LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 1 BATANGHARJO KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS III SDN 1 BATANGHARJO
KECAMATAN BATANGHARI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh
Suyani

Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

ABSTRAK

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
IPA SISWA KELAS III SDN 1 BATANGHARJO

KECAMATAN BATANGHARI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh
SUYANI

Penelitiaan ini berawal dari hasil belajar IPA siswa masih sangat rendah,
dari 14 orang siswa baru 9 orang (60%) yang mencapai KKM sedangkan 5 orang
(40%) belum mencapai.KKM . Hasil belajar rata-rata 60 masih di bawah kreteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. Hal ini disebabkan pembelajaran masih
didominasi guru, pembelajaran belum menggunakan metode dan sumber
pembelajaran yang tepat serta siswa belum berperan aktif dalam pembelajaran
yang mengakibatkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN
1 Batangharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis
pendekatan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian berbentuk siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa menggunakan alat

pengumpulan data berupa lembar panduan observasi. Untuk mengetahui hasil
belajar siswa digunakan tes dengan teknik analisis statistik sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sebagai sumber belajar
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN 1
Batangharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur. Hasil rata-rata aktivitas
belajar siswa siklus I (enam puluh empat koma dua puluh delapan persen) dan
siklus II (tujuh puluh sembilan koma empat puluh tiga persen) peningkatannya
mencapai delapan belas koma lima belas persen. Berdasarkan data hasil belajar
siswa pada siklus I enam puluh lima koma nol menjadi tujuh puluh tiga koma
delapan puluh lima pada siklus II atau meningkat delapan koma delapan puluh
lima.

Kata kunci: Media lingkungan, sumber belajar, aktivitas, dan hasil belajar

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................

xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
3
C. Rumusan Masalah......................................................................
3
D. Tujuan Penelitian.......................................................................
4
E. Manfaat Penelitian......................................................................
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar.......................................................................
5
B. Pengertian Aktivitas Belajar........................................................
6
C. Hasil belajar................................................................................ 8
D. Pengertian Lingkungan............................................................... 10

E. Sumber Belajar........................................................................... 12
F. Jenis-jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar........................ 13
G. Manfaat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar .......................... 15
H. Ilmu Pengetahuan Alam.............................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian......................................................................... 19
B. Tempat Penelitian....................................................................... 19
C. Waktu....................................................................................... 19
D. Lama Penelitian ........................................................................... 19
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data................................... 19
F. Teknik Analisis Data.................................................................... 24
G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 25
H. Siklus I ......................................................................................... 26
I. Siklus II.......................................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian.............................................................................. 30
B. Pembahasan.................................................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 44
B. Saran............................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN........................................................................................................ 49

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Jadwal Pelaksanaan Tindakan...........................................................

18

2. Hasil Observasi Aktivitas On Task Siklus I.......................................

20

3. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I..........................................................

21


4. Hasil Observasi Aktivitas On Task Siklus II......................................

23

5. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II.........................................................

24

6. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II...........................

26

7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian..............................................................

30

DAFTAR GRAFIK

Grafik
1. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ......................


Halaman
27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Surat Izin Penelitian……………………………………………….

51

2. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian…………………

52

3. Silabus …………………………………………………………….


53

4. RPP Penelitian……..........................................................................

57

5. Rekapitulasi aktivitas Guru……………………………………….

65

6. Rekapitulasi aktivitas Siswa………………………………………

68

7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa………………………………….

72

8. Gambar Dokumentasi Penelitian………………………………….


74

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanfaatan lingkungan diperlukan dalam upaya menjadikan sekolah
sebagai bagaian integral dari masyarakat setempat. Sekolah bukanlah tempat
terpisah dari masyarakatnya. Dengan cara ini fungsi sekolah sebagai pusat
pembaharuan dan pembangunan sosial budaya masyarakat akan terwujud.
Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat
bantu pembelajaran.
Pemilihan sumber belajar yang bervariasi di SD sangat diperlukan,
sebab anak-anak usia SD sangat memerlukan banyak sumber belajar.
Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber belajar
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa (Depdiknas dalam Djanali,
2007: 277). Sumber belajar yang paling dekat dengan anak adalah
lingkungan, karena lingkungan menjadi sumber inspirasi dan ide yang tiada
batasnya (Djanali, 2007: 279).


Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa
memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan
metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam
(Depdikbud, 2006: 2). Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental
dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu

2

diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif
yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah.
Dalam kenyataan di lapangan melalui observasi dan tanya jawab
dengan guru-guru SDN 1 Batangharjo Kecamatan Batanghari diperoleh data
bahwa hasil belajar IPA siswa masih sangat rendah, dari 14 orang siswa baru
9 orang (60%) yang mencapai KKM sedangkan 5 orang (40%) belum
mencapai KKM. Hasil belajar

rata-rata 60 masih di bawah kreteria

ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. Hal ini disebabkan pembelajaran
masih didominasi guru, pembelajaran belum menggunakan metode dan
sumber pembelajaran yang tepat serta siswa belum berperan aktif dalam
pembelajaran. Hal ini menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar
siswa.

Dalam

kegiatan

pembelajaran,

lingkungan

sekolah

belum

dimanfaatkan secara maksimal oleh guru sebagai sumber belajar yang dekat
dengan anak.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya
tindakan perbaikan terhadap pembelajaran IPA terutama penggunaan sumber
belajar yang cocok untuk digunakan dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menggunakan lingkungan sebagai

3

sumber belajar yang dekat dengan peserta didik. Untuk mengetahui sejauh
mana lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa maka peneliti mengambil judul penelitian:
“Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN I Batanghari
Kecamatan Batanghari Lampung Timur.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi
permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. Belum tercapainya KKM (14 orang siswa baru 9 orang (60%) yang
mencapai KKM sedangkan 5 orang (40%) belum mencapai KKM).
2. Siswa belum berperan aktif dalam pembelajaran.
3. Lingkungan sekolah belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru
sebagai sumber belajar yang dekat dengan anak.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
meningkatan aktivitas siswa di kelas III SDN 1 Batangharjo Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur?

4

2. Bagaimanakah penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
meningkatan hasil belajar IPA siswa di kelas III SDN 1 Batangharjo
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian adalah untuk :
1. Meningkatan aktivitas

belajar siswa di kelas III SDN 1 Batangharjo

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur
2. Meningkatan hasil belajar IPA siswa di kelas III SDN 1 Batangharjo
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur

E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi :
1. siswa, yaitu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya melalui
lingkungan sebagai sumber belajar.
2.

guru, yaitu dapat meningkatkan wawasan guru dalam menggunakan
sumber belajar yang sesuai, inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa;

3.

sekolah, yaitu dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah tersebut;

4.

peneliti, dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam upaya
melaksanakan pembelajaran di SD secara professional.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli,
antara lain sebagai berikut: Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga ke liang lahat nanti (Sadiman, Raharja dan Haryono dalam Sugiyo,
2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang pada intinya mendapatkan kemampuan baru dan berlaku dalam
waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 6) belajar merupakan proses
perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya. Witherington
(Hanafiah dan Suhana 2009: 7) berpendapat belajar adalah perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan pengetahuan, dan kecakapan. Belajar
adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif (Syah dalam Djanali,2007:92)
Sementara itu Gagne (dalam Siddiq, dkk., 2008: 1-5) bahwa belajar
adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilaku sebagai akibat
pengalaman. Anwar (2005: 58) berpendapat belajar adalah berusaha, berlatih
untuk mendapatkan pengetahuan. Kemudian, Menurut Walter (Kurnia,

6

2008:6-3) belajar adalah perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan
latihan. Senada dengan Edward Walter, Skinner (Dimyati dan Mudjiono,
2002:9) mengemukakan belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya
menurun.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah
laku dari tidak bisa menjadi bisa sebagai akibat pengalaman dan latihan.

B. Pengertian Aktivitas Belajar
Siddiq, dkk. (2008:1-7) menyatakan aktivitas yang disebut belajar adalah
aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku
yang lebih maju. Pintrich Schunk (dalam Nurmalawati 2009:4) berpendapat
aktivitas merupakan aspek penting yang mempengaruhi perhatian, belajar,
berfikir dan berprestasi. Sardiman (Sugiyo, 2000:27) mengemukakan bahwa
pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku,
jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas
siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya
terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Dalam proses pembelajaran, guru perlu
membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan

7

praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan,
merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah.
Menurut Rohani (2004: 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai
macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah
peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain
ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya
pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas pasif (kejiwaan) adalah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pengajaran.
Dierich (Hamalik, 2001: 172) membagi aktivitas belajar dalam delapan
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.
b.

c.
d.

e.
f.

g.
h.

Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar, mengamati,
demonstrasi, mengamati orang bekerja atau bermain.
Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan sesuatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan
interupsi.
Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan, atau mendengarkan radio.
Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat out line atau rangkuman, mengerjakan tes,
dan mengisi angket.
Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar membuat grafik,
chart, diagram, peta, dan pola.
Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelengarakan permainan,
menari dan berkebun.
Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, dan membuat keputusan.
Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang
dan lain-lain.

8

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas
dalam belajar merupakan peran aktif siswa

dalam pembelajaran

untuk

membentuk perilaku yang lebih maju.

C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan
belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses pembelajarannya.
Menurut Hamalik (2001 : 30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
“terjadinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku terdiri dari sejumlah aspek.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek meliputi :
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap”.
Menurut Kumunandar (2008:276) hasil belajar adalah “suatu perubahan
pada individu yang belajar tidak hanya mengetahui pengetahuan, tetapi juga
membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang
belajar. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi tertentu dari mata
pelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting karena digunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai meteri yang
telah dipelajarinya. Sedangkan bagi guru, hasil belajar siswa dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi dalam rangka untuk mengukur keefektifan sistem

9

pembelajaran serta untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
penguasaan tujuan tertentu dalam kelas.
Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a)
keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan
cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada
pada kurikulum sekolah. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai
akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi
hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil
belajar yang dicapai siswa, Sudjana ( Sunartombs, 2008).
Dimyati dan Mujiono (1999: 250) mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik dibandingkan sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan
pelajaran.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: (1). Ranah kognitif, berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terjadi terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. (2).
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai. (3) Ranah

10

psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar
kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol,
namun hasil belajar psikomotor dan afektif harus menjadi bagian dari hasil
penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah (Suyono, 2007: 102). Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat dicapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi
Dalam penelitian ini hasil belajar siswa merupakan hasil kerja berupa
nilai atau prestasi yang dicapai siswa berupa angka setelah mengikuti tes di
akhir kegiatan pembelajaran.

D. Pengertian Lingkungan
Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Taneo, 2009: 8-335), lingkungan adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan menurut Hamalik (2006:195)
pengertian lingkungan yaitu sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki
makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu.

11

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh
kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan
mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Ahmad
(1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di
mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Berikut ini adalah pendapat para ahli mengenai pengertian lingkungan
yang termuat dalam http://geografi-geografi.blogspot.com/2011
1. St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi
termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang
di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
2. Emil Salim : Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi
hal yang hidup termasuk kehidupan manusia
3. Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah
lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau
lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk
hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. Contoh, pada
hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekeliling kucing dan berpengaruh
pada keberlangsungan hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan
hidupnya. Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu, misalnya
pohon mangga atau padi di sawah, segala sesuatu yang mempengaruhi
pertumbuhan atau kehidupan tanaman tersebut itulah ling kungan hidupnya.
Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang KetentuanKetentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

12

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah
segala sesuatu (benda, keadaan, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup
dan berpengaruh terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk
hidup yang bersangkutan. Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik
berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena
lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya di muka bumi.

E. Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Djanali, (2007: 276) adalah segala daya yang
dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan seseorang dalam belajar. Lebih
lanjut diuraikan sumber belajar terbagi menjadi 2 macam yaitu: (1) learning
resourses by design yaitu sumber belajar yang dapat dibuat atau dirancang untuk
belajar mengajar, misalnya buku, poster, gambar, film dsb.; (2) learning
resourses by utilization yaitu sumber belajar yang tidak dirancang atau diambil
langsung dari dunia nyata, misalnya toko, museum, kebun dsb.
Rohani (2004: 161) berpendapat sumber belajar adalah segala daya yang
dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pembelajaran baik secara
langsung atau tidak langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan) yang
melengkapi diri mereka pada saat pembelajaran berlangsung.

13

Sumber belajar siswa SD yang sesuai dengan Kurikulum Bahasa
Indonesia berupa buku pelajaran, media cetak, media elektronik, lingkungan,
nara sumber, pengalaman dan minat anak, dan hasil karya siswa. Lingkungan
sebagai sumber belajar dapat dibedakan menjadi: lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya (Djanali, 2007: 276).
Beberapa alasan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar di SD
menurut Arikunto (Djanali, 2007: 277) adalah: (1) lingkungan merupakan
sesuatu yang paling dekat dengan dunia anak, (2) lingkungan sumber belajar
yang sangat kaya, dan (3) lingkungan merupakan tempat nyata kehidupan anak.
Memilih sumber belajar didasarkan atas kriteria-kriteria sebagai berikut:
(a) kriteria umum meliputi sumber belajar harus ekonomis, sumber belajar harus
praktis dan sederhana, sumber belajar mudah diperoleh , sumber belajar harus
bersifat fleksibel; (b) kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu
sumber belajar untuk memotivasi siswa, sumber belajar untuk tujuan
pembelajaran, sumber belajar untuk penelitian, dan sumber belajar untuk
memecahkan masalah dan presentasi (Djanali, 2007: 279)
Tujuan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia
SD menurut Arikunto (Djanali, 2007: 281) adalah (1) untuk mengefektifkan
pembelajaran, (2) untuk membuat pembelajaran menjadi relevan, dan (3) agar
pembelajaran menjadi efesien dan murah.
Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan
menentukan cara-cara yang tepat untuk mendayagunakannnya dalam kegiatan

14

pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan didayagunakan
hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.

F. Jenis-jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Terdapat tiga komponen penting dalam lingkungan yaitu komponen fisik
(abiotik), komponen hayati (biotik) dan komponen budaya. Komponen fisik
yang terdapat dalam lingkungan terdiri atas benda-benda mati seperti tanah,
bangunan, air dan sebagainya. Komponen hayati terdiri atas manusia, hewan dan
tumbuhan. Sedangkan komponen budaya merupakan tingkah laku, norma, pola
pikir, adat istiadat yang ada dalam masyarakat (Taneo, 2009: 8-336).
Rohani (2004: 165) mengklasifikasikan lingkungan sebagai sumber
belajar menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik.
Lingkungan fisik meliputi ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non-fisik
meliputi suasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Hamalik (2006: 196) lingkungan belajar atau
pembelajaran /pendidikan terdiri dari:
1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi
berpengaruh terhadap individu lainnya.
1. Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat
dipergunakan sebagai sumber belajar.

15

2. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar dan dapat menjadi faktor pendukung
pembelajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma dan adat
kebiasaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
dapat bedakan menjadi lingkungan fisik atau abiotik, lingkungan biotik, dan
lingkungan sosial dan budaya. Dalam penelitian ini menggunakan lingkungan
abiotik yang ada di sekitar sekolah yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan
persawahan serta lingkungan sosial yang ada di dalamnya.

G. Manfaat Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar menurut Djanali (2007: 89)
adalah:
a. Memotivasi siswa untuk memperoleh bahasa tingkat awal. Siswa kelas
rendah SD yang belajar membaca atau menulis permulaan memerlukan
sumber belajar yang menarik dan nyata yang dapat diperoleh dari
lingkungan. Sedangkan siswa kelas tinggi menggunakan lingkungan untuk
memperoleh pengalaman berbahasa secara komunikatif sesuai dengan
konteks dan pengalaman siswa.
b. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat mendukung kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan.
c. Lingkungan sebagai sumber belajar untuk penelitian.
d. Lingkungan sebagai sumber belajar untuk pemecahan masalah dan untuk
presentasi.
Ada beberapa kelebihan lingkungan yang akan didapat jika guru
menggunakannya dalam kegiatan pembelajarannya, misalnya:
a. Lingkungan Adalah Sumber Belajar Riil, Bukan Tiruan Atau Model
Bila guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, ini berarti guru telah
menggunakan sumber belajar riil (sesungguhnya), bukan berupa tiruan atau

16

model. Tentu bila menggunakan sumber belajar yang riil maka kualitasnya lebih
baik bila dibandingkan menggunakan model atau tiruan yang tentu memiliki
keterbatasan-keterbatasan.
b. Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik
Siswa akan lebih tertarik dengan sesuatu yang bersifat nyata dan asli dibanding
tiruan atau model. Lingkungan sebagai sumber belajar adalah objek yang menarik
untuk dipelajari. Dengan menariknya sumber belajar, maka siswa tentu akan lebih
bersemangat dan termotivasi.
c. Lingkungan memberikan pembelajaran bermakna
Sebagai sumber belajar riil dan menarik, lingkungan akan memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna amat penting
bagi mereka sehingga tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan
akan dapat mereka capai dengan baik.
d. Mengaktifkan Belajar Siswa
Belajar dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber pembelajaran akan
membuat siswa aktif. Ini dikarenakan mereka akan lebih mudah berinteraksi
dengan lingkungan. Adanya interaksi dalam pembelajaran akan memberikan
kontribusi yang positif pada proses pembelajaran. Siswa yang mungkin pasif
selama pembelajaran reguler di kelas biasanya akan lebih terlibat dalam
pembelajaran saat terjun ke lingkungan.
e. Memperkaya Sumber Belajar Di Kelas
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa tentu saja akan
menambah ragam dan memperkaya sumber belajar lain di kelas. Siswa menjadi

17

tidak hanya duduk-duduk di kelas dan belajar seperti biasa. Banyak variasi yang
dapat dilakukan guru bila menggunakan sumber belajar berupa lingkungan. Ini
akan membantu siswa mengatasi kebosanan belajar di kelas.
f. Menumbuhkan Rasa Cinta Terhadap Lingkungan
Bila siswa berhasil memaknai lingkungan yang mereka pelajari, maka akan
muncul dampak pengiring yang amat penting, yaitu rasa cinta terhadap
lingkungan sekitar. Ambil contoh begini, ketika siswa diajak mempelajari
bagaimana pola pikir masyarakat di sekiat sekolah tentang sampah dan
kebersihan, maka mereka akan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap
kebersihan di lingkungan sekolah mereka sendiri atau di lingkungan tempat ti
nggal mereka sendiri.

H. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut sains adalah pengetahuan
sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang
mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang
diselidiki, dipelajari, dsb (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007:978).
Senada dengan pendapat di atas Conant (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
2007:35), sains sebagai bangunan atau deretan konsep yang saling berhubungan
sebagai hasil eksperimen dan observasi.
Sedangkan Suyoso (Kamala, 2008:1) berpendapat bahwa sains
merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis

18

tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Diartikan pula oleh Carin dan Sund (Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi,, 2007:35) bahwa sains adalah suatu sistem untuk memahami alam
semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. Kemudian Asy’ari
(2006:7) mendefinisikan sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh dengan cara terkontrol.

Jadi sains merupakan pengetahuan yang

mempelajari tentang semesta alam melalui observasi, penelitian dan eksperimen
yang terkontrol.

I.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut: “apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar dengan langkah-langkah secara tepat, maka dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Batangharjo.”

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas III SDN 1 Batangharjo

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 14 siswa
terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SDN 1 Batangharjo Kecamatan Batanghari
Lampung Timur.

C. Waktu
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013

D. Lama Penelitian
Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan (bulan Maret 2013
sampai bulan Mei 2013).

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan data kualitatif dan
kuantitatif menggunakan alat pengumpul data antara lain:
a. Lembar panduan observasi, instrumen ini dibuat dan dirancang oleh
peneliti. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar.

20
Tabel 3.1 Format Pengumpulan Data Aktivitas Siswa
1. Nama Guru
2. Kelas/Semester
3. Hari/Tanggal/Jam ke4. Kompetensi Dasar
5. Jumlah Peserta Didik

No
1
2
3
4
5
6
7

:………………………………………….
:………………………………………….
:.................................................................
:.................................................................
:..................................................................

Skor
1 2 3

Aktivitas yang diamati
Menyimak informasi yang disampaikan
mengenai materi
Bertanya pada guru mengenai materi
Menjawab pertanyaan guru
Bekerjasama dalam kelompok
Menjawab pertanyaan dari teman
Memberikan pendapat dalam diskusi
Menyelesaikan tugas yang diberikan guru

4

guru

Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) di bawah sesuai skor yang diperoleh
1. Beri skor 4 untuk aktivitas yang dilakukan 76% - 100 % dari jumlah siswa.
2. Beri skor 3 untuk aktivitas yang dilakukan 51%-75% dari jumlah siswa.
3. Beri skor 2 untuk aktivitas yang dilakukan 26%-50% dari jumlah siswa.
4. Beri skor 1 untuk aktivitas yang dilakukan kurang dari 25% dari jumlah
siswa.
(Soekirman, dkk. 2008: 33)

21
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru
FORMAT PENGUMPULAN DATA OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
Guru yang diobservasi :
Mata Pelajaran
:
Materi Pokok
:
Kelas/Semester
:
Hari/Tanggal
:
Siklus ke
:
No

Aspek yang diobservasi

Skor

1

2

3

4

A.
1.
2.
3.

Pendahuluan
Persiapan sarana pembelajaran
Menggali pengetahuan awal peserta didik
Menghubungkan pengetahuan awal peserta
didik dengan materi yang akan disampaikan.
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
1.
Menjelaskan prosedur pembelajaran
2.
Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
3.
Membimbing siswa membentuk kelompok
belajar
4.
Berperan sebagai fasilisator
5.
Memotivasi siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat
6.
Merespon secara positif pendapat siswa.
7.
Memberi penguatan
8.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa,
dan sumber belajar
9.
Memantau kemajuan belajar
10. Melaksanakan
pembelajaran
yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
C.
Penutup
1.
Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
2.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa
3.
Melaksanakan tindak lanjut
4.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
Jumlah skor

Persentase aktivitas guru
(Soekirman, dkk. 2008: 35)
Rumus penilaian dengan persen dari lembar observasi aktivitas
guru di atas adalah sebagai berikut:

NP 

R
SM

x 100

22

Keterangan:
NP
: Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
: Skor mentah yang diperoleh
SM
: Skor maksimal
100 : Bilangan tetap
Dengan kategori:
86% - 100% : baik sekali
71% - 85% : baik
56% - 70% : cukup
41% - 55% : kurang
26% - 40% : kurang sekali
b. Pedoman angket, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti. Pedoman
digunakan untuk mengumpulkan data

berkaitan dengan rencana

pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat siswa dan team.

PANDUAN ANGKET PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER
BELAJAR PESERTA DIDIK
1. Nama Peserta didik
2. Hari/Tanggal
3. Pukul

:..............................................................
:..............................................................
:..............................................................

Silanglah huruf a, b atau c untuk jawaban yang kalian pilih!
1. Apakah mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menarik?
a. Sangat menarik
b. Biasa saja
c.
Kurang
menarik
2. Bagaimana menurut kalian mata pelajaran IPA itu?
a. Sulit
b. Agak sulit
c. Mudah
3. Bagaimanakah pembelajaran yang anak-anak lakukan dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar?
a. menyenangkan
b. biasa-biasa saja c. membosankan
4. Bagian yang paling menarik dalam pembelajaran yang baru anak-anak
lakukan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar adalah ....
a. awal
b. tengah
c. akhir
5. Bagaimana penjelasan guru tentang materi hari ini?
a. jelas
b. sedang
c. membingungkan
1. Bagaimana alat peraga yang digunakan?
a. lengkap
b. cukup
c. kurang
7. Apakah dengan menggunakan alat peraga dalam belajar IPA dapat menambah
semangatmu belajar?
a. Ya, sangat menambah
b. menambah
c. Sedikit
8.

23
Apakah alat peraga yang digunakan tadi dapat menambah pemahaman anak-anak
tentang materi yang dipelajari?
a. ya
b. tidak
c. menambah bingung
9. Apakah dengan belajar dalam kelompok yang baru anak-anak lakukan dapat
mempermudah anak-anak belajar?
a. ya
b.tidak
c. bingung
10. Bagaimana soal yang kalian kerjakan?
a. sulit
b. sedang
c. mudah

c. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai peningkatan hasil belajar siswa.
Tabel 3.3 Lembar Pengumpulan Data Hasil Belajar Siswa

FORMAT PENGUMPULAN DATA HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PKn
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

No Nama Peserta Didik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Jumlah
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Tuntas
Belum tuntas
Rumus menghitung:

Siklus I

Siklus II

Keterangan

24

a. Rata-rata nilai
S = R
N
Keterangan:
S
= nilai rata-rata
R
= jumlah nilai
N
= Jumlah seluruh siswa
b. Persentase Ketuntasan
Persentase Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas belajar x 100 %
Jumlah seluruh siswa

Indikator Keberhasilan Tindakan
Penerapan pembelajaran PKn dengan menggunakan Pembelajaran
Kontekstual dalam penelitian ini berhasil jika:
1. Persentase aktivitas

siswa minimal mencapai kualifikasi aktif (nilai

aktivitas mencapai rentang 60%-79%)
2. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya.
3. Ketuntasan siswa berdasarkan KKM ≥ 75%dari jumlah siswa pada kelas
yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan:
a. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan
mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang

25
kinerja guru, aktivitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran, dan
pendapat siswa tentang penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.

b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika
kemajuan kualitas hasil belajar siswa dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar. Data kuantitatif yang dianalisis berupa skor/angka
pencapaian siswa dalam pembelajaran IPA pada siklus I dan siklus II.
Hasil analisis kuantitatif selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik agar diperoleh deskriptif yang jelas dan akurat.

G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu
pada model Elliott’s (Hopkins dalam Sukamto, dkk. (2009: 6). Siklus ini
berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Dalam
setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Gambaran tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut
Sukamto, dkk. (2009: 11) adalah sebagai berikut:

Gambar. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Kelas

Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Tahap

Perencanaan

(plan)

meliputi

menetapkan

permasalahan

pembelajaran di suatu kelas, membuat RPP, mempersiapkan media,
Lembar Kerja Siswa, lembar observasi dan instrumen penilaian.
2. Tahap Pelaksanan (act) merupakan pelaksanaan tindakan pembelajaran
yang dilakukan peneliti sesuai RPP yang telah disusun.
3. Tahap Pengamatan (observe) dalam tahap ini diadakan kegiatan
pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh teman sejawat dan
supervisor untuk mengetahui tentang kinerja guru, aktivitas belajar
siswa, pola interaksi pembelajaran, dan kesesuainnya dengan RPP yang
direncanakan.
4. Kegiatan refleksi (reflect) dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan
pembelajaran dan observasi. Tahapan ini merupakan refleksi dari proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti berdasarkan data yang diperoleh

27

5. dari kegiatan observasi. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan siklus
berikutnya.

H. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Menyiapkan perangkat penelitian meliputi rencana pembelajaran, lembar
observasi siswa, lembar angket, lembar observasi aktivitas guru dan
lembar penilaian.

b. Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus I Tema yang dipelajari adalah ”Kebutuhan
Hidup”. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Absensi, doa, apersepsi.
2. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan situasi di lingkungan
sekolah dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Mengajak siswa mengamati ”Kebun Sekolah” untuk mengamati
makhluk hidup yang ada di sekitar sekolah.
4. Siswa diminta menuliskan makhluk hidup yang ada di sekitar sekolah
dan kebutuhannya untuk hidup dalam tabel pengamatan.
5. Setelah mengadakan pengamatan selama lebih kurang 20 menit siswa
diajak kembali ke kelas untuk mendiskusikan kebutuhan makhluk
hidup dalam menjaga kelangsungan hidupnya.
6. Kesimpulan dan tindak lanjut.

c. Observasi

28

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran secara menyeluruh yang dilaksanakan peneliti. Pengamatan
dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer dengan menggunakan
instrumen format pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti
sebelumnya.

d. Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran IPA
dengan

menggunakan

lingkungan

sebagai

sumber

belajar

dan

merencanakan tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada siklus kedua.

I. Siklus II
a. Perencanaan
Menyiapkan perangkat penelitian dengan memperhatikan hasil refleksi
pada siklus 1 meliputi rencana pembelajaran, lembar observasi siswa, dan
instrumen penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus II mempelajari tema ”Alam Semesta.” Langkahlangkah yang dilakukan antara lain:
1. Absensi, doa, apersepsi.
2. Guru memotivasi siswa dengan menanyakan situasi di lingkungan
sekolah dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

29

3. Mengajak siswa mengamati untuk mengamati keadaan cuaca yang ada
di sekitar sekolah.
4. Siswa diminta mengamati gejala alam yang ada di sekitar sekolah
seperti keadaan langit, awan, matahari dan sebagainya, kemudian
siswa diberi tugas secara kelompok. Ada kelompok

yang

mengidentifikasi

yang

cuaca

yang

cerah,

ada

kelompok

mengidentifikasi cuaca yang sedang hujan, dan ada kelompok yang
mengidentifikasi cuaca yang berawan.
5. Kesimpulan dan tindak lanjut.

c. Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran secara menyeluruh yang dilaksanakan peneliti. Pengamatan
dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer dengan menggunakan
instrumen format pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti
sebelumnya.

d. Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran dan
merencanakan tindak lanjut yang akan dilakukan setelah penelitian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan tindakan, analisis, dan refleksi atas penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPA kelas III SDN 1 Batangharjo Kecamatan Batanghari, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPA siswa kelas III SDN 1 Batangharjo Kecamatan Batanghari
Lampung Timur. Berdasarkan data observasi aktivitas siswa pada siklus I dan
II dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa secara keseluruhan. Hasil rata-rata
aktivitas belajar siswa siklus I (64,28%) dan siklus II (79,43%) peningkatannya
mencapai 18,15%.
2. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas III SDN 1 Batangharjo Kecamatan Batanghari
Lampung Timur. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I dan II
dapat dilihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 65,00
menjadi 73,85 pada siklus II atau meningkat 8,85.
3. Adanya kolaborasi, partisipasi dan refleksi antara peneliti dengan supervisor
dalam penelitian tindakan kelas di SDN 1 Batangharjo dapat meningkatkan
dan mengembangkan profesional guru dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.

46

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas kesempatan ini peneliti menyampaikan
saran untuk praktisi pendidikan khususnya para guru agar:
1. Guru kelas hendaknya menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan.
2. Guru hendaknya mengembangkan profesionalisme dengan mengikuti
pendidikan dan latihan tentang penggunaan media pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
No

Kegiatan

Pebruari
1 2

1

2

3

4

5

Persiapan
a. Pembuatan Proposal
b. Seminar Proposal
c. Perbaikan proposal
Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan dan
observasi
c. Analisis dan refleksi
Pelaksanaan Siklus 2
a. Perencanaan
tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan dan
observasi
c. Analisis dan refleksi
Penyusunan Hasil
Penelitian
a. Menyusun daftar
hasil penelitian
b. Ujian penelitian
Penggandaan dan
pengiriman hasil

3 4

5 1

Maret

April

2 3

1 2

4 5

Mei
3 4

5 1

2 3

4 5

X X
X
X X

X
X

X

X
X
X

X

X X

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Dessy. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Amelia. Surabaya.
Asy’ari, Muslichach. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional . Jakarta.
BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarata. BNSP Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2007). Kapita Selekta Pembelajaran.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta. 435 hlm.
Djanali, Supeno. 2007, Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti,
Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta . Jakarta.
298 hlm.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT
Refika Aditama. Bandung
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Kamala, Izzatin. (2008). Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya. 25
Desember 2009. http://juhji-science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertianpendidikan-ipa-dan.html.
Kumunandar.2008.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sebagai

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Penerbit PT Rineka
Cipta.
Siddiq, Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.Jakarta: Ditjen
Dikti Depdiknas.
Soekirman, dkk. 2008. Panduan Pemantapan Praktik Lapangan PJJ S-1 PGSD.
Jakarta: Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti, Depdiknas.
Sugiyo. (2000). Buletin MGMP Media Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Kanwil Depdikbud Propinsi Lampung. Bandar Lampung.

Suyono. (2009). Modul Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
46 hlm.
Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Ditjen Dikti, Depdiknas.
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

1 8 72

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 8 52

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 BUMI AGUNG KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

0 3 97

MELALUI METODE INQUIRI DAPAT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 4 KARANG ANYAR KECAMATAN JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 5 63

PENERAPAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN 2 SIDODADI PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

1 16 77

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKNOLOGI KOMUNIKASI DI KELAS IV SDN UMBUL TENGAH 1 KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG.

0 0 34

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 44

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI BALANGAN II.

0 1 178

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung | sai | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3841 12188 1 PB

0 0 13

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 06 BELANGKO BENGKAYANG

0 0 8