PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DIAN HERNAWATI 1010437

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

Oleh Dian Hernawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dian Hernawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto copi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis


(3)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

Dian Hernawati 1010437

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

(ttd)

Atep Sujana, M.Pd NIP : 19721226 200604 1 001

Pembimbing II

(ttd)

Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP : 19560602 198111 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang

(ttd)

Riana Irawati, M.Si NIP : 198011252005012002


(4)

vii

LEMBAR PERNYATAAN……….… i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….…. v

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL………..…... x

DAFTAR GAMBAR……….…... xi

DAFTAR GRAFIK……….………… xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar belakang………. 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah……… 8

1. Perumusan Masalah……… 8

2. Pemecahan Masalah.……….. 9

C. Tujuan penelitian ……… 10

D. Manfaat penelitian……….. 10

E. Batasan Istilah ……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial…………..……… 13

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial………... 13

2. Tujuan pembelajaran IPS di SD ……….... 16

3. Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD ………... 17

B. Teori belajar yang mendukung ……….... 18

1. Teori belajar kognitif (Jean Piaget)……… 18

2. Teori belajar sosial (Albert Bandura)………. 18

3. Teori belajar bermakna (Jerome Bruner)………… 19

C. Hakiakat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar…... 20

1. Pengertian lingkungan sebagai sumber belajar …. 20 2. Keunggulan lingkungan sebagai sumber belajar.... 21

3. Konsep penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar ………. 22

D. Metode pembelajaran………..……… 23

1. Pengertian metode Pembelajaran ……… 23

2. Jenis –jenis metode pembelajaran …….………… 23

E. Metode Diskusi.. ..……… 24

1. Pengertian metode diskusi……….. 24


(5)

viii

3. Tujuan penerapan metode diskusi dalam

pembelajaran... 26

F. Kenampakan Alam ………. 26

1. Pengertian kenampakan alam ……… 26

2. Jenis –jenis kenampakan alam ………. 26

G. Penelitian yang relevan………... 27

H. Hipotesis tindakan……….. 27

BAB III METODE PENELITIAN 28 A. Lokasi dan Waktu penelitian……….. 28

1. Lokasi penelitian………. 28

2. Waktu penelitian………. 28

B. Subjek penelitian………. 29

C. Metode dan desain penelitian………. 29

1. Metode penelitian ……….. 29

2. Desain penelitian……… 30

D. Prosedur penelitian………. 33

1. Tahap perencanaan………. 33

2. Tahap pelaksanaan……….. 34

3. Tahap observasi……….. 35

4. Tahap analisis dan refleksi……….. 35

E. Instrumen penelitian………... 37

1. Lembar Tes ………. 37

2. Pedoman wawancara……….. 37

3. Pedoman observasi………. 37

4. Catatan lapangan……… 38

F. Teknik pengolahan data……… 38

1. Teknik pengolahan data proses……… 38

2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 40

3. Teknik pengolahan data wawancara……… 40

G. Validasi data………. 40

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 43 A. Paparan Data Awal……….. 43

B. Paparan Data Tindakan……….. 45

1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 45

a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 45

b. Paparan data proses siklus I……… 47

c. Paparan data hasil siklus I……….. 53

d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 55


(6)

ix

c. Paparan data hasil siklus II………. 67

d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70

3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73

e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73

f. Paparan data proses siklus III………. 75

g. Paparan data hasil siklus III……… 81

h. Analisis dan refleksi siklus III……… 84

C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 87

1. Paparan pendapat siswa……….. 87

2. Paparan pendapat guru………. 87

D. Pembahasan 88 1. Perencanaan ……….. 88

2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ..……….. 89

3. Aktivitas siswa ……….. 91

4. Hasil belajar ……….. 92

5. Pembahasana hhasil kegiatan wawancara ……… 93

6. Pembahasana data catatan lapangan ………. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95 A. Kesimpulan……….... 95

B. Saran ………. 97

DAFTAR PUSTAKA………... 99

LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 101


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil belajar siswa pada data awal ….……….. 6 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ……. 29 4.1 Data Awal Nilai Hasil Belajar Siswa……….. 44 4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus I……… 46 4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus I……… 50 4.4 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus I……. 52 4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 53 4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 58 4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap

Perencanaan siklus II……… 60 4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus II……… 64 4.9 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus II…… 66 4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68 4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72 4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus III……….. 74 4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus III………. 78 4.14 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus III….. 80 4.15 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus III……… 82 4.16 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus III………… 86


(8)

xi

Gambar Halaman


(9)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Paparan data kinerja guru tahap perencanaan

siklus I……… 46

4.2 Paparan data kinerja guru tahap pelaksanaan

siklus I ………... 51

1.3 Perbandingan Persentase aspek penilaian Pada

Proses Aktifitas Siswa Siklus I………. 53 4.4 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal dan siklus I ……….… 54 4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…… 54 4.6 Perbandingan persentase paparan data proses

kinerja guru tahap perencanaan siklus I dan siklus

II ……… 61

4.7 Perbandingan persentase paparan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I dan siklus

II ……… 65

4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktifitas Siswa Siklus I dan II………….. 67 4.9 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal, siklus I dan siklus

II……….… 69

4.10 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan

Siklus II……….. 69 4.11 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru

Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 74

4.12 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 79

4.13 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada Proses Aktifitas Siswa Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 81 4.14 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal, siklus I, siklus II dan

Siklus III ……….… 83

4.15 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II


(10)

xiii

A. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 101

2 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 108

3 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 111

4 Data Hasil Belajar Siswa………. 113

5 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 114

6 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 116

7 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 118

8 Catatan Lapangan……… 123

9 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 124

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 127

11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 135

12 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 138

13 Data Hasil Belajar Siswa………. 140

14 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 141

15 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 143

16 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 145

17 Catatan Lapangan……… 150

18 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 151

C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 154

20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 162

21 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 165

22 Data Hasil Belajar Siswa………. 169

23 Pedoman observasi aktifitas siswa……….. 170

24 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan.. 172

25 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan.. 174

26 Catatan Lapangan……… 179

27 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 180

D. DATA WAWANCARA 28 Pedoman Wawancara Guru……….……… 183

29 Pedoman Wawancara Siswa………... 185

30 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Wawancara…. 187 E. LAIN-LAIN 31 SK Direktur UPI Kampus Sumedang Perihal Bimbingan Skripsi………... 188


(11)

xiv

32 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus

Daerah Sumedang……… 189

33 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri Neglasari

Perihal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas……. 190 34 Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi………….…. 191 35 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas………..… 192


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan IPS dalam bidang pendidikan diawali dengan adanya suatu proses analisis terhadap kehidupan sosial masyarakat dan juga nilai atau norma yang berlaku di masyarakat, analisis yang dilakukan terhadap nilai sosial masyarakat tersebut berkembang menjadi menjadi ilmu sosial dan humaniora, kedua aspek sosial tersebut diintegrasikan oleh IPS dalam proses penerapan dan pengembangannya, hal ini diperkuat oleh pendapat Sumaatmadja ( 2006: 1.9) bahwa.

Ilmu sosial dan humaniora mempunyai dua kajian yang berbeda, namun berkenaan dengan objek yang sama yaitu kehidupan manusia di masyarakat, dan IPS sendiri mengintegrasikan keduanya, oleh karena itu IPS mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa IPS berkembang dalam aspek kehidupan masyarakat yang di dalamnya mengandung ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga pada konteks pembelajarannya tidak terlepas dari adanya perkembangan sosial dan kehidupan masyarakat sekitar yang menjadi bahan pembelajaran.

IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dikembangkan atas dasar adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, diterapkan pada konsep pembelajaran melalui adanya penyederhanaan dari beberapa ilmu sosial yang digunakan sebagai bahan pengembangan IPS secara pedagogis dan psikologis, hal ini dilakukan agar terdapat suatu kesesuaian antara karakteristik pendidikan dan juga tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, sehingga dapat dijadikan sebagai alasan untuk mencapai tujuan pendidikan, hal ini sesuai dengan pendapat dari Sapriya (2009:11) bahwa. “ IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disilpin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pengembangan dari


(13)

2

IPS dilakukan dengan melakukan penyederhanaan terhadap ilmu sosial secara ilmiah, pedagogis dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan.

Selain dari pada itu mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang dipelajari pada tingkat sekolah dasar. Konsep dasar dari ilmu pengetahuaan sosial (IPS) merupakan suatu ilmu yang dikembangkan atas dasar adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan salah satu mahluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan manusia lain maupun dengan lingkungannya dalam proses kehidupan, interaksi yang dilakukan oleh manusia tersebut membentuk suatu konsep pemahaman akan adanya suatu penemuan yang dikembangkan menjadi ilmu sosial. Ilmu sosial tersebut digunakan untuk membahas beberapa bidang yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungannya diantaranya adalah geografi, sejarah, ekonomi, antroplologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumaatmadja (2006: 1.23) bahwa.

IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu pemahaman bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang dimasukkan menjadi salah satu mata pelajaran yang membahas mengenai adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, dengan adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya maka dapat diambil sebagai bahan bagi proses pengembangan ilmu sosial, khusus untuk tingkat sekolah dasar hanya berada dalam ruang lingkup geografi, sejarah dan ekonomi.

Sedangkan untuk tujuan pembelajaran dari IPS pada tingkat sekolah dasar dilakukan untuk memberikan bekal awal kepada siswa dalam memahami konsep kehidupan sosial di masyarakat, menanamkan nilai-nilai sosial dan juga meningkatkan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam masyarakat sebagai bentuk interaksi sosial dengan menerapkan nilai-nilai ilmu sosial, hal ini


(14)

sesuai dengan kajian dari Depdiknas (2006:45) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial pada tingkat sekoah dasar (SD) mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

e. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Berdasarkan kajian tersebut maka dalam hal ini tujuan dari IPS adalah menanamkan adanya konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan siswa, mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami nilai-nilai sosial yang terdapat dalam masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk berpikir logis dalam menghadapi permasalahan di masyarakat dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam lingkungan yang majemuk.

Dari tujuan IPS pada tingkat sekolah dasar, dapat dikembangkan menjadi peranan dan pentingnya ditanamkan dan dipelajarinya IPS terhadap siswa pada tingkat sekolah dasar, dengan adanya pembelajaran IPS maka siswa akan mampu mengembangkan pengetahuannya mengenai perkembangan sosial masyarakat serta nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga siswa dapat menempatkan dirinya pada masyarakat sesuai dengan keadaan dan kebiasaan yang berlaku dimasyarakat, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sosial masyarakat, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sumaatmadja (2006: 1.10) bahwa “IPS membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pentingnya IPS pada pembelajaran siswa di tingkat SD memiliki peranan dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam perkembangan kehidupan sosial masyarakat dengan pembekalan


(15)

4

ilmu pengetahuan, keterampilan kepedulian sosial yang siswa tanamkan dalam dirinya dan masyarakat untuk kepentingan bangsa dan negara.

Jika dilihat dari adanya tujuan dan pentinganya pembelajaran IPS terhadap proses pembelajaran tingkat sekolah maka proses pembelajaran yang diharapkan mampu untuk menjembatani siswa dalam memahami konsep awal dari tumbuhnya masyarakat, pengaruh individu dalam masyarakat, pengaruh perkembangan sosial masyarakat terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat lain serta adanya penanaman ilmu, nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk nyata hasil pembelajaran IPS, hal ini diperkuat dengan pendapat Winataputra (2009: 9.4) bahwa.

Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran IPS, guru harus menyajikan proses pembelajaran yang interaktif yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan eksplorasi kemampuan yang dimilikinya melalui, konsep mendengarkan, melihat, merasakan, mengajukan pendapat dan menentukan hipotesis berdasarkan pemahaman yang dimilikinya, sehingga terjadi suatu proses pembelajaran yang interaktif dan proses pembelajaran ini yang harus ditanamkan pada proses pembelajaran IPS.

Namun kenyataannya dalam proses pembelajaran IPS mengalami permasalahan yang mengakibatkan pencapaian dari kompetensi dalam proses pembelajaran IPS terhambat, berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 Desember 2012 terhadap siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, dengan fokus pengamatan pada materi pembelajaran mengenai mengidentifkasi kenampakan alam, dari hasil observasi awal diperoleh beberapa permasalahan yang terjadi pada kinerja guru dan aktivitas siswa,


(16)

sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Adapun permasalahan yang didapat dalam proses observasi awal adalah sebagai berikut:

1. Kinerja Guru

a. Proses pembalajaran yang dilakukan oleh guru tidak menanamkan konsep dasar dari adanya gambaran mengenai kenampakan alam secara nyata;

b. Tidak diberikannya suatu visualiasai dengan menggunakan bentuk nyata maupun tiruan dari beberapa kenampakan alam sebagai proses awal mengidentifikasi kenampakan alam;

c. Guru hanya memberikan contoh dari kenampakan alam dan buatan tanpa adanya suatu penjabaran mengenai gambaran dari masing –masing ciri kenampakan alam;

d. Tidak digunakannnya media pembelajaran sebagai bentuk dari pemberian gambaran bentuk maupun ciri dari kenampakan alam secara nyata maupun tiruan.

2. Aktivitas Siswa

a. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat jenuh, hal ini dikarenakan siswa hanya sebagai pendengar dalam proses pembelajaran yang disebabkan karena proses pembelajaran hanya dilakukan searah dari guru kepada siswa;

b. Siswa dalam proses pembelajaran bersifat pasif, tanpa adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran;

c. Siswa masih terlihat bingung ketika menentukan ciri dari kenampakan alam; d. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru pada materi kenampakan alam, dikarenakan siswa bosan mendengar penjelasan materi tanpa adanya visualisasi dan penjelasan dari sisi bentuk dari kenampakan alam yang dipelajari.

3. Hasil belajar

Hasil belajar yang diperoleh pada data awal ini mengalami suatu permasalahan dalam pemahaman siswa mengenai kenampakan alam dan kenampakan buatan dikarenakan pengaruh negatif yang terjadi pada proses pembelajaran, dari data awal yang diperoleh terdapat 7 orang siswa yang tuntas


(17)

6

dengan persentase 35 % dan 13 orang siswa yang belum tuntas dengan persentase 65 %. Adapun paparan data awal hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa No. Nama Siswa Jumlah skor Nilai

KKM = 70

Tuntas BelumTunta s

1 Abdul Gofur 8 89 √

2 Ani Setiani 5 55 √

3 Aziz Miftah 5 55 √

4 Burhanudin 7 78 √

5 Deden Setiadi 4 44 √

6 Dodi Harun 6 67 √

7 Fitrianingsih 7 78 √

8 Galih Sentosa 6 67 √

9 Heni Juliati 7 78 √

10 Husni Rojak 5 55 √

11 Kania Larasati 4 44 √

12 Lutfi Adi 7 78 √

13 M. Ridwan 8 89 √

14 M. Yusuf 3 33 √

15 Nia Ramadani 6 67 √

16 Ovi Tresnawati 5 55 √

17 Rendiansyah 3 33 √

18 Susi Widianigsih 7 78 √

19 Wawan Setiawan 4 44 √

20 Zaenal Arif 5 55 √

Jumlah 7 13

Persentase (%) 35% 65%

Berdasarkan paparan data awal hasil belajar tersebut maka dapat diambil kajian bahwa jumlah siswa yang tuntas dan yang belum tuntas masih seimbang, dengan data jumlah murid tuntas sebanyak 7 orang atau mencapai 35% ketuntasan, dan siswa belum tuntas dengan jumlah 13 orang atau mencapai 65 % siswa belum tuntas, dari data tersebut perbandingan antara siswa tuntas dan belum tuntas adalah 30 %, selain dari pada itu dengan adanya bukti paparan data hasil belajar siswa ini, maka dapat dipastikan sebagian siswa masih mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi kenampakan alam, sehingga perlu dilakukan tindakan terhadap permasalahan yang terjadi pada proses dan hasil belajar.

Jika diamati dari sisi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, maka dapat ditentukan karakteristik permasalahan berawal dari tidak digunakannya alat pembelajaran untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam


(18)

mengidentifikasi kenampakan alam dan juga metode yang tepat dalam melakukan identifikasi kenampakan alam oleh siswa, untuk memperbaiki iklim belajar tersebut maka akan diperbaiki dengan cara menggunakan lingkungan sebgai sumber belajar dengan metode diskusi dalam menignktakan hasil belajr siswa mengidentifikasi kenmapakan alam di lingkungan sekitar.

Alasan penggunaan media lingkungan sebgai sumber belajar pada dasarnya lingkungan merupakan bagian terdekat dengan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan lingkungan sekitar merupakan lingkungan sehari-hari yang dapat dikenali oleh siswa dan juga dapat dipahami mengenai ciri khusus pada yang terdapat pada lingkungan tersebut, sehingga tidak akan sulit bagi siswa untuk memahami sesuatu berdasarkan sumber yang disediakan pada lingkungan sekitar, selain dari pada itu dengan ditentukannya lingkungan sekitar sebagai sumber belajar maka siswa akan merasa terdorong untuk melakukan pengamatan dengan proses pemikiran yang logis dan sistematis, hal ini dikarenakan dalam lingkungan disajikan suatu bentuk fenomena nyata atau kejadian dan objek nyata yang diperlukan oleh siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat dari Winataputra (2009: 9.35) bahwa.

Lingkungan sebagai sumber pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir secara logis, sistemais dan logis. Karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan membawa lingkungan ke dalam kelas atau membawa siswa ke luar kelas.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan adanya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan hasil positif bagi minat dan cara berpikir siswa, dikarenakan dalam penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan proses pemikiran yang logis dan sistematis, serta dapat pula digunakan sebagai konsep pengembangan tingkat pemahaman siswa mengenai kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar secara nyata.

Selain dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, juga dilakukan penerapan metode diskusi dalam proses pembelajarannya, hal ini dikarenakan berkaitan dengan adanya permasalahan dalam proses belajar,


(19)

8

terutama proses pembelajaran yang mengarah kepada peran siswa pasif, hal ini dapat diatasi dengan penerapan metode diskusi, jika dilihat dari karakteristik metode diskusi akan terlihat adanya proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan oleh siswa, dimana siswa akan dibentuk menjadi kelompok belajar dan secara bersama-sama melakukan diskusi pada proses pembelajaran dalam bentuk tanya jawab kelas berkaitan dengan permasalahan yang diajukan, hal ini didukung oleh pendapat dari Priatna (2006: 2) bahwa “ metode diskusi melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan menemukan jawaban bersama anggotanya melalui pengamatan dan tanya jawab”, berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa penerapan metode diskusi dapat menyajikan proses pembelajaran yang mengarah kepada siswa aktif untuk memecahkan permasalahan yang diberikan bersama anggota kelompok diskusi melalui pengamatan dan dan tanya jawab.

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan, maka ditentukan judul penelitian sebagai berikut.

“ Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan dan pengajuan hipotesis yang digunakan sebagai bentuk dari pemecahan masalah, maka dalam pengembangan penelitian ditentukan rumusan masalah sebagai bentuk acuan pengembangan atas pertanyaan dalam penelitian, adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan tomo Kabupaten sumedang?


(20)

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan tomo Kabupaten sumedang?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran yang memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa maka ditentukan hipotesis tindakan dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi. Proses pembelajaran dengan menerapkan lingkungan sebagai sumber belajar menurut pendapat dari Nurwira (2011: 1) adalah sebagai berikut “penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar pada dasarnya terdiri dari tahap penentuan kajian subjek pengmatan, tahap kedua melakukan eksplorasi sumber belajar (lingkungan) dan tahap ketiga penentuan kesimpulan data”, berdasarkan pendapat tersebut adapun aplikasi proses pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a. Tahap penentuan kajian subjek pengamatan

Pada tahap ini siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu menentukan bahan kajian yang akan diamati pada lingkungan, bahan kajiannya yaitu kenampakan alam di daratan dan perairan yang berada di lingkungan sekitar. b. Tahap eksplorasi sumber belajar (lingkungan)

Pada tahap kedua, setelah ditentukan bahan kajian yaitu mengenai kenampakan alam di daratan dan perairan, selanjutnya siswa dengan bimbingan guru melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar untuk menemukan objek alam yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dan perairan berdasarkan ciri dari struktur penyusun, sehingga terkumpul data mengenai objek yang berada


(21)

10

di lingkungan sekitar yang termasuk ke dalam kenampakan alam di daratan dan perairan.

c. Tahap penentuan kesimpulan data

Pada tahap ketiga ini merupakan tahap akhir dalam menentukan kesimpulan data, dimana siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan data hasil pengamatan dan diskusi kelompok mengenai kenampakan alam daratan dan perairan yang berada di lingkungan sekitar beserta data fakta dan uraian argumentasi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, mengacu kepada rumusan masalah yang akan dipecahkan dan ditindaklanjuti, adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam dan buatan di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, mempunyai suatu manfaat bagi pihak yang terlibat


(22)

langsung maupun sebagai bentuk dampak pengiring bagi pihak lain. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan identifikasi terhadap lingkungan sekitar;

b. Mengenalkan lingkungan alam kepada siswa secara visualisasi dan tata letaknya berdasarkan geografis;

c. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep dasar dari kenampakan lingkungan alam;

d. Memicu motivasi siswa untuk melakukan pengamatan dan identifikasi objek di lingkungan alam.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memberikan pengalaman bagi guru dalam melakukan suatu tindakan terhadap permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS;

b. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam melakukan suatu proses pembelajaran;

c. Mendapatkan suatu pengetahuan mengenai penggunaan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar sebagai bagian dari unsur pembelajaran;

d. Dapat lebih memberikan kesempatan bagi guru untuk mengolah situasi belajar di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif melalui penggunaan media pembelajaran.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Membantu akan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, sebagai bentuk dari kualitas sekolah dalam menghasilkan output siswa;

b. Memberikan suatu kekuatan akan gambaran bahwa sekolah adalah tempat dilakukannya proses pembelajaran secara formal dan adanya suatu kerjasama antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru secara aktif dalam proses pembelajaran;

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan menerapkan proses pembelajaran yang berbasis kepada siswa aktif (student centered).


(23)

12

4. Manfaat Bagi Peneliti

d. Memberikan suatu gambaran akan proses penelitian tindakan kelas, yang merupakan suatu langkah dalam proses perbaikan pembelajaran dan hasil belajar;

e. Dapat digunakan sebagai suatu referensi fakta akan pemecahan masalah yang timbul dari proses pembelajaran;

f. Dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya, yang mengacu kepada konsep permasalahan yang sama dan arah pemecahan masalah yang sama pula.

E. Batasan Istilah

1. Lingkungan adalah alam sekitar yang ditempati oleh sekelompok manusia dan mahluk hidup lainnya dilihat dari kawasan jelajah para penduduknya dan dibatasi dengan batas luas daerah (Kartiwa, 2001: 1)

2. Sumber belajar pada dasarnya adalah hal yang memuat informasi dalam proses pembelajaran. (Winataputra, 2009: 9.22)

3. Metode diskusi adalah suatu bentuk metode yang diterapkan dengan mengelompokan siswa menjadi kelompok belajar, dalam kelompok belajar tersebut siswa diberikan bentuk permasalahan yang menjadi bahan kajian dan perbincangan (diskusi) untuk ditemukan pemecahan masalahnnya. (Sunarto, 2008:12);

4. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono,2006:200)

5. Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang terlihat pada lingkungan alam yang terjadi karena murni proses perubahan dan kejadian alam. Syamsiah.et


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dengan menerapkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi ini adalah SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, Adapun alasan memilih SDN Neglasari sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Neglasari dengan materi pembelajaran mengindentifikasi kenampakan alam mengalami permasalahan, sehingga pelaksanaan penelitian dan pemberian tindakan harus pada siswa kelas IV SDN Neglasari sesuai dengan sumber permasalahan yang diteliti;

b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN Neglasari yang juga merupakan SD induk tempat peneliti mengajar sehingga memudahkan peneliti untuk memahami kondisi lingkungan, situasi belajar dan karakterisik siswa dalam melakukan penelitian;

c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN Neglasari untuk melakukan penelitian yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN Neglasari.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan direncanakan selama 5 bulan, dimulai dengan bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei pada tahun 2013. Kegiatan penelitian diawali dengan proses analisis masalah, seminar hasil penelitian dalam bentuk proposal, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dengan menerapkan tindakan dan melakukan pelaporan penelitian secara keseluruhan dalam bentuk skripsi untuk di sidangkan. Untuk lebih jelasnya maka akan divisualisasikan dalam bentuk tabel waktu penelitian dibawah ini.


(25)

29

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No Uraian

Kegiatan

TAHUN 2013

Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pembuatan Proposal 2 Seminar Proposal 3 Perencanaan 4 Pelaksanaan

Siklus I Siklus II Siklus III 5 Pembuatan

Laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Neglasari tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Adapun alasan pemilihan siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV dalam fase perkembangannya mulai berada dalam fase operasiomal konkrit menuju operasional formal, hal ini dapat membantu utnuk memberikan suatu proses pembelajaran yang mengembangkan konsep dasar nyata menuju konsep abstrak, seperti yang dilakukan terhadap proses pembelajaran mengidentifikasi kenampakan alam, selain dari pada itu sumber permasalahan berasal dari siswa kelas IV dan juga proses pembelajaran di kelas IV, sehingga perlu mendapatkan tindakan perbaikan di kelas IV SDN Neglasari kecamatan Tomo kabupaten sumedang.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) hal ini dikarenakan proses pelaksanaan penelitian dilakukan di dalam kelas, dan juga perbaikan teerhadap proses pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa, kajian ini


(26)

berkaitan dengan pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) menurut pendapat dari Wardhani dan Wihardit (2008: 14) yang menjelaskan bahwa.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui kegiatan refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dengan bantuan observer yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas sehingga dapat memberikan suatu dampak positif bagi perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa dan juga proses pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Kajian model spiral menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66-67) adalah sebagai berikut.

Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan desain penelitian dengan model spiral Kemmis dan Taggart terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Adapun penjelasan mengenai tahapan pada desain penelitian ini akan divisualisasikan dalam bentuk gambar di bawah ini.


(27)

31

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut:

a. Rencana (Plan)

Pendapat dari Arikunto (2008:17) menjelaskan tentang kajian dari

perencanaan adalah sebagai berikut “dalam tahap ini peneliti mejelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan kelas tersebut

dilakuakan”.

Dalam proses penelitian tindakan kelas ini tahapan perencanaan dilakukan dengan beberapa langkah yang disusun sebagai imbas dari perumusan masalah dan pemecahan masalah yang telah ditentukan. Tahapan perencanaan ini berupa pengkajian ulang masalah dan pemecahan masalah yang akan diajukan sebagai tindakan, penguatan secara teoritis, pengkajian kurikulum sebelum menentukan rencana pembelajaran, pembuatan perencanaan pembelajaran, pembuatan media pembelajaran dan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data hasil belajar dan pelaksanaan penelitian tindakan.


(28)

b. Tindakan (Act)

Pendapat dari Arikunto (2008:18) menjelaskan tentang tahap ke dua dari penelitian tindakan kelas ini, adapun penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

“tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas”. Pada tahap tindakan ini proses penelitian dilakukan dengan jalan melakukan suatu penerapan ataupun implementasi terhadap langkah-langkah akan pemecahan masalah yang diajukan sesuai dengan kajian permasalahan yaitu dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi, dan beberapa langkah pelaksanaan evaluasi yang disesuaikan dengan kesesuaian terhadap pencapaian tujuan dari pembelajaran dan penelitian.

c. Observasi (Observe)

Pendapat dari Suhardjono (2008:78) yang menerangkan tentang tahap ketiga pada proses penelitian tindakan kelas ini yaitu tahap observasi dan adapun pendapatnya adalah sebagai berikut.

Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pada kegiatan observasi ini beberapa data-data hasil belajar dan pelaksanaan dikumpulkan atau di data menurut situasi dan keadaan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, langkah observasi ini ditunjang dengan penggunaan instrumen penelitian sesuai dengan fungsinya masing-masing dan kedudukannya dalam pengembangan tujuan dari penelitian tindakan kelas ini, yang akan diproses dan diolah menurut karakteristik pengolahan nilai akhir masing-masing.

d. Refleksi (Reflect)

Menurut pendapat dari Suhardjono (2008:80) menerangkan tentang tahapan refleksi sebagai berikut :


(29)

33

Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

Pada tahapan refleksi ini beberapa data yang dihasilkan dan telah diolah menurut langkah pengolahan datanya masing-masing dan dari beberapa data deskriptif dan naratif dikaji ulang akan tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan dan mencari permasalahan yang kurang tercapai dan terhambat pada proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga dari hal inilah merupakan dasar dari pengembangan tindakan selanjutnya untuk mendapatkan suatu pembaharuan dan revisi ulang guna mencapai target yang diinginkan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mengacu kepada desain penelitian yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terhadap aplikasi tindakan dalam proses pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan komponen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Adapun langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Membuat RPP sesuai dengan analisis dari kurikulum dan langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi;

b. Membuat LKS dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi;

c. Membuat dan menyediakan media pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan lingkungan sekitar;

d. Pembuatan instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen pengumpul data proses dan data hasil belajar.


(30)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi. Adapun inti dari proses pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Siswa dibentuk menjadi empat kelompok belajar, untuk melaksanakan proses diskusi pembelajaran, setiap kelompok diskusi beranggotakan lima orang siswa yang ditentukan secara heterogen dilihat dari kemampuan dan jenis kelamin siswa, kelompok siswa terlebih dahulu menyimak penjelasan dari guru mengenai konsep dasar dari materi pembelajaran yaitu mengenai ciri dari kenampakan alam, pada tahap ini guru mengggunakan media gambar terlebih dahulu untuk memberikan pemahaman visualisasi mengenai kenampakan alam.

Setelah kelompok siswa menyimak penjelasan konsep materi pembelajaran dari guru, selanjutnya siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS), kelompok siswa menyimak penjelasan mengenai tujuan dan petunjuk pengisian LKS, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan kegiatan pengamatan diluar kelas untuk menentukan kenampakan alam yang berada di sekitar lingkungan siswa, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan kegiatan pengamatan dan mengidentifikasi lingkungan sekitar untuk menentukan nama kenampakan alam yang ditemukannya dengan melakukan diskusi kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan guru menuliskan objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dari hasil pengamatan kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam perairan dari hasil pengamatan kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi kelompok, setelah kelompok siswa melakukan pengamatan dan diskusi mengenai kenampakan alam yang berada di daerah sekitanya, maka selanjutnya siswa kembali ke kelas.

Setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru mendiskusikan ulang dengan anggota kelompoknya masing-masing mengenai hasil pengamatan yang dilakukan terhadap lingkungan sekitar berkaitan dengan bentuk kenampakan alam


(31)

35

yang didapatkan, setiap ketua kelompok dari masing-masing kelompok siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas, dan siswa dari kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan beserta argumentasi berkaitan dengan hasil pengamatan kelompok lain untuk dilakukan diskusi ulang dalam ruang lingkup diskusi kelas, setiap kelompok siswa setelah melakukan diskusi kelas, maka untuk selanjutnya menentukan kesimpulan dari hasil diskusi dam melaporkannya kepada guru, memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang mempunyai hasil kerja terbaik, siswa kembali secara individu ke tempat duduknya masing-masing.

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pelaksanaan penelitian dan mengumpulkan data proses serta hasil belajar menggunakan alat pengumpul data proses dan hasil belajar. Hal ini mengacu kepada pendapat dari Mulyasa (2009:71) bahwa “observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau instrumen

yang telah disiapkan perlu diungkap”.

Berdsarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan data terhadap proses pelaksanaan tindakan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk alat pengumpul data proses yaitu pedoman observasi dan catatan lapangan serta pengumpul data hasil belajar dalam bentuk tes, untuk selanjutnya data–data yang dihasilkan akan dianalisis dari sisi permasalahan dan pencapaiannya terhadap target untuk direfleksikan sebagai bentuk tindakan pada siklus berikutnya.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:151) menjelaskan suatu kajian bagaimana langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan suatu analisis terhadap proses dan hasil penelitian, adapun kajian langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut :


(32)

1) Kode atau koding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.

2) Catatan Reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.

3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.

4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam proses penelitian ini analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pengkodean, hal ini dikarenakan dalam proses penelitian dan juga penentuan dari analisis tindakan difokuskan kepada permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga akan lebih mempermudah dan terfokus kepada kegiatan refleksi sebagai bentuk pemberian tindakan.

b. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan kelanjutan dari tahap analisis, hal ini dikarenakan permasalahan yang telah difokuskan dalam proses analisis selanjutnya akan ditentukan tindakan perbaikan pada tahap refleksi dan diterapkan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Mulyasa (2009:71) yang mengungkapkan bahwa.

Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tahap refleksi dilakukan dengan menentukan tindakan perbaikan dari hasil analisis temuan masalah, hasil dari refleksi tersebut diterapkan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya.


(33)

37

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes dalam proses pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Bukhori (Arikunto, 2002: 32) bahwa „tes adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hasil pelajaran tertentu pada

seorang murid atau kelompok murid‟.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa tes digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil belajar pada siswa, sehingga dengan adanya penggunaan tes maka tingkat ketuntasan siswa dapat dilihat dari pencapaian nilai hasil belajar dengan perbandingan terhadap kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan pada indikator pembelajaran.

2. Pedoman Wawancara

Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data

atau subjek penelitian secara langsung.”

Mengacu kepada pernyataan diatas maka pedoman wawancara merupakan suatu alat pengumpul data dalam bentuk deskriptif, di dalam pedoman wawancara terdapat beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan dari proses penelitian yang akan ditentukan berdasarkan pendapat dari narasumber secara langsung.

3. Pedoman Observasi

Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengadakan pengamatan terhadap


(34)

aktivitas dan kretivitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran baik itu pada aktivitas siswa maupun terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran, disesuaikan dengan adanya penggunaan aspek dan deskriptor penilaian sehingga menghasilkan data proses untuk di interpretasikan.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat kejadian kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran baik itu pada guru maupun pada siswa secara tertulis hal ini sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja (2005: 125) yang mengemukakan bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan dilakukan untuk menentukan suatu paparan data proses pembelajaran dalam bentuk deskriptif, dalam penggunaan catatan lapangan ditentukan berdasarkan panduan yang terdapat pada indikator yang diamati dan difokuskan kepada penemuan permasalahan dilapangan hal ini dikarenakan berkaitan dengan penguatan terhadap proses analisis data.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilkaukan dalam proses penelitian terdiri dari dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:


(35)

39

a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru

Teknik pengolahan data proses kinerja guru terdiri dari kinerja guru dalam tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan, adapun teknik pengolahan data proses kinerja guru tersebut adalah sebagai berikut.

1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan Skor Ideal = 12

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8 Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan Skor Ideal = 18 x 3 = 54

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian Baik (B) : Jika skor yang didapat 38-54

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 19-37 Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-18

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa Setiap aspek mempunyai skor :

3 : apabila terdapat 3 indikator penilaian 2 : apabila terdapat 2 indikator penilaian 1 : apabila terdapat 1 indikator penilaian


(36)

Skor ideal : 9

Baik (B) : apabila jumlah skor 7-9 Cukup (C) : Apabila jumlah skor 4-6 Kurang (K) : apabila jumlah skor 0-3

Persentase : jumlah skor yang didapat x 100 % Skor ideal

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Deskriptor Penilaian :

Setiap soal mempunyai skor 3 apabila terdapat 3 jawaban benar, skor 2 apabila terdapat 2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar dan skor 0 apabila tidak terdapat jawaban benar atau tidak terdapat jawaban atas soal.

Skor Ideal : 3 x 3 = 9 Nilai akhir :

Persentase :

3. Teknik Pengolahan Data Wawancara

Teknik pengolahan data wawancara dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan hasil wawancara secara deskriptif dari hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber menggunakan pedoman wawancara dengan tujuan yang diharapkan pada proses penelitian, sehingga didapatkan suatu analisis data perbandingan dari tingkat positif dan tingkat negatif yang dihasilkan dari proses penelitian dan pembelajaran, sehingga dari hasil wawancara dalam bentuk data deskriptif ini dapat dijadikan sebagai suatu data pembanding bagi proses pelaksanaan pembelajaran dan penelitian baik itu dari kinerja guru, aktivitas siswa dan juga hasil belajar secara deskriptif.


(37)

41

Validasi data ini pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja.2008 : 168-171), yaitu sebagai berikut. 1. Member Check

Member Check menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:168) menjelaskan

bahwa.

Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam hal ini dilakukan dengan melakukan refleksi ulang terhadap data yang dihasilkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara melalui kegiatan diskusi konfirmasi terhadap guru maupun siswa melalui kegiatan wawancara kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN Neglasari.

2. Triangulasi

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:169) bahwa “Triangulasi yaitu

memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka dilakukan suatu pengkajian ulang terhadap data yang dihasilkan dalam proses dan hasil belajar siswa melalui kegiatan pengkajian ulang dengan observer dan juga teman sejawat peneliti untuk membandingkan data dengan proses pembelajaran antara hasil peneliti dengan mitra peneliti.

3. Audit Trail

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:170) bahwa “Audit trail yaitu

mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.”

Berdasarkan perntaan tersebut maka beberapa data yang dihasilkan dalam proses penelitian dilakukan konfirmasi ulang terhadap pembimbing sebagai


(38)

bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pembimbing I : Atep Sujana, M.Pd b) Pembimbing II : H. Dadang Kurnia, M.Pd

4. Expert Opinion

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:171) bahwa kajian “Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kashahihan temuan peneliti kepada

pakar professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada dosen.

Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang sesuai dengan bidang dan proses penelitian, diantaranya ahli dalam bidang IPS, bidang pendidikan dan juga bidang penelitian, adapaun dosen yang ditunjuk sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Atep Sujana, M.Pd dan H.Dadang Kurnia, M.Pd.


(39)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka dapat diambil suatu kesimpulan yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pembutaan lembar kerja siswa yang digunakan pada saat proses pembelajaran dengan petunjuk pengerjaan, media pembelajaran yang digunakan adalah lingkungan sekitar, dan yang terakhir adalah pembuatan instrumen penelitian dalam bentuk lembar tes, pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa serta catatan lapangan.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100 % pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai pada tahap perencanaan ini yaitu mencapai 100 % pencapaian indikator penilaian dan target yang ditentukan adalah 100 % pencapaian indikator penilaian, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi, konsep dasar dari pelaksanaan pembelajarannya mengacu kepada adanya proses pengamatan lingkungan yang digunakan secara langsung sebagai sumber belajar oleh siswa untuk menentukan kenampakan alam yang berada dilingkungan sekitar siswa dengan bimbingan guru, proses pembelajaran tersebut dibentuk menjadi kelompok belajar dan menggunakan metode diskusi sehingga siswa dalam menentukan hasil


(40)

dari pengamatan di diskusikan terlebih dahulu dengan anggota kelompok sebelum menentukan kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar dalam menentukan kenampakan alam.

Adapun data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I memperoleh pencapaian indikator penilaian 74 % pencapaian indikator penilaian, siklus II 85 % pencapaian indikator penilaian dan pada siklus III 98 % pencapaian indikator penilaian, pada kinerja guru tahap pelaksanaan telah mencapai target yang ditentukan yaitu 98% pencapain target indikator penialaian, sehingga penelitian diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat motivsi siswa selama proses pembelajaran yang terlihat lebih antusias, aspek keaktifan difokuskan kepada aktifitas siswa selama proses pengamatan yang terlihat lebih aktif dalam memberikan ajuan pendapat, pertanyaan dan membantu siswa lain dalam memahami materi pembelajaran dan aspek penilaian terakhir adalah partisipasi tingkat keinginan siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang terlihat lebih responisf dan terlibat langsung slema proses pengamatan lingkungan.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65 % siswa dengan tafsiran baik, siklus II 75 % tafsiran baik dan pada siklus III 95 % tafsiran baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target dikarenakan telah melebih penentuan target yang ditentukn yaitu 90 % siswa dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan maka penelitian diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi mengalami peningkatan dari data awal terhadap data pelaksanaan siklus I, siklus II sampai dengan siklus III yang telah mencapai target yang ditentukan, sehingga hampir seluruhnya siswa telah mampu untuk mengidentifikasi kenampakan alam di lingkungan. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya kemampuan siswa untuk menentukan kenampakan alam di daratan dan perairan, serta


(41)

97

kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar siswa dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar melalui metode diskusi kelompok, sehingga hasil belajar siswa dalam memahami kenampakan alam menjadi meningkat, peningkatan hasil belajar dapat dikaji dengan data hasil belajar siklus I jumlah siswa tuntas sebanyak 13 siswa (65%), siklus II jumlah siswa tuntas sebanyak 15 siswa (75%) dan pada silkus III jumlah siswa tuntas sebanyak 19 siswa (95%). Dari data hasil belajar tersebut maka hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam meningkat.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai bentuk dari tindakan terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru sebaiknya menerapkan konsep lingkungan dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan dengan adanya penggunaan lingkungan maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang didukung oleh pengamatan langsung dan pengalaman siswa terhadap proses mengenal lingkungan;

b. Guru dalam mengembangkan proses pembelajaran disarankan agar memberikan suatu keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi tingkat kemampuannya melalui proses pengamatan, sehingga siswa akan mengembangkan pola berpikir kritis dan keaktifan dalam proses pembelajaran dan juga mengembangkan sikap mandiri;

c. Guru dalam proses pembelajaran disarankan dapat mengembangkan materi dan proses pembelajaran, sehingga tidak terlalu terfokus terhadap satu bahan materi pengembangan saja.


(42)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Apabila akan meneliti penelitian sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, mohon terlebih dahulu diteliti unsur potensial siswa dari segi minat siswa, intelegensinya, dan kemampuan siswa;

b. Apabila masih ada hal yang belum jelas dipaparkan oleh peneliti, baik itu dari rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan peningkatan hasil belajar diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menentukan perbaikan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar dalam proses penelitian.

3. Bagi Lembaga UPI

Hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengembangan pada proses penelitian dan pembaharuan pembelajaran khususnya pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar.


(43)

99

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Bandung : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996) Teori-Teoir Belajar. Jakarta.Erlangga.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas.(2008).Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunadi, Hasan,(2008). Metode Pembelajaran Inovatif. [Online].

http://wordpress.com/pengertian-metode-diskusi

//2008/04/12/pengertian_metode_diskusi. [05 Mei 2013].

Gusmawan, Rian (2004). Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. [On Line].

http://wordpress.com/pengertian-lingkungan-sebagai-sumber-belajar [05Mei 2013].

Haryati, ,(2007). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. [Online].

http://socialstudy.com/pengertian_kenamapakan_alam

//2007/02/11/pengertian_kenampakan_alam. [09 Mei 2013].

Hisnu dan Wardani (2008).Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional

Kartiwa, Dede. (2001). Pengenalan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran . [Online].http://www.wordpress.co.id//2001/01/17/pengertian_lingkungan_

sebagai_sumber_belajar. [22 januari 2013]

Katadinata. Sunaryo (2011).Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyasa, E.(2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung.Remaja Rosda Nurwira, Ahmad. (2011). Lingkungan dan Pembelajaran. [Online].

http://www.wordpress.co.id//2011/02/07/langkah_langkah_pembelajaran_l


(44)

Priatna. (2006). Metode Pembelajaran . [Online].

http://www.scienstudy.co.id//2006/08/17/pengertian_metode_diskusi. [22

Januari 2013]

Rudiyat, Handi.(2001).Metode Pembelajaran .[Online].http//Hans_129@yahoo.com.//2001/01/06/

metode-pembelajaran.[05 Mei 2013].

Ruswandi,(2010). Metode Diskusi dan Pembelajarannya .[Online].http//study_teaching.com.//2010/02/04/

konsep_penyajian_informasi_diskusi. [25 mei 2013]. Sapriya. (2009) . Pendidikan IPS . Bandung : Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja,Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Sunarto. (2008). Metode Pembelajaran. [Online].

http://www.sosialstudy.co.id//2008/03/11/pengertian_metode_diskusi. [08

maret 2013]

Syamsiyah Siti, et.all (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional

Wardhani. IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2008) Penelitian Tindakan

Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.

Widawati.Siti.(2004). Metode dan Teknik Pembelajaran .[Online].http//studyclass.com.//2004/12/05/metode-diskusi. [05 Mei 2013].

Winataputra. Udin. S(2009). Materidan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka dapat diambil suatu kesimpulan yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pembutaan lembar kerja siswa yang digunakan pada saat proses pembelajaran dengan petunjuk pengerjaan, media pembelajaran yang digunakan adalah lingkungan sekitar, dan yang terakhir adalah pembuatan instrumen penelitian dalam bentuk lembar tes, pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa serta catatan lapangan.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100 % pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai pada tahap perencanaan ini yaitu mencapai 100 % pencapaian indikator penilaian dan target yang ditentukan adalah 100 % pencapaian indikator penilaian, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi, konsep dasar dari pelaksanaan pembelajarannya mengacu kepada adanya proses pengamatan lingkungan yang digunakan secara langsung sebagai sumber belajar oleh siswa untuk menentukan kenampakan alam yang berada dilingkungan sekitar siswa dengan bimbingan guru, proses pembelajaran tersebut dibentuk menjadi kelompok belajar dan menggunakan metode diskusi sehingga siswa dalam menentukan hasil


(2)

dari pengamatan di diskusikan terlebih dahulu dengan anggota kelompok sebelum menentukan kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar dalam menentukan kenampakan alam.

Adapun data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I memperoleh pencapaian indikator penilaian 74 % pencapaian indikator penilaian, siklus II 85 % pencapaian indikator penilaian dan pada siklus III 98 % pencapaian indikator penilaian, pada kinerja guru tahap pelaksanaan telah mencapai target yang ditentukan yaitu 98% pencapain target indikator penialaian, sehingga penelitian diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat motivsi siswa selama proses pembelajaran yang terlihat lebih antusias, aspek keaktifan difokuskan kepada aktifitas siswa selama proses pengamatan yang terlihat lebih aktif dalam memberikan ajuan pendapat, pertanyaan dan membantu siswa lain dalam memahami materi pembelajaran dan aspek penilaian terakhir adalah partisipasi tingkat keinginan siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang terlihat lebih responisf dan terlibat langsung slema proses pengamatan lingkungan.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65 % siswa dengan tafsiran baik, siklus II 75 % tafsiran baik dan pada siklus III 95 % tafsiran baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target dikarenakan telah melebih penentuan target yang ditentukn yaitu 90 % siswa dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan maka penelitian diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi mengalami peningkatan dari data awal terhadap data pelaksanaan siklus I, siklus II sampai dengan siklus III yang telah mencapai target yang ditentukan, sehingga hampir seluruhnya siswa telah mampu untuk mengidentifikasi kenampakan alam di lingkungan. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya kemampuan siswa untuk menentukan kenampakan alam di daratan dan perairan, serta


(3)

kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar siswa dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar melalui metode diskusi kelompok, sehingga hasil belajar siswa dalam memahami kenampakan alam menjadi meningkat, peningkatan hasil belajar dapat dikaji dengan data hasil belajar siklus I jumlah siswa tuntas sebanyak 13 siswa (65%), siklus II jumlah siswa tuntas sebanyak 15 siswa (75%) dan pada silkus III jumlah siswa tuntas sebanyak 19 siswa (95%). Dari data hasil belajar tersebut maka hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam meningkat.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai bentuk dari tindakan terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru sebaiknya menerapkan konsep lingkungan dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan dengan adanya penggunaan lingkungan maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang didukung oleh pengamatan langsung dan pengalaman siswa terhadap proses mengenal lingkungan;

b. Guru dalam mengembangkan proses pembelajaran disarankan agar memberikan suatu keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi tingkat kemampuannya melalui proses pengamatan, sehingga siswa akan mengembangkan pola berpikir kritis dan keaktifan dalam proses pembelajaran dan juga mengembangkan sikap mandiri;

c. Guru dalam proses pembelajaran disarankan dapat mengembangkan materi dan proses pembelajaran, sehingga tidak terlalu terfokus terhadap satu bahan materi pengembangan saja.


(4)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Apabila akan meneliti penelitian sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, mohon terlebih dahulu diteliti unsur potensial siswa dari segi minat siswa, intelegensinya, dan kemampuan siswa;

b. Apabila masih ada hal yang belum jelas dipaparkan oleh peneliti, baik itu dari rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan peningkatan hasil belajar diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menentukan perbaikan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar dalam proses penelitian.

3. Bagi Lembaga UPI

Hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengembangan pada proses penelitian dan pembaharuan pembelajaran khususnya pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Bandung : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996) Teori-Teoir Belajar. Jakarta.Erlangga.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas.(2008).Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunadi, Hasan,(2008). Metode Pembelajaran Inovatif. [Online].

http://wordpress.com/pengertian-metode-diskusi

//2008/04/12/pengertian_metode_diskusi. [05 Mei 2013].

Gusmawan, Rian (2004). Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. [On Line]. http://wordpress.com/pengertian-lingkungan-sebagai-sumber-belajar [05Mei 2013].

Haryati, ,(2007). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. http://socialstudy.com/pengertian_kenamapakan_alam

//2007/02/11/pengertian_kenampakan_alam. [09 Mei 2013].

Hisnu dan Wardani (2008).Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional

Kartiwa, Dede. (2001). Pengenalan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran . [Online].http://www.wordpress.co.id//2001/01/17/pengertian_lingkungan_ sebagai_sumber_belajar. [22 januari 2013]

Katadinata. Sunaryo (2011).Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyasa, E.(2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung.Remaja Rosda Nurwira, Ahmad. (2011). Lingkungan dan Pembelajaran. [Online].

http://www.wordpress.co.id//2011/02/07/langkah_langkah_pembelajaran_l ingkungan_sebagai_sumber_belajar. [08 maret 2013]


(6)

Priatna. (2006). Metode Pembelajaran . [Online]. http://www.scienstudy.co.id//2006/08/17/pengertian_metode_diskusi. [22 Januari 2013]

Rudiyat, Handi.(2001).Metode Pembelajaran

.[Online] .http//Hans_129@yahoo.com.//2001/01/06/metode-pembelajaran.[05 Mei 2013].

Ruswandi,(2010). Metode Diskusi dan Pembelajarannya .[Online].http//study_teaching.com.//2010/02/04/

konsep_penyajian_informasi_diskusi. [25 mei 2013]. Sapriya. (2009) . Pendidikan IPS . Bandung : Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja,Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Sunarto. (2008). Metode Pembelajaran. [Online].

http://www.sosialstudy.co.id//2008/03/11/pengertian_metode_diskusi. [08 maret 2013]

Syamsiyah Siti, et.all (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional

Wardhani. IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2008) Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.

Widawati.Siti.(2004). Metode dan Teknik Pembelajaran .[Online].http//studyclass.com.//2004/12/05/metode-diskusi. [05 Mei 2013].

Winataputra. Udin. S(2009). Materidan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang Kenampakan Alam Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV Semester 1 SDN 1 Bicak Todanan-Blora Tahun 2015/2016.

0 4 15

PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN Penggunaan Metode Diskusi Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 02 Doplang Karangpandan Kabupaten Karangany

0 2 15

PENGGUNAAN MEDIA TUSUK PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN PERSEBARAN HASIL SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBAHARUI DI PROPINSI JAWA BARAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN PASAREAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN.

1 6 30

PENGGUNAAN MEDIA MOCK UP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI DAERAH SUMEDANG ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ).

0 1 49

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 2 Wanasaba Lor Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon).

0 0 38

PENGGUNAAN MEDIA AMINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN GARDUSAYANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang).

0 4 45

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE ... 1 PB

0 1 15

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6