Pemahaman siswa tentang konsep gaya : sebuah studi kasus.

(1)

ABSTRAK

PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA:

SEBUAH STUDI KASUS

Maria Kartika Astiningsih, “Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Studi Kasus.” Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk : mengungkap pemahaman siswa tentang konsep gaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di luar jam sekolah siswa. Subyek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas XI SMA IPA yang dipilih secara acak atau konvenient di Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian secara langsung tanpa pemberian materi terlebih dahulu. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya diperoleh dari hasil wawancara yang bersifat bebas dan tidak terstruktur dengan jenis wawancara klinis. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan : 1) pemahaman yang dimiliki oleh siswa tentang konsep gaya berbeda-beda yang diklasifikasikan menjadi miskonsepsi, pemahaman yang kurang lengkap dan pemahaman yang baik 2) pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa 3) pertanyaan dapat membuat pemahaman siswa berkembang 4) mengajar dapat dilakukan dengan cara bertanya Kata Kunci: pemahaman, konsep gaya, teori konstruktivisme


(2)

Maria Kartika Astiningsih. 2015. “Students’ Understanding About Force Concept: A Case Study”. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This research was aimed at reveal in carried out student’s understanding about force.

This research was on April-May 2015 in outside school hours. The subject of this research is 4 students class XI SMA IPA were convenient sample from SMA of Yogyakarta. the data of force concept was obtained by the reseacher was interviewing subject with clinical interview type. data of students understanding about force concept analysed by deskriptif qualitative.

The results of this research shows that : 1) student’s understanding about force concept was different and can be classified by misconception, incomplete and understand 2) questions can be used to reveal the student’s understanding 3) questions can make developing students’ understanding 4 ) teaching can be done by asking.


(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Maria Kartika Astiningsih

NIM: 111424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Maria Kartika Astiningsih

NIM: 111424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

SKRIPSI

PEMAIIAMAN SISWA TENTA}IG KONSEP GAYA:

SEBUAH STUDI KASUS

Oleh:

Dosen Pembimbing


(6)

Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

SKRIPSI

PEMAIIAMAII SISWA TENTANG KONSEP GAYA:

SEBUAH STUDI KASUS

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Maria Kartika Astiningsih

NIM: lll4240l8

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 3 I Juli 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap

Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. Dr.Ignatius. Edi Santosa M.S. Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph.D. Rohandi Ph.D.

Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si.

Yogyakarta, 3 1 Juli 2015

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dhan#

lil ryie'o

(

9t

rE, z:-.L-) a'r


(7)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan

doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan

diberikan kepadamu."

(markus 11:24)

“Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih

keberhasilan.”–

Robert F. Kennedy

“Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa

kita yang bekerja tanpa bayaran” – Corni ten Boom

Skripsi ini ku persembahkan untuk: Bapa di Surga dan Bunda Maria Orangtua yang sangat ku cintai: Yb. Sunardi dan Veronika Sri Astuti kakak-adik yang sangat kusayangi: Cicilia Ari Susanti & Florentina Budi Ardiani Semua sahabat dan teman-teman Serta almamater tercinta Sanata Dharma...


(8)

PERNYAIAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis,

&dt


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan

di bawah ini, saya mahasiswa

Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Kartika Astiningsih

NIM

:111424018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Sebuah Studi Kasus

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola

dalam benfuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbebas, dan mempublikasikannya

di

intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Juli 2015 Yang menyatakan,


(10)

vii

ABSTRAK

PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP GAYA: SEBUAH STUDI KASUS

Maria Kartika Astiningsih, “Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Studi Kasus.” Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk : mengungkap pemahaman siswa tentang konsep gaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di luar jam sekolah siswa. Subyek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas XI SMA IPA yang dipilih secara acak atau konvenient di Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian secara langsung tanpa pemberian materi terlebih dahulu. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya diperoleh dari hasil wawancara yang bersifat bebas dan tidak terstruktur dengan jenis wawancara klinis. Data pemahaman siswa tentang konsep gaya dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan : 1) pemahaman yang dimiliki oleh siswa tentang konsep gaya berbeda-beda yang diklasifikasikan menjadi miskonsepsi, pemahaman yang kurang lengkap dan pemahaman yang baik 2) pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa 3) pertanyaan dapat membuat pemahaman siswa berkembang 4) mengajar dapat dilakukan dengan cara bertanya Kata Kunci:pemahaman, konsep gaya, teori konstruktivisme


(11)

ABSTRACT

Maria Kartika Astiningsih. 2015. “Students’ Understanding About Force Concept: A Case Study”. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This research was aimed at reveal in carried out student’s understanding about force.

This research was on April-May 2015 in outside school hours. The subject of this research is 4 students class XI SMA IPA were convenient sample from SMA of Yogyakarta. the data of force concept was obtained by the reseacher was interviewing subject with clinical interview type. data of students understanding about force concept analysed by deskriptif qualitative.

The results of this research shows that : 1) student’s understanding about force concept was different and can be classified by misconception, incomplete and understand 2) questions can be used to reveal the student’s understanding 3) questions can make developing students’ understanding 4 ) teaching can be done by asking.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemahaman Siswa Tentang Konsep Gaya: Sebuah Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik yang berbeda-beda yang dilaksanakan oleh 5 orang mahasiswa yaitu Rahmad Hudan Ramadhan, Maria Febriyanti, Gandha Setyawan, Rosalia Oktavin Devita Sari beserta penulis. Kebersamaan penelitian ini adalah pengembangan metode yaitu metode wawancara Pada penelitian ini, landasan teori dipelajari bersama namun masing-masing mahasiswa merumuskan dengan kata-kata sendiri. Metode penelitian dikembangkan bersama-sama namun wawancara dilakukan masing-masing dengan partisipan yang berbeda-beda. Pada hasil analisis data, perumusan pembahasan ditulis berdasarkan respon dari partisipan.

Dalam pengerjaan penelitian ini,tidak ada penjiplakan kalimat di antara mahasiswa. Jika terdapat kesamaan kalimat atau frasa dalam penulisan maka itu merupakan hasil diskusi bersama, buka hasil penjiplakan satu dengan yang lainnya.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :


(13)

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi Ph.D. dan Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Segenap Staf sekretariat JPMIPA, mbak Tari, mas Arif, dan pak Sugeng yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini. 6. Orangtua tercinta Bapak YB. Sunardi dan Ibu V. Sri Astuti yang telah

memberikan cinta dan kasihnya yang luar biasa. Terima kasih karena telah memberikan segalanya.

7. Buat mbakku mbak Ari dan adikku Dian serta keluarga besarku, terima kasih atas doa, cinta dan dukungannya

8. Teman seperjuangan dan partner in crime selama proses skripsi : Hudan, Vivin, Maria, dan Gandha terima kasih untuk perjuangan dan suka-dukanya selama ini.


(14)

xi

9. Sahabat-sahabatku Vivin dan April yang selalu jadi tempat curhat dikala sudah hampir putus asa

10. Teman-teman perjuangan di Pendidikan Fisika 2011 dan semua angkatan atas dukungan dan supportnya, terimakasih

11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...1

E. Tujuan Penelitian ...2

F. Manfaat Penelitian ...2

BAB II. LANDASAN TEORI A. Konsep dan Konsepsi...3


(16)

xiii

C. Teori Perubahan Konsep...4

D. Pemahaman Konsep Fisika ...5

E. Miskonsepsi...7

F. Mengungkap Pemahaman ...7

G. Deskripsi Materi a. Pengertian Gaya...9

b. Gaya Gesekan...10

c. Gaya Normal...12

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...13

B. Partisipan Penelitian...13

C. Desain Penelitian...13

D. Waktu dan Tempat Penelitian...14

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman...14

F. Instrumen Penelitian...15

G. Metode Pengumpulan Data...15

H. Metode Analisis Data ...16

BAB IV, DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian...18

B. Data...18


(17)

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...36

B. Saran...37

C. Keterbatasan Penelitian ...37

DAFTAR PUSTAKA...38


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemahaman Siswa Tentang Gaya...18

Tabel 2. Pemahaman Siswa Tentang Pengaruh Gaya ...29

Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Gaya yang Bekerja Pada Benda Diam ...20

Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Diagram Gaya...21

Tabel 5. Pemahaman Siswa Tentang Gaya Gesek ...23

Tabel 6. Pemahaman Siswa Tentang Koefisien Gaya Gesek ...24


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Balok Pada Keadaan Diam... 11

Gambar 2. Balok Dikenai Gaya Dorong...12

Gambar 3. Gaya Dorong Pada Balok Diperbesar ...12


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2. Transkrip Wawancara Siswa A ...41

Lampiran 3. Transkrip Wawancara Siswa B ...44

Lampiran 4. Transkrip Wawancara Siswa C ...49


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Untuk memahami dengan baik materi fisika, siswa perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep fisika. Pemahaman konsep sangat penting dikuasai agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan merupakan suatu proses pembentukan dari seseorang atas apa yang dipelajari. Untuk dapat memiliki pemahaman konsep yang kuat, guru memegang peranan yang juga tidak kalah penting. Guru membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengungkap pemahaman siswa seperti teori konstruktivisme yaitu dengan bertanya. Pertanyaan menjadi hal yang sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui dan dipikirkan siswa tentang konsep tertentu.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dalam materi gaya.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai konsep gaya?


(22)

B. Tujuan Penelitan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang gaya

C. Manfaat Penlitian

1. Bagi guru dan calon guru

Sebagai media bagi guru dan calon guru dalam memberikan pengajaran yang dapat mengembangkan kognitif anak.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam mengungkap pemahaman siswa.


(23)

3 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep dan Konsepsi

Konsep adalah abstraksi dari pemikiran seseorang yang dilambangkan dalam bentuk kata, yang mewakili suatu pengertian tertentu dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa,2002 ; Berg, 1991 ; Winkel,1987). Contoh konsep dalam fisika antara lain adalah konsep gaya, gaya apung, kalor, gerak, usaha dan energi. Konsep awal yang dimiliki oleh siswa yang berasal dari pengalaman sehari-hari disebut dengan prakonsepsi (Berg 1991:10).

Konsep-konsep berfungsi sebagai batu dalam berpikir dimana batu-batu itu dapat disusun menjadi suatu bangunan dengan menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain. Tafsiran konsep yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui pendidikan formal disebut dengan konsepsi (Berg, 1991 & Suparno, 2005:5).

B. Filsafat Konstruktivisme

Menurut Von Glaserfeld (dalam Suparno, 1997:21) teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah konstruksi (bentukan)


(24)

dibangun oleh siswa sendiri dan pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid. Bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep dan ide kepada seorang siswa, pemindahan itu harus dikonstruksikan oleh siswa oleh pengalamannya (Battencourt dalam Suparno, 1997).

Proses pembentukan pengetahuan terjadi apabila seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan tantangan, rangsangan, atau persoalan. Proses pembentukan ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget dalam Suparno, 1997).

C. Teori Perubahan Konsep

Menurut Posner dkk (dalam Suparno, 1997) terdapat dua proses perubahan konsep dalam proses belajar. Tahap perubahan pertama yaitu asimilasi dan tahap kedua disebutakomodasi. Dalam asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil berupa penyesuaian. Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru.

Bila pengalaman baru yang dimiliki sesuai dengan skema yang dimiliki oleh seseorang maka skema tersebut hanya dikembangkan melalui proses asimilasi. Bila pengalaman baru tersebut berlawanan atau sangat berbeda dengan skema yang ada sehingga skema lama tidak cocok lagi untuk berhadapan dengan pengalaman baru maka skema lama di ubah sampai ada


(25)

kesetimbangan lagi dengan proses akomodasi (Suparno, 2001: 113). Kesetimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi ini disebut dengan

equilibrium. Bila terjadi ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi seseorang tersebut mengalamiDisequilibrium(Suparno,1997).

Proses asimilasi dan akomodasi ini dialami ketika seorang anak memasuki usia 12 tahun ke atas atau berada didalam tahap operasi formal, yaitu fase dimana seorang anak sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi-proporsi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu. Dalam tahap ini, proses asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam membentuk skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran anak (Suparno, 2001).

D. Pemahaman Konsep Fisika

Salah satu hakikat fisika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai produk tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori (Suranto, 2009).

a. Fakta

Fakta merupakan keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam (Sutrisno, 2006). Contoh fakta dalam fisika misalnya, fakta bahwa batu yang dimasukkan ke dalam air tenggelam, benda yang dijatuhkan mengarah ke bawah, dan besi yang dipanasi akan terasa panas.


(26)

b. Konsep

Konsep adalah abstraksi dari pemikiran seseorang yang dilambangkan dalam bentuk kata, yang mewakili suatu pengertian tertentu dan menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa,2002 ; Berg, 1991 ; Winkel,1987). Contoh konsep dalam fisika misalnya, konsep tentang gaya, gerak, dan kalor.

c. Hukum

Hukum dikembangkan dari fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep yang menjelaskan kejadian (Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003 ; Sutrisno, 2006). Contoh hukum dalam fisika misalnya, hukum kekekalan energi, hukum Archimedes, dan hukum Newton.

d. Teori

Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas (Sutrisno, 2006). Contoh teori dalam fisika misalnya, teori Bigbang, teori kinetik gas, dan teori relativitas.

Pemahaman konsep dan prinsip fisika merupakan persyaratan keberhasilan siswa terhadap fisika (Simanjuntak, 2012).Pemahamanadalah proses mental seseorang untuk memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk membangun wawasan (Pusat Bahasa,2002 & Simanjuntak, 2012).


(27)

Kriteria seseorang dapat dikatakan memahami konsep menurut Euwe van den Berg (1991:11) yaitu:

a. Dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan dengan kata-kata sendiri

b. Dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep yang lain

c. Dapat menjelaskan hubungan konsep yang satu dengan konsep yang lain d. Dapat menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari

E. Miskonsepsi

Menurut Suparno (2005:4) miskonsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.

Miskonsepsi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain berasal dari siswa sendiri; miskonsepsi yang dibawa oleh guru/ pengajar yang dikarenakan guru tidak menguasai bahan fisika secara tidak benar; buku teks yang bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar; serta metode mengajar yang digunakan guru yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa (Suparno, 2005).

F. Mengungkap Pemahaman

Beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:


(28)

1. Wawancara

Menurut Taber (1999), untuk mengungkap pemahaman seseorang dapat dilakukan dengan cara wawancara klinis atau wawancara kelas. Wawancara klinis lebih mementingkan situasi dan kondisi yang tenang tanpa gangguan untuk mengetahui pemikiran seseorang terhadap sebuah permasalahan, sedangkan wawancara kelas dapat dilakukan di kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Keuntungan menggunakan teknik wawancara klinis yaitu guru atau peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara lebih mendalam, mengulangi pertanyaan pada bagian tertentu, menanggapi dan mengeksplorasi komentar atau jawaban siswa.

Menurut Suparno (2005) wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara bebas, peneliti bebas bertanya dan siswa bebas menjawab. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah disusun sehingga mempermudah dalam praktek. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa

2. Peta Konsep

Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep. Dalam peta konsep, siswa menuliskan gagasan pokoknya dadn relasi konsep-konsepnya. Siswa diminta menjelaskan peta konsep dan dapat menanyakan konsep yang tidak sesuai dan hubungan antar konsep yang tidak cocok dengan pengertian para ahli (Suparno, 2007: 146, 150).


(29)

3. Gambar

Siswa dapat diminta menggambar untuk mewakili pemahaman mereka tentang konsep tertentu. Menggambar dapat digunakan dalam situasi klinis, tetapi juga dapat digunakan di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung (Taber, 1999).

G. Deskripsi Materi a. Pengertian Gaya

Gaya adalah sebuah dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda (Giancoli,2001:90 & Tipler,1998:91). Gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah sehingga digolongkan sebagai besaran vektor (Tipler, 1998:91).

Satuan gaya adalah Newton, satu Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m/s2 pada benda bermassa 1 kg. Selain Newton, satuan gaya sering ditulis dalam bentuk kg m/s2( 1Newton= 1kg m/s2) (Tipler, 1998:96).

Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauhan, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan tali (Young and Freedman, 2001: 93)


(30)

b. Gaya Gesekan

Salah satu hukum yang berpengaruh untuk gaya gesek yaitu Hukum I Newton yang menyatakan bahwa setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol(Giancoli, 2001).

Jika anda mendorong sebuah kotak besar yang diam di atas lantai dengan sebuah gaya horizontal yang kecil, maka mungkin saja benda tersebut tidak bergerak. Lalu jika anda memperbesar gaya, ternyata pada suatu saat tertentu benda tersebut mulai bergerak. Kita mengatakan bahwa gaya yang mengimbangi gaya yang kita lakukan adalah gaya gesekan yang dilakukan oleh kotak besar terhadap lantai sepanjang permukaan kontaknya (Halliday and Resnick, 1985:143). Gaya gesek adalah gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul benda-benda saling bergerak yang mengalami interaksi (Tipler, 1998:123). Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek juga dipengaruhi oleh kasar-halusnya permukaan benda yang saling bersentuhan. Gaya gesekan tebagi menjadi dua yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetik.

1. Gaya Gesekan Statis

Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain (Halliday and Resnick, 1985: 144).


(31)

Besarnya gaya gesekan statis sebanding dengan gaya normal (N) yang dikerjakan oleh salah satu permukaan pada permukaan lainnya. adalah suatu kontanta yang disebut koefisien gesek statis yang merupakan perbandingan antara besar gaya gesekan statis maksimum dengan besar gaya normal. Koefisien ini bergantung pada sifat kasar dan licinnya suatu permukaan. Tanda “sama dengan” hanya berlaku ketika gaya yang diterapkan mencapai nilai maksimum dan pada nilai ini gerakan pada benda akan dimulai (Young and Freedman, 2002:133).

2. Gaya Gesekan Kinetik

Gaya gesekan kinetik adalah gaya yang bekerja ketika sebuah benda meluncur pada suatu permukaan (Young and Freedman, 2002:132).

=

Dengan adalah koefisien gesek kinetik : perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dengan besar gaya normal.

Halliday dan Resnick dalam bukunya (1985) menjelaskan cara yang lebih mudah untuk memahami gaya gesekan dengan menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah balok.

N

W F = 0

Gambar 1 Sebuah balok diletakkan di atas

meja dan dalam keadaan diam


(32)

Lalu, pada bidang miring, komponen gaya yang bekerja yaitu :

F N

Fs

W sin Gambar 5.

N N

W F

Gambar 2 Balok dikenai gaya sebesar F dan gaya mengimbangi gaya F sehingga benda masih diam

F

Gambar 3

gaya sebesar F diperbesar pada benda dan gaya mengimbangi gaya F dan

benda masih tetap diam a

N

W F

Gambar 4

Gaya sebesar F diperbesar lagi dan gaya sudah

tidak mampu mengimbangi gaya F sehingga benda mulai

bergerak dan ada percepatan W

a

fs

W W cos W


(33)

Bila benda ditarik pada dengan seutas tali membentuk sudut 300maka gaya yang bekerja yaitu:

Gambar 6. F cos

fs

W

c. Gaya Normal

Pada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke bawah dan menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.


(34)

14

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam serta mengungkap pemahaman siswa

B. Partisipan Penelitian

Partisipan dari penelitian ini yaitu 4 siswa SMA yang sudah mendapatkan materi Gaya.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah salah satu desain yang mendetail dari suatu subyek pada keadaan khusus. Bahan yang diteliti hanya satu atau kecil ruang lingkupnya, sehingga tidak perlu menggeneralisasi apapun. Dalam kasus


(35)

ini, peneliti memilih siswa secara acak untuk dijadikan partisipan. Melalui wawancara peneliti mengumpulkan data yang diperlukan.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman

Penelitian ini merupakan jenis wawancara yang berkembang dimana untuk mendapatkan penelitian yang mendalam diperlukan latihan. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat mempertajam pertanyaan terkait dengan materi yang akan ditanyakan. Pada partisipan pertama peneliti melakukan wawancara dan hanya didapat pemahaman seadanya dan belum terlalu mendalam. Lalu peneliti melakukan wawancara pada partisipan kedua dan didapat pemahaman yang lebih mendalam, demikian juga pada partisipan ketiga. Pada partisipan keempat, peneliti menemukan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan partisipan pertama, kedua, dan ketiga.

Proses wawancara yang dilakukan peneliti pada keempat partisipan mengalami kemendalaman yang berbeda. Hal ini dikarenakan selama proses wawancara peneliti semakin menguasai teknik wawancara dan materi. Ini juga merupakan proses belajar yang dialami oleh peneliti dalam melakukan sebuah wawancara.


(36)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara pada beberapa siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa mengetahui prestasi dan kemampuan. Dalam penelitian, peneliti memakai alat bantu berupa recorder untuk merekam wawancara. Wawancara ini sendiri bersifat fleksibel untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki anak.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara klinis dan bersifat bebas tidak terstruktur. Wawancara klinis dilakukan dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terhadap topik gaya di ruang yang tenang, tanpa penonton, dan waktu yang tepat Melalui wawancara peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman partisipan.

Wawancara ini tidak menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dari awal. Instrumen ini berkembang sejalan dengan penelitian. Dengan kata lain, wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang berkembang.

Wawancara ini berpedoman pada pola pemikiran partisipan tanpa diberikan treatment terlebih dahulu. Partisipan diberi kesempatan untuk mengemukakan jawaban mereka tanpa pengaruh dari peneliti.


(37)

H. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif. Data hasil wawancara diubah menjadi bentuk narasi tertulis yang menggambarkan proses wawancara tersebut. Transkrip wawancara dan analisis data dikaji berdasarkan konsep-konsep yang berkaitan.

Tahapan analisis data: 1. Transkrip wawancara

Hasil rekaman wawancara antara peneliti dan partisipan diubah dalam bentuk transkrip wawancara untuk memperjelas pendapat partisipan mengenai konsep gaya. Dari hasil wawancara juga bis dilihat sejauh mana dan dari mana pengetahuan yang mereka ungkapkan.

2. Pengkategorian

Tahap berikutnya adalah pengkategorian data dari hasil transkrip wawancara. Pengkategorian data berdasarkan jawaban partisipan dan dibagi dalam (1) memiliki pemahaman yang lengkap (2) pemahaman kurang lengkap (3) miskonsepsi. Kriteria ini ditentukan berdasarkan alasan partisipan mengemukakan pendapat dan sumber jawaban partisipan.

3. Pengkodingan

Setelah data dikategorikan, peneliti mengelakukan pengkodingan berdasarkan masalah yang dikaji berupa konsep-konsep yang berkaitan tentang gaya, yaitu:


(38)

a. Pemahaman siswa tentang Gaya

b. Pemahaman siswa tentang pengaruh gaya

c. Pemahaman siswa tentang gaya yang bekerja pada benda diam d. Pemahaman siswa tentang diagram gaya

e. Pemahaman siswa tentang gaya gesek f. Pemahaman tentang koefisien gaya gesek

g. Pemahaman siswa tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak


(39)

19

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Partisipan diambil secara acak dari beberapa sekolah yang berbeda di Yogyakarta yang berjumlah 4 orang. Penelitian ini bersifat langsung karena peneliti tidak memberikan materi terlebih dahulu kepada partisipan dan langsung memberikan perlakuan kepada partisipan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki.

Tahap pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dengan durasi waktu setiap wawancara + 1 jam untuk setiap partisipan.. Wawancara ini bersifat personal dan tidak terstruktur serta disesuaikan dengan kebutuhan data.

B. Data

Pemahaman partisipan tentang materi gaya diketahui dari hasil wawancara. Berikut adalah rangkuman hasil transkrip wawancara tentang materi gaya.

Tabel 1. Pemahaman tentang Gaya

partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir S1 gaya itu seperti gaya

pegas, gaya gravitasi dll

Apa lagi yang

diketahui? S1 tidak dapatmenjawab karena lupa


(40)

melakukan usaha atau

sejenisnya dengan usaha? akibat dari usaha (miskonsepsi) S3 gaya itu tarikan dan

dorongan Tarikan dandorongan yang seperti apa?

Kita menarik suatu benda atau kita mendorong sebuah benda

(pemahaman lengkap) S4 gaya itu tarikan atau

dorongan - gaya itu tarikan ataudorongan

(pemahaman lengkap) Tabel 2. Pemahaman Partisipan tentang Pengaruh Gaya partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir

S1 Tidak dapat

menjawab Jika bendadidorong apa yang terjadi?

Gaya menyebabkan benda bergerak (pemahaman kurang lengkap)

S2 mengakibatkan benda

bergerak lalu

bergesekan sehingga berhenti

Apa lagi? mengakibatkan benda bergerak lalu bergesekan sehingga berhenti

(pemahaman kurang lengkap)

S3 Benda jadi bergerak namun tergantung kelembaman, jika kelembaman besar maka bendanya gak bergerak Kelembaman itu apa? Akibat lain? Sebuah kekuatan benda untuk mempertahankan posisinya Gaya mengakibatkan benda berubah bentuk, benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam


(41)

(pemahaman kurang lengkap)

S4 Gaya menyebabkan

benda bergerak Lalu? Ilustrasitentang mobil yang bergerak

Gaya membuat benda bergerak, benda menjadi diam, benda berubah bentuk, benda berubah arah (pemahaman lengkap)

Tabel 3. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda diam

partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir S1 gaya yang bekerja

pada benda tersebut adalah nol

Mengapa? Gaya saat benda diam sama dengan nol karena kecepatan yang dimiliki juga nol

(miskonsepsi)

S2 Gaya yang bekerja

yaitu gaya gravitasi dan gaya normal

Coba dijelaskan

Bagaimana jika benda di bidang miring?

Saat benda diam, gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi ke arah bawah dan gaya normal ke arah atas

Gaya yang bekerja sama. Gaya gravitasi ke arah bawah dan gaya normal tetap ke arah atas

(miskonsepsi) S3 dua gaya yang bekerja

yaitu gaya gravitasi dan gaya gesek

Coba dijelaskan gaya gravitasi ke arah pusat bumi, arah gaya geseknya berlawanan dengan


(42)

gaya gravitasi (miskonsepsi)

S4 Gaya yang bekerja

gaya normal dan gaya gravitasi

Coba dijelaskan

Bagaimana bila botol di bidang miring

Misalnya sebuah botol dilantai, botol memiliki berat ke arah bawah dan gaya normal ke arah atas sehingga gaya yang bekerja gaya berat dan gaya gravitasi Berat botol tetap mengarah ke bawah namun gaya normal botol tegak lurus terhadap bidang miring

(pemahaman lengkap) Tabel 4. Pemahaman partisipan tentang diagram gaya

partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir S4

- S4 dapatmenggambarkan gaya yang bekerja pada bidang datar

- Gaya yang bekerjasama seperti pada bidang datar N

F W


(43)

Jika di bidang miring

Jika sebuah batu dijatuhkan ke bawah dan batu lainnya

dijatuhkan ke kanan, apakah arahnya sama?

S4 mulai mengingat kembali lalu

menggambar ulang setelah mengingat materi vektor

fs F sin

Bagaimana jika benda ditarik dengan sudut 300 Bagaimana letak sudut dan penguraian sin dan cos? S4 mengalami kebingungan saat menguraikan sin dan cos namun kemudian bisa menjelaskan dan menggambarkan ulang

fs F cos

W

(pemahaman lengkap) F

N

W fs

N F cos F

W

N F sin F W sin N fs

W W cos


(44)

Tabel 5. Pemahaman partisipan tentang gaya gesek partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir

S1 gaya gesek

berlawanan arah dengan gaya dorong

- S1 tidak dapat

menjawab karena lupa dan bingung S2 gaya gesek timbul

bila ada pengaruh dari usaha

- gaya gesek timbul

bila ada pengaruh dari usaha

(miskonsepsi)

S3 Gaya yang timbul

akibat gesekan antara dua buah permukaan benda Bagaimana ketika benda diam? Bagaimana ketika benda bergerak

Saat benda diam ada gaya gravitasi ke arah bawah lalu lantai dan kaki meja bergesekan sehingga gaya gesek ke atas karena lantai menahan meja sehingga meja tidak bergerak

Gaya gravitasi ke arah bawah dikali massa benda, gaya yang diberikan ke meja misalnya ke arah kanan, ada gaya gesek juga dengan arahnya ke kiri berlawanan dengan gaya yang diberikan S3 menyimpulkan bahwa gaya gesek bekerja saat benda diam dan juga benda bergerak dan gaya gesek selalu saling menghilangkan dengan gaya gravitasi walaupun arahnya berbeda


(45)

(miskonsepsi) S4 gaya gesek timbul

bila dua buah benda saling bergesekan Bagaimana ketika benda diam? S4 menganalisis dengan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas lantai dan botol yang diletakkan di atas karpet.

S4 menemukan bahwa ketika karpet ditarik maka akan muncul gaya gesek antara karpet dan botol namun bila botol hanya di lantai maka tidak ada gaya gesek yang bekerja. S4 menyimpulkan bahwa gaya gesek muncul saat benda diberi gaya awal. (pemahaman lengkap) Tabel 6. Pemahaman partisipan tentang koefisien gaya gesek partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir S4 koefisien gesek

berlaku di semua keadaan benda

Ilustrasi tentang koefisien gesek statis dan kinetis

Koefisien gesek tidak berlaku di semua keadaan benda. Saat benda tidak bergerak maka benda mengalami gaya gesek statis dengan koefisien yang digunakan adalah koefisien gaya gesek statis. Saat benda bergerak


(46)

maka benda mengalami gaya gesek kinetik dengan koefisien gesek yang digunakan adalah koefisien gesek kinetik

(pemahaman lengkap)

Tabel 7. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

partisipan Pemahaman awal Pertanyaan

konfirmasi Pemahaman akhir S2 Ketika bola ditendang

maka bola mengalami percepatan karena bergesekan dengan lantai Jadi yang mempengaruhi gaya gesek?

Jika gaya yang diberikan besar maka gaya gesek yang ditimbulkan juga semakin besar (pemahaman kurang lengkap)

S3 Benda mengalami

GLB dan GLBB Mengapa? Ketika gaya yangdiberikan tetap maka benda mngalami GLB namun bila diberi gaya yang lebih besar maka benda akan

dipercepat dan bila diberi gaya yang lebih kecil maka benda akan semakin melambat karena ada gaya gesek yang bekerja

(miskonsepsi)

S4 S4 tidak bisa

mengungkapkan jawaban karena lupa

Bagaimana dengan resultannya?

Karena diberi gaya maka benda


(47)

Mengapa benda

bisa bergerak? yang bekerja yaitugaya gesek dengan arah yang

berlawanan dengan gaya dorong yang diberikan

(Pemahaman kurang lengkap)

C. Pembahasan

Berdasarkan data, terdapat tiga jenis pemahaman yang dimiliki oleh partisipan, yaitu memiliki pemahaman yang lengkap, pemahaman yang kurang lengkap, dan miskonsepsi. Memiliki pemahaman yang lengkap jika konsep awal partisipan sudah betul dan tetap betul setelah diberikan pertanyaan konfirmasi. Selain itu dikatakan pemahamannya lengkap jika konsep awal partisipan adalah salah namun setelah diberikan pertanyaan konsep partisipan berubah menjadi betul. Jenis pemahaman yang kurang lengkap jika partisipan hanya dapat menjelaskan sebagian dari konsep, baik itu saat konsep awal maupun setelah diberikan pertanyaan. Jenis miskonsepsi jika konsep yang dimiliki partisipan berbeda dengan konsep ahli dan konsep tersebut tidak berubah meskipun diberikan pertanyaan konfirmasi.

1. Pemahaman partisipan tentang Gaya

Menurut teori gaya merupakan sebuah tarikan atau dorongan (Young and Freedman,2002). Dari pengertian secara teori tersebut, tidak semua partisipan memahami bahwa gaya dalam fisika adalah sebuah tarikan dan dorongan. Partisipan A mengungkapkan bahwa gaya itu


(48)

seperti gaya pegas, gaya gravitasi dll. Partisipan B mengatakan bahwa gaya adalah sesuatu yang dihasilkan oleh benda itu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar. Jika ada pengaruh dari luar, maka benda tersebut mengalami usaha, “gak ada, gaya itu dihasilkan oleh benda itu sendiri tanpa pengaruh dari kita.” Partisipan juga mengatakan “jadi kalau kita dorong meja ke dinding tapi mejanya gak gerak kita tetap melakukan usaha karena kita membuat benda berpindah tempat” (lampiran 3 Hlm. 45). Namun,ada juga partisipan lain yaitu partisipan C dan D yang memahami bahwa gaya itu adalah tarikan dan dorongan. Partisipan C mengungkapkan “gaya itu tarikan dan dorongan, satuannya Newton” (lampiran 4 hlm. 49). Partisipan D berpendapat ““gaya itu macam-macam, kalau dari dasarnya menurut saya gaya itu tarikan atau dorongan” (lampiran 5 hlm.54). Partisipan D menambahkan bahwa gaya merupakan besaran vektor karena memiliki arah dan nilai.

Dari penjelasan di atas,dapat disimpulkan sebagai berikut: sebagian besar partisipan sudah memahami dengan baik bahwa gaya merupakan tarikan dan dorongan. Namun masih ada partisipan yang mengalami miskonsepsi pada pengertian gaya. Gaya dipahami sebagai akibat dari usaha.

2. Pemahaman partisipan tentang pengaruh gaya

Hampir seluruh partisipan memahami bahwa pengaruh gaya yaitu gaya menyebabkan benda bergerak. Partisipan A tidak dapat menjelaskan


(49)

pengaruh gaya. Menurut partisipan B gaya merupakan akibat dari usaha dan usaha menyebabkan benda bergerak lalu diam dan gaya muncul akibat adanya usaha atau dihasilkan sendiri oleh benda itu, seperti misalnya gaya normal. Partisipan C memahami bahwa gaya menyebabkan benda bergerak, benda berubah bentuk, dan benda yang bergerak jadi diam. Menurut partisipan D, pengaruh gaya yaitu menyebabkan benda bergerak. Lalu peneliti bertanya lewat ilustrasi berupa mobil yang di rem, lalu rute yang dilewati partisipan dari rumah menuju sekolah dan cara membuat kue. Dari hasil ilustrasi tersebut, dapat dilihat bahwa partisipan D mengalami proses akomodasi terhadap pemahaman yang dimiliki. Partisipan D dapat menjelaskan lebih lagi tentang pengaruh gaya. Partisipan D mengatakan “akibat dari gaya itu menyebabkan benda diam jadi bergerak, perubahan bentuk benda, benda yang bergerak jadi diam atau bergerak semakin cepat, mengubah arah benda” (lampiran 5 Hlm.55)

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 3 orang partisipan memiliki pemahaman yang kurang lengkap tentang pengaruh gaya dan 1 orang partisipan memiliki memiliki pemahaman yang baik.

3. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda diam


(50)

Halliday dan Resnick dalam bukunya (1985) mengungkapkan bahwa pada benda diam bekerja dua jenis benda yaitu gaya normal yang tegak lurus terhadap bidang alas dan gaya berat yang mengarah ke pusat bumi. Sebagian partisipan mengalami miskonsepsi tentang gaya yang bekerja pada benda diam. Partisipan A mengatakan saat benda diam, gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol karena kecepatan yang dimiliki juga nol. Partisipan C memahami bahwa pada benda diam yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya gesek. Partisipan berpendapat “Iya, gaya gravitasi ke arah pusat bumi, arah gaya geseknya berlawanan dengan gaya gravitasi” (lampiran Partisipan B dan partisipan D menunjukkan bahwa pada benda diam terdapat dua gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya normal namun ada perbedaan pemahaman tentang gaya normal pada partisipan B dan partisipan D. Partisipan B memahami bahwa kedua gaya ini membentuk satu garis lurus dan berlawanan arah. Responden berpendapat “gaya gravitasinya kan ke bawah jadi gaya normalnya ke atas berlawanan dengan gaya gravitasi” (lampiran 3 Hlm.47). Demikian juga saat benda di bidang miring, gaya normal yang dihasilkan tetap ke atas berlawanan dengan gaya gravitasi dan membentuk satu garis lurus. Menurut partisipan D, pada benda diam, gaya yang mempengaruhi benda hanya 2 jenis yaitu gaya normal dan gaya berat. Gaya normal selalu tegak lurus terhadap bidang alas benda sedangkan gaya berat selalu mengarah ke bawah ke arah pusat bumi. Responden mengatakan“iya gaya normal tegak lurus sama bidang alasnya.”


(51)

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dua orang partisipan memahami bahwa pada benda diam terdapat gaya yang bekerja yaitu gaya gravitasi dan gaya normal. Meskipun demikian, hanya partisipan D yang dapat menggambarkan dengan benar tentang gaya normal. Partisipan B hanya memahami bahwa gaya normal selalu mengarah ke atas dan tidak tergantung pada bidang alas. Dua orang partisipan lainnya mengalami miskonsepsi. Partisipan A memahami pada benda diam tidak terdapat gaya gravitasi dan gaya normal. Partisipan C memahami bahwa pada benda diam tidak terdapat gaya normal dan hanya ada gaya gesek serta gaya gravitasi.

4. Pemahaman partisipan tentang diagram gaya

Konsepsi tentang diagram gaya diperdalam oleh peneliti pada partisipan D. Partisipan D dapat menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada saat benda diberi gaya awal di sebuah bidang datar namun partisipan mengalami kebingungan saat diminta untuk menggambar diagram gaya pada bidang miring. Peneliti lalu mencoba untuk mengkonfirmasi ulang atas jawaban responden dengan memberikan ilustrasi. Setelah responden menganalisis ilustrasi yang diberikan oleh peneliti, responden mulai mulai mengakomodasi pemikirannya dan mengatakan bahwa pada bidang miring dan bidang datar arah gaya dorong berbeda dan arah gaya tidak hanya posotf dan negatif. Hal ini diperkuat dengan pernyataan responden “iya kak, nggak jadi. Aku baru inget ada penguraian vektornya haha.”


(52)

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipan memiliki pemahaman yang baik tentang menggambar diagram gaya. Pemahaman yang dimiliki oleh partisipan karena partisipan mengakomodasi pemahaman awalnya menjadi pemahaman yang baru. 5. Pemahaman partisipan tentang gaya gesek

Menurut pengertian para ahli Gaya gesek adalah gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul benda-benda saling bergerak yang mengalami interaksi (Tipler, 1998:123). Partisipan A memahami bahwa gaya gesek berlawanan arah dengan gaya dorong. Partisipan B memahami bahwa gaya gesek timbul bila ada pengaruh dari usaha namun tidak bisa menjelaskan lebih lanjut lagi. Partisipan C mengatakan definisi dari gaya gesek yaitu gaya yang timbul akibat gesekan antara dua buah permukaan benda. partisipan sudah memahami bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh permukaan beda dimana benda akan dipercepat bila berada di permukaan yang halus atau rata dan akan lebih lambat saat dipermukaan yang kasar. Partisipan berpendapat “ya pada permukaan yang kasar bendanya bisa bergerak cepat tapi pada permukaan yang kasar tidak bisa bergerak secepat di permukaan yang halus.” Menurut partisipan D gaya gesek timbul bila dua buah benda saling bergesekan. Kutipan wawancara dengan partisipan D yaitu sebagai berikut:

P: nih misalnya sebuah botol di atas lantai , ada gaya geseknya gak ini?


(53)

P: kenapa?

R: kan bendanya diam, jadi walaupun bersentuhan gak ada gaya geseknya, tapi Cuma ada gaya normal dan gaya berat aja

P: yakin?

R: hmm, ya kalau diletakkan gini ada tapi kecil kak? P: jadi ada atau nggak nih? Tadi gak ada sekarang ada?

R: sebentar kak, ya gak ada soalnya bendanya diam gak berpindah tempat, gak ada pengaruh gaya dari luar Cuma ada gaya normal dan gaya berat. Gaya gesek kan baru ada kalau ada gaya dorong yang diberikan pada benda

P: yakin?

R: iyaa kak yakin, prinsipnya kan gesekan menghasilkan miu dan gesekan membuat benda semakin lambat bergerak terus lama-lama diam. Nah saat benda sudah diam berarti udah gak ada lagi gaya geseknya

P: jadi yakin gak ada?

R: eh ada ding jadinya kak, kenapa jadi ada soalnya kan botolnya bersentuhan sama lantai . kalau misalnya botolnya di atas karpet terus karpetnya di tarik, berarti ada gaya geseknya

P: nah tapi kan itu karna kamu tarik karpetnya makanya ada gaya gesek, terus kalau hanya diam tanpa sentuhan gimana?

R: gak, gak ada ding soalnya gak ada gaya yang mengenainya P: yakin?

R: iya kak, kan tadi pada benda diam Cuma ada gaya berat dan gaya normal aja

P: jadi gaya gesek bekerjanya saat kapan?

R: ya berarti saat ada gaya awal yang diberikan pada benda kak Setelah peneliti memberikan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas meja partisipan mengalami keraguan apakah ada gaya gesek yang bekerja pada botol yang diam dan lantai. Ilustrasi peneliti membuat partisipan mengalami perubahan pemikiran. Di awal partisipan mengatakan tidak ada gaya geseknya, namun ketika peneliti memancing dengan kata “yakin” berkali-kali, partisipan menjadi ragu dan mengubah jawabannya.

Partisipan mulai mengalami perubahan pemahaman setelah menganalisis ilustrasi yang diberikan oleh peneliti. Partisipan menganalisis


(54)

dengan ilustrasi berupa botol yang diletakkan di atas lantai dan botol yang diletakkan di atas karpet. Partisipan menemukan bahwa ketika karpet ditarik maka akan muncul gaya gesek antara karpet dan botol namun bila botol hanya di lantai maka tidak ada gaya gesek yang bekerja. Partisipan menyimpulkan bahwa gaya gesek muncul saat benda diberi gaya awal.

Pada peristiwa gaya gesek, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: sebagian partisipan memahami bahwa gaya gesekan merupakan gaya yang timbul akibat dua buah benda yang bergesekan dengan arah yang berlawanan. Konsep tersebut diperoleh dari pengalaman masing-masing setiap partisipan.

6. Pemahaman tentang koefisien gaya gesek

Persoalan tentang koefisien gaya gesek diberikan pada partisipan D dengan tujuan untuk memperdalam jawaban yang telah diberikan sebelumnya, yaitu mengenai gaya gesek. Partisipan D memahami bahwa koefisien gesek berlaku di semua keadaan benda. Konsepsi tersebut dibangun berdasarkan pengalaman sehari-hari partisipan terutama saat di kelas. Menurut partisipan, pemahaman tentang koefisien gesek tidak dipelajari secara mendalam selama pembelajaran.

Setelah peneliti memberikan ilustrasi tentang koefisien gesek statis dan kinetik, partisipan mulai menunjukkan adanya perubahan pemahaman. Partisipan membenarkan bahwa bila gaya yang gesek benda terhadap bidang alas lebih besar daripada gaya yang diberikan maka benda akan


(55)

diam dan bila gaya geseknya kecil maka benda akan bergerak. Partisipan lalu menganalisis pernyataan tersebut dengan arti kata statis dan kinetik. Pada akhirnya partisipan memiliki pemahaman yang baru dimana koefisien gesek tidak berlaku pada semua keadaan benda. Saat benda tidak bergerak maka benda mengalami gaya gesek statis dengan koefisien yang digunakan adalah koefisien gaya gesek statis. Saat benda bergerak maka benda mengalami gaya gesek kinetik dengan koefisien gesek yang digunakan adalah koefisien gesek kinetik.

7. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

Para ahli mengungkapkan bahwa adanya gaya total yang beraksi pada benda menyebabkan benda bergerak dengan percepatan, dimana jika resultan gaya tetap maka besar percepatannya juga tetap. Pada benda yang bergerak partisipan memahami bahwa jika benda diberi gaya terus-menerus maka gaya yang diberikan oleh partisipan akan sebanding dengan percepatan yang dihasilkan oleh benda. Jika pada benda yang bergerak tidak dberikan gaya terus-menerus maka gerak benda akan semakin lambat dan lama-lama berhenti.

Partisipan B mengatakan “Ketika gaya yang diberikan tetap maka benda mngalami GLB namun bila diberi gaya yang lbih besar maka benda akan dipercepat dan bila diberi gaya yang lebih kecil maka benda akan semakin melambat karena ada gaya gesek yang bekerja.” Hal ini


(56)

menunjukkan bahwa partisipan mengalami miskonsepsi karena pada bidang licin ketika gaya yang diberikan tetap maka benda akan mengalami percepatan. Partisipan C mengatakan “bola ditendang terus diberi tendangan lagi sekuat tendangan pertama dan searah dengan gaya yang pertama maka bola nya mengalami percepatan positif karena semakin cepat terus kalau bola ditendang lalu diberi tendangan yang lebih lemah dari tendangan pertama tapi arahnya searah dengan gaya yang diberikan pertama maka percepatannya negatif.” Partisipan D mengungkapkan “mobilnya semakin dipercepat, kan sesuai dengan hukum Newton yang kedua= m.a ,sendiri merupakan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu yaitu gaya dorong dan gaya gesek. Gaya dan percepatan itu sebanding mbak, gaya makin besar, percepatan juga makin besar.”

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dua partisipan memahami bahwa pada benda bergerak, percepatan mempengaruhi benda. Selain itu,ada gaya gesek yang mempengaruhi gerak benda dimana arah gaya gesek berlawanan dengan arah gaya yang diberikan pada benda. Selain itu, masih ada partisipan yang mengalami miskonsepsi.


(57)

37 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda dan sebagian pemahaman siswa ada yang tidak sesuai dengan konsep sebenarnya. Dengan kata lain ada siswa yang mengalami miskonsepsi, siswa memiliki pemahaman yang kurang lengkap, dan siswa memiliki pemahaman yang lengkap.

2. Siswa pertama mengalami miskonsepsi pada bagian gaya yang bekerja pada benda diam dan tidak bisa menjawab tentang sub materi yang lainnya.

3. Siswa kedua dan ketiga banyak mengalami miskonsepsi tentang konsep gaya karena memiliki pemahaman yang berbeda dengan konsep para ahli.

4. Siswa keempat memiliki pemahaman yang lengkap karena dapat menjelaskan konsep gaya sesuai dengan konsep para ahli

5. Pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang konsep gaya.


(58)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran antara lain:

1. Bagi guru dan calon guru: bahwa dalam proses pembelajaran mengajukan pertanyaan adalah sebuah hal yang penting untuk dapat mengungkap pemahaman siswa sehingga guru dan calon guru mengetahui apa yang ada dipikiran siswa.

2. Jumlah partisipan yang diteliti bisa lebih banyak sebagai perbandingan saat analisis

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah partisipan yang hanya berjumlah 4 siswa.


(59)

39

Giancolli, Douglas C. 2001.Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Halliday and Resnick. 1985.Fisika Jilid 1 (3thed). Jakarta: Erlangga

McComas, William. F. 2003. A Textbook Case of the Nature of Science: Laws and Theories in the Science of Biology. Rossier School of Education, University of Southern California. Los Angeles. Dalam http://coehp.uark.edu/pase/Law_Theory.pdf diunggah tanggal 17 maret 2015 pukul 15.00 WIB.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Simanjuntak, MP, Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video, Jurnal Pendidikan Fisika, vol. 1, 2012, pp. 55-60.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Suparno, P. 2001. Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo

Suparno, P. 2007.Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma


(60)

(Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sutrisno, 2006. Fisika dan Pembelajarannya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Taber, K. S. 1999. Probing Understanding. November 1999. Cambridge: Homerton College

Tipler, P.A. 1998.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Van den Berg, E. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

W.S, Winkel. 1987.Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Young, Roger A. Freedman, T.R. 2002.Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga


(61)

41

T: gaya itu apa? Z:lambangnya F T:terus?

Z:gaya itu Fxs, s adalah jarak, F adalah gaya T:jadi Fxs= apa?

Z:W, W itu berat

T:contoh gaya x jarak apah? Z:gaktau

T: gaya menyebabkan apa? Z: apa ya mbak, bingung

T:jika kamu dorong meja artinya? Z:memberi gaya

T: terus mejanya gimana setelah didorong? Z: bergerak

T: jadi kesimpulannya?

Z: gaya membuat benda bergerak T:jadi Fxs = gaya?

Z:bukan mbak, Fx s = W tp gaktau apa itu W T:contoh gaya?

Z: contoh gaya itu g.gravitasi, pegas, gaya gesek T:jadi gaya itu apa?

Z:bingung mb gaya itu apa T:gaya gesek itu apa? Z:gak bisa jelasinnya T:y udah digambar Z:(gambar)

T:gaya geseknya dimana?kalo didorong ke kanan gayanya kemana? Gaya geseknya kmana?

Z:gaya geseknya juga ke kanan T:jd searah?

Z: nggak deng mb, berlawanan

T:oke, klo benda diam mnurutmu ada gaya yg bekerja gk? Z:gak ada mb, gak ada gayanya

T: terus yang nol apa? Z:kecepatannya yang nol

T:berarti kecepatannya nol, F nya juga nol?

Z:iyaa mb soalnya klo benda diam itu F nya gak ada T:Fnya gak ad ato nol

Z:F nya nol

T:berarti gak ada gaya apapun Z:mungkin ada ya mb tp Fnya nol T:trus yang bikin nol apah

Z:soalnya bendanya diem T:pernah denger gaya berat?

Z:pernah tp lupa, Cuma inget gaya gravitasi T: apa itu


(62)

T:contoh gaya gesek

Z:tangan yang bergesekan, gerakannya berlawanan, tangan kiri diam tangan kanan bergerak, terus dua-dua tangannya mengalami gaya gesek

T:inget hukum Newton gak? Z:Cuma inget hukum newton III T:gaya gesek dipengaruhi oleh apa

Z:dipengaruhi oleh dorongan contohnya meja dengan lantai T:tau gak kenapa sepatu bola cowok dibuat ada pullnya? Z:apa yaa, gaktau mbak, supaya bisa nginjek lawan

T:perbedaan sepatu roda dengan sepatu roda dengan sepatu biasa?

Z:kalo sepatu roda lebih cepet, kalo sepatu biasa ya biasaa ajaa,,kalo sepatu roda efeknya jadi licin jadi lebih mudah gerak

T:nah itu karena apa kok bisa gitu?

Z: ada gaya gesek antara sepatu roda dan lantai, gaya geseknya besar karena bikin licin

T:misalnya, kamu gelindingin bola di jalan rata dan jalan berlubang, mana yang lebih dulu sampe?

Z:bola yang dijalan rata T:kenapa?

Z:karena permukaan nya rata dan gak ada hambatan

T:berarti hambatan pada boal dan gesekan pada bola tu sama atau beda?

Z:beda karena hambatan itu menghambat, kalo gesekan itu misalnya benda A dan benda B bertemu maka terjadi gesekan

T:terus apa bedanya antara dua benda yang bertemu lalu bergesekan dengan bola yang menggelindinga di atas jalan?

Z: beda dong mb, tp gaktau deng,, aku gaktau e gaya gesek itu apa T:trus pernah denger gaya normal?

Z:gak pernah denger mbak T:hukum Newton I tau gak? Z:lupa mbak

T:gaya gesek itu ada berapa jenis? Z:gaktau mbak, udah lupa

T:kalo benda menggelinding terus berhenti itu kenapa? Z:gayanya mungkin mb yang berhenti

T:terus?

Z:kecepatannya abis, gaya yang didorong habis jadi semakin lama semakin pelan T:dipengaruhi oleh gaya lain gak?

Z:kayakya iyaa mbak tapi gatau gaya apah T: jadi gaya gesek dipengaruhi apa?

Z: benda sama permukaan yang halus dan bergelombang T: pernah dengar gaya gesek statis?


(63)

43 P: Masih inget tentang gaya?

R: gaya? Emm yang aku inget terakhir yang dipelajari itu ada gaya gravitasi, gaya gesek, gaya normal

P: gaya itu apa? R:emmm apa yaaa.. P: contoh gaya apa? R: ini dorong meja

P: lalu, gaya itu yang seperti apa?

R: Gaya itu seperti melakukan usaha atau sejenisnya P: jadi gaya sama dengan usaha?

R: emmm, iyaaa P: yakin?

R: hahah lupa

P: gaya menyebabkan apa?

R: gaya menyebabkan perubahan posisi benda P: itu maksudnya gimana?

R: ini seperti dorong meja terus mejanya bergeser berpindah tempat

P: oh jadi ini dorong meja lalu mejaanya kan bergeser, ini ada gaya berarti? R: emm, usaha sih

P: usaha? Usaha dan gaya itu sama atau beda?

R: beda, usaha itu yang mengerjakan sedangkan gaya itu yang dihasilkan P: oh jadi usaha yang mengerjakan, gaya yang dihasilkan?

R: iyaa

P: jadi tadi ketika dorong meja tadi itu termasuk usaha atau gaya?

R: kayaknya usaha soalnya kita mendorong meja, melakukan sesuatu terhadap meja itu, terus kalau gaya itu kayak misalnya pas kita dorong meja terus ada gaya gesek yang timbul dari mejanya itu

P: oke lalu tadi pernyataanmu kan gaya menyebabkan benda berpindah tempat, lalu seandainya kamu dorong meja ini tapi mejanya gak bergerak , itu termasuk gaya atau nggak? Ada gayanya atau tidak?

R: iya ada gayanya juga

P: terus berarti gaya menyebabkan benda berpindah tempat atau nggak? R: emmm, bingung kak Cuma kan tadi ada dorongan jadi ada gayanya P: berarti dorongan tadi gaya atau usaha?

R: usaha kak tapi menyebabkan ada gaya P: kalau akibat dari gaya itu apa?

R: mengakibatkan benda bergerak terus bergesekan dengan lantai jadi berhenti P: terus apa lagi?

R: bisa buat benda dari bergerak jadi diam P: contohnya?

R: misalnya bola bergerak terus kita tahan jadinya bola diam P: jadi gaya itu apa?

R: emmm gaya yang membuat benda diam jadi bergerak atau benda bergerak jadi diam


(64)

R: gaya yang diberikan pada benda P: terus usaha mengakibatkan apa? R: apa ya, gaya itu krena usaha P: gaya itu akibat dari usaha? R: emmm iyaa,

P: kalau disimpulkan gaya itu apa?

R: gaya timbul jika ada usaha menyebabkan benda jadi bergerak atau berhenti, kalau usaha walaupun benda diam tidak ada gaya yang dihasilkan tapi kita tetap melakukan usaha

P: usaha pasti membuat benda berpindah tempat gak?

R: nggak pasti, misalnya benda didorong tapi ga gerak kita tetap melakukan usaha P: jadi sebuah benda dikatakan menerima gaya kalau berpindah tempat?

R: tapi gaya itu, emm bapaknya pernah bilang kalau misalnya dinding itu berarti ada gaya normalnya

P: gaya normalnya kemana? R: tetap ke atas

P: jadi kalau misal kamu mendorong meja dan mejanya diam berarti kamu melakukan usaha tetapi tidak memberikan gaya?

R: iya kak

P: kalau benda ini diam ada gaya gak?

R: ada kak, gaya gravitasi, kalau gak ada benda nya melayang-layang

P: tadi katanya kalau benda diam hanya ada usaha, gak ada gaya, coba dijelaskan lagi maksudnya gimana

R: tapi, itu kak yang buat bingung, benda diam kan ada gaya gravitasi dan gaya normal

P: coba ulangi pengertian usaha tadi apa

R: Gaya yang diberikan pada benda yang menyebabkan benda bergerak atau tidak bergerak

P: jadi kapan kamu mengartikan kamu melakukan usaha dan kamu melakukan gaya? R: usaha itu yang tadi sedangkan gaya itu yang dimiliki oleh benda itu sendiri

P: oh jadi dorongan itu usaha terus gaya itu berasal dari benda itu sendiri? R: iya kak

R: itu lho kak, semacam ada gaya baliknya yang menekan benda, gaya normalnya kalau gak salah

P: oh jadi ada gaya normalnya, seperti apa itu? R: duh gaktau kak, tapi tahu contohnya

P: oke contohnya apa?

R: kalau misalnya benda jatuh ke bawah ada gaya gravitasinya nah gaya normalnya itu ke atas

P: oh gitu, lalu misalnya meja ini, gaya normalnya kemana? R: ke atas

P: terus kalo mejanya ada di jalan turunan yang miring, gaya normalnya kemana? R: tetap ke atas

P: ke atasnya ke arah yang mana? Coba digambarin

R: (gambar) gaya gravitasinya kan ke bawah jadi gaya normalnya ke atas berlawanan dengan gaya gravitasi, terus ada gaya gesek


(65)

P: terus kalau benda nya di lantai datar gaya nya gimana?

R: sama aja sebenarnya gaya gravitasi ke bawah n gaya normalnya ke atas P: berarti mau gimanapun posisinya arah gaya normal selalu ke atas? R: iya sih kak, seingetku hehehe

P: jadi kalau begitu gaya normal itu apa? R: gaya yang berlawanan dengan gaya gravitasi P: lalu gaya ang gravitasi itu apa?

R: gaya tarik bumi yang disebabkan oleh titik pusat bumi P: terus gaya gravitasi dipengaruhi oleh apa?

R: ya oleh pusat bumi

P: lalu, hubungan gaya terhadap percepatan gimana? R: timbal balik kak,

P: timbal balik? Itu maksudnya gimana?

R: kalau gak salah tergantung rumusnya, misalnya P =V/T berarti P berbanding terbalik dengan T

P: oke, lalu kalau gaya dan percepatan? R: nah itu kak bingung ngomongnya gimana

P: oke misalnya kamu memperbesar gaya , percepatan nya gimana? R: makin besar juga percepatannya

P: contohnya apa dek? Contoh akibat kok percepatannya bisa makin besar?

R: misalnya bola ditendang terus maka bola mengalami percepatan tapi lama-lama berhenti karena bergesekan dengan lantai

P: gaya gesek itu apa?

R: gesekan antara dua benda, contohnya bola sama lantai, meja sama lantai P: gaya gesek itu terjadi kalau apa?

R: kalau benda diberikan usaha

P: besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh apa? R: dipengaruhi oleh usaha

P: maksudnya?


(66)

46

P: Kalau kamu dengar tentang gaya apa yang kamu tahu? R: Tarikan dan dorongan, satuannya newton

P: Tarikan dan dorongan yang seperti apa?

R: Kita menarik suatu benda atau kita mendorong sebuah benda P: Contohnya bagaimana? Coba dipraktekkan

R:(Partisipan mendorong meja lalu menarik kembali)

P: Lalu akibat dari gaya itu apa?

R: Benda jadi bergerak, tetapi juga tergantung sama kelembaman mbak. Kalau ada kelembaman maka bendanya gak bergerak

P: Kelembaman? Apa itu kelembaman?

R: Sebuah kekuatan benda untuk mempertahankan posisinya

P: Jadi, tergantung kelembaman benda? Lalu akibat dari kelembaman itu apa setelah kamu memberikan gaya?

R: Akibatnya gaya yang kita berikan tidak berpengaruh, bendanya jadi tidak bergerak. Jika kelembamannya besar atau gaya yang kita berikan terlalu kecil maka benda tidak akan bergerak

P: Lalu, akibat lain dari gaya itu apa?

R: Ya itu tadi mbak, dapat berubah bentuk, benda diam bisa jadi bergerak, benda bergerak bisa jadi diam

P: Berubah bentuk yang seperti apa?

R: Misalnya plastisin mbak, dari bentuknya kotak saat kita beri gaya bisa jadi gepeng atau cekung

P: Lalu, jika benda itu diam ada gaya yang berpengaruh gak? R: Ada, gaya gravitasi mbak

P: Gaya gravitasi itu apa? R: Gaya tarik bumi

P: Bagaimana arahnya? Coba gambarkan

R: Ke bawah, ke arah pusat bumi terus ada gaya gesek juga mbak P: Jadi benda diam dipengaruhi gaya gravitasi dan gaya gesek?

R: Iya, gaya gravitasi ke arah pusat bumi, arah gaya geseknya berlawanan dengan gaya gravitasi

P: Terus pengaruh gaya gravitasinya gimana? R: Gaya gravitasi dikali massa benda nya mbak

P: Apa aja sih yang mempengaruhi gaya gravitasi ini? R: Emmm apa yaa,,besarnya itu 9,8 atau 10 N/m mbak P: Oke, satuan N/m itu artinya apa?

R: Newton itu satuan gaya, meter satuan jarak P: Berarti gaya gravitasi itu gaya dibagi jarak?

R: Iya mbak, kan semakin tinggi tempatnya gaya gravitasinya semakin kecil P: Semakin tinggi apa nya?

R: Tempatnya mbak, jadi kalau misalnya kita dipuncak sama kita di pantai itu gaya gravitasinya semakin kecil

P: Lalu,Kamu pernah denger gaya berat? R: Pernah mbak,

P: Apa itu?


(67)

R: Beda mbak P: Bedanya dimana?

R: Gaya gravitasi besarnya tetap yaitu 9,8 N/m, gaya berat itu massa dikali gaya gravitasi , terus gaya berat itu lambangnya F atau W, gaya gravitasi itu lambangnya g mbak

P: Jadi walaupun gaya berat dan gaya gravitasi sama-sama gaya, dua-duanya beda? R: Iya mbak beda, tapi seharusnya sama kan sama-sama gaya

P: Lalu gimana?

R: Kalau gaya berat itu satuannya Newton mbak, massa itu satuannya gram, gaya gravitasi satuannya N/m, tapi kalau seperti itu berarti satuan gaya berat jadi N gram/meter mbak,

P: Jadi bagaimana?

R: Ya iya sih mbak, N/m atau N/gram ya, tapi mbak jarak kan juga berpengaruh pada gaya gravitasi mbak

P: berarti yang mempengaruhi benda diam gaya berat atau gaya gravitasi? R: gaya gravitasi mbak

P: Lalu tadi kamu bilang pada benda yang diam kan ada gaya geseknya kan, Terus arah gaya geseknya ke arah mana?

R: ke arah atas mbak, kan berlawanan dengan arah gaya gravitasi (Sindu menggambar arah gaya gesek ke atas)

P: Gaya gesek itu apa?

R: Gaya yang timbul akibat gesekan antara dua buah permukaan benda P: Nah untuk benda yang diam tadi, gaya geseknya gimana? Coba dijelaskan

R: Jadi kan ini lantai, terus ini meja mbak, saat diam ada gaya gravitasi ke arah bawah terus lantai dan kaki meja bergesekan jadi ada gaya gesek ke atas dimana lantai menahan meja sehingga meja tidak bergerak

P: Berarti ada gaya gesek = gaya gravitasi?

R: Iya mbak, gaya geseknya harus sama besar dengan gaya gravitasinya mbak, jadi saling menghilangkan

P: Lalu, gaya gesek itu dipengaruhi oleh apa aja sih? R: Permukaan benda mbak

P: gimana pengaruh permukaan nya?

R: ya pada permukaan yang kasar bendanya bisa bergerak cepat tapi pada permukaan yang kasar tidak bisa bergerak secepat di permukaan yang halus

P: Sekarang, misalnya kamu dorong meja tapi mejanya diam aja, ada gaya-gaya yang bekerja gak pada meja?

R: Gaya gravitasi ke arah bawah dikali massa benda, gaya yang diberikan ke meja misalnya ke arah kanan, ada gaya gesek juga dengan arahnya ke kiri berlawanan dengan gaya yang diberikan

(gambar)

P: Kamu menggambar Saat benda bergerak, gaya gesek berlawanan dengan arah gaya yang diberikan, lalu tadi saat benda diam, gaya geseknya berlawanan dengan daya gravitasi, berarti gaya gesek itu bisa ke atas bisa juga ke samping?

R: Iya mbak, kan saling menghabiskan, F nya jadi nol P: Nah itu arti F nya = 0 itu gimana?


(1)

P: terus kalau benda yang bergerak, atau diberi gaya sehingga bergerak, komponen gaya yang bekerja apa aja?

R: ini misalnya bola digelindingi di bidang miring saat benda baru mau digelindingi energi potensialnya ada,sedangkan energi kinetiknya gak ada karena kecepatan awal= 0, kemudian ketika bola sudah samapi di dasar energi kinetiknya ada, energi potensialnya = 0

P: terus komponen gaya yang berkerja apa aja? R: gaya yang bekerja?

P: iya komponen gayanya gimana? R: emmmm,

P: gini, resultan gayanya gimana? R: resultan gayanya nol

P: nah resultan itu apa?

R: haduh apa yaa, membahasakan nya itu gimana,, yaa gituuu hahaha P: iya gimana gimana?

R: resultan itu gaya-gaya nya yang ada

P: nah itu maksudnya, jadi gaya-gaya yang ada itu ada gaya apa aja

R: ya ini misalnya dari benda diam, kan jelas dia punya gaya berat dan gaya normalnya terus kalau digerakkan resultan nyaa jadi nol

P: lha kenapa bisa nol? Benda bergerak tadi karena apa? R: karena diberi gaya.

P: selain gaya yang kamu berikan, ada gaya lain gak?

R: oh gaya gesek, yang mempengaruhi kan gaya gesek, arahnya berlawanan dengan arah gaya dorong yang diberikan

P: emang gaya gesek itu apa?

R: gaya yang timbul ketika dua buah benda saling bergesekan. Biasanya rumusnya miu gesek dikali N

P: gaya gaya gesek itu menyebabkan apa?

R: gaya gesek itu kan bekerja pas benda bergerak aja

P: oh jadi gaya gesek itu Cuma pas benda bergerak aja baru ada? R: iyaa soalnya kan bendanya bergesekan dengan lantai jadi bergerak P: yakin?

R: iya yakin kak

P: nih misalnya sebuah botol di atas lantai , ada gaya geseknya gak ini? R: gak ada kak

P: kenapa?

R: kan bendanya diam, jadi walaupun bersentuhan gak ada gaya geseknya, tapi Cuma ada gaya normal dan gaya berat aja

P: yakin?

R: hmm, ya kalau diletakkan gini ada tapi kecil kak? P: jadi ada atau nggak nih? Tadi gak ada sekarang ada?

R: sebentar kak, ya gak ada soalnya bendanya diam gak berpindah tempat, gak ada pengaruh gaya dari luar Cuma ada gaya normal dan gaya berat. Gaya gesek kan baru ada kalau ada gaya dorong yang diberikan pada benda

P: yakin?

R: iyaa kak yakin, prinsipnya kan gesekan menghasilkan miu dan gesekan membuat benda semakin lambat bergerak terus lama-lama diam. Nah saat benda sudah diam berarti udah gak ada lagi gaya geseknya


(2)

R: eh ada ding jadinya kak, kenapa jadi ada soalnya kan botolnya bersentuhan sama lantai . kalau misalnya botolnya di atas karpet terus karpetnya di tarik, berarti ada gaya geseknya

P: nah tapi kan itu karna kamu tarik karpetnya makanya ada gaya gesek, terus kalau hanya diam tanpa sentuhan gimana?

R: gak, gak ada ding soalnya gak ada gaya yang mengenainya P: yakin?

R: iya kak, kan pada benda diam cuma ada gaya berat dan gaya normal P: jadi gaya gesek itu bekerjanya saat kapan?

R: ya berarti saat ada gaya awal yang diberikan pada benda kak P: terus kalau botolnya digeser dikit?

R: ya ada kak jelas, tapi kecil, tergantung sih kalau gaya nya kecil mungkn benda nya gak bergerak karena gaya geseknya lebih besar

P: nah kalau benda tepat akan bergerak?

R: tepat akan bergerak? Berarti gak ada juga gaya geseknya P: lalu miu itu sendiri itu apa?

R: miu it koefisien gaya gesek P: apa itu koefisien gaya gesek?

R: yang jelas miu itu itu gak boleh lebih dari satu, kalau miu gak begitu mendalam dipelajari di sekolah, Cuma langsung udah jadi langsung dipake. Misalnya ada soal pembuktian hasil miu nya lebih dari satu maka hasilnya salah

P: oh jadi di sekolah Cuma sebatas dikasih tau berapa nilai keofisien geseknya ya? R: iya

P: gaya gesek itu ada berapa jenis sih?

R: sepertinya dua kak, kalau disoal itu sering ditanyakan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis berarti gaya geseknya ada gaya gesek statis dan kinetis

P: lalu, kapan dipake miu s?

R: ya kalau bendanya bergerak statis, kalau miu K berarti kinetis P: yakin?

R: nggak sih, ya intinya gitu P: statis itu artinya apa? R: statis itu tetap atau diam P: itu gimana?

R: intinya ketika benda bergerak secara statis, ya misalnya katrol, nah di katrol ini pakenya koefisien gesek statis

P: lha terus kalau benda yang didorong horizontal gimana? R: berarti pakenya koefisien kinetik, hahaha

P: yakin?

R: kayaknya tapi gaktau, ragu-ragu e P: bedanya statis dan kinetis itu apa?

R: statis itu kan diam, tapi namanya koefisien gesek pasti bergerak bendanya

P: tadi kamu sempat bilang kalau gaya nya kecil mungkin benda gak bergerak karena gaya geseknya besar, kalau gaya gesek kinetis kapan dipakenya?

R: itu kak, saat mobil bergerak kan mobilnya bergerak terus nah itu ada gaya gesek kinetisnya

P: coba sekarang botolnya didorong, bergerak? R: (dorong botol) iya kak bergerak

P: gaya gesek apa yang mempengaruhi gerak botol?


(3)

P: kenapa?

R: karena geraknya translasi P: kok bisa?

R: iya kak, kan benda nya Cuma berpindah tempat jadi yang mempengaruhi gaya gesek statis. Beda tadi dengan mobil yang bergerak, kan mobilnya juga mengalami gerak translasi dan rotasi pada ban jadi gaya gesek yang mempengaruhi gaya gesek kinetik aja

P: yakin?

R: sek masih bingung kak

P: tadi, gaya gesek bekerja saat apa? R: saat benda diberi gaya awal kak

P: oke, ketika diberi gaya awal apakah benda pasti bergerak?

R: nggak kak, kalau gaya geseknya lebih besar berarti benda diam kalau gaya geseknya lebih kecil bendanya bergerak

P: itu artinya apa? R: artinya ya gitu kak

P: hubungannya sama koefisien gesek statis dan kinetis apa?

R: hmm,, oh iya berarti koefisien gesek statis dipakai ketika benda digerakkan namun benda tetap diam, sedangkan koefisien gesek kinetis bekerja ketika benda digerakkan dan benda jadi bergerak

P: bener begitu? R: iya kak

P: kamu pernah main bola? R: pernah

P: ketika kamu dorong bola lalu bola menggelinding, pernah gak bola tiba-tiba berhenti?

R: pernah

P: lha kenapa kok bisa diam dan berhenti?

R: ya berarti bolanya sudah mencapai titik seimbang P: titik seimbang itu gimana?

R: titik seimbang itu titik dimana benda itu udah nemuin “sesuatunya”= 0 P: apa itu sesuatunya?

R: ya itu Energi kinetiknya = 0 P: jadi dipengaruhi oleh Ek? R: iya,

P: terus ada pengaruh lain gak? R: ya jelas ada, gaya geseknya

P: jadi sebenernya gaya geseknya bekerja dimana aja? Ketika benda bergerak atau juga ketika benda dikasih gaya tapi diem aja?

R: ketika benda bergerak mbak, eh sek sek aku jadi bingun, kan gaya menyebabkan gerak translasi dan gerak rotasi. Gerak translasi itu artinya kan berpindah tempat, sedangkan gerak rotasi itu berpindah tempat tapi juga berputar, kalau di gerak translasi gak ada gaya geseknya

P: lha gaya gesek itu artinya apa?

R: gaya yang bekerja antara misalnya as ban dengan lantai. Adanya gaya gesek kalau lantainya kasar, kalau licin gak ada gaya geseknya atau gaya geseknya kecil P: jadi kalau lantai ini tak kasih oli berarti gaya geseknya gak ada sama sekali? R: ya ada deng, tapi besarnya lebih kecil dibanding gaya gesek di permukaan yang kasar


(4)

P: lalu jika kamu dorong benda tapi benda nya gak bergerak itu karena apa? R: ya karena mungkin dorongan kita lebih kecil daripada bendanya

P: apanya yang lebih kecil?

R: beratnya mungkin atau posisinya, misalnya tembok kalau didorong gak akan bisa kedorong

P: berat tadi arahnya kemana? R: ke bawah

P: lalu saat kamu mendorong meja, gaya yang bekerja apa aja? R: gaya dorong dan gaya gesek

P: arah gaya gesek kemana?

R: arah gaya gesek ya selalu berlawanan dengan gaya dorong P: lalu gaya gesek dan gaya berat bisa diresultankan?

R: ya gak bisa mbak, kan arahnya beda

P: jadi yang menyebabkan benda tadi didorong tapi tidak bergerak sama sekali itu apa?

R: oh iyaa gaya geseknya berarti. Gaya geseknya jauh lebih besar daripada gaya dorong yang diberikan

P: yakin?

R: yakin kalau sekarang, tadi lupa hehhe

P: terus gaya gesek itu menguntungkan atau merugikan dalam kehidupan? R: ada yang menguntungkan ada juga yang merugikan

P: iya kah? Contohnya apa?

R: ya kalau merugikan itu ban mobil tiap hari bergesekan sama jalan lama-lama bannya jadi halus. Kalau yang menguntungkan itu mesin motor di beri pelumas untuk memperkecil gaya gesek dan buat mesin lebih awet.

P: terus apa lagi contohnya?

R: ya itu tadi kak, apa lagi yaaa, ya itu yang tadi contohnya haha P: gaya berat itu apa?

R: W, dipengaruhi oleh massa dan gaya gravitasi P: jadi ada gaya gravitasinya?

R: eh salah, percepatan gravitasi maksudnya

P: lalu kalau kamu menyetir mobil lalu kamu memberikan gaya terus-menerus dan semakin besar, apa yang terjadi?

R: mobilnya semakin dipercepat, kan sesuai dengan hukum Newton yang kedua∑

= m.a , ∑ sendiri merupakan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu yaitu gaya dorong dan gaya gesek. Gaya dan percepatan itu sebanding mbak, gaya makin besar, percepatan juga makin besar

P: masih inget komponen-komponen gaya yang bekerja pada sebuah benda R: agak lupa kak haha

P: coba sekarang gambarkan komponen gaya yang bekerja kalau sebuah meja didorong di lantai

R: (gambar)

Gambar 1.1 N

F W


(5)

P: oke, lalu kalau benda dibidang miring komponen gayanya sama gak? R: ya sama kak

P: coba digambar R:

Gambar 1.2 P: udah Cuma gitu?

R: iya kak

P: coba liat, arah F pada lantai dan arah F pada bidang miring sama atau tidak? R: sama kak, kan sama-sama menuju sebuah titik, kecuali kalau yang dibidang miring ke kiri berati arah nya berbeda, satu positif dan satu lagi negatif

P: oke, lalu kalau misalnya sebuah batu kamu jatuhin ke bawah, lalu batu satu lagi kamu dorong ke kanan, berarti arah nya sama?

R: ya beda, kalau batu dijatuhin kan karena ada gaya berat, jelas beda P: tapi keduanya sama-sama menuju suatu titik kan?

R: iya tapi beda kak, kalau yang dibidang miring dan lantai kan sama-sama menuju arah titik yang sama misalnya ke kanan, berarti sama-sama positif. Kalau batu dijatuhin kan arah nya ke bawah, yang didorong ke kanan jadi jelas arahnya beda P: jadi arah nya itu hanya untuk positif negatif?

R: iya kak

P: oke, sekarang misalnya kamu dari rumah mau ke sekolah, kamu lewat jalan misalnya ke utara terus kah?

R: ya nggak kak, ada ke utara terus nanti belok kebarat nanti belok lagi k selatan P: nah itu arah utara barat selatan itu kalau di umpamakan dengan benda yang dilantai dan bidang miring tadi sama atau beda?

R: sek, kalau diumpamakan itu berarti yang di lantai ke arah timur, yang dibidang miring ke arah tenggara, ya berarti beda kak. Iya beda arahnya.

P: tapi keduanya menuju satu titik lho dek seperti yang kamu bilang

R: iya kak tapi kan resultan gaya nya beda kak. Jadi dimisalkan titiknya di kanan bawah, yang bidang miring tinggal turun aja lurus tapi yang di lantai harus lurus dulu ke kanan lalu belok ke bawah baru sampai ke titiknya

P: jadi arahnya gak jadi positif negatif?

R: iya kak, nggak jadi. Aku baru inget ada penguraian vektornya haha

P: coba digambarin ulang kalau gitu biar tahu bedanya gaya-gaya yang bekerja di bidang miring dan di lantai

R: kalau yang dilantai tetep seperti tadi kak, kalau yang dibidang miring berarti

Gambar 1.3

P: oke, lalu kalau misalnya benda ditarik membentuk sudut 300gimana?

R: kalau ini prinsipnya kayak kalau kita narik kereta kecil kak haha F

N

W fs

W sin

N fs

W W cos


(6)

F sin

fs Gambar 1.4

P: kalau penguraian vektor sin dan cos itu bedanya dimana?

R: sin itu sisi depan bagi sisi miring, cos itu sisi samping dibagi sisi miring P: coba dicek lagi gambarnya, sudutnya ada dimana?

R: sudutnya ya disini eh di sebelah sini. Tapi gak ngaruh ding dimana pun letak sudutnya

P: coba digambar kalau sudutnya berbeda penguraian nya sama tau beda R: ohya beda kak, haha

P: jadi letak sudut yang bener di sebelah mana nya? R: ini yang antara bidang miring dan bidang datar

F cos fs

Gambar 1.5 W

P: oh gitu, oke, makasih ya buat wawancaranya R: iya sama-sama kak

N F cos F

W