerabat

Sinaga.Ricard.2003.Umpasa,Ujmpama,Dan Ungkapan Bahasa Batak Toba.Jakarta.dian utama

Sinaga,Ricard.2010.Meninggal Adat Dalihan Natolu.Jakarta.dian utama dan kerabat

Sjaifuddin, Fedyani Achmad. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Prenada Media. Jakarta


(5)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Sumber Lain:

http:// kompasiana.com.anak,harta bagi orang batak.2011. pukul 09.15.wib.12 Februari 2014

http:// julnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo/artcle/donload/486/219.pukul 09.23.wib.4 Maret 2014

http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/23/artikel-wawancara-537564.html. tanggal 23 April 2014 pukul 17.56 Wib

http://elismansilalahi.blogspot.com/2008_07_01_archive.html. 23 April 2014 pukul 20.04 Wib

http://informasi-syarif.blogspot.com/2013/02/prinsip-hukum-waris-adat.html. 25 April 2014 pukul 19.56 Wib

http://oechoe.blogspot.com/2010/04/bronislaw-malinowski_6881.html28 Maret 2014 pukul 15.23 Wib

http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html. tanggal 28 Maret 2014 pukul 13.23 Wib

www.jurnal. A.Febri Herawati. N. Hafied . A. Almuddin Munde.ac.id.09.00.wib.12 Februari 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak. tanggal 16 Maret 2014 pukul 19.08. Wib http://www.researchgate.net/publication/47453503_Peranan_Dalihan_Natolu_Dal am_Hukum_Perkawinan_Masyarakat_Adat_Batak_Toba_%28Studi_Mengenai_ Hukum_Perkawinan_Adat_Batak_Di_Kecamatan_Balige%29 tanggal 15 Maret 2014 pukul 1830 Wib

http://asiaklik.blogspot.com/2009/01/metode-kuantitatif-dan-kualitatif.html. tanggal 20 Maret 2014 pukul 21.21 Wib


(6)

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Lokasi_Kecamatan_Pagaran_Kabupaten _Tapanuli_Utara.svg. Tanggal 20 Maret 2014 pukul 20.30 Wib

http://irdhamkeenjibriel.wordpress.com/2011/05/11/ntraksi-simbolik. tanggal 20 Januari 2014 jam 20.05 Wib

http://id.scribd.com/doc/40222401/Pengertian-Penelitian-Kualitatif.tanggal 20 Mei 2014 puukul 20.32 Wib

http://pendidikanindonesiablogger.blogspot.com/2010/05/teknik-penelitian-kualitatif.html.tanggal 18 Mei 2014 pukul 20.17 Wib