PEMAHAMAN TENTANG GAYA BELAJAR Hasrul

(1)

PEM A HAM AN TENTA NG GAYA BELAJAR

Hasrul

Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail: hasrulbakri_unm@yahoo.co.id

Abstrak

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Sebagai pengajar, guru atau dosen tidak hanya melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi lebih dari itu seorang pengajar harus berperan sebagai motivator, inspirator, fasilitator dan mediator dalam proses belajar peserta didik. Olehnya itu seorang guru atau dosen tidak hanya melakukan proses pengajaran tetapi juga dituntut melakukan proses pembelajaran. Efektivitas pembelajaran mengacu kepada pencapaian tujuan pembelajaran yang merupakan hal sangat penting dalam proses belajar mengajar karena model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan. Untuk menetapkan metode dan teknik pembelajaran yang efektif dan efesien diperlukan pedoman yang bersumber dari berbagai faktor yaitu tujuan pembelajaran, peserta didik, dan sarana/ prasarana yang mendukung.

Kata Kunci: Gaya belajar, Visual, Auditorial dan Kinestetik

Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif antara subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/ menetap. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subyek yaitu peserta didik dan pengajar (guru atau dosen).

Sebagai tindakan belajar, hal ini dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat peserta didik memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya baik berupa keadaan alam,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.

Sebagai pengajar, guru atau dosen tidak hanya melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi lebih dari itu seorang pengajar harus berperan sebagai motivator, inspirator, fasilitator dan mediator dalam proses belajar peserta didik. Olehnya itu seorang guru atau dosen tidak hanya melakukan proses pengajaran tetapi juga dituntut melakukan proses pembelajaran. Pengajaran (instructional) lebih berpusat kepada guru, artinya guru lebih berperan dalam proses belajar mengajar. Peran peserta didik sangat terbatas dan cenderung hanya menerima apa


(2)

yang disampaikan oleh guru atau dosen. Tetapi dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa, artinya seorang guru berperan untuk membelajarkan peserta didik.

Efektivitas pembelajaran mengacu kepada pencapaian tujuan pembelajaran yang merupakan hal sangat penting dalam proses belajar mengajar karena model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan. Untuk menetapkan metode dan teknik pembelajaran yang efektif dan efesien diperlukan pedoman yang bersumber dari berbagai faktor yaitu tujuan pembelajaran, peserta didik, dan sarana/ prasarana yang mendukung.

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta menghantarkan mereka ke tujuan yang dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi peserta didik. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat dalam pelaksanaannya. Hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar.

Demi terwujudnya pembelajaran yang efektif, hal yang harus diketahui seorang pengajar adalah mengetahui gaya belajar peserta didiknya. Peserta didik merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama perisis, tiap peserta didik mempunyai perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat

pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh pengajar dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilaksanakan selama ini belum memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat peserta didik sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan dibahas dalam dalam tulisan ini, yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Prestasi belajar masih tetap menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses belajar. Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang terbaik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal.

GAYA BELAJAR

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi situasi antar pribadi. Ketika sesorang menyadari bagaimana ia dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, maka ia dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya Anda sendiri.


(3)

Di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika, para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar. Jika murid-murid ini diajar dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru dimana pun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.

Menurut Rita Dunn seperti dikutip oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki telah menemukan banyak variabel yang menpengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang, misalnya dapat belajar paling baik dengan cahaya terang, sedang sebagian orang lain dengan pencahayaan suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedangkan yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang yang yang memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.

Telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas). Dan kedua, cara kita mengatur dan mengelola informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap kemudian mengatur serta mengelolah informasi.

Jika seseorang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan lebih mudah.

Dan juga, dengan mempelajari bagaimana memahami cara belajar orang lain, seperti atasan, rekan, guru, suami/ istri, orangtua dan kanak-kanak seseorang dapat memperkuat hubungan dengan mereka.

Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-langkah pertama adalah mengenali modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestatik (V-A-K). Seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestatik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari manusia belajar dengan menggunakan ketiga moidalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.

Michael Grinder, pengarang Risgting The Egucation Conveyor Belt, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari tiga puluh murid, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar secara cukup efektif dengan cara visual, auditorial, dan kinestetik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Dari sisa delapan orang sekitar enam orang memilih satu modalitas belajar dengan sangat menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Sehingga, setiap saat mereka harus selalu berusaha keras memahami perintah, kecuali jika perhatia khusus diberikan kepada mereka dengan menghadirkan cara yang mereka pilih. Bagi orang-orang ini, mengetahui cara belajar terbaik mereka bisa bearti perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Dua orang murid lainnya mempunyai kesulitan belajar karena sebab-sebab eksternal.

M ENGETAHUI KARAKTERISTIK PELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK

Banyak ciri-ciri perilaku yang merupakan kecenderungan belajar. Berikut ciri-ciri modalitas belajar yang terbaik.


(4)

1) Orang-orang V isual: a) Rapi dan teratur

b) Berbicara dengan cepat

c) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

d) Teliti terhadap detail

e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

g) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar

h) Mengingat dengan asosiasi visual i) Biasanya tidak terganggu oleh

keributan

j) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya

k) Pembaca cepat dan tekun

l) Lebih suka membaca daripada dibacakan

m) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek

n) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat o) Lupa menyampaikan pesan verbal

kepada orang lain

p) Lupa menjawab pertanyaan dengan jawanban singkat ya atau tidak q) Ledih suka melakukan demonstrasi

daripada berpidato

r) Lebih suka seni daripada musik s) Seringkali mengetahui apa yang

harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

t) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

2) Orang-orang A uditorial

a) Berbicara kepada diri sendiri saat kerja

b) Mudah terganggu oleh keributan

c) Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara

f) Merasa kesulitan untu menulis, tetapi hebat dalam bercerita

g) Berbicara dengan irama yang terpolah

h) Biasanya suka musik daripada seni i) Belajar dengan mendengarkan dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

j) Suka berbicara, suka berdiskusin dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

k) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain

l) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

m) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

3) Orang-orang kinestatik

a) Berbicara dengan perlahan b) Menanggapi perhatian fisik

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d) Berdiri dekat ketika berbicara

dengan orang

e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

g) Belajar melalui memanipulasi dan peraktik

h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

i) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

j) Banyak menggunakan isyarat tubuh k) Tidak dapat duduk diam untuk


(5)

l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu

m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot – mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

o) Kemungkinan tulisannya jelek p) Ingin melakukan segala sesuatu q) Menyukai permainan yang

menyibukkan

Adalah mudah untuk mengetahui orang lain dalam hidupnya dengan memperhatikan kata-kata proses. Ketika suatu situasi diserap dalam pikiran seseorang, ia memproses modalitas pilihan orang itu, kata-kata dan frase-frase yang digunakan orang itu untuk menjelaskannya menunjukan modalitas pribadi orang tersebut. Begitu Anda mengenali predikat seseorang. Anda dapat menjadikannya satu sarana untuk menyesuaikan dengan bahasa mereka ketika Anda berbicara dengan mereka.

Menyesuaikan modalitas seseorang dengan orang lain adalah cara sangat baik untuk menciptakan keakraban dan suasana saling pengertian. Ini adalah daftar ucapan-ucapan yang biasa dipakai oleh modalitas tertentu :

1) V isual

a) Tampak bagi saya

b) pandangan menyeluruh c) Melihat sekilas

d) Nyata pasti, tidak diragukan e) Pandangan yang kabur f) Tepat, pas

g) mempunyai ryang lingkup tentang sesuatu

h) Gagasan yang samar i) Dalam cahaya

j) Secara pribadi k) Dalam pandangan l) Mirip

m) Citra diri n) Mata hati

o) Indah bagai lukisan p) Melihat

q) Pandangan sempit r) Pamer

s) Visi lurus 2) A udotorial

a) Mendengarkan dengan seksama b) Menyeru

c) Jelas bagai bunyi bel d) Diunkapan dengan jelas e) Dijelaskan secara terperinci f) Pendengar yang baik g) Dengarkan baik-baik h) Mendengar suara-suara i) Pesan yang tersembunyi

j) Percakapan yang membosankan k) Jelas dan tegas

l) Terus terang

m) Mengoceh seperti burung n) Mengingatkan akan sesuatu o) Mengatakan yang sejujurnya

p) Mendengarkan/ tidak mendengarkan q) Tak mendengar tentang sesuatu r) Menyuarakan pendapat

s) Selalu dalam batas pendengaran 3). Kinestetik

a) Rajin

b) Mempersingkat hingga c) Berpikir serius

d) Menyebar kemana-mana e) Bisa merasakan

f) Bagai disambar halilintar g) Berhubungan/ kontak h) Menagkap alur i) Bertahanlah! j) Tahanlah! k) Pemarah l) Berterus terang m) Mengatur n) Sangat rapi

o) Menyimpangkan pikiran saya p) Mulai dari awal

q) Pendiam

r) Berahasia, tidak jujur, curang s) Berahasia

Mengenali modalitas belajar peserta didik adalah kunci penting untuk pembelajaran yang efektif. Misalnya bila seorang pengajar mengetahui bahwa muridnya adalah orang visual, akan lebih efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran menggunakan material visual,


(6)

seperti slide dan makalah dalam suatu presentasi.

b. M engolah Informasi

Sistem indentifikasi V-A-K membedakan bagaimana kita menyerap informasi. Untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana anda memproses informasi. Model ini awalnya dikembangkan oleh Anthony Gregorc, profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticut. Kajian investigatifnya menyimpulkan adanya dua kemungkinan dominasi otak :

1) Persepsi konkret dan abstrak dan

2) Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear)

Ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berpikir. Gregorc menyebut gaya-gaya ini dengan skusensial konkret, skuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dalam kategori ” sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri, sedang orang-orang yang berpikir secara ” acak” biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan.

Mengenai indentifikasi V-A-K, tidak setiap orang harus masuk ke dalam salah satu klasifikasinya. Walaupun demikian, kebanyakan orang cenderung pada yang satu daripada yang lain. Dengan mengetahui ciri dominasi otak, membuat seseorang ” bekerja dengannya” dan juga menetapkan cara-cara tersebut untuk menjadi lebih seimbang.

Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula, jadi keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah: pertama, yang mana cara dominan yang dapat dilakukan dan kedua, apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir yang lain. 1) Pemikir Sekuensial Konkret (SK)

Pemikir sekuensial konkret berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para SK, realitas terdiri dari apa yang dapat mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu indra penglihatan,

peraba, pendengaran, perasa dan pencuiman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus dan aturan-aturan khusus dengan mudah. Catatan atau makalah adalah cara baik bagi orang-orang ini untuk belajar. Pelajar SK harus mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai pengarahan dan prosedur khusus. Karena kebanyakaan dunia bisnis yang sangat baik.

2) Pemikir A cak konkret (AK)

Pemikir Acak Konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pedekatan coba-salah (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuituf yang diperlukan untuk pemikiran kreaktif yang sebenarnya.

Mereka mempunyai dorongan kuat untuk menemukan alternatif dengan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Waktu bukanlah perioritas bagi orang-orang AK, dan mereka cenderung tidak menperdulikannya terutama jika sedang terlibat dalam situasi yang menarik. Mereka lebih terorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyek-proyek sering kali tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena kemungkinan yang muncul dan yang mengandung ekplorasi selama proses.

3) Pemikir A cak A bstrak (A A )

Dunia ” nyata” untuk pelajar acak abstrak adalah dunia persasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa, dan sebagian lagi cenderung pada mistisisme. Pikiran AA menyerap ide-ide, informasi, dan kesan dan mengaturnya dengan reflek ( Kadang-kadang hal ini memakan waktu lama hingga orang lain tidak menyangka bahwa orang AA mempunyai reaksi dan pendapat ). Mereka mengingat degan sangat baik jika informasi sipersonihikasikan. Perasaan juga


(7)

lebih meningkatkan atau mempengaruhi belajar mereka. Mereka merasa dibatasi ketika berada dilingkungan yang dangat teratur hingga Anga tidak menemuka banyak dari mereka beketja diperusahaan asuransi, bank atau sejenisnya. Mereka berkiprah dilingkungan yang tidak teratur yang berkaitan dengan orang-orang.

Pemikir AA mengalami peristiwa secara holistik. Mereka perlu melihat keseluruhan gambar sekaligus, bukan bertahap. Dengan alasan inilah, mereka akan terbantu jika mengetahui bagaimana segala sesuatu terhubung dengan keseluruhanuya sebelum masuk ke dalam detail.

Walaupun orang-orang AA cukup banyak junlahnya, dunia tidak berjalan dengan gaya AA. Orang-orang dengan cara pikir seperti ini bekerja dengan baik dalam situasi-situasi yang kreatif dan harus bekerja lebih giat dalam situasi yang lebih teratur. Inilah beberapa cara bagi orang-orang AA untuk memanfaatkan bakat mereka degan sebaik-baiknya.

4) Pemikir Sekuensial A bstrak (SA )

Realitis bagi para pemikir sekuensial Abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisa informasi. Mereka sangat menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang teratur dan rapi. Adalah mudah bagi mereka meneropong hal-hal penting., seperti titik-titik kunci dan detail-detail penting. Proses berpikir mereka logis, rasional, dan intelektual.

Aktifitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab dibalik akibat dan memahami teori serta konsep. Seperti yang dapat anda bayangkan, orang-orang ini adalah filosof-filosof besar dan ilmuwan-ilmuwan peneliti. Biasanya, mereka lebuh suka bekerja sendiri daripada berkelompok. e. M enyeimbangkan Kekuatan Pikiran

Ketika Anda mengetahui cara berpikir Anda, Anda akan menjadi pemikir yang

lebih seimbang dengan sesekali memaksa diri Anda untuk menyerap informasi yang kurang sesuai bagi anda. Inilah beberapa latihan yang diusulkan oleh Ned Hermann, seorang ahli dominan otak, untuk membantu mengembangkan kuadran-kuadran yang tidak begitu anda sukai.

1) Jika Anda adalah Pemikir Dominan Otak Kanan (AA atau AK)

a) Pelajarilah bagaimana sebenarnya cara kerja mesin yang sering anda gunakan.

b) Aturlah foto-fota anda kedalam album

c) Usahakalah untuk tepat waktu sepanjang hari

d) Aturlah pengeluaran prubadi

e) Rangkailah rakitan model berdasarkan instruksi

f) Bergabunglah dengan klub insvestasi g) Atasi masalah yang ada dan

analisalah bagian-bagian utama. h) Belajarlah untuk mengoprasikan

komputer pribadi

i) Tulislah tinjauan kritis terhadap film favorit anda

j) Aturlah buku-buku Anda menurut urutan jenisnya

2) Jika Anda adalah Pemikir Dominan Otak Kiri (SA atau SK)

a) Usahakalah untuk memahami perasaan binatang peliharaan anda b) Temukan resep masakan dan

siapkanlah

c) Bermainlah dengan tanah liat dan temukan hakikatnya

d) Buatlah lima ratus foto tangpa menghawatirkan biayanya

e) Ciptakalah logo pribadi Anda

f) Kemudikanlah mobil ” ke mana saja” tanpa merasa bersalah

g) Bermainlah-mainlah dengan anak-anak Anda dengan cara yang mereka inginkan

h) Sisihkan waktu jeda ” perasaan” sepuluh menit setiap hari

i) Pasang musik yang Anda suka ketika Anda ingin mendengarkannya.

j) Alami spiritualitas dengan cara non-religius


(8)

k) Ambilah ” belokan yang keliru’’ dan telisuri lingkungan yang baru.

Orang-orang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik secara visual, auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan belahan otak kanan dan otak kiri. Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk belajar dan berhubungan dengan orang lain dengan mengembangkan modalitas yang paling tidak Anda sukai.

Seorang visual dapat mengembangkan cara-cara auditorial dan kinestetik dengan berbicara mengenai berbagai hal dan melakukannya dengan gerakan tubuh. Misalnya, setelah menghadiri suatu seminar ceritakanlah kepada seseorang secara terperinci dengan menggunakan tangan dan tubuh anda untuk menekankan hal-hal dan informasi penting. Seorang auditorial, tunggulah seminar selesai buatlah peta pikiran dari informasi yang anda tangkap, dengan menggunakan beraneka macam warna, simbol, dan grafik. Seperti orang-orang visual, Anda juga dapat mengembangkan cara kinestetik dengan melakukan konsep-konsep kunci dengan gerakan tubuh, atau dengan benar-benar

membentuk model untuk

mendemonstrasikannya, kalau ini memungkinkan. Seorang kinestetik, juga dapat membuat peta pikiran dari materi yang Anda dapatkan dan menarik gambaran dari hal tersebut (orang kinestetik suka menggambar) untuk mengembangkan gaya visual Anda. Lalu bicarakanlah dengan suara keras, dengan mengatur atau mengubah-ubah nada dan keras suara Anda untuk menekankan bagian-bagian penting. Cobalah untuk berbicara dengan irama.

SIM PULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan:

1. Gaya belajar manusia terdiri dari tiga, yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. 2. Gaya belajar merupakan modalitas belajar

seseorang yang “ built up” sejak manusia lahir. Tidak ada modalitas belajar yang

lebih baik antara ketiga modalitas belajar,

tergantung bagaimana

memaksimalkannya.

3. Dalam mengolah informasi, dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berpikir. Yaitu: skusensial konkret, skuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak.

4. Observasi dan penelitian gaya belajar siswa sangat diperlukan oleh pengajar (guru, dosen, instruktur, tentor) untuk mendesain model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.

Berdasarkan simpulan di atas, disarankan beberapa hal:

1. Secara personal, diharapkan seseorang dapat mengetahui gaya belajarnya sehingga dapat memaksimalkan secara maksimal potensi dan modalitas belajar yang dimiliki.

2. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, pengajar seharusnya melakukan obserbasi, eksplorasi dan penelitian sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat menentukkan model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengakomodasi keseluruhan gaya belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul

Haling,

2007.

Belajar

dan

Pembelajaran

.

Makassar

:

Badan

Penerbit UNM.

Amstrong, Thomas, 2000.

Sekolah Para

Juara:

Menerapkan

Multiple

Intellegences di Dunia Pendidikan

,

Jakarta: Kaifa.

Bobbi Deporter & Hernacky, Mike, 2004.

Quantum Learning,

Jakarta: Kaifa.

_______________________, Mike, 2004.

Quantum Teaching,

Jakarta: Kaifa

Budiningsih, C. Asri, 2005.

Belajar dan

Pembelajaran

, Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, Linda, Bruce Campbell, Dee


(9)

Pembelajaran

Berbasis

Multiple

Intellegences

, terjemahan Tim Inisiasi,

Jakarta: Inisiasi Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.

Belajar dan

Pembelajaran

. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Agus, 2005.

Revolusi Kecerdasan

Abad 21

, Bandung: Alfabet.

Gardner, Howard, 1993.

Frame of Mind: The

Theory of Multiple Intellegences,

New

York: Basic Book.

______________,

2003.

Kecerdasan

Majemuk:

Teori

dalam

Pratek

,

terjemahan Alexander Sindoro, Batam:

Interaksara.

Mohammad

Surya.

2003.

Psikologi

Pembelajaran & Pengajaran

. Bandung:

Pusaka Bani Quraisy.

Roestiyah. 1998.

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ruslan, dkk. Edisi 2006.

Panduan Penulisan

Skripsi dan Tugas

Akhir

. Fakultas

Teknik Universitas Negeri Makassar.

Slameto. 1995.

Belajar dan Faktor-faktor

yang

Mempengaruhinya.

Jakarta:

Rineka Cipta.

Sternberg, Robert J, 1988.

Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar

, Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono.

2006.

Metode

Penelitian

Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D

. Bandung:Alfabeta.

Suparno, Paul, 2004.

Teori Intelegensia Ganda

dan Aplikasinya di Sekolah

, Yogyakarta:

Kanisius.


(1)

1) Orang-orang V isual: a) Rapi dan teratur

b) Berbicara dengan cepat

c) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

d) Teliti terhadap detail

e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

g) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar

h) Mengingat dengan asosiasi visual i) Biasanya tidak terganggu oleh

keributan

j) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya

k) Pembaca cepat dan tekun

l) Lebih suka membaca daripada dibacakan

m) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek

n) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat o) Lupa menyampaikan pesan verbal

kepada orang lain

p) Lupa menjawab pertanyaan dengan jawanban singkat ya atau tidak q) Ledih suka melakukan demonstrasi

daripada berpidato

r) Lebih suka seni daripada musik s) Seringkali mengetahui apa yang

harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

t) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

2) Orang-orang A uditorial

a) Berbicara kepada diri sendiri saat kerja

b) Mudah terganggu oleh keributan

c) Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara

f) Merasa kesulitan untu menulis, tetapi hebat dalam bercerita

g) Berbicara dengan irama yang terpolah

h) Biasanya suka musik daripada seni i) Belajar dengan mendengarkan dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

j) Suka berbicara, suka berdiskusin dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

k) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain

l) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

m) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

3) Orang-orang kinestatik

a) Berbicara dengan perlahan b) Menanggapi perhatian fisik

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d) Berdiri dekat ketika berbicara

dengan orang

e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

g) Belajar melalui memanipulasi dan peraktik

h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

i) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

j) Banyak menggunakan isyarat tubuh k) Tidak dapat duduk diam untuk


(2)

l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu

m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot – mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

o) Kemungkinan tulisannya jelek p) Ingin melakukan segala sesuatu q) Menyukai permainan yang

menyibukkan

Adalah mudah untuk mengetahui orang lain dalam hidupnya dengan memperhatikan kata-kata proses. Ketika suatu situasi diserap dalam pikiran seseorang, ia memproses modalitas pilihan orang itu, kata-kata dan frase-frase yang digunakan orang itu untuk menjelaskannya menunjukan modalitas pribadi orang tersebut. Begitu Anda mengenali predikat seseorang. Anda dapat menjadikannya satu sarana untuk menyesuaikan dengan bahasa mereka ketika Anda berbicara dengan mereka.

Menyesuaikan modalitas seseorang dengan orang lain adalah cara sangat baik untuk menciptakan keakraban dan suasana saling pengertian. Ini adalah daftar ucapan-ucapan yang biasa dipakai oleh modalitas tertentu :

1) V isual

a) Tampak bagi saya

b) pandangan menyeluruh c) Melihat sekilas

d) Nyata pasti, tidak diragukan e) Pandangan yang kabur f) Tepat, pas

g) mempunyai ryang lingkup tentang sesuatu

h) Gagasan yang samar i) Dalam cahaya

j) Secara pribadi k) Dalam pandangan l) Mirip

m) Citra diri n) Mata hati

o) Indah bagai lukisan p) Melihat

q) Pandangan sempit r) Pamer

s) Visi lurus 2) A udotorial

a) Mendengarkan dengan seksama b) Menyeru

c) Jelas bagai bunyi bel d) Diunkapan dengan jelas e) Dijelaskan secara terperinci f) Pendengar yang baik g) Dengarkan baik-baik h) Mendengar suara-suara i) Pesan yang tersembunyi

j) Percakapan yang membosankan k) Jelas dan tegas

l) Terus terang

m) Mengoceh seperti burung n) Mengingatkan akan sesuatu o) Mengatakan yang sejujurnya

p) Mendengarkan/ tidak mendengarkan q) Tak mendengar tentang sesuatu r) Menyuarakan pendapat

s) Selalu dalam batas pendengaran 3). Kinestetik

a) Rajin

b) Mempersingkat hingga c) Berpikir serius

d) Menyebar kemana-mana e) Bisa merasakan

f) Bagai disambar halilintar g) Berhubungan/ kontak h) Menagkap alur i) Bertahanlah! j) Tahanlah! k) Pemarah l) Berterus terang m) Mengatur n) Sangat rapi

o) Menyimpangkan pikiran saya p) Mulai dari awal

q) Pendiam

r) Berahasia, tidak jujur, curang s) Berahasia

Mengenali modalitas belajar peserta didik adalah kunci penting untuk pembelajaran yang efektif. Misalnya bila seorang pengajar mengetahui bahwa muridnya adalah orang visual, akan lebih efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran menggunakan material visual,


(3)

seperti slide dan makalah dalam suatu presentasi.

b. M engolah Informasi

Sistem indentifikasi V-A-K membedakan bagaimana kita menyerap informasi. Untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana anda memproses informasi. Model ini awalnya dikembangkan oleh Anthony Gregorc, profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticut. Kajian investigatifnya menyimpulkan adanya dua kemungkinan dominasi otak :

1) Persepsi konkret dan abstrak dan

2) Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear)

Ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berpikir. Gregorc menyebut gaya-gaya ini dengan skusensial konkret, skuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dalam kategori ” sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri, sedang orang-orang yang berpikir secara ” acak” biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan.

Mengenai indentifikasi V-A-K, tidak setiap orang harus masuk ke dalam salah satu klasifikasinya. Walaupun demikian, kebanyakan orang cenderung pada yang satu daripada yang lain. Dengan mengetahui ciri dominasi otak, membuat seseorang ” bekerja dengannya” dan juga menetapkan cara-cara tersebut untuk menjadi lebih seimbang.

Aktivitas-aktivitas yang berbeda memerlukan cara berpikir yang berbeda pula, jadi keuntungan untuk mengetahui dominasi otak adalah: pertama, yang mana cara dominan yang dapat dilakukan dan kedua, apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan cara berpikir yang lain. 1) Pemikir Sekuensial Konkret (SK)

Pemikir sekuensial konkret berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para SK, realitas terdiri dari apa yang dapat mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu indra penglihatan,

peraba, pendengaran, perasa dan pencuiman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus dan aturan-aturan khusus dengan mudah. Catatan atau makalah adalah cara baik bagi orang-orang ini untuk belajar. Pelajar SK harus mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai pengarahan dan prosedur khusus. Karena kebanyakaan dunia bisnis yang sangat baik.

2) Pemikir A cak konkret (AK)

Pemikir Acak Konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pedekatan coba-salah (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuituf yang diperlukan untuk pemikiran kreaktif yang sebenarnya.

Mereka mempunyai dorongan kuat untuk menemukan alternatif dengan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Waktu bukanlah perioritas bagi orang-orang AK, dan mereka cenderung tidak menperdulikannya terutama jika sedang terlibat dalam situasi yang menarik. Mereka lebih terorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyek-proyek sering kali tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena kemungkinan yang muncul dan yang mengandung ekplorasi selama proses.

3) Pemikir A cak A bstrak (A A )

Dunia ” nyata” untuk pelajar acak abstrak adalah dunia persasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa, dan sebagian lagi cenderung pada mistisisme. Pikiran AA menyerap ide-ide, informasi, dan kesan dan mengaturnya dengan reflek ( Kadang-kadang hal ini memakan waktu lama hingga orang lain tidak menyangka bahwa orang AA mempunyai reaksi dan pendapat ). Mereka mengingat degan sangat baik jika informasi sipersonihikasikan. Perasaan juga


(4)

lebih meningkatkan atau mempengaruhi belajar mereka. Mereka merasa dibatasi ketika berada dilingkungan yang dangat teratur hingga Anga tidak menemuka banyak dari mereka beketja diperusahaan asuransi, bank atau sejenisnya. Mereka berkiprah dilingkungan yang tidak teratur yang berkaitan dengan orang-orang.

Pemikir AA mengalami peristiwa secara holistik. Mereka perlu melihat keseluruhan gambar sekaligus, bukan bertahap. Dengan alasan inilah, mereka akan terbantu jika mengetahui bagaimana segala sesuatu terhubung dengan keseluruhanuya sebelum masuk ke dalam detail.

Walaupun orang-orang AA cukup banyak junlahnya, dunia tidak berjalan dengan gaya AA. Orang-orang dengan cara pikir seperti ini bekerja dengan baik dalam situasi-situasi yang kreatif dan harus bekerja lebih giat dalam situasi yang lebih teratur. Inilah beberapa cara bagi orang-orang AA untuk memanfaatkan bakat mereka degan sebaik-baiknya.

4) Pemikir Sekuensial A bstrak (SA )

Realitis bagi para pemikir sekuensial Abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisa informasi. Mereka sangat menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang teratur dan rapi. Adalah mudah bagi mereka meneropong hal-hal penting., seperti titik-titik kunci dan detail-detail penting. Proses berpikir mereka logis, rasional, dan intelektual.

Aktifitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab dibalik akibat dan memahami teori serta konsep. Seperti yang dapat anda bayangkan, orang-orang ini adalah filosof-filosof besar dan ilmuwan-ilmuwan peneliti. Biasanya, mereka lebuh suka bekerja sendiri daripada berkelompok. e. M enyeimbangkan Kekuatan Pikiran

Ketika Anda mengetahui cara berpikir Anda, Anda akan menjadi pemikir yang

lebih seimbang dengan sesekali memaksa diri Anda untuk menyerap informasi yang kurang sesuai bagi anda. Inilah beberapa latihan yang diusulkan oleh Ned Hermann, seorang ahli dominan otak, untuk membantu mengembangkan kuadran-kuadran yang tidak begitu anda sukai.

1) Jika Anda adalah Pemikir Dominan Otak Kanan (AA atau AK)

a) Pelajarilah bagaimana sebenarnya cara kerja mesin yang sering anda gunakan.

b) Aturlah foto-fota anda kedalam album

c) Usahakalah untuk tepat waktu sepanjang hari

d) Aturlah pengeluaran prubadi

e) Rangkailah rakitan model berdasarkan instruksi

f) Bergabunglah dengan klub insvestasi g) Atasi masalah yang ada dan

analisalah bagian-bagian utama. h) Belajarlah untuk mengoprasikan

komputer pribadi

i) Tulislah tinjauan kritis terhadap film favorit anda

j) Aturlah buku-buku Anda menurut urutan jenisnya

2) Jika Anda adalah Pemikir Dominan Otak Kiri (SA atau SK)

a) Usahakalah untuk memahami perasaan binatang peliharaan anda b) Temukan resep masakan dan

siapkanlah

c) Bermainlah dengan tanah liat dan temukan hakikatnya

d) Buatlah lima ratus foto tangpa menghawatirkan biayanya

e) Ciptakalah logo pribadi Anda

f) Kemudikanlah mobil ” ke mana saja” tanpa merasa bersalah

g) Bermainlah-mainlah dengan anak-anak Anda dengan cara yang mereka inginkan

h) Sisihkan waktu jeda ” perasaan” sepuluh menit setiap hari

i) Pasang musik yang Anda suka ketika Anda ingin mendengarkannya.

j) Alami spiritualitas dengan cara non-religius


(5)

k) Ambilah ” belokan yang keliru’’ dan telisuri lingkungan yang baru.

Orang-orang berbakat tampaknya dapat belajar dengan cara yang sama baik secara visual, auditorial, dan kinestetik. Mereka lebih seimbang dalam mengunakan belahan otak kanan dan otak kiri. Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk belajar dan berhubungan dengan orang lain dengan mengembangkan modalitas yang paling tidak Anda sukai.

Seorang visual dapat mengembangkan cara-cara auditorial dan kinestetik dengan berbicara mengenai berbagai hal dan melakukannya dengan gerakan tubuh. Misalnya, setelah menghadiri suatu seminar ceritakanlah kepada seseorang secara terperinci dengan menggunakan tangan dan tubuh anda untuk menekankan hal-hal dan informasi penting. Seorang auditorial, tunggulah seminar selesai buatlah peta pikiran dari informasi yang anda tangkap, dengan menggunakan beraneka macam warna, simbol, dan grafik. Seperti orang-orang visual, Anda juga dapat mengembangkan cara kinestetik dengan melakukan konsep-konsep kunci dengan gerakan tubuh, atau dengan benar-benar

membentuk model untuk

mendemonstrasikannya, kalau ini memungkinkan. Seorang kinestetik, juga dapat membuat peta pikiran dari materi yang Anda dapatkan dan menarik gambaran dari hal tersebut (orang kinestetik suka menggambar) untuk mengembangkan gaya visual Anda. Lalu bicarakanlah dengan suara keras, dengan mengatur atau mengubah-ubah nada dan keras suara Anda untuk menekankan bagian-bagian penting. Cobalah untuk berbicara dengan irama.

SIM PULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan:

1. Gaya belajar manusia terdiri dari tiga, yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. 2. Gaya belajar merupakan modalitas belajar

seseorang yang “ built up” sejak manusia lahir. Tidak ada modalitas belajar yang

lebih baik antara ketiga modalitas belajar,

tergantung bagaimana

memaksimalkannya.

3. Dalam mengolah informasi, dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berpikir. Yaitu: skusensial konkret, skuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak.

4. Observasi dan penelitian gaya belajar siswa sangat diperlukan oleh pengajar (guru, dosen, instruktur, tentor) untuk mendesain model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.

Berdasarkan simpulan di atas, disarankan beberapa hal:

1. Secara personal, diharapkan seseorang dapat mengetahui gaya belajarnya sehingga dapat memaksimalkan secara maksimal potensi dan modalitas belajar yang dimiliki.

2. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, pengajar seharusnya melakukan obserbasi, eksplorasi dan penelitian sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat menentukkan model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengakomodasi keseluruhan gaya belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul

Haling,

2007.

Belajar

dan

Pembelajaran

.

Makassar

:

Badan

Penerbit UNM.

Amstrong, Thomas, 2000.

Sekolah Para

Juara:

Menerapkan

Multiple

Intellegences di Dunia Pendidikan

,

Jakarta: Kaifa.

Bobbi Deporter & Hernacky, Mike, 2004.

Quantum Learning,

Jakarta: Kaifa.

_______________________, Mike, 2004.

Quantum Teaching,

Jakarta: Kaifa

Budiningsih, C. Asri, 2005.

Belajar dan

Pembelajaran

, Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, Linda, Bruce Campbell, Dee


(6)

Pembelajaran

Berbasis

Multiple

Intellegences

, terjemahan Tim Inisiasi,

Jakarta: Inisiasi Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.

Belajar dan

Pembelajaran

. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Agus, 2005.

Revolusi Kecerdasan

Abad 21

, Bandung: Alfabet.

Gardner, Howard, 1993.

Frame of Mind: The

Theory of Multiple Intellegences,

New

York: Basic Book.

______________,

2003.

Kecerdasan

Majemuk:

Teori

dalam

Pratek

,

terjemahan Alexander Sindoro, Batam:

Interaksara.

Mohammad

Surya.

2003.

Psikologi

Pembelajaran & Pengajaran

. Bandung:

Pusaka Bani Quraisy.

Roestiyah. 1998.

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ruslan, dkk. Edisi 2006.

Panduan Penulisan

Skripsi dan Tugas

Akhir

. Fakultas

Teknik Universitas Negeri Makassar.

Slameto. 1995.

Belajar dan Faktor-faktor

yang

Mempengaruhinya.

Jakarta:

Rineka Cipta.

Sternberg, Robert J, 1988.

Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar

, Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono.

2006.

Metode

Penelitian

Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D

. Bandung:Alfabeta.

Suparno, Paul, 2004.

Teori Intelegensia Ganda

dan Aplikasinya di Sekolah

, Yogyakarta:

Kanisius.