108 pengelasan
SMAW agar kemampuan siswa dapat terasah dengan baik. Begitu huga dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang baik merupakan salah
satu faktor paling penting dalam praktik pengelasan, dari mesin las yang baik, dapat tercipta hasil las yang berkualitas dari pengelas yang baik pula.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti mengusulkan saran yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan berikut:
1. Penerapan jam tambahan untuk pelaksanaan praktik pengelasan SMAW, sehingga siswa dapat lebih leluasa dan menjadi terampil dalam mengasah
kompetensi pengelasannya. 2. Pelaksanaan praktik pengelasan kurang efektif dikarenakan kurangnya sarana
praktik, yaitu Alat Pelindung Diri APD terutama earplug dan kacamata
gerinda. Jumlah gerinda mesin sebagai alat pembersih benda kerja masih kurang sesuai dengan jumlah siswa, sehingga waktu siswa terbuang untuk
mengantri. Semoga menjadi perhatian pihak sekolah agar dapat menambah sarananya.
3. Siswa sebagai pelaksana praktik pengelasan membutuhkan pendampingan instruktur secara intensif dan efektif dalam pelaksanaan praktik pengelasan.
109
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Teknik Las.Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depnakertrans. 2013.
Undang - Undang No. 132003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Depnakertrans
http:antaranews.comberita479211indonesia-butuh-45000-tenaga-ahli- pengelasan
diakses pada Senin 16 Februari 2015 pukul 19.00. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2007.
Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep. 342MenX2007 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang Dari Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub
Bidang Pengelasan SMAW.
M.Iqbal Hasan. 2013. Pokok-pokok Materi Statistik 1Statistik Deskriptif.
Jakarta: Bumi Aksara. Nana Sudjana. 2006.
Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset. Nana Syoadih Sukmadinata. 2007
Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Budi Aksara.
Saifuddin Azwar. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Soegiyarto Mangkuatmodjo. 2015.
Statistik Deskriptif. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono, 2014.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta.
________, 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
110 Suharsimi Arikunto. 2002.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2013.
Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sukaini, Tarkina, Fandi. 2013.
Teknik Las SMAW Untuk SMKMAK Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Tenaga Kependidikan. Sukardi. 2013.
Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumanto. 2014. Statistika Deskriptif untuk Mahasiswa, Dosen, dan Umum.
Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Sumarna Surapranata. 2009.
Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi. 2015. Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyu Widhiarso. 2005. SPSS Untuk Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM