dikutip dari andi, 2010, hal :6
2.3 Transmission Control Protocol TCP Internet Protocol IP
TCP merupakan singkatan dari
Tranmission Control Protocol
sedangkan IP ialah
Internet Protocol
. TCP IP merupakan protokol standar yang dimiliki oleh semua sistem operasi. Protokol adalah prosedur yang mengatur beberapa fungsi yang ada
pada setiap komputer. Protokol mengijinkan adanya hubungan antar komputer sehungga dapat saling bertukar informasi atau saling berkirim data. Tugas
protokol adalah mengatur hubungankomunikasi data saat komunikasi data itu dimulai sampai berakhir. Ada beberapa protokol yang saling berhubungan dengan
internet : 1.
UDP User Datagram Protocol yaitu protokol yang bersifat connectionless, dan bersifat kebalikan dari TCP yang berorientasi connection.
2. FTP File Transfer Protokol yaitu protokol yang digunakan untuk melakukan
transfer data. Pengambilan data dari server disebut Download dan pengiriman data ke server disebut Upload.
3. HTTP Hyper Text Transfer Protocol yaitu protokol yang digunakan untuk
mentransfer halaman web di internet. 4.
SMTP Simple Mail Transfer Protocol yaitu protokol yang digunakan untuk mengirim data e-mail.
5. DHCP Dynamic Host Configuration Protocol yaitu protokol yang dapat
menentukan nomor IP pada setiap komputer yang terhubung padanya.
Selain itu TCP IP adalah sebuah sistem dengan 4 empat buah lapisan yaitu : 1.
Link layer
disebut juga data-link layer atau network interface layer yang terdiri dari device driver dalam sistem operasi dan network interface card yang
terdapat dalam komputer. Bersama-sama menangani seluruh detail perangkat keras dari penghubung fisik denga kebel atau media komunikasi lainnya yang
digunakan. 2.
Network layer
disebut juga internet layer menangani perpindahan paket diseputar jaringan, mengarahkan paket routing.
3.
Transport layer
menyediakan sebuah aliran data antar dua komputer untuk application layer diatasnya.
4.
Application layer
menangani aplikasi yang ada secara detail.
2.3.1 IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti memiliki nilai decimal dari
-255. Range
address yang
digunakan ialah
dari 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai dengan
11111111.11111111.11111111.11111111. IP
address biasanya
direpresentasikan dalam bilangan decimal. Adapun beberapa contoh IP address adalah :
44.132.1.20 167.205.9.35
Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner dapat dilihat dari table 2.2
Tabel 2.2 Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner
Decimal 167
205 9
35 Biner
10100111 11001101
00001001 00100011
IP address dapat dipisahkan menjadi 2 dua bagian yakni bagian network bit-bit network dan bagian host bit-bit host. Bit network berperan dalam
identifikasi suatu network dari network yang lain sedangkan bit host berperan dalam mengidebtifikasi host dalam suatu network jadi seluruh host yang
tersambung dalam 1 satu jaringan memiliki bit network yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP address merupakan network bit sedangkan
sisanya untuk host. Ada 3 tiga kelas address yang utama dalam TCP IP yakni kelas A, kelas B, kelas C. Untuk dapat menandai kelas satu dengan
kelas yang lain dibuatlah beberapa peraturan sebagai berikut : 1.
Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.
Oleh sebab itu Alamat IP dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka 1 tertentu pada tabel pertama seperti terlihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Jumlah IP Adress pada masing-masing kelas
Kelas Range
Jumlah Maksimum Network
Jumlah Maksimum
host per
network A
1-126 127
16777214 B
128-191 16384
65534 C
192-223 2097152
254
Disamping itu ada beberapa aturan tambahan antara lain : 1.
Angka 127 di octet pertama digunakan untuk loopback. 2.
Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1. 3.
Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh suatu alamat IP untuk itu dipergunakan
default subnet mask
. Setiap alamat IP harus memiliki default subnet mask. Angka decimal 255 atau 11111111 dari default
subnet mask menandakan bahwa octet yang bersangkutan dari alamat IP
adalah untuk Network ID. Untuk angka decimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari alamat
IP adalah untuk Host ID. Contoh :
Alamat IP 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0
Berada di kelas A
Alamat IP 172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada di kelas B
Alamat IP 195.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0.0
Berada di kelas C
Jadi kelas suatu alamat IP dapat ditentukan dengan memperhatikan angka oktet pertama dan subnet mask alamat IP yang bersangkutan. Kelas A
memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID. Hal ini karena hanya oktet pertama yang dipakai oleh network ID sedangkan
ketiga oktet lainnya sebagai host ID. Kelas B memberikan jumlah host yang sama untuk host ID dan network ID sedangkan kelas C memberikan lebih
banyak network ID dibandingkan dengan host ID. Pemberian alamat IP untuk
digunakan di internet diatur oleh badan internasional yang bernama interNIC. Dalam pemberian alamat interNIC hanya memberikan network ID sedangkan
host IDnya diatur oleh pemilik alamat IP itu sendiri.sistem ynag mengatur translasi anatar suatu alamat situs dengan alamat IP lainnya disebut DNS
Domain Name System. Adapun bagian-bagian IP adalah :
2.3.2. Net ID
Net ID merupakan alamat yang telah ditetapkan oleh jaringan fisik. Net ID telah menjadi ketetapan untuk setiap kelas yang digunakan dan tidak dapat
diganti dengan nomor lain.
2.3.3. Host ID
Berbeda dengan net ID, host ID dapat mengganti nomornya dengan urutan nomor yang dibutuhkan. Host ID merupakan nomor IP yang dapat mewakili
setiap individu atau setiap PC
Personal Computer
dalam suatu jaringan. Adapun cara untuk membedakan antara host ID dengan net ID dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.4 membedakan net ID dengan host ID kelas A
0-127 0-255
0-255 0-255
0nnnnnnn Hhhhhhhh
Hhhhhhhh Hhhhhhhh
network ID host ID
Tabel 2.5 membedakan net ID dengan host ID kelas B
128-191 0-255
0-255 0-255
10nnnnnnn Nnnnnnnn
Hhhhhhhh Hhhhhhhh
network ID host ID
Tabel 2.6 membedakan net ID dengan host ID kelas C
192-223 0-255
0-255 0-255
10nnnnnnn Nnnnnnnn
Nnnnnnnn Nnnnnnnn
network ID host ID
2.3.4 Broadcasting
Alamat ini digunakan untuk mengirimmenerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang
memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada
jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidthjalur akan meningkat dan beban kerja host
pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka
seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus memiliki broadcast
address yang sama dan alamat tersebut tidak boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket : pertama adalah nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address
pada jaringan tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP
address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255. Jenis informasi
yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. dikutip dari:
http:f4bregaz.blogspot.com200808pengertian-subnetting- network-id.html
Diakses tanggal 12 Mei, 2011
2.3.5 Subnetting
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik
subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP IP Classes A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa
membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan
bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C.
Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak arbitrary number untuk digunakan sebagai network ID.
dikutip dari: http:www.deddy-rudhistiar.co.cc201005pengertian-
subnetting.html Diakses tanggal 12 Mei, 2011
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Mengenal Jaringan Wireless LANWifi dengan Modem Dial Up