PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

(1)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

Oleh J a m i a t i

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar berdasarkan masih rendahnya hasil belajar IPA di SD Negeri 8 Metro Selatan yang rendah yaitu 26 siswa (79,79%) dengan nilai dibawah KKM yaitu sebesar 60.

Prosedur penelitian yang dilakukan dengan metode tindakan kelas yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal test tertulis pada setiap akhir siklus. Data kualitatif diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tehnik deskriptif kualitatif dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa dari sebelumnya seperti nilai terendah yang semula 40 menjadi 60 dan nilai rata-rata yang meningkat dari 57,78 menjadi 70,74 serta persentase siswa yang tidak mencapai KKM menjadi lebih kecil yang semula 40% menjadi keseluruhan mencapai KKM. Apabila dilihat dari hasil observer maka model pendekatan pembelajaran, penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar yang digunakan telah dapat meningkatkan hasil dan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas telah tercantum dalam visi pendidikan nasional dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari pradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien (Permendiknas No. 41 tahun 2007).


(3)

Pada hakikat pembelajaran yang ada di sekolah dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, oleh karena itu penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran dapat diterapkan dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pemahaman pengetahuan alam melalui kegiatan belajar mengajar di SD dapat dijadikan landasan Ilmu Pengetahuan Alam pada pendidikan selanjutnya.

Kelemahan pembelajaran IPA pada mayoritas SD selama ini adalah bahwa pembelajaran tersebut lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep, dan kurang memfasilitasi siswa agar memiliki hasil belajar yang comprehensive. Keseluruhan tujuan dan karakteristik berkenaan dengan pendidikan IPA SD pada kegiatan pembelajaran secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep-konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa. Tidak jarang pembelajaran IPA bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal tes, semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola pembelajaran. Pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA.


(4)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien (Moedjiono, 2002). Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan dan aktivitas yang besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa.

Melihat tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses pembelajaran di Sekolah Dasar tidak akan cukup dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar IPA di Sekolah Dasar akan lebih optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, atau lingkungan dimana sekolah itu berada.

Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran IPA saat ini masih sangat kurang. Siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran dengan mengobservasi lingkungan sekitar, hal ini mengakibatkan aktivitas siswa sangat kurang padahal aktivitas tersebut merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar yang sangat penting bagi siswa. Siswa yang tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran, akibatnya siswa pasif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa tidak optimal. Ditingkat sekolah dasar diharapkan ada penekanan pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat


(5)

(saling temas) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan melakukan tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran dan melibatkan siswa aktif dalam belajar. Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar diantaranya adalah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA.

Berdasarkan data empirik dan diskusi dengan guru IPA kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan diketahui bahwa hasil ulangan harian siswa kelas IV dari 33 orang, yang mendapat nilai 60 hanya ada 7 orang (21,21%), sedangkan 26 orang yang lain mendapatkan nilai di bawah 60 (79,79%). Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sebagian besar masih di bawah standar kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 60.

Berdasarkan hasil observasi awal juga ditemukan bahwa sebagian besar guru melakukan pembelajaran yang bersifat konvensional atau hanya menggunakan metode ceramah dan menyampaikan materi bersifat teoritis, guru kurang memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar, dan siswa tidak dihadapkan langsung dengan objek pembelajaran yang menjadi materi pembelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2010) menyimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar telah memberi implikasi dalam memacu peningkatan pemahaman belajar siswa serta memberikan banyak


(6)

keuntungan yakni menghemat biaya, praktis dan mudah dilakukan dan diperoleh, memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran lebih aplikatif.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik guna melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 8 Metro Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan antara lain:

1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran 2. Hasil belajar siswa yang masih rendah

3. Pembelajaran yang masih bersifat konvensional. 4. Ketercapaian KKM yang masih rendah

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan? 2. Apakah penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan:


(7)

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 8 Metro Selatan dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 8 Metro Selatan pada mata pelajaran IPA mengunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Siswa

Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat melampaui standar kriteria ketuntasan minimal sekolah melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam mengamati alat peraga secara langsung.

2. Guru

Meningkatkan profesionalisme guru sebagai motivator, dan menjadi guru yang lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

3. Sekolah

Meningkatan hasil belajar IPA sehingga dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri 8 Metro Selatan.

4. Peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam mengajar menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan memotivasi diri agar lebih lebih meningkatkan kompetensi dalam mengajar.


(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Belajar

Menurut Slamento (2004), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2002) dalam bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.

Gagne seperti yang dikutip oleh Slamento (2004) mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu: (a) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (b) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Selanjutnya menurut Hamalik (2005), belajar adalah:

Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.


(9)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. 2. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar mengajar siswa karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, “learning by doing”. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri tanpa ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sardiman (2001) mengemukakan bahwa: pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Slamento (2003) menyatakan:

Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikekularkan lagi dalam bentuk yang berbeda: seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menyimpulkan pendapat dengan guru.

Diedrich yang dikutip oleh Sardiman (2001) membuat suatu daftar yang berisi macam-macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan


(10)

sebagai berikut: (1) visual activities, (2) oral activities, (3) listening activities, (4) writing activities, (5) drawing activities, (6) motor activities. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka siswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik. Pada kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas siswa. Hamalik (2005) berpendapat bahwa kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerja sama, disiplin belajar, kemampuan berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis.

Menurut Abdurrahman (2006), aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan guru.

Berdasarkan beberapa pengertian aktivitas belajar tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani siswa yang menghasilkan suatu perubahan yang mendukung keberhasilan belajar yang sangat menentukan keberhasilan belajar mengajar.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur melalui tes.


(11)

Menurut Sudjana (2001) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Hamalik (2005) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Dimyati (2002), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom yang dikutip Sardiman (2001) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu: kognitif, afektif, psikomotor, rinciannya sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).


(12)

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

4. Hakikat Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Depdiknas, 2004).

Menurut Rusman (2007), sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam proses belajar. Sumber belajar tidak lain


(13)

adalah daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, bak secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan beberapa pengertian sumber belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuati yang dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa dalam mempelajari materi pembelajaran sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Fungsi sumber belajar dalam Depdiknas (2004), antara lain :

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

b. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran


(14)

Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa (Depdiknas, 2004).

5. Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa.

Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari: (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam.

Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond,


(15)

yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.

Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara memodifikasi dan mendaur-ulang barang-barang bekas di lingkungan sekolah dan rumah siswa menjadi sumber belajar yang sangat berharga. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya (Depdiknas, 2004).

6. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar akan dapat digunakan bila sumber belajar itu tersedia sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa menggunakan sumber belajar maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu pelajaran tidak akan di terima oleh siswa. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan semakin banyak pula keterlibatan indera siswa dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin banyak kesan dan pengalaman yang di serap oleh siswa.

Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah di jangkau, biayanya relatif murah, objek permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis.

Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution (1985) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke dalam kelas dan


(16)

dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing-masing cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

Lebih lanjut Nasution (19824) menjelaskan ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam lingkungan itu sendiri yaitu metode karya wisata, service proyek, school camping, surfer dan interviu. Lewat karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung, membangkitkan dan memperkuat belajar siswa, mengatasi kebosanan siswa balajar dalam kelas serta menanamkan kesadaran siswa tentang lingkungan dan mempunyai hubungan yang lebih luas dengan lingkungan.

7. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara lain: a. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di

lingkungan.

b. Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

c. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

d. Karena sumber belajar tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).


(17)

e. Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

f. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

g. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain) (Arifin, 2003).

8. Hakikat Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.


(18)

Berhubungan dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar, pengalaman langsung memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak”. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung tergantung pada konsisten antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif (skomata) yang menjadi prasyaratan yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkis dan intregratif.

Menurut Hurriyati (2010), IPA tidak dapat diajarkan sebagai suatu materi pengetahuan, yang disampaikan dengan metoda ceramah, melainkan melalui pembelajaran siswa aktif. Model pembelajaran penemuan (discovery-inquiry) merupakan pembelajaran siswa aktif, dimana siswa belajar dan berlatih untuk memiliki dan menguasai konsep-konsep dasar sains secara tuntas (mastery learning).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis yang merupakan suatu proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

9. Gaya

a. Pengertian Gaya

Gaya dalam sains berarti tarikan dan dorongan. Semua bentuk tarikan dan dorongan adalah gaya. Contoh tarikan adalah gerakan menarik gerobak, menarik pintu, menarik tali timba, dan menarik benang


(19)

layang-layang. Contoh dorongan adalah gerakan mendorong meja, menutup pintu, menekan tombol, menginjak pedal sepeda, dan menendang bola. Gaya sesungguhnya tidak dapat dilihat, tetapi akibat dari gaya pada sebuah benda dapat kita lihat dan rasakan. Kita akan mempelajari pengaruh gaya terhadap gerak dan bentuk suatu benda.

b. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

Gaya yang diberikan ke sebuah objek atau benda mengakibatkan berbagai perubahan. Gaya dapat mempengaruhi benda, balk benda yang sedang diam, maupun benda yang bergerak. Mobil yang mogok akan bergerak maju jika didorong. Meja dan kursi dapat berpindah tempat jika kita tarik. Setelah ditepuk, bola yang tadinya diam menjadi bergerak. Demikian pula, kelereng yang tadinya diam menjadi bergerak setelah disentil. Tepukan dan sentilan adalah gaya dalam bentuk dorongan. Gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak.

Dalam kegiatan sehari-hari, banyak sekali contoh gaya yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak. Kuda menarik delman. Jika tidak ditarik kuda, delman tetap diam. Tukang bakso mendorong gerobak setelah beberapa saat parkir di depan rumahmu. Kamu membuka pintu pagar dengan cara mendorongnya. Dengan bersemangat, kamu menendang bola di tanah lapang. Senin pagi, kamu bertugas mengerek (menarik tali) bendera dalam upacara.

Untuk membuat benda diam menjadi bergerak dibutuhkan besar gaya yang cukup. Jika gaya yang diberikan tidak cukup, benda diam akan tetap diam. Misalnya, seorang anak kecil tidak dapat menggerakkan bus


(20)

mogok, walaupun is telah mendorong dengan sekuat tenaga. Bus mogok akan bergerak jika didorong beberapa orang dewasa.

Gaya yang diberikan pada benda bergerak, memberikan hasil yang bermacam-macam. Benda bergerak dapat menjadi diam jika diberikan gaya. Bola yang menggelinding dapat berhenti (diam) saat ditahan dengan kaki. Benda bergerak dapat menjadi berubah arah jika dikenai gaya. Bola yang menggelinding dapat berbalik arah saat ditahan dengan kaki. Hal ini dapat terjadi jika benda dihadang saat sedang bergerak kencang.

Benda bergerak juga dapat bergerak-makin cepat jika mendapat tambahan gaya. Meja, misalnya, akan bergeser dengan cepat jika orang yang mendorongnya makin banyak. Semakin banyak orang yang men-dorong, semakin besar gaya yang diberikan. Semakin besar gaya diberi-kan, benda dapat bergerak semakin cepat.

c. Gaya Mempengaruhi Bentuk Benda

Berbagai kegiatan sehari-hari menunjukkan bahwa bentuk benda dapat berubah saat mendapatkan gaya yang cukup. Makin besar gaya, makin besar pula perubahan benda yang dapat terjadi. Plastisin adalah contoh benda padat yang paling mudah diubah bentuknya. Jika tidak ditekan atau digulung, bentuk plastisin tidak berubah. Akan tetapi, jika plastisin ditekan atau digulung, maka bentuk plastisin akan berubah.


(21)

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika dalam pembelajaran IPA, guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah :

1. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA

dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata dan KKM siswa

3. Dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi yang diperoleh dalam buku teori melalui kegiatan yang relevan dengan keadaan yang sebenarnya di lingkungan anak.

B. Rekomendasi 1. Kepada Guru

Disarankan kepada guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang ada di sekitar kelas dan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan tentang gaya karena


(23)

dapat membuat siswa termotivasi sehingga mereka terlibat aktif dalam pembelajaran yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap aktivitas dan nilai siswa.

2. Kepada Kelapa Sekolah

Disarankan kepada kepala sekolah untuk dapat memberikan dukungan kepada para guru dalam melakukan proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan kemampuan pada guru dengan memberikan pembinaan dan bimbingan kepada guru dalam mengajar, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang dipimpin.


(24)

(Skripsi)

Oleh J A M I A T I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(25)

Oleh J A M I A T I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(26)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

Oleh J a m i a t i

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar berdasarkan masih rendahnya hasil belajar IPA di SD Negeri 8 Metro Selatan yang rendah yaitu 26 siswa (79,79%) dengan nilai dibawah KKM yaitu sebesar 60.

Prosedur penelitian yang dilakukan dengan metode tindakan kelas yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal test tertulis pada setiap akhir siklus. Data kualitatif diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tehnik deskriptif kualitatif dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa dari sebelumnya seperti nilai terendah yang semula 40 menjadi 60 dan nilai rata-rata yang meningkat dari 57,78 menjadi 70,74 serta persentase siswa yang tidak mencapai KKM menjadi lebih kecil yang semula 40% menjadi keseluruhan mencapai KKM. Apabila dilihat dari hasil observer maka model pendekatan pembelajaran, penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar yang digunakan telah dapat meningkatkan hasil dan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran.


(27)

Judul Skripsi : Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan.

Nama Mahasiswa : Jamiati Nomor Pokok Mahasiswa : 0913099011 Program Studi : S-1 PGSD SKGJ

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002

Pembimbing,

Drs. Supriyadi, M.Pd.


(28)

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Supriyadi, M.Pd. ___________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd. ___________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(29)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Jamiati NIM : 0913099011 Program Studi : PJJ S1 PGSD

Judul PTK : Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan.

Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil tulisan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya yang disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Maret 2012

J A M I A T I NPM. 0913099011


(30)

A. Lahir dari seorang Ayah yang bernama Kartorejo, dan ibu Tukinem, anak ke lima dari lima bersaudara lahir pada tanggal 10 Oktober 1965 di Lampung Tengah.

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Rejomulyo Metro lulus tahun 1980 2. SMP Budi Rahayu Margorejo Metro lulus tahun 1983 3. SGO PGRI Metro lulus tahun 1986

4. D II PGSD Unila Kampus UPP Metro Unila Tahun 2008

C. Riwayat Pekerjaan

1. SD Negeri 9 Metro Timur tahun 2001-2004.


(31)

Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sugeng P. Haryanto, M.Sc. selaku rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan di Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.


(32)

skripsi ini.

6. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, selaku Pembimbing dalam proses penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas ini yang telah memberikan bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd, selaku pembahas dalam proses penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan arahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Ibu Dra. Dwi Fatmawati, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Metro Selatan dan Ibu Nurhayati, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA dan seluruh dewan guru serta staf SD Negeri 8 Metro Selatan.

9. Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas bantuan dan jasa-jasa yang telah diberikan kepada penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan dan penulisan, semoga tulisan yang sederhana ini dapat memberi kontribusi bagi keilmuan pendidikan di SD Negeri 8 Metro Selatan.

Metro, 4 April 2012 Penulis

J a m i a t i NPM. 0913099011


(33)

(34)

Halaman DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan Penelitian ... 5 E. Manfaat Penelitian ... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka... 7 1. Belajar ... 7 2. Aktivitas Belajar ... 8 3. Hasil Belajar... 9 4. Hakikat Sumber Belajar ... 12 5. Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 13 6. Pemanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar... 14 7. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar . 15 8. Hakikat Pembelajaran IPA di SD... 16 9. Gaya ... 17 B. Hipotesis ... 20


(35)

B. Subjek Penelitian ... 21 C. Metode Penelitian... 21 D. Tahap-tahap Penelitian... 22 E. Instrumen ... 26 F. Tehnik Pengumpulan Data... 27 G. Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus ... 26 1. Siklus I ... 26 2. Siklus II ... 33 B. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 41 B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(36)

Tabel Halaman 1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data... 27 2. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 27 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Siswa... 28 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 30 5. Hasil Belajar Siswa Siklus I... 32 6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 36 7. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 37 8. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II ... 28


(37)

Gambar Halaman 1. Siklus Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart... 18 4 Diagram Peningkatan Hasil belajar Siswa Tiap Siklus... 38


(38)

Lampiran Halaman 1. Pemetaan Standar Kompetensi... 49 2. Silabus Pembelajaran ... 50 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 52 4. Lembar Kerja Siswa Siklus I... 55 5. Soal Evaluasi Siklus I ... 58 6. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 61 7. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 64 8. Soal Evaluasi Siklus II ... 67 9. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 70 10. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 71 11. Daftar Hasil Belajar Siswa ... 75 12. Foto Kegiatan ... 76


(39)

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan + Proposal

2 Ujian Proposal + Perbaikan 3 Pelaksanaan Siklus I 4 Observasi

5 Analisis dan Refleksi 6 Persiapan Siklus II 7 Pelaksanaan Siklus II 8 Observasi

9 Analisis dan Refleksi 10 Penyusunan Laporan Hasil 11 Penggandaan dan pengiriman


(40)

(41)

Alat dan bahan: 1. Bola 2. Meja Guru Cara Kerja:

1. Tendanglah bola perlahan di lantai

2. Mintalah salah seorang temanmu menghadang bola dengan kakinya. Amatilah apa yang terjadi!

3. Bersama seorang teman, doronglah meja guru secara perlahan.

4. Selagi meja bergeser, mintalah dua orang teman yang lain mendorong meja guru bersama-sama! Amatilah perubahan gerakan meja tersebut!

Pertanyaan

1. Apakah yang terjadi dengan bola yang sedang bergerak, jika ditahan dengan kaki dan tangan?

2. Apakah meja yang bergeser tersebut bergerak lebih cepat jika didorong oleh anak yang lebih banyak?


(42)

Pertanyaan

1. Apakah yang terjadi dengan bola yang sedang bergerak, jika ditahan dengan kaki dan tangan?

2. Apakah meja yang bergeser tersebut bergerak lebih cepat jika didorong oleh anak yang lebih banyak?

3. Apa kesimpulan dari dua percobaan tersebut!

1. ………

……… ………

2. ………

……… ………

3. ………

……… ……… ………


(43)

Alat dan bahan: 1. Plastisin 2. Kaleng bekas Cara Kerja:

1. Amatilah bentuk awal plastisin

2. Mintalah salah seorang temanmu membentuk plastisin menjadi bentuk kotak, bulat dan lonjong. Amatilah apa yang terjadi!

3. Bersama seorang teman, tekanlah kaleng bekas secara perlahan. 4. Amatilah perubahan dari bentuk kaleng tersebut!

Pertanyaan

1. Apakah yang terjadi pada plastisin dan kaleng tersebut, apakah yang terjadi pada bentuk kedua benda tersebut?


(44)

Pertanyaan

1. Apakah yang terjadi pada plastisin dan kaleng tersebut, apakah yang terjadi pada bentuk kedua benda tersebut?

2. Apa kesimpulan dari dua percobaan tersebut!

1. ………

……… ………

2. ………

……… ……… ………


(45)

I. Berilah tanda silang(X)pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!

1. Semua bentuk tarikan dan dorongan disebut…..

a. gaya c. energi

b. usaha d. tenaga

2. Pada saat kita menendang bola, maka terjadi gaya berbentuk….

a. tarikan. c. tolakan

b. dorongan d. pegas

3. Saat kita mengerek bendera kita memberikan gaya berupa….

a. dorongan b. tarikan c. tekanan d. tolakan

4. Bus mogok akan bergerak jika didorong. Dalam hal ini, gaya mempengaruhi . . a .bentuk benda

b .benda diam menjadi bergerak

c . benda bergerak menjadi makin cepat d .benda bergerak menjadi makin lambat

5. Semakin berat benda, gaya yang dibutuhkan untuk mendorong benda akan semakin…..

a. besar b. kecil c. cepat d. lambat


(46)

a. Merubah bentuk benda b. Merubah kecepatan benda c. Merubah gerak benda d. Merubah sifat benda

7.Rem pada mobil merupakan bentuk gaya yang dapat…... a. Merubah kecepatan benda

b. Merubah bentuk benda c. Merubah wujud benda d. Merubah sifat benda

8. Jika benda yang didorong belum bisa bergerak, maka diperlukan tambahan

gaya yang lebih…... a. besar

b. kecil c. cepat d. lambat

9.Mengayuh sepeda di jalan yang menanjak membutuhkan gaya yang lebih….. a. panas

b. kecil c. lambat d. besar

10. Semakin cepat mobil melaju maka gaya yang dimiliki mobil tersebut semakin…

a. besar b. kecil c. keras d. lembut


(47)

2. Gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi . . . .

3. Pada saat kita mendorong gerobak, kita memberi . . . pada gerobak. 4. Pada saat kita mengerek bendera, kita memberi gaya berupa . . . . 5. Mengayuh sepeda merupakan gaya berupa . . . .


(48)

I. Berilah tanda silang(X)pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!

1. Saat kita menggenggam kaleng dengan kuat, maka kita akan membuat kaleng

menjadi…

a. Berubah bentuk c. membesar

b. Tetap d. berubah warna

2. Plastisin yang berubah bentuk saat kita tekan menunjukkan bahwa gaya dapat.. a. Membuat benda menjadi begerak. c. mempercepat gerak benda b. Merubah bentuk benda d. memperlambat bentuk benda 3. Besi yang kita panaskan, kemudian kita pukul, akan menjadi pipih. lni

membuktikan bahwa gaya dapat…. a. mengubah warna benda

b. mengurangi berat benda c. mengubah bentuk suatu benda d. mempengaruhi gerak benda

4. Gelas yang jatuh dan pecah menunjukkan bahwa gaya dapat . . . . a . merubah bentuk benda

b . menambah bentuk bendah c . mengurangi bentuk benda

d . gaya membuat benda menjadi tetap

5. Saat kamu menjatuhkan telur dan telur tersebut menjadi pecah, maka hal tersebut menunjukkan bahwa gaya mempengaruhi….

a. bentuk benda

b. benda diam menjadi bergerak

c. benda bergerak menjadi makin cepat d. benda bergerak menjadi makin lambat


(49)

a . Industri pembuatan batu bata b . Indusri minyak

c . Industri perdagangan d . Industri pengobatan

4. Ayah sedang membuat kerajinan dari ukiran kayu. Kegiatan ayah tersebut merupakan contoh bahwa . . . .

a . Gaya dapat merubah bentuk benda b . Gaya dapat merubah sifat benda c . Gaya dapat mempercepat gerak benda d . gaya membuat benda menjadi tetap

4. Untuk merubah bentuk benda yang keras, maka diperlukan gaya yang lebih. . . a . besar

b . kecil c . cepat d . lambat

4. Tanah yang liat dan dicampur air dan besi yang dipanaskan merupakan salah satu bentuk usaha agar gaya yang diperlukan untuk merubah bentuk benda menjadi lebih. . . .

a . besar b . kecil c . cepat d . lambat

10. Alat yangdibutuhkan untuk merobohkan dinding yang kuat adalah…

a. Gerobak b. Palu c. Buldoser d. Pisau


(50)

2. Besi yang dipanaskan lalu dipukul-pukul menjadi bentuk pisau menunjukkan bahwa gaya dapat menyebabkan benda menjadi . . . .

3. Membuat bentuk kerajinan dari tanah liat, merupakan salah satu contoh

bahwa gaya dapat……..

4. Ibu yang membuat adonan berbagai macam bentuk kue juga merupakan bentuk bawha gaya dapat . . . .bentuk benda


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012 dan mengambil lokasi penelitian di SD Negeri 8 Metro Selatan dengan pertimbangan masih rendahnya tingkat ketuntasan yang diperoleh siswa yang belum mencapai minimal nilai 60 sebanyak 26 siswa (79,79%).

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang dengan materi yang menjadi objek penelitian materi tentang gaya dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar IPA. C. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya guru sehingga hasil dan aktivitas belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2009). Penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai dengan tercapainya indikator keberhasilan dan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.


(52)

D. Tahapan-tahapan Penelitian

Dalam tahapan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur sebagai berikut : (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan Tindakan, (c) Evaluasi, dan (d) Refleksi. Setiap siklus dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus PTK

Sumber : diadaptasi dari Kemmis dan McTaggart (1993) Siklus 1

Siklus 2


(53)

1. Siklus 1

Siklus pertama dilakukan melalui tahap-tahap. a. Tahap Perencanaan

Secara rinci pelaksanaan siklus ini meliputi langkah-langkah : 1) Menentukan kelas penelitian.

2) Menetapkan waktu penelitian tindakan kelas

3) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari pokok materi pembelajaran tentang gaya mempengaruhi bentuk benda. 4) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran

5) Menyusun LKS

6) Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dalam menggunakan lingkungan sekitar sekolah

7) Menyusun alat observasi untuk siswa dan guru

8) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap tindakan

9) Menetapkan cara refleksi. b. Tahap Pelaksanaan

1) Pendahuluan

Guru melakukan apersepsi guna membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran menggunakan benda-benda di lingkungan sekolah secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, sehingga memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam


(54)

menggunakan benda-benda yang telah tersedia. Dalam kegiatan ini siswa melakukan pengamatan terhadap kegiatan penggunaan lingkungan sekitar kelas agar mereka nantinya dapat menarik kesimpulan atas kegiatan yang mereka lakukan.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran dengan membuat rangkuman atau kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan guru, kemudian melakukan tes formatif guna mendapatkan nilai dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

b. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi, pengumpulan data dan prosedur berdasarkan masalah dan tujuan pembelajaran.

c. Refleksi

1) Mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran.

2) Mengkaji kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran siklus yang telah dilaksankan.

3) Berdasarkan hasil pengkajian tersebut digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus selanjutnya.


(55)

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus ini dimulai dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran dan menyiapkan bahan pembelajaran yang dibahas bersama observer dengan dasar perbaikan pada siklus kesatu.

b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan, berdasarkan RPP yang telah diperbaiki. 1) Pendahuluan

Guru melakukan apersepsi berdasarkan materi yang telah diperoleh pada pertemuan sebelumnya guna meningkatkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. 2) Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran menggunakan lingkungan sekitar sekolah berupa benda-benda seperti bola, meja, kursi, tiang bendera, dan gerobak sampah secara interaktif antara siswa dan guru, dengan proses belajar yang menyenangkan, sehingga siswa lebih berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian siswa dalam melakukan percobaan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama, sehingga percobaan berjalan lebih efektif dan efesien.

3) Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan membuat rangkuman atau kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan guru, kemudian melakukan tes formatif guna mendapatkan nilai hasil belajar siswa dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.


(56)

c. Observasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi, dan pengumpulan data untuk dilakukan analisis data dengan menggunakan format pengolahan data.

d. Refleksi

Setelah dilakukan analisis data dan keberhasilan belajar siswa, peneliti membandingkan analisis data siklus kesatu dan analisis data siklus kedua dan kemudian mengambil kesimpulan.

Pada akhir siklus akan dilakukan evaluasi secara keseluruhan atas pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan dengan melakukan analisa terhadap data yang terkumpul yang kemudian ditarik suatu kesimpulan atas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan secara keseluruhan.

E. Instrumen

Selama mengadakan pengamatan digunakan beberapa perlengkapan instrumen yaitu :

1) Lembar observasi pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran.

2) Lembar tes yang berfungsi sebagai untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa.


(57)

Tabel 1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

No Jenis Data Metode

1. 2. 3,

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Hasil belajar siswa

Kinerja guru

Observasi Tes tertulis Observasi F. Teknik Pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian. Untuk memperoleh data hasil belajar, guru akan melakukan tes formatif dengan memberikan soal-soal tertulis sedangkan untuk mengamati aktivitas siswa serta kinerja guru dalam pembelajaran dilakukan dengan observasi. G. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tahapan-tahapan:

1. Data kualitatif

Untuk mengumpulkan data ini digunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Data ini kemudian akan dianalisis dengan tehnik deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh.

Tabel 2 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Skala Kategori

1 3,01 – 4,00 Sangat baik

2 2,01 – 3,00 Baik

3 1, 01 – 2, 00 Cukup


(58)

Data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan hasil data yang digambarkan dalam tabel, dan dari analisis deskripsikan kemudian dibuat refleksinya dan disimpulkan.

2. Data kuantitatif

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal test tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan mengunakan statistik sederhana sebagai berikut:

Penilaian Ketuntasan Belajar

NS = x100

maksimal Skor

perolehan

Skor

NS : Nilai Siswa

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan, siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai minimal 60, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Penilaian Siswa


(59)

Selanjutnya dihitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

Ketuntasan = x100%

siswa seluruh Σ

tuntas siswa Σ

2. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

a. peningkatan aktivitas siswa berdasarkan indikator dari skor total nilai dari lembar observasi aktivitas siswa yang meningkat pada akhir siklus pelaksanaan tindakan kelas

b. peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan persentase jumlah siswa yang berhasil melampaui nilai KKM 60 dengan ketuntasan minimal sebanyak 75% siswa.


(60)

No Aspek Komponen Indikator 1 2 1. Afektif Reciving/attending:Kepekaan

(keinginanmenerima/ memerhatikan) terhadap stimulus

a. Mendengarkan dan

memperhatikan penjelasanguru b. Tidak mengganggu teman atau

membuat keributan 3 3 4 4 Responding:

Reaksi yang diberikan terhadap stimulasi,

menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu.

a. Mengerjakan tugas yang diberikan 3 4

b. Mengajukan pertanyaan 1 3

c. Memberikan jawaban/tanggapan dari guru atau teman

1 2

Valuing.

Menunjukkan konsistensi perilaku yang

mengandung nilai.

a. Menunjukkan rasa hormat pada guru

3 4

b. Terbuka saat bekerjasama dengan teman lainnya dalam berdiskusi

2 4

c. Menunjukkan kesadaran untuk dapat merumuskan masalah yang mengandungteka-teki yang jawabannya pasti

1 3

Organization:

Kemampuan memverifikasi, menyusun, menyatukan, dan menghubungkan.

a. Menyusun laporan hasil diskusi b. Mencari pola dan makna

hubungan yang logis untuk menarik suatu kesimpulan

2 1 3 2. Psikomotor GerakJiwa Observing:mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan.

a. keterampilan meneliti tentang objek (sifat benda, peristiwa, dsb.) b. Mencari dan mengumpulkan data

1 2 2 3 Adapting:penyesuaian (kesesuaian bahan, mengembangkan, menerapkan)

Kesesuaian hipotesis yang dibuat dengan rumusan masalah

1 2

Perception:kemampuan memilah-milahkan,

menyadari adanya perbedaan

Pemilihan data atau informasi yang terkumpul dalam menguji hipotesis

1 2

Jumlah Skor 25 40

Nilai 1,78 2,66

Kategori Cukup Baik

(Adaptasi dari Masidjo 2007: 92-97 dan Mulyasa 2007: 139-141) Keterangan :

Setiap aktivitas yang dilakukan diberi tanda ceklist ()

Metro Selatan, Februari 2012 Observer


(61)

No Aspek yang diamati Indikator Sub lndikator

Skor (1-4)

I Pra Pembelajaran Siklus

I

Siklus 2 Mengelola ruang

dan dan fasilitas belajar

'

1. Menata fasilitas dan sumber belajar

a. Tata ruang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran b. Fasilitas yang diperlukan

tersedia

c. Sumber belajar yang diperlukan tersedia

d. Fasilitas dan sumber belajar mudah dimanfaatkan

3 4

2. Melaksanakan tugas rutin kelas

a. Ketersediaan alat tulis (kapur, spidol) dan pengghapus . b. Kehadiran siswa

c. Kebersihan serta kerapian perabot kelas dan pakaian siswa

d. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

3 4

II Kegiatan Awal

Memulai pembelajaran Melakukan apersepsi a. Menarik perhatian siswa b. Memotivasi siswa c. Mengaitkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa d. Menggambarkan garis

besar materi dan kegiatan sebagai pijakan

pembelajaran

3 3

III Kegiatan lnti Pembelajaran

A. Menggunakan strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

a. Menghadapkan siswa pada suatu masalah b. Memberi penjelasan

singkat dan menyeluruh tentang konten dan prosedur kerja

c. Mengorganisasi fasilitas dan kelompok

d. Mengamati,

mengarahkan, memberi fasilitas dan bimbingan


(62)

yang diajar

c.Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media d.Melibatkan siswa dalam

menggunakan media

4 4

3.Mengelola waktu pembelajaran secara efisien

a. Pembelajaran dimulai tepat waktu

b. Pembelajaran dilaksanakan sampai habis waktu yang telah dialokasikan

c. Tidak terjadi penundaan selama pembelajaran d. Tidak terjadi penyimpangan

yang tidak diperlukan selama pembelajaran

4 4

B. Mengelola interaksi kelas

'

1. Menangani pertanyaan dan respon siswa

a. Menggunakan kalimat yang menambah siswa untuk berani bertanya atau mengajukan pendapat

b. Tidak mengabaikan siswa yang inginmengajukan pendapat

c. Menanggapi kontribusi siswa secara positif d. Menampung respon dan

memberikan balikan bagi siswa

3 4

2.Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan

a. Suara jelas dan lancar b. Isi pembicaraan dapat

dimengerti siswa c. Materi yang tertulis di

papan tulis dan lembar kerja dapat dibaca dengan jelas d. Isyarat dan gerakan badan

tepat

3 3

3. Memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

a. Membantu siswa mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang sudah diperolehnya

b. Mendorong siswa yang pasif untuk berpartisipasi c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka yang mampu menggali reaksi siswa d. Merespon secara positif

siswa yang berpartisipasi


(63)

sikap positif siswa terhadap belajar

sabar kepada siswa yang berperilaku kurang sopan

c. Menggunakan kata-kata sopan dalam menegur siswa

d. Menghargai setiap perbedaan pendapat, baik antarsiswa maupun antara guru dengan siswa

3 4

2. Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri

a. Mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapatnya sendiri b.Memberi kesempatan

kepada siswa untuk memberi alasan tentang pendapatnya

c.Memberi kesempatan kepada siswa untuk memimpin

d.Memberi pujian kepada siswa yang berhasil dan memberi semangat kepada siswa yang bclum berhasil

3 4

D. Mendemonstrasikan keterampilan khusus dalam mata pelajaran tertentu IPA 1. Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar dengan berbagai kegiatan

a. Mengajak siswa melakukan percobaan/pengamatan secara perorangan/kelompok b. Membimbing siswa

menginformasikan hasil pengamatannya c. Mendorong siswa

memberikan contoh lain dalam kehidupannya d. Menyimpulkan konsep

IPA berdasarkan hasil percobaan/ pengamatannya

3 4

2. Membimbing siswa menemukan konsep IPA melalui

pengalaman langsung terhadap objek yang dipelajari

a. Memberikan kebebasan pada siswa untuk dapat menemukan konsep IPA b. Siswa dapat membuat

kesimpulan sendiri dengan bimbingan guru c. Pembelajaran berlangsung

dengan kegiatan

penemuan yang dilakukan siswa

d. Pembelajaran berpusat pada siswa


(64)

c. Siswa dapat memberikan contoh lain dalam kehidupannya d. Memberikan soal-soal

pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan siswa dengan menggunakan konsep IPA

4 4

4. Menampilkan penguasaan IPA

a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator

b. Menggunakan berbagai sumber buku dalam mengajar c. Menanggapi dan menjawab

pertanyaan siswa dengan baik d. Materi yang diajarkan relevan

dan tepat

3 4

E. Penilaian

Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

a. Memperoleh balikan dari siswa pada waktu

pembelajaran dilaksanakan b. Memberi tugas sesuai dengan

tujuan pembelajaran c. Menilai aktivitas siswa

melalui lembar observasi yang tersedia memberikan tes akhir

3 4

HI Keiatan Akhir

Menutup pelajaran a. Membuat kesimpulan dan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

b. Melaksanakan tindak lanjut c. Memberikan nasehat d. Mengucapkan salam

4 4

Jumlah skor 56 65

Nilai 3,294 3,825

Nilai rata-rata 3,558

Kategori Baik

(Sumber: Adaptasi Andayani dkk, 2009:73) Keterangan:

a. Skor 4, jika semua sub indikator terpenuhi b. Skor 3, jika tiga sub indikator terpenuhi c. Skor 2, jika dua sub indikator terpenuhi d. Skor 1, jika satu sub indikator terpenuhi

Metro Selatan, Februari 2012 Observer,

Kepala Sekolah

Dra. DWI PATMAWATI NIP. 196211231982032004


(65)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 8 Metro Selatan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : IV / 2

Tahun Pelajaran : 2011 -2012

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar KKM

Indikator Pencapaian Kompetensi

Alokasi Waktu 7. Memahami gaya

dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda 60

o Membuat daftar berbagai gerak benda. o Mendemonstrasikan cara menggerakkan benda, misalnya didorong dan dilempar. o Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda,

misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan. o Memberi contoh

dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda.

5’ 15’ 10’ 5’ Jumlah 35 Mengetahui Kepala Sekolah

Dra. DWI PATMAWATI NIP. 196211231982032004

Metro Selatan, Januari 2012 Guru Mapel IPA

J A M I A T I NPM 0913099011


(66)

(67)

Sekolah : SD Negeri 8 Metro Selatan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Gaya

waktu : 2 x 35 menit (2 X pertemuan) Metode : Praktek

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda B. Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda

C. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menarik kesimpulan dari kegiatan bahwa benda dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi:

- diam

- begerak makin cepat

- berubah arah

Karakter siswa yang diharapkan

Disiplin (discipline), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence) , tanggung jawab (responsibility) dan ketelitian (carefulness).

D. Materi Essensial

• Gaya Mempengaruhi gerak

• Gaya mempengaruhi benda.

E. Model, pendekatan dan metode pembelajaran

• Model Pembelajaran : Kooperatif

• Pendekatan : Ketrampilan proses

• Metode : Individu dan kerja kelompok F. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas IV


(68)

Apersepsi dan motivasi guna membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan.

o Menanyakan tentang keadaan suatu benda di sekitar rumah siswa dan sekolah.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa dapat Memahami konsep gaya berupa dorongan

atau tarikan.

Memahami perubahan yang dialami objek atau benda

jika diberikan sebuah gaya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memberikan contoh gaya yang menyebabkan benda

diam bergerak

- Mendorong meja dan kursi

- Menutup pintu

- Menendang bola

- Menarik tali bendera saat

upacara

Melakukan kegiatan

Guru membagikan LKS dalam kelompok, dan menugaskan peserta didik agar mebaca perintah tugasnya dengan teliti, dilanjutkan dengan:

Peserta didik melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada

LKS

Mendiskusikan jawban pertanyaan dan memuat laporan,

sementara guru berkeliling memberi bimbingan

Secara bergilir peserta didik mempresentasikan hasil

diskusinya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

(25 menit)


(69)

4. Pekerjaan Rumah H. Penilaian: Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal o Membuat daftar

berbagai gerak benda. o Mendemonstrasikan

cara menggerakkan benda, misalnya

didorong dan dilempar. o Mengidentifikasi faktor

yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan. Tugas Individu dan kelompok Laporan Uraian Objektif

o Buatkanlah daftar berbagai gerak benda. o Jelaskanlah cara

menggerakkan benda, misalnya didorong dan dilempar. o Jelaskanlah faktor

yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan Produk Jumlah

Skor Nilai Pengetahuan Praktek Sikap

1. 2. 3. 4. 5. CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

Metro Selatan, Januari 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Dra. DWI PATMAWATI J A M I A T I NIP. 196211231982032004 NPM 0913099011


(70)

Sekolah : SD Negeri 8 Metro Selatan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Gaya

waktu : 2 x 35 menit (2 X pertemuan) Metode : Praktek

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda B. Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk benda

C. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menarik kesimpulan dari kegiatan bahwa gaya dapat menyebabkan benda berubah bentuk

Karakter siswa yang diharapkan

Disiplin (discipline), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence) , tanggung jawab (responsibility) dan ketelitian (carefulness).

D. Materi Essensial

• Gaya Mempengaruhi benda

• Gaya mempengaruhi bentuk benda.

E. Model, pendekatan dan metode pembelajaran

• Model Pembelajaran : Kooperatif

• Pendekatan : Ketrampilan proses

• Metode : Individu dan kerja kelompok F. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas IV o Plastisin, Kaleng, Koran Bekas, tanah liat


(71)

Apersepsi dan motivasi guna membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang

diharapkan.

o Menanyakan tentang keadaan suatu benda di sekitar rumah siswa dan sekolah.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa dapat Memahami konsep gaya berupa

dorongan atau tarikan.

Memahami perubahan yang dialami objek

atau benda jika diberikan sebuah gaya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memberikan contoh gaya yang menyebabkan

benda berubahbentuk

- Membentuk plastisin - Menekan kaleng bekas

Melakukan kegiatan

Guru membagikan LKS dalam kelompok, dan menugaskan peserta didik agar mebaca perintah tugasnya dengan teliti, dilanjutkan dengan:

Peserta didik melakukan kegiatan sesuai

petunjuk pada LKS

Mendiskusikan jawban pertanyaan dan

memuat laporan, sementara guru berkeliling memberi bimbingan

Secara bergilir peserta didik

mempresentasikan hasil diskusinya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab

meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan


(72)

4. Pekerjaan Rumah H. Penilaian: Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal o Membuat daftar

berbagai bentuk benda. o Mendemonstrasikan

cara mengubah bentuk benda benda, misalnya ditekan dan di pukul. o Mengidentifikasi faktor

yang mempengaruhi bentuk benda, misalnya tekanan, bentuk benda yang dibentuk. Tugas Individu dan kelompok Laporan Uraian Objektif

o Buatkanlah daftar berbagai bentuk benda.

o Jelaskanlah cara membentuk benda yang lunak. o Jelaskanlah faktor

yang menyebabkan benda dapat berubah bentuk.

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan Produk Jumlah

Skor Nilai Pengetahuan Praktek Sikap

1. 2. 3. 4. 5. CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

Metro Selatan, Januari 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Dra. DWI PATMAWATI J A M I A T I NIP. 196211231982032004 NPM 0913099011


(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SD Negeri 8 Metro Selatan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Gaya

waktu : 2 x 35 menit (2 X pertemuan)

Metode : Praktek

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda B. Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda

C. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menarik kesimpulan dari kegiatan bahwa benda dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi: - diam

- begerak makin cepat - berubah arah

Karakter siswa yang diharapkan

Disiplin (discipline), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence) , tanggung jawab (responsibility) dan ketelitian (carefulness).

D. Materi Essensial

• Gaya Mempengaruhi gerak • Gaya mempengaruhi benda.

E. Model, pendekatan dan metode pembelajaran • Model Pembelajaran : Kooperatif

• Pendekatan : Ketrampilan proses

• Metode : Individu dan kerja kelompok

F. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas IV


(2)

G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke 1

1. Pendahuluan

Apersepsi dan motivasi guna membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan.

o Menanyakan tentang keadaan suatu benda di sekitar rumah siswa dan sekolah.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa dapat Memahami konsep gaya berupa dorongan atau tarikan.

Memahami perubahan yang dialami objek atau benda jika diberikan sebuah gaya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memberikan contoh gaya yang menyebabkan benda diam bergerak

- Mendorong meja dan kursi

- Menutup pintu

- Menendang bola

- Menarik tali bendera saat upacara

Melakukan kegiatan

Guru membagikan LKS dalam kelompok, dan menugaskan peserta didik agar mebaca perintah tugasnya dengan teliti, dilanjutkan dengan:

Peserta didik melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS

Mendiskusikan jawban pertanyaan dan memuat laporan, sementara guru berkeliling memberi bimbingan

Secara bergilir peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

(25 menit)


(3)

3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa gaya dapat mengakibatkan benda diam menjadi bergerak

(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah

H. Penilaian:

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal o Membuat daftar

berbagai gerak benda. o Mendemonstrasikan

cara menggerakkan benda, misalnya

didorong dan dilempar. o Mengidentifikasi faktor

yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.

Tugas Individu dan kelompok

Laporan Uraian Objektif

o Buatkanlah daftar berbagai gerak benda. o Jelaskanlah cara

menggerakkan benda, misalnya didorong dan dilempar. o Jelaskanlah faktor

yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan Produk Jumlah

Skor Nilai Pengetahuan Praktek Sikap

1. 2. 3. 4. 5.

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

Metro Selatan, Januari 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Dra. DWI PATMAWATI J A M I A T I


(4)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SD Negeri 8 Metro Selatan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/2

Materi Pokok : Gaya

waktu : 2 x 35 menit (2 X pertemuan)

Metode : Praktek

A. Standar Kompetensi :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda B. Kompetensi Dasar

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk benda

C. Tujuan Pembelajaran** :

o Siswa dapat Menarik kesimpulan dari kegiatan bahwa gaya dapat menyebabkan benda berubah bentuk

Karakter siswa yang diharapkan

Disiplin (discipline), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence) , tanggung jawab (responsibility) dan ketelitian (carefulness).

D. Materi Essensial

• Gaya Mempengaruhi benda

• Gaya mempengaruhi bentuk benda.

E. Model, pendekatan dan metode pembelajaran • Model Pembelajaran : Kooperatif

• Pendekatan : Ketrampilan proses

• Metode : Individu dan kerja kelompok

F. Media Belajar

o Buku SAINS SD Relevan Kelas IV o Plastisin, Kaleng, Koran Bekas, tanah liat


(5)

G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke 1

1. Pendahuluan

Apersepsi dan motivasi guna membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang

diharapkan.

o Menanyakan tentang keadaan suatu benda di sekitar rumah siswa dan sekolah.

(5 menit)

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa dapat Memahami konsep gaya berupa dorongan atau tarikan.

Memahami perubahan yang dialami objek atau benda jika diberikan sebuah gaya.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Memberikan contoh gaya yang menyebabkan benda berubahbentuk

- Membentuk plastisin - Menekan kaleng bekasMelakukan kegiatan

Guru membagikan LKS dalam kelompok, dan menugaskan peserta didik agar mebaca perintah tugasnya dengan teliti, dilanjutkan dengan:

Peserta didik melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS

Mendiskusikan jawban pertanyaan dan memuat laporan, sementara guru berkeliling memberi bimbingan

Secara bergilir peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan


(6)

3. Penutup

o Menarik kesimpulan bahwa gaya dapat mengakibatkan benda diam menjadi bergerak

(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah

H. Penilaian:

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal o Membuat daftar

berbagai bentuk benda. o Mendemonstrasikan

cara mengubah bentuk benda benda, misalnya ditekan dan di pukul. o Mengidentifikasi faktor

yang mempengaruhi bentuk benda, misalnya tekanan, bentuk benda yang dibentuk.

Tugas Individu dan kelompok

Laporan Uraian Objektif

o Buatkanlah daftar berbagai bentuk benda.

o Jelaskanlah cara membentuk benda yang lunak. o Jelaskanlah faktor

yang menyebabkan benda dapat berubah bentuk.

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan Produk Jumlah

Skor Nilai Pengetahuan Praktek Sikap

1. 2. 3. 4. 5.

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

Metro Selatan, Januari 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Dra. DWI PATMAWATI J A M I A T I


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

0 16 42

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 1 BATANGHARJO KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 9 9

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penggunaan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Karanglo, Klaten Selatan T

0 2 17

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

0 6 14

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI BALANGAN II.

0 1 178

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7