cii dilakukan setiap hari. Sebagian besar alat angkut telah berusia tua sehingga
banyak dijumpai bagian-bagian
forklift
dalam keadaan rusak. Setiap forklift dilakukan service setiap 1000 jam.
Sehingga dalam penyediaan alat angkut dan penggunaannya telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05MEN1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut.
F. Sistem Keselamatan Kerja
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa : “Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tenaga kerja baru tentang kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya
serta yang timbul dalam tempat kerja, cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya”. Sistem keselamatan kerja diatur dalam Permenaker No. 5 tahun 1996 pasal 3
tentang kewajiban penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja .
Dalam memenuhi undang-undang tersebut, perusahaan telah menerapkan sistem keselamatan kerja dengan menempatkan
Safety First
dalam setiap proses produksi berupa : alat pengaman mesin, menyediakan APD bagi karyawan di area
produksi dan pengunjung secara cuma-cuma seperti topi, kaca mata dan sepatu, sedangkan untuk area yang kebisingannya melebihi NAB di sediakan APD berupa
ear muff
dan
ear plug
dan masker untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia atau debu, sarana prasarana pemadam kebakaran seperti APAR,
ciii Hydrant, tim pemadam kebakaran, alarm dan identifikasi area rawan kebakaran,
alat pelindung mesin seperti :
safety cover, safety interlock, key swicth, emergency botton, safety fence, double push button,
dan
foto sensor.
Selain itu juga diadakan peningkatan kesadaran karyawan tentang sistem keselamatan kerja berupa :
safety news, safety campaign, safety message,
tanda-tanda keselamatan
safety sign, five minute talk, SHE meeting,
data hari tanpa kecelakaan dan 5 M Memilah, Membersihkan, Merapikan, Menyusun, dan Mendisiplinkan dan praktek
keselamatan kerja meliputi
Kiken Yochi Training KYT, 3S activity, 3-3 Activity,
Identifikasi Bahaya Lingkungan Kerja dan Penilaian Resiko IBLKPR,
safety check
mesin dan lain-lain. Sehingga untuk sistem keselamatan kerja yang diterapkan di PT. Denso
Indonesia telah sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 1996 pasal 3 tentang kewajiban penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja