Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Sriwijaya

233 Ilmu Pengetahuan Sosial Berdasarkan sumber-sumber tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kehidupan masyarakat Tarumanegara.Mata pencahariannya adalah bertani dan berdagang. Menurut berita yang ditulis Fa-Hien barang yang diperdagangkan adalah cula badak, kulit penyu dan perak.Fa-Hien juga menjelaskan di Tarumanegaa terdapat tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha dan kepercayaan animisme.Raja memeluk agama Hindu. Raja yang terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga dekat dengan para brahmana dan rakyatnya. Ia raja yang jujur, adil, dan arif dalam memerintah. Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak ±11 km. Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati.Saluran itu selain berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir.

c. Kerajaan Sriwijaya

Sumber:https:upload.wikimedia.org Gambar 4.31. Lokasi kerajaan Sriwijaya 234 Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan dari Selat Malaka, Selat Sunda, hingga Laut Jawa. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya diperoleh dari prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti dari luar negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri antara lain: prasasti Kedukan Bukit, prasasti Talang Tuwo, prasasti Telaga Batu, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang Berahi, prasasti Palas Pasemah dan Amoghapasa. Adapun Prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain: prasasti Ligor, prasati Nalanda, prasasti Canton, prasasti Grahi dan prasati Chaiya.Sumber sejarah lain tentang kerajaan Sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta Cina yang bernama I-tsing. Berdasarkan sumber-sumber tersebut, diperoleh keterangan mengenai Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut. • Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara. • Pulau Bangka dan Jambi Hulu telah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi. • Pada awal abad ke-11 Raja Rajendracola dari Kerajaan Colamandala India melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya. Penyerbuan Colamandala dapat dipukul mundur namun berhasil melemahkan kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya. Perkembangan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan di Sriwijaya Dengan demikian, Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. 235 Ilmu Pengetahuan Sosial Selain menjadi pusat perdagangan, kerajaan Sriwijaya juga berkembang menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.Menurut catatan pendeta I-Tsing, bahwa di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha.Pada tahun 671 M, I-Tsing pernah berdiam di Sriwijaya untuk belajar tata bahasa Sanskerta sebagai persiapan kunjungannya ke India. Seperi halnya I-tsing, para pendeta Cina lainnya yang akan belajar agama Buddha ke India dianjurkan untuk belajar terlebih dahulu di Sriwijaya selama satu sampai dua tahun. Disebutkan juga bahwa para pendeta yang belajar agama Buddha itu dibimbing oleh seorang guru yang bernama Sakyakirti.Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7 M telah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha . Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada masapemerintahannya, Sriwijaya mencapai masa kejayaan. Wilayah kekuasaan Sriwijaya berkembang luas. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, dan Semenanjung Melayu. Pada abad ke-11 kekuasaan Kerajaan Sriwijaya mulai mundur. Salah satu penyebabnya adalah penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya oleh Raja Rajendracola dari Colamandala. Pada tahun 1017 M, kerajaan Colamandala mengadakan serangan pertama.Serangan kedua dilakukan pada tahun 1025 M. Penyerbuan Colamandala dapat dipukul mundur, namun kekuatan armada laut Sriwijaya mengalami kemunduran. Akibat peperangan ini, banyak kapal Sriwijaya yang hancur dan tenggelam. Hal ini menyebabkan Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.Pada tahun 1377 armada laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat kerajaan Sriwijaya. 1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang 2. Amatilah uraian tentang kerajaan Kutai, kerajaan Tarumanegara, dan kerajaan Sriwijaya 3. Carilah persamaan dan perbedaan kehidupan masyarakat pada kerajaan-kerajaan tersebut 4. Tulis persamaan dan perbedaan yang kamu temukan pada tempat yang disediakan Aktivitas Kelompok 236 Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi

d. KerajaanMataram Kuno

Sumber:http:3.bp.blogspot.com Gambar 4.32. Lokasi kerajaan Mataram Kerajaan Persamaan Perbedaan Kutai Tarumanegara Sriwijaya 5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas 6. Selesai dipresentasikan, kumpulkan kepada guru untuk dinilai 237 Ilmu Pengetahuan Sosial Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada pertengahan abad ke-8.Kerajaan inidiperintah oleh dua dinasti, yaitu dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan dinasti Sailendra yang beragama Buddha.Kedua dinasti itu saling mengisi pemerintahan dan kadang-kadang memerintah bersama-sama. Sumber sejarah kerajaan Mataram Kuno diperoleh dari prasasti peninggalannya. Prasasti tersebut diantaranya adalah prasasti Canggal, prasasti Kalasan, prasasti Ligor, prasasti Nalanda, prasasti Klurak, dan prasasti Mantyasih. Kehidupan politik kerajaan Mataram Kuno diwarnai dengan pemerintahan dua dinasti yang silih berganti.Berdasarkan prasasti Canggal, diketahui Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, kemudian digantikan oleh keponakannya yang bernama Sanjaya.Raja Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup aman dan tenteram. Hal ini terlihat dari prasasti Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.Setelah Raja Sanjaya, Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Panangkaran. Dalam Prasasti Kalasan disebutkan bahwa Rakai Panangkaran telah memberikan hadiah tanah dan memerintahkan membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama Buddha.Tanah dan bangunan tersebut terletak di Kalasan.Hal ini menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha. Sepeninggal Rakai Panangkaran, Mataram Kuno terpecah menjadi dua. Satu pemerintahan dipimpin oleh keluarga Sanjaya yang menganut agama Hindu berkuasa di daerah Jawa bagian selatan. Satu pemerintahan lagi dipimpin oleh keluarga Syailendra yang menganut agama Buddha berkuasa di daerah Jawa bagian utara. Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Sanjaya tertera dalam prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih. Adapun raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syailendra tertera dalam prasasti Ligor, prasasti Nalanda dan prasasti Klurak. Perpecahan tersebut tidak berlangsung lama.Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya mengadakan perkawinan dengan Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra.Melalui perkawinan ini, Mataram Kuno dapat dipersatukan kembali.Pada masa pemerintahan Pikatan-Pramodhawardani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi Jawa Tengah dan Timur.Sepeninggal Rakai Pikatan, Mataram Kuno diperintah oleh Dyah Balitung. Ia memerintah pada tahun 898-911 M. Pada masa pemerintahannya, Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan.