31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembentukan Undang-undang
Dalam pemahaman undang-undang tentu saja tidak terlepas dari kata “wet” dalam bahasa Belanda
yang artinya Undang-undang. Menurut A. Hamid Attamimi dalam kepustakaan Belanda terdapat pem-
bedaan antara wet yang formil dan wet yang materil. Atas dasar pembedaan tersebut, maka terdapat istilah
“wet in materiele Zin” yang dapat diterjemahkan dengan peraturan perundang-undangan. Bagir Manan
mengemukakan bahwa dalam ilmu hukum dibedakan dalam undang-undang material dengan undang-
undang dalam arti formil. Undang-undang dalam arti material adalah setiap keputusan tertulis yang dike-
luarkan oleh pejabat yang berisi aturan tingkah laku yang bersifat atau mengikat secara umun yang dina-
makan peraturan perundang-undangan.
1
Sedangkan undang-undang dalam arti formal adalah peraturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh presiden dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat.
2
1
Bagir Manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Ind- Hill-Co, Jakarta, 1992, hal 3.
2
Ibid., hal 35.
32 Atas dasar pemahaman terhadap Undang-
undang tersebut, maka jelas bahwa undang-undang dalam arti formal adalah bagian dari Undang-undang
dalam arti material, yaitu bagian dari perundang- undangan karena peraturan perundang-undangan
bersifat abstrak dan mengikat secara umum. Dalam pengawasan dan pengontrolan tentunya
mempunyai fungsi keimigrasian yang merupakan fungsi penyelenggaraan administrasi negara atau
penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Oleh karena itu sebagai bagian dari penyelenggaraan ke-
kuasaan eksekutif, yaitu fungsi administrasi negara dan pemerintahan, maka hukum keimigrasian dapat
dikatakan bagian dari bidang hukum administrasi negara.
3
Untuk menjamin kemanfaatan dan melin- dungi berbagai kepentingan nasional, maka pemerin-
tah Timor Leste telah menetapkan prinsip, tata pela- yanan, tata pengawasan atas masuk dan keluarnya
orang ke dan dari wilayah Timor Leste sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2003 tentang Keimigrasian. Imigrasi termasuk salah satu instansi pemerintah, yang salah satu kegi-
atannya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam era kemerdekaan Timor Leste juga perlu
pembuatan peraturan perundang-undangan untuk mengikat tingkah laku manusia yang keluar masuk ke
3
Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta, 2000, hal 7.
33 teritori nasional Timor Leste, yakni Undang-undang
Imigrasi dan Suaka. Peraturan perundang-undangan keimigrasian Timor Leste yang diterbitkan dalam
lembaran negara yaitu Undang-undang Imigrasi dan Suaka No. 9 tahun 2003. Dalam Undang-undang
keimigrasian mengatur konsep umum tentang orang asing antara lain:
Artigo
1: 1 The current document regulates the conditions of entry, stay, exit and parting of
foreigners from national territory; 2 The above
does not preclude special agreements set out in international treaties and conventions that the
Democratic Republic of Timor-Leste is party to, adheres to, or becomes party to.
UU ini tidak bertentangan persetujuan khusus diper-kenalkan
dalam perjanjian intemasional dan kon-vensi yang diadopsi Republik Timor-Leste yang demokratis.
4
Pasal ini mengatur tentang keberadaan orang asing yang masuk dan tinggal di Leste, penjelasan
umum tentang orang asing yang dimaksud dari konsep pasal 2 ini menjelaskan orang asing adalah
orang yang bukan warga negara Timor Leste sebagai berikut pada pasal 2 alinea 1 yaitu;
For the purposes of this instrument, a foreigner is deemed to be anyone who
cannot prove his or her East Timorese citizenship.
5
Sedangkan yang dimaksud dengan keimigrasian yang ada pada pasal 3 memberikan definisi tentang orang
asing yaitu definisi penduduk adalah orang asing yang
4
Pasal 1 UU Keimigrasian
5
Pasal 2 UU keimigrasian
34 dipertimbangkan sebagai penduduk ketika mereka
telah diwarisi suatu tempat kediaman otorisasi yang sah dan telah disetujui dengan instrumen sah tentang
undang-undang ini
6
. Keimigrasian yang dimaksud dengan peraturan
perundang-undangan No. 9 tahun 2003 adalah hal ikhwal lalu lintas manusia orang masuk, tinggal dan
keluar dari wilayah teritori nasional Timor Leste. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa: lapangan objek
hukum dari hukum keimigrasian adalah orang yang masuk dan keluar dari Timor Leste dan orang asing
yang berada wilayah teritorial. Yang dimaksud dengan ”orang“ dalam definisi tersebut tidak hanya orang
asing saja, tapi juga termasuk orang Timor Leste. Akan
tetapi peraturan keimigrasian dapat digunakan seba- gai pedoman, bahwa undang-undang keimigrasian
adalah himpunan petunjuk yang mengatur tata tertib orang-orang yang berlalu-lintas di dalam wilayah
Timor Leste dan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Timor Leste. Peraturan
perundang-undangan hukum masuk dalam hukum publik yaitu hukum yang mengatur pengontrolan
orang perorang dengan negara atau pemerintah sejak undang-undang itu diberlakukan.
6
Pasal 3 UU Keimigrasian
35
2.2 Negara Hukum