MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

(2)

ii ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

OLEH

TONY CAHYUDI

Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya ada dua unsur pokok, yaitu siswa yang belajar dan guru yang mengajar (fasilitator / mediator) bukan sumber ilmu, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan konsep, karena perannya sebagai stimulus untuk terjadinya suatu respon. Dengan memperhatikan kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan memiliki rasa ingin tahu yang besar diusia mereka, maka pembelajaran IPA menggunakan pendekatan lingkungan akan meningkatkan minat belajar siswa, sehingga dapat meningkat hasil belajar siswa kelas V pada SDN 1 Way Halim Permai Kecamatan Sukarame.

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai dari Agustus sampai Okober 2011 dan dilakukan tiga siklus. Data KBM diperoleh dengan melakukan observasi kelas dan jurnal harian yang dibuat oleh guru. Sedangkan data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif terhadap siswa.

Dari hasil pengamatan dan tes formatif terhadap siswa terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan lingkungan pada mata pelajaran IPA siswa akan melakukan pembelajaran bermakna dan kongkrit sehingga materi pelajaran dapat diserap oleh struktur kognitif siswa dengan baik serta melibatkan pula aspek afektif dan psikomotor.

Kata Kunci:


(3)

(4)

(5)

(6)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar ... 7

B. Metode Pembelajaran Dengan Pendekatan Lingkungan ... 15

C. Pengertian Pendidikan IPA, Tujuan, dan Ruang Lingkup IPA SD... 18

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian... 21

B. Teknik Pengumpulan Data ... 23

C. Jenis Data ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24


(7)

x

B. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 42


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini di dunia pendidikan masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik, dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicari akar permasalahannya namun bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana harus diawali. Terkait dengan mutu pendidikan Khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Mengingat standarisasi atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran yang harus tuntas oleh peserta didik. Melihat kondisi rendahnya hasil belajar siswa, beberapa upaya dilakukan. Salah satunya adalah memperbaiki metode pembelajaran terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Hasil pengamatan pembelajaran yang dilakukan guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri 1 Way Halim Permai menunjukkan bahwa antusias dan aktivitas siswa masih rendah, peran guru masih dominan, guru jarang membawa siswa kealam sebagai sumber belajar dan pendekatan terhadap lingkungan, guru kurang mampu dan terampil dalam mengoptimalkan alat praga serta pengelolaan kelas kurang baik, sehingga minat belajar siswa rendah. Selain itu siswa tidak banyak yang menyukai mata pelajaran Ilmu


(9)

Pengetahuan Alam, karena dianggap sukar. Sehingga, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 1 Way Halim Permai diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun psikis dalam memahami standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang ingin dicapai. Hal ini terkait dari banyaknya prosentase siswa tidak mendukung kegiatan pembelajaran, seperti tercantum pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Pengamatan Prilaku Siswa Pada Proses Pembelajaran IPA di Kelas V Tahun Pelajaran 2010-2011

No Aspek yang diobservasi Prosentase

1 Bicara tidak relevan dengan konsep yang di ajarkan 60 %

2 Mengganggu siswa lain 70 %

3 Melamun 30 %

4 Membuat corat-coret di kelas 60 %

5 Melihat keluar kelas 50 %

Rata-rata dalam prosen (%) 54 %

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa (54 %) tampak kurang beraktivitas, kurang bergairah, dan cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Keadaan yang demikian tentu saja sangat berdampak terhadap hasil pembelajaran yang dicapai, sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini :


(10)

3

Tabel 1.2 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar pada Ulangan Harian Ulangan Harian Ke- Ketuntasan Belajar Rata-rata

1 46 % 46

2 45 % 47

3 47 % 49

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar khususnya untuk memacu penguasaan materi pelajaran di jenjang pendidikan SD, perlu adanya penyempurnaan proses belajar mengajar termasuk dalam mata pelajaran IPA agar diperoleh hasil ketuntasan belajar. Di SD Negeri 1 Way Halim Permai ditemukan bahwa hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tuntutan daya serapnya. Siswa dianggap berhasil dalam belajar secara klasikal apabila daya serapnya 85% dan memperoleh nilai di atas 65. Sesuai dengan petunjuk teknis penilaian, apabila siswa tidak berhasil mencapai daya serap 85% dan memperoleh nilai diatas 65 maka para pendidik menggolongkan siswa tersebut sebagai siswa dengan hasil belajar rendah.

Untuk itu proses belajar mengajar harus diperbaiki dengan mengaktifkan siswa bukan guru yang dominan, mengoptimalkan penggunaan alat peraga, serta kejelian dan kecerdasan guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar membangkitkan rasa ingin tahu dan menarik minat belajar siswa yang akan sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Kaitannya dengan pembelajaran mata pelajaran IPA salah satu alternatifnya adalah menggunakan pendekatan lingkungan.


(11)

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan ketentuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa beraktivitas. Dengan banyak aktivitas yang dilakukan, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam pembelajaran sehingga hasil pemebelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat tercapai sesuai KKM yang ditetapkan.

Setelah didiskusikan dengan beberapa orang guru, maka rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa SD Negeri 1 Way Halim Permai disebabkan oleh beberapa masalah, yaitu:

a. Peranan guru masih dominan dalam PBM

b. Guru jarang membawa siswa kealam sebagai sumber belajar dan pendekatan terhadap lingkungan

c. Guru kurang mampu dan terampil dalam mengoptimalkan alat praga serta pengelolaan kelas kurang baik

d. Minat belajar siswa rendah, serta kurangnya minat siswa terhadap materi pelajaran.

C. Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di depan telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam laporan PTK ini adalah :


(12)

5

“Apakah melalui metode pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa ?”

2. Rencana Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka rencana pemecahan masalahnya adalah dengan metode pembelajaran malalui pendekatan lingkungan.

Penelitian melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan tipe penelitian tindakan kelas, yang secara operasional prosedur Penelitian Tindakan Kelas, diawali dengan perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan monitoring, evaluasi tindakan, dan refleksi. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini :

“Metode pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa SD Negeri 1 way Halim Permai.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pendahuluan dan permasalahan penelitian yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan dengan metode pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa SD Negeri 1 Way Halim Permai.


(13)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain : 1. Bagi guru

Memberikan wawasan bagi guru agar dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi menentukan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan dapat meningkatkan keprofesionalannya.

2. Bagi siswa

Meningkatkan apresiasi siswa terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan lingkungannya, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mengatasi kejenuhan belajar, serta dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi dan pengembangan dalam dunia pendidikan serta dapat menjadi inovasi bagi perbaikan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 1 Way Halim Permai.


(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976:108)

belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu atau berusaha memperoleh

ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).

Gagne (Syaifuddin Latif, 2005:22), mendefinisikan belajar sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman.

Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus

dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat

dinikmati (observabel) dan dapat diukur (dalam C.Asri Budiningsih,

2005:22)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa “belajar adalah

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan

lingkungan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka


(15)

Berdasarkan uraian diatas, maka hasil belajar adalah merupakan hasil

Perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi

proses pembelajaran yang berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),

dan keterampilan (psikomotorik).

b. Teori Belajar

Beberapa teori belajar yang relevan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata

lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam

hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru

sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap

telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah

lakunya.

Menurut teori ini yang terpenting adalah input yang berupa stimulus

dan output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi diantara

stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak

dapat diamati dan tidak dapat diukur. Faktor lain yang juga dianggap

penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan

(reinforcement).

Tokoh – tokoh aliran behavioristik diantaranya adalah Thorndike,


(16)

9

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:21). Menurut Thorndike

perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat terwujud

kongkrit atau tidak kongkrit.

Menurut Skinner, (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:23) hubungan

antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam

lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah

laku yang dimunculkan mempunyai konsekuensi – konsekuensi untuk

memahami tingkah laku seseorang secara benar.

2. Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori

belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil

belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar

tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, model

belajara kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering

disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif mengatakan

bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta

pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan

belajarnya, yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang

nampak. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu

proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,

emosi, dan aspek – aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan

aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Proses


(17)

dan penyesuaiannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan

terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan

pengalaman – pengalaman sebelumnya. Dalam praktek pembelajaran,

teori kognitif antara lain tampak dalam rumusan – rumusan seperti :

“tahap – tahap perkembangan” yang dikemukakan oleh J.Piaget,

Advance Organizer oleh Ausubel, Pemahaman Konsep oleh Brunner,

Hirarkhi belajar oleh Gagne, Webteachingoleh Norman.

Menurut Piaget, (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:36) proses belajar

akan terjadi jika mengikuti tahap – tahap asimilasi, akomodasi, dan

ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses

pengintegrasian atau penyatuan informasi baru kedalam struktur

kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi

merupakan proses penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang

baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian

berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Artinya, individu

tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip – prinsip

dalam situasi yang baru dan spesifik. Menurut Piaget proses belajar

seseorang akan mengikuti pola dan tahap – tahap perkembangan sesuai

dengan umurnya. Pola dan tahap – tahap ini bersifat hirarkhis (tahap

sensorimotor, preoperasional, oprasional kongkrit, dan operasional

formal), artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang


(18)

11

3. Teori Belajar Konstruktivistik

Proses belajar dari pandangan konstruktivistik secara konseptual,

kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi

perolehan pengetahuan dari fakta – fakta yang terlepas – lepas.

Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si

belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun

konsep dan memberi makna tentang hal – hal yang sedang dipelajari.

Menurut Von Glaserfeld, (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:63)

pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari

pikiran seseorang yang mempunyai pengetahuan (guru) kefikiran

orang yang belum punya pengetahuan. Bahkan bila guru bermaksud

untuk mentransfer konsep, ide dan pengertiannya kepada siswa,

pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa

sendiri dengan pengalaman mereka.

4. Teori Belajar Humanis

Menurut teori humanis, proses belajar harus dimulai dan ditujukan

untuk kepentingan memanusia manusiakan itu sendiri. Oleh sebab itu,

teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati

bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada

bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat

mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri.


(19)

dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu

mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang

yang belajar secara optimal. (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:74)

Tokoh penganut aliran humanistik diantaranya adalah Kolb yang

terkenal dengan “Belajar Empat Tahap” nya, Hubermas dengan “Tiga

Tipe Belajar” nya, serta Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan

“Taksonomi Bloom”.

c. Pendekatan – Pendekatan Dalam Pembelajaran

Pendekatan, menurut T.Raka Joni menunjukkan cara umum dalam

memandang permasalahan atau objek kajian sehingga berdampak, ibarat

seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu didalam

memandang alam semesta. Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh

Fred Percival dan Henry Ellington untuk menyebut pendekatan yang

berorientasi pada lembaga / guru dan pendekatan yang berorientasi pada

peserta didik (Milan Rianto, 2006:4).

Sehingga dapat disimpulkan metode pendekatan dalam pembelajaran

merupakan suatu komponen dalam memandang permasalahan dan

merumuskan pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian dan

pengelolaan kegiatan yang sangat menentukan terciptanya kondisi selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dan menentukan hasil belajar siswa.

Pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai model pembelajaran untuk

membangun pengetahuan dan keterampilan berfikir melalui bagaimana


(20)

13

sehingga hasilnya lebih bermakna. Pembelajaran kontekstual menurut

Jhonson merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta

didik melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari – hari,

yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialny, dan budayanya

(dalam Milan Rianto, 2006:14).

Pendekatan kontekstual ini disamakan dengan pembelajaran berdasarkan

pengalaman (experiencial learning), pendidikan dunia nyata (real world

education), pembelajran aktif (active learning), pembelajaran berpusat

pada peserta didik (learner centered intruction) dan pembelajaran dalam

konteks (learning incontext), selaras dengan pendekatan lingkungan.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar. Menurut Winkel,

prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai (dalam

http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html?m=1

)

Menurut Bloom dan Krathwohl (dalam C.Asri Budiningsih, 2005:75),

hasil belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga kawasan

yaitu: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor yang

dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”

Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam , hakikat hasil belajar adalah

merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh


(21)

dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah atau kelas tertentu. (dalam

http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html?m=1

)

Davis (dalam Slameto, 2003:49), berpendapat bahwa hasil belajar adalah

pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil pembelajaran.

Pendapat – pendapat diatas menunjukkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku individu berupa pengetahuan yang diperoleh siswa

sebagai hasil pembelajaran mencakup tiga domain yaitu: domain kognitif,

domain afektif, dan domain psikomotor.

e. Hal – Hal atau Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hal – Hal atau Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar (Slameto,

2003:54-72) dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu: faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri

individu. Sedangkan, faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

Faktor Intern:

- Faktor Jasmaniah: kesehatan, cacat tubuh

- Faktor Psikologis: intelegensi, perhatian minat, bakat, motif

kematangan, kesiapan

Faktor Eksternal:

- Faktor keluarga

- Faktor sekolah


(22)

15

B. Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan a. Pengertian Metode Pembelajaran dan Pendekatan Lingkungan

Proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam

pencapaian hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, seorang guru atau

instruktur perlu memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada anak didiknya serta menentukan metode yang sesuai

untuk bahan ajarannya.

Metode menurut Fred Percival dan Henry Ellington adalah cara yang

umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau

memperaktikan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan

belajar. (dalam Milan Rianto,2006:6).

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam Agus Taufik, 2008:7.3)

merupakan suatu sistem yang tersusun dari unsur – unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

pencapaian tujuan pembelajaran.

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan

lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang

dengan cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan, perkembangan atau life prosesses (Hasbullah, 2001:32).

Pendekatan lingkungan adalah kegiatan pembelajaran senantiasa merujuk

dan menggunakan sumber – sumber belajar yang ada dilingkungan sekitar


(23)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar diri anak, dalam

alam semesta ini. Lingkungan dapat dijadikan sumber dari pada alat – alat

pendidikan dan faktor pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh pendidik

(dalam Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 2001:64)

Karli dan Margaretha, Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan

adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan

sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Pendekatan

lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha

meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan

sebagai sumber belajar (

http://jhoniepgsd-

sainskotaketapang.blogspot.com/2011/06/menggunakan-pendekatan-lingkungan-dalam.html?m=1).

Dengan demikian dapat disimpulkan metode pembelajaran dengan

pendekatan lingkungan adalah suatu sistem yang tersusun dari unsur –

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran, dengan berusaha

meningkatkan keterlibatan siswa dan memanfaatkan lingkungan sebagai

sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.

b. Langkah – Langkah Metode Pendekatan Lingkungan

Menurut Zahorik (dalam Milan Rianto, 2006:17) ada lima elemen yang

harus diperhatikan dalam langkah – langkah pembelajaran pendekatan

lingkungan yaitu :


(24)

17

2. Pemerolehan pengetahuan baru (aquiring knowledge) dengan

mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan

detailnya

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) dengan cara

menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada

orang lain / teman agar mendapat tanggapan dan atas dasar tanggapan

suatu konsep direfisi dan dikembangkan

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge)

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap pengembangan

pengetahuan tersebut

c. Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran dengan pendekatan

lingkungan.

1. Kelebihan Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

a. Menarik dan memusatkan perhatian peserta didik

b. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa

c. Merangsang peserta didik lebih aktif dan komunikatif

d. Pelajaran lebih aplikatif atau diaplikasikan langsung

2. Kekurangan Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

a. Guru kurang mampu mengalokasikan waktu dengan tepat dalam

mempersiapkan bentuk pengajaran

b. Bagi peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan dan


(25)

C. Pengertian Pendidikan IPA, Tujuan, dan Ruang Lingkup IPA SD a. Pengertian Pendidikan IPA

Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 ayat 1

dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi

peranannya dimasa yang akan datang” (dalam Agus Taufik, 2008:1.4).

Menurut pendapat G.Thompson (1957) yang menyatakan bahwa pendidikan

adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan –

perubahan yang tetap didalam kebiasaan – kebiasaan, pemikiran, sikap –

sikap, dan tingkah laku (dalam Agus Taufik, 2008:1.3).

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI

dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan ilmu

pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan

kurikulum KTSP bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep, atau prinsip –

prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA

juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan pengetahuan teoritis serta

membahas tentang fakta juga gejala alam yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,


(26)

19

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI secara umum adalah agar siswa dapat

menghargai alam yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara

melestarikan dan memanfaatkannya, sehingga dapat meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (BSNP, 2008:45).

Tujuan mata pelajaran Ipa di SD/MI berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan SD yaitu :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan_Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat,

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam,

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai


(27)

c. Ruang Lingkup atau Aspek dalam Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek

yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi

kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas,

pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep

dalam kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci

lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu : manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda atau materi, sifat – sifat atau kegunaannya, meliputi : cair, padat,

dan gas.

3. Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda –

benda langit lainnya.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek

tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk


(28)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Way Halim Permai, sebanyak 26 siswa

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah : Nama Sekolah = SD Negeri 1 Way Halim Permai Kelas / Semester = V ( Lima ) / I ( satu )

Tahun Pelajaran = 2011 - 2012

Mata Pelajaran = Ilmu Pengetahuan Alam Jumlah Siswa = 26 orang

Alamat = Jl. Ki Maja No. 52 Way Halim Permai Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Jadwal pelaksanaan pembelajaran setiap kegiatan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan/Sosialisasi √

2. Penyusunan Proposal √ √

3. Pelaksanaan Penelitian √ √ √ √ √

4. Penyusunan Laporan √ √

5. Seminar Hasil Penelitian

6. Penyempurnaan Penelititan √


(29)

Kegiatan ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan Oktober 2011. Pada minggu pertama dibulan Agustus dilakukan persiapan, sosialisasi dan pengamatan masalah. Setelah mengidentifikasi masalah maka menyusun proposal, menentukan pendekatan yang akan digunakan, menentukan jenis data pada minggu kedua dan ketiga dibulan Agustus. Pada bulan September hingga minggu pertama bulan Oktober dimulai pelaksanaan penelitian dengan tiga siklus. Setelah penelitian, pada minggu kedua dan ketiga dibulan Oktober penulis menyusun laporan hasil penelitian. Diminggu keempat dibulan Oktober melakukan penyempurnaan hasil penelitian.

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Hari/Tanggal Jam Ke Mata Pelajaran Siklus Ke

1 Agustus - - Observasi &

Persiapan

2 Kamis, 07-09-2011 1-3 IPA 1

3 Kamis, 21-09-2011 1-3 IPA 2

4 Kamis, 05-10-2011 1-3 IPA 3

Kegiatan pelaksanaan penelitian dilakukan tiga siklus dengan diawali persiapan/sosialisasi dibulan Agustus. Siklus pertama dilakukan kamis, 07 September 2011 pada materi ciri – ciri makhluk hidup mata pelajaran IPA selama tiga jam pelajaran (3 X 35 menit) dengan pendekatan lingkungan. Kekurang sempurnaan pembelajaran pada siklus satu diperbaiki pada siklus kedua kamis, 21 September 2011 materi ciri – ciri khusus hewan, dan disempurnakan pada siklus ketiga kamis, 05 Oktober 2011 dengan


(30)

23

pendekatan lingkungan mata pelajaran IPA materi ciri – ciri khusus tumbuhan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengambilan data dalam penelitian tindakan kelas ini dengan cara kuatitatif yang diperoleh dari hasil belajar IPA siswa melalui observasi dan tes.

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi diperoleh dari mengamati perilaku siswa pada saat melakukan pengamatan dilingkungan sekitar, kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran yang akan digunakan dalam refleksi. 2. Tes

Untuk mengetahui data hasil belajar IPA siswa diperoleh dengan menggunakan tes. Untuk keperluan penelitian dilakukan pre tes dan post tes yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran .

C. Jenis Data 1. Data Kualitatif

 Data hasil observasi aktivitas belajar siswa  Data hasil observasi aktivitas guru

2. Data Kuantitatif

 Data nilai tes formatif awal tindakan  Data nilai formatif akhir tindakan


(31)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkah – langkah tindakan diawali dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Untuk setiap siklus sebagaimana digambarkan pada :

Tindakan

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar 3.1 Bagan Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Perencanaan Observasi Perencanaan Tindakan Tindakan Refleksi Observasi Observasi Refleksi Tindakan Refleksi


(32)

25

E. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

1. Tahap Perencanaan

Prosedur penelitian tindakan ini direncanakan terdiri dari 3 siklus, dimana kedua siklus tersebut merupakan kegiatan yang saling berkaitan :

1) Menetapkan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran dengan pendekatan lingkungan

2) Menetapkan fokus observasi yang digunakan pada pembelajaran ini menitikberatkan pada proses dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup

3) Menyusun program pembelajaran meliputi : Program tahunan, Program semester, Silabus, Rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar kerja siswa, Lembar observasi guru, Lembar Observasi siswa.

4) Menetapkan cara observasi dalam pelaksanaan pembelajaran, penulis diamati oleh teman sejawat yaitu Bapak Yulidar, S. Pd Guru SDN 1 Way Halim Permai, Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.

5) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam, sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, yang dilakukan oleh peneliti pada


(33)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilaksanakan tindakan untuk beberapa siklus, secara rinci sebagai berikut :

(1) Memberikan Pre Test dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui

penguasaan siswa terhadap konsep yang diperoleh yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

(2) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

(3) Melaksanakan kegiatan inti, pada kegiatan ini guru sebagai fasilisator memberikan bimbingan kepada siswa. Setiap siswa disuruh mengamati lingkungan berkaitan dengan materi yang dibahas, dengan panduan tabel pengamatan yang harus dilengkapi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Setelah itu, siswa secara bergantian menjawan pertanyaan dan siswa yang lain menanggapi sampai pada kesimpulan

(4) Menutup pelajaran. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran berdasarkan hasil pengamatan siswa

3. Observasi (Pengamatan)

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer. Setelah selesai pelaksanaan tindakan dan observasi data yang diperoleh dianalisis. Hasil analisis dari proses tindakan dan observasi dijadikan sebagai bahan perencanaan siklus berikutnya.


(34)

27

Pemantauan dan Evaluasi

Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan selama penelitian berlangsung dengan sasaran utama untuk melihat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa yang dilaksanakan oleh guru. Instrumen disusun untuk keperluan pemantauan yang indikatornya berupa perilaku siswa

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya. Untuk selanjutnya, siklus 2 dan 3 sama dengan siklus 1.


(35)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan pendekatan lingkungan menunjukkan pada siklus I persentase post test yang dicapai sebesar 60% hal ini belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu sebesar 70%, karena siswa kurang memahami tentang materi, namun siswa mulai aktif meskipun belum maksimal. Pada siklus II keaktifan siswa meningkat dan hasil post test yang dicapai 80%, menunjukkan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian, hal tersebut karena siswa sudah memahami materi yang telah dipelajarai dan siswa telah memperoleh pengalaman dari siklus I, dan pada siklus III hasil post test yang dicapai 90%, sehingga tercipta keefektifan pembelajaran, keaktifan siswa dan menurunnya dominasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran karena adanya upaya perbaikan pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus I dan siklus II.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup.


(36)

42

B. Saran

Dari pembahasan ini penulis dapat memberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran yang dilaksanakan

memanfaatkan lingkungan dan biasanya diluar kelas, jadi sebaiknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran IPA karena pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa.

2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, maka waktu harus diatur dan diperhatikan sebaik-baiknya.


(37)

ii

Ahmadi Abu, dkk. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budiningsih, C.Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta BSNP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Hasbullah. 2001. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

http://jhoniepgsd-sainskotaketapang.blogspot.com/2011/06/menggunakan-pendekatan-lingkungan-dalam.html?m=1 diakses 21 Januari 2014. http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html?m=1

diakses 21 Januari 2014

Latif, Syaifuddin. 2005. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rianto Milan. 2006. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran. Malang: Depdiknas

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Taufik Agus, dkk. 2008. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: UT

Poerwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka


(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SEQIP SISWA KELAS V SDN 3 TULUNGAGUNG KECAMATAN GADINGREJO

0 9 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI WAY HALIM PERMAI

0 12 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA MATERI POKOK PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI DI KELAS V SDN 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

0 30 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

0 3 34

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKADENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER GANJIL SDN I WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 3 91

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

1 11 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI KELOMPOK BELAJAR PADA SISWA KELAS II SDN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Kelompok Belajar Pada Siswa Kelas Ii Sdn Mustokoharjo 2012/2013.

0 0 16

Kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas V di MIN 6 Way Halim Bandar Lampung

0 1 109

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 11

1 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 9