Jaringan Syaraf Tiruan TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 2 No. 1 Pebruari 2013 28 H = J T J I

2.6 Root Mean Square Eror RMSE

Perhitungan kesalahan merupakan bagaimana jaringan dapat belajar dengan baik sehingga jika dibandingkan dengan pola yang baru akan mudah dikenali. Kesalahan pada keluaran jaringan merupakan selisih antara keluaran sebenarnya current output dan keluaran yang diinginkan desired output. Selisih yang dihasilkan antara keduanya biasanya ditentukan dengan cara dihitung menggunakan suatu persamaan. Pelatihan jaringan syaraf tiruan dilakukan berulang-ulang sehingga dihasilkan jaringan yang memberikan tanggapan yang benar terhadap semua masukkannya. Nilai ‘benar’ disini ditunjukkan dengan nilai RMSESSE galatnya yang biasanya mempunyai nilai dibawah 0,1. Dengan nilai RMSESSE dibawah 0,1 maka jaringan Sudahboleh dikatakan terlatih Arif Hermawan,2006.

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Tahap Implementasi

Pada tahap ini akan dibahas mengenai implementasi terhadap Sistem Pengenalan Ekspresi Wajah Tersenyum dengan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Levenberq – Marquardt.

3.2 Ekstrasi fitur Haar Wavelet

Pada Sistem pengenalan ekspresi wajah proses pertama yang akan dilakukan adalah dengan proses ekstrasi citra wajah yang akan digunakan sebabagai pelatihan maupun sebagai pengenalan dengan menggunakan Metode Haar Wavelet. . Pada saat pengguna menjalankan aplikasi akan dilakukan proses segmentasi dan ekstrasi citra sebelumnya kemudian dilanjutkan pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan Metode Levenberg - Marquardt. Sebelum proses ekstrasi fitur dilakukan tahap pertama adalah proses segmentasi dimana image yang di imputkan akan diambil pada posisi bibir saja. Gambar 3.1 Proses Ektraksi Haar Wavelet Setelah proses segmentasi selesai, maka akan dilakukan kembali proses ekstrasi fitur. Dimana pada sistem ini proses ekstrasi fitur menggunakan ekstrasi fitur haar wavelet, citra yang dihitung adalah citra dengan ukuran 64x64 pixel, citra tersebut hasil dari proses ektrasi fitur dengan empat 4 level proses dekomposisi baris dan kolom, yang menghasilkan 4 nilai bobot yang dijadikan inputan pada proses pembelajaran dengan levenberg marquardt.

3.3 Proses klasifikasi wajah Wajah

Pada klasifikasi image dimulai dari proses memasukkan image wajah selanjutnya image akan dilakukan proses segmentasi untuk mengnentukan dan menghitung daerah bibir saja, kemudian dilakukan proses ekstrasi fitur dengan haar wavelet hingga menghasilkan nilai yang nantinya akan digunakan sebagai imputan pelatihan oleh algoritma JST Levenberg-Marquardt. Berikut adalah interface dari sistem deteksi wajah. Gambar 3.2 interface sistem deteksi wajah Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 2 No. 1 Pebruari 2013 29

IV. PENGUJIAN SISTEM

4.1 Pengujian white box Merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case. Dengan menggunakan metode whitebox akan dilakukan pengujian terhadap alur logika sistem pengenalan ekspresi wajah. Pada sistem pengenalan ekspresi wajah dengan algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Levenberg-Marquardt citra mengalami proses pelatihan dan tahap dan tahap pengujian, yang sebelumnya citra wajah akan mengalami proses segmentasi untuk penentuan letak posisi bibir yang nantinya akan diproses lagi dengan menggunakan ekstrasi fitur dengan haar wavelet hingga mendapatkan nilai bobot sebagai imputan pada Jaringan Syaraf Tiruan Levenberg-Marquardt. Pengujian dari proses sistem akan dilakukan dengan membuat sekenario pengujian dan menggunakana pendekatan basis path pada metode white box untuk memastikan alur logika program sudah berjalan dengan benar. Table 4.1 Hasil Akurasi citra wajah Sudut Image Citra yang dapat di deteksi Akurasi 30 12 7 58,3 60 12 10 83 90 12 10 83 120 12 10 83 150 12 9 75

4.2 Pengujian blackbox

Pada proses pengujian sistem dengan black box dapat ditentukan dengan mempelajari input dan output. Pada pengujian ini akan difokuskan terhadap pengujian dari citra wajah tersenyum apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan berdasarkan dengan perancangan sistem serta kesesuaian pada antarmuka sistem. merupakan beberapa data yang digunakan dalam menguji sistem menggunakan metode black box. Serta dilakukan pengujian akrasi untuk menentukan seberapa besar sistem dapat mengenali wajah dengan baik Akurasi = 100

4.3 Hasil Pengujian Black Box

Dari tabel 4.1 didapatkan perhitungan sebagai berikut: Nilai rata-rata = Nilai rata-rata = 76,67. Dari hasil penghitungan, didapatkan jumlah rata-rata nilai presisi sebesar 76,67.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sistem pengenalan wajah tersenyum dengan menggunakan Algoritma Jaringan syaraf tiruan Levenberg-Marquardt dengan Haar Wavelet sebagai ekstrasi fiturnya, maka didapat tingkat akurasi secara keseluruhan sebesar 76,67. Citra yang digunakan sebanyak 200 data citra dari berbagai sudut, dimana 140 citra digunakan sebagai data latih traning dan 60 citra digunakan pada proses testing. Tingkat akurasi tertinggi dan terrendah juga dipengaruhi terhadap sudut, dimana persentase kebenaran tertinggi dari sudut ini adalah 90 sebesar 83 dan terendah adalah 30 sebesar 58,3.

5.2 Saran

Untuk pengembangan sistem pengenalan ekspresi wajah tersenyum , penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam sistem ini masih menggunakan cara manual untuk memasukkan image wajah pada sistem pengenalan wajah tersenyum. Diharapkan kedepannya sistem ini dapat langsung mengambil gambar wajah secara langsung atau real-time. 2. Serta dapat menggunakan algoritma lainnya dalam pelatihan sehingga anda