memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Peserta Belajar Lanjut Usia dalam mengikuti
Kegiatan Pelatihan Kreatif Mandiri
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dari apa yang dirasakan lanjut usia adalah fasilitator yang mempunyai kompetensi dan
pengalaman. Kompetensi andragogis yang dimiliki adalah fasilitator mampu menciptakan suasana belajar dan kondusif dan menyesuaiakan proses pembelajaran dengan kondisi peserta
didik seperti jam pembelajaran yang tidak terlalu lama, memberikan rangsangan-rangsangan sebelum memulai pembelajaran, belajar dari pengalaman-pengalaman yang diungkapkan
peserta belajar. Kompetensi sosial yang dimiliki adalah fasilitator dapat menciptakan suasana kekeluargaan dengan peserta belajar dan lingkungan sekitar. Kompetensi pribadi yang
ditunjukan adalah sikap santun dan sopan terhadap peserta belajar. Kompetensi akademik yang dimiliki oleh fasilitator adalah kemampuan menyampaikan materi dan menggunakan
media pembelajaran serta mengajarkan keterampilan., dan kompetensi-kompetensi fasilitator dan pengelola tersebut diperoleh dari pengalaman dan proses pendidikan yang dijalani,
karena menurut Zainudin 1994: 4 yang menyatakan bahwa orang yang dewasa memiliki pengalaman. Oleh karena itu, orang lanjut usia dapat dijadikan sumber belajar dengan
pengalaman-pengalamannya, dan yang menumbuhkan pengalaman peserta belajar dibutuhkan peran fasilitator yang mempunyai kompetensi-kompetensi tersebut.
Metode belajar di disisipkan games atau ice breaking untuk membuat proses pembelajaran tidak membosankan dan membuat hubungan belajar seperti tidak mendikte
membuat rasa nyaman dan kedekatan tersebut memudahkan peserta belajar dalam memahami materi yang dibelajarkan. Adanya sarana pendukung proses pembelajaran, lanjut usia
diberikan seperti kacamata untuk memudahkan dalam proses membaca ataupun pembelajaran yang lainnya, serta dukungan dari pihak keluarga yang memberikan bimbingan belajar atau
menjadi fasilitator peserta belajar ketika berada dilingkungan keluarga, masyarakat yang ikut berparisipasi dalam setiap program yang dilaksanakan di Rumah Belajar, serta perhatian yang
diberikan oleh pengelola dan fasilitator pada setiap peserta belajar, karena menurut Zaenudin 1994: 9 menyatakan bahwa peserta didik harus merasakan kebutuhan belajar dan
lingkungan belajar yang ditandai dengan keadaan fisik yang menyenangkan, saling menghormati, saling membantu dan mempunyai kebebasan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Adapun faktor penghambatnya adalah biaya penyelenggaraan program ini merupakan biaya swadaya atau dianggarkan dari kegiatan lain yang mendapatkan bantuan dari
pemerintah pusat sehingga memerlukan dukungan dana yang tetap untuk keberlangsungan kegiatan dan fasilitas serta sarana yang semakin hari akan terus bertambah kebutuhannnya
karena menurt Rohani dan Ahmadi, 1992: 154. Fasilitas yang ada merupakan faktor penting dalam memaksimalkan program.
Kondisi atau penyesuaian fasilitator terhadap jadwal pembelajaran dan status sebagai mahasisawa, serta kondisi peserta belajar yang masih bekerja sebagai buruh atau petani, yang
berpengaruh pada waktu atau pelaksanaan kegiatan dan gangguan kesehatan yang dirasakan oleh peserta belajar, karena menurut Nawawi, 1989: 130 bahwa penghambatan dalam
proses pembelajaran datang dari fasilitator sendiri, dari peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karena faktor fasilitas.
3. Kompetensi yang Diperlukan Peserta Belajar Lanjut Usia sebagai Pembelajar