11 akan diberikan pada kedua kelas sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah.
Pemberian kuisioner bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa sesudah dan sebelum. Pembuatan kuisioner berpedoman pada indikator
minat belajar siswa sesuai yang ditunjukan pada tabel 1.
Tabel 1. Indikator Minat Belajar Siswa
No Aspek
Indikator 1
Perhatian a.
Mempunyai perhatian untuk tahu terhadap bahan pelajaran. b.
Mempunyai perhatian untuk memahami materi pelajaran c.
Mempunyai perhatian untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran 2
Ketertarikan a.
Antusias dalam belajar b.
Ada ketertarikan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran c.
Antusias untuk mengulang pelajaran di rumah d.
Menunjukkan keaktifan dalam belajar e.
Belajar karena ada tugas dari guru 3
Rasa senang a.
Memahami bahan belajar dengan rasa senang b.
Belajar tanpa adanya paksaan c.
Belajar karena kebutuhan d.
Mampu menyelesaikan soal-soal dengan rasa senang
Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Tindakan dilakukan sesuai dengan desain pembelajaran yang sudah direncanakan. Masing-masing kelas
diberikan soal
pretest
dan angket
.
Pada kelas kontrol tidak diberikan
treatmen
, proses belajar akan dilaksankan seperti biasa. Sedangkan kelas eksperimen
peoses belajar sesuai dengan metode yang sudah direncanakan yaitu menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
. Setelah menyampaian materi selesai kedua kelas akan diberikan soal
posttest
dan angket. Tahap berikutnya adalah tahap pengolahan dan analisi data. Tahap ini,
kegiatan yang dilakukan adalah mengolah data hasil observasi minat belajar siswa, angket
pretest
dan
posttest
. Hasil tes akan dibandingkan antara sebelum dan sesudah
treatmen
untuk mengetahui peningkatan nilai siswa. Hasil angket akan dibandingkan antara sebelum dan sesudah
treatmen
untuk mengetahui minat belajar siswa. Setelah pengolahan data, langkah terakhir adalah
pembuatan laporan.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan selama 2 kali pertemuan. Pertemuan ini disesuaikan dengan silabus SMP
Negeri 1 Ampel.
Pada kelas kontrol tidak diberikan
treatmen
penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
, hanya menggunakan metode konvensional. Penelitian dikelas kontrol dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan
pretest
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan awal materi yang akan
12 diberikan dan pengisian angket minat belajar untuk mengetahui minat awal
belajar. Pertemuan kedua, setelah penyampaian materi selesai dilakukan
posttest
untuk mengetahui apakah siswa bisa menguasai materi dilanjutkan dengan pengisian angket minat belajar siswa. Dengan melihat hasil
pretest
dan hasil
posttest
, dapat simpulkan adanya peningkatkan nilai dan hasil minat
belajar siswa sebelum dan sesudah.
Pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama dilakukan
pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi jenis dan fungsi
perangkat keras akses internet. Dalam desain pembelajaran menggunakan aplikasi
Google SketchUp
yang belum dikuasai oleh siswa, maka dilakukan pengenalan aplikasi dan cara penggunaannya dengan menggunakan video
tutorial
Google SketchUp
. Penggunaan video tutorial di lakukan untuk menghemat waktu dalam pengenalan aplikasi, serta dalam pemberian
treatmen
dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya, siswa melakukan latihan menggambar menggunakan
Google SketchUp
. Pada pertemuan kedua, kelas eksperimen dilakukan
treatmen
menggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
. Tahap pertama, guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari. Setelah menjelaskan, guru akan
membentuk kelompok menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Siswa akan berkumpul ke masing-masing kelompok, satu
kelompok akan ada 1 komputer yang sudah di instal
Google SketchUp
.
Google SketchUp
tersebut akan digunakan untuk menggambar sesuai dengan materi pelajaran dan membuat pertanyaan.
Setelah siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya dan sudah mendapatkan 1 komputer, guru akan menunjuk ketua kelompok dimasing-
masing kelompok. Selanjutnya, guru memanggil ketua masing-masing kelompok untuk maju kedepan, mendengarkan penjelaskan materi dari guru.
Guru juga memberi gambar-gambar perangkat keras akses internet ke ketua kelompok. Tugas ketua kelompok adalah menjelaskan kembali materi yang
sudah disampaikan oleh guru ke anggota kelompoknya. Siswa akan berdiskusi dengan materi yang sudah disampaikan oleh ketua kelompok, jika belum jelas
tentang materinya siswa diarahkan untuk bertanya langsung dengan teman satu kelompoknya. Jika terpaksa tidak ada yang mengerti, siswa bertanya langsung
dengan guru. Guru akan datang ke kelompok yang bertanya untuk menjelaskan kembali.
Setelah siswa memahami materi tentang jenis dan fungsi perangkat keras akses internet, setiap kelompok akan menentukan salah satu gambar
untuk di jadikan pertanyaan. Guru memastikan gambar yang dipilih setiap kelompok berbeda. Gambar yang sudah ditentukan oleh anggota kelompok,
digambar kembali dengan menggunakan
Google SketchUp
, jawaban yang berupa nama serta fungsi dari gambar tersebut ditulis di kertas dan disimpan
agar kelompok lain tidak mengetahui jawaban dari gambar yang sudah digambar di
Google SketchUp
seperti pada gambar 2 di halaman 10. Penggunaan
Google SketchUp
disini digunakan untuk membangun pemahaman materi yang dibahas dan membangkitkan minat belajar siswa.
13
Gambar 2.
Screenshot
pertanyaan siswa
Setelah selesai siswa menggambar pada
Google SketchUp
, guru akan memberikan waktu 5-10 menit untuk melemparkan pertanyaannya ke
kelompok lain, dengan cara guru menunjuk kelompok pertama, ketua kelompok melemparkan pertanyaan kekelompok lain. Dan kelompok yang
ditunjuk akan melemparkan pertanyaannya kekelompok lainnya. Kelompok akan berpindah komputer sesuai dengan pertanyaan yg didapat. Melempar
pertanyaan akan berjalan terus sampai waktu yang sudah ditentukan. Setelah waktu habis, guru akan memastikan bahwa kelompok tidak berada pada
komputernya sendiri. Jika masih ada dikomputernya sendiri, maka guru menyuruh untuk melemparkan pertanyaan ke kelompok lain.
Tahap selanjutnya, setiap anggota kelompok akan berdiskusi tentang gambar yang sudah didapat dari kelompok lain. Dipastikan siswa tidak melihat
catatanbuku hasil diskusi pertama, agar siswa belajar mengingat materi yang sudah di diskusikan. Salah satu siswa mencatat jawaban dari hasil diskusi
untuk dipersentasikan ke depan. Setelah diskusi selesai, guru menunjuk satu demi satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok yang presentasi didepan akan menyampaikan dari mana pertanyaan yang didapat. Kelompok yang membuat pertanyaan menyimak hasil diskusi
yang di kerjakan oleh kelompok lain, jika ada yang salah kelompok tersebut bisa menyanggah jawaban tersebut. Kelompok lain juga bisa bertanya ke
kelompok yang presentasi jika ada yang belum paham tentang jawaban yang di sampaikan. Disini guru hanya menjadi penengah dan pengarah jalannya
presentasi hasil diskusi. Sampel Hasil diskusi dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Pertanyaan kelompok 1
14 Dari pertanyaan yang dibuat kelompok 1 dan dilemparkan pada
kelompok 3. Mendapatkan hasil diskusi dari kelompok 3, nama perangkat keras pada gambar 3 di halaman 10 adalah
switch
.
Switch
merupakan piranti yang bisa dijadikan pengganti hub di jaringan dan pembagi sinyal antar
komputer. Fungsi dari
switch
antara lain 1 Penghubung beberapa alat untuk
membentuk suatu
Local Area Network
LAN. 2 Pengatur
bandwidth
antar komputer. Sampel hasil diskusi dari kelompok lain dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Pertanyaan kelompok 3
Dari pertanyaan yang dibuat dikelompok 3 dan dilemparkan pada kelompok 5. Mendapatkan hasil diskusi dari kelompok 5, nama perangkat
keras pada gambar 3 adalah
Central processing unit
CPU.
Central processing unit
CPU merupakan otak dari komputer sehingga menangani semua instruksi yang berikan pada komputer. Fungsi dari CPU antara lain 1 Menjalankan
program – program yang disimpan dalam memori utama. 2
Melakukan operasi aritmatika dan logika terhadap data.
Setelah semua kelompok sudah selesai presentasi, guru akan mengevaluasi kembali hasil presentasi tiap kelompok. Guru akan mengoreksi
jika ada jawaban yang belum sesuai, agar pemahaman siswa tidak menyimpang dari materi yang ada. Pada akhir pertemuan dilakukan
posttest
ke masing- masing siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhdap materi yang sudah
disampaikan, dan pengisian angket minat belajar unruk mrngetahui minat belajar setelah adanya desain pembelajaran yang berbeda.
Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
treatmen
, diterapkannya metode
Snowball Throwing
dengan aplikasi
google SketchUp
membuat minat belajar siswa dikelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal
tersebut menunjukan bahwa penggunaan metode
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
berpengaruh positif dalam minat belajar siswa. Hasil observasi minat belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 2 di halaman 12.
15
Tabel 2. Kriteria Observasi Minat Belajar
No Indikator
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesuda
h 1
Mempunyai perhatian untuk memahami materi
2 3
2 Antusias dalam belajar
1 3
1 4
3 Menunjukkan keaktifan dalam
belajar 1
2 1
3 4
Ketertarikan untuk
menyelesaikan soal-soal
pelajaran 2
2 1
2 5
Belajar tanpa adanya paksaan 1
2 1
3
Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa : 0 : Tidak Aktif
3 : Aktif 1 : Kurang Aktif
4 : Sangat Akatif 2 : Cukup Aktif
Peningkatan kriteria minat belajar siswa dalam kelas eksperimen lebih
menonjol dari pada kelas kontrol. Melihat dari perhatian untuk memahami materi, kelas kontrol masih ada siswa yang suka berbicara dengan teman
sebangku saat proses belajar sedangkan di kelas eksperimen siswa lebih terarah saat berbicara agar sesuai dengan materi yang dibahas. Begitu juga dengan
antusias siswa dalam belajar. Kelas eksperimen lebih berminat untuk mengikuti proses belajar karena adanya metode pembelajaran dan aplikasi yang digunakan.
Dalam aktifitas belajar didalam kelas, kelas kontrol hanya siswa tertentu yang aktif dalam proses belajar, sedangkan di kelas ekperimen siswa lebih merata
untuk aktif dalam belajar. Sedangkan minat untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru dikelas kontrol dan eksperimen mempunyai minat yang
sama, kedua kelas mengerjakan soal sesuai pengarahan yang diberikan oleh guru. Hal ini berarti selama proses pembelajaran yang berlangsung, penggunan
metode pembelajaran dan aplikasi pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi pelajaran sangat tinggi. Siswa juga merasa
nyaman dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Minat belajar yang meningkat mempengaruhi nilai rata-rata kelas.
Hasil rata-rata nilai dikelas eksperimen akan dibandingkan dengan rata- rata nilai dikelas kontrol, agar mengetahui keberhasilan dalam penggunaan
metode pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
. Hasil angket minat belajar sebelum akan dibandingkan hasil angket minat belajar sesudah, untuk mengetahui peningkatan minat belajar
dimasing-masing kelas. Hasil nilai rata-rata dikelas kontrol dan kelas eksperimen ditunjukan pada tabel 3 di halaman 13.
16
Tabel 3. Rata-Rata Hasil Belajar siswa
Kelas Nilai rata-rata
pretest
Nilai rata-rata
posttest
Eksperimen 45.31
80.06 Kontrol
47.5 76.06
Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
dikelas eksperimen dan metode konvensioanal dikelas kontrol mempunyai pengaruh terhadap nilai siswa. Hasil
dari tabel 3, bahwa rata-rata nilai
pretest
dan
posttest
pada kelas eksperimen adalah 45.31 dan 80.06, peningkatan nilai sebesar 84.38. Sedangkan pada
kelas kontrol diketahui rata-rata nilai
pretest
dan
posttest
adalah 47.5 dan 76.06, peningkatannta sebesar 65.63. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-
rata kelas yang menggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Diterapkannya metode
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
tidak hanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hasil lain diperoleh minat belajar siswa ke dalam materi pelajaran juga meningkat. Siswa
yang tidak mempunyai perhatian terhadap materi dan soal-soal mulai aktif dalam pembahsaan materi dan penyelesaian soal-soal. Siswa yang biasanya
tidak mempunyai antusias dalam belajar mulai memperhatikan dalam materi pelajaran, siswa yang tidak suka dengan mata pelajaran mulai suka dengan mata
pelajaran. Dapat dilihat pada tabel 4 hasil perhitungan angket yang diisi oleh siswa dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengisian angket dilakukan
sebelum pelajaran dimulai dan setelah adanya
treatmen
yang menggunakan metode pembelajaran yang sudah ditentukan. Hasil perhitungan skor angket
yang dihitung per aspek dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Skor Per Aspek Minat Belajar Siswa
No Aspek
Kelas Kontrol kelas eksperimen
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
1 Perhatian 65.02
65.63 64.75
71.70 2 Ketertarikan
59.64 62.19
56.30 64.53
3 Rasa Senang 63.67
64.25 58.79
66.40
Presentase diperoleh berdasarkan perhitungan : jumlah skor per aspek dibagi jumlah maksimal per aspek dikali dengan 100. Berdasarkan tabel 4,
presentase minat belajar sebelum dan sesudah pemberian
treatmen
pada kelas kontrol dan eksperimen mengalami kenaikan. Kenaikan presentase minat
belajar pada kelas yang menggunakan metode
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan metode konvensional. Hal ini berarti siswa yang ada dikelas eksperimen lebih
17 aktif dalam berdiskusi materi, aktif menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru. Seperti tabel 5 yang membandingkan skor minat dan rata-rata nilai di kelas kontrol dan kelas esperimen.
Tabel 5. Berbandingan Skor Minat dan Rata-rata Nilai
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Skor Minat
Rata- rata
Nilai Skor
Minat Rata-
rata Nilai
Skor Minat
Rata- rata
Nilai Skor Minat
Rata- rata
Nilai 62.33
47.5 63.74
79.06 59.24
45.31 66.95
89.06
Hasil dari tabel 5, membuktikan bahwa minat belajar siswa berpengaruh terhadap nilai siswa. Meningkatnya skor minat belajar siswa dikelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selisih peningkatan skore minat belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak begitu signifikan,
yaitu sebesar 3.21. Peningkatan skore minat belajar berpengaruh dengan rata- rata nilai kelas, kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol. Dapat
disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan metode
Snowball Throwing
dengan aplikasi
Google SketchUp
mempunyai minat belajar dan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
5. Simpulan