Faktor-faktor Penyebab Berkurangnya ASI

pendamping pada bayi sebelum waktunya juga sering berakibat berkurangnya produksi ASI. Bayi menjadi cepat kenyang dan lebih jarang menyusui. Posisi dan perlekatan mulut bayi saat menyusu juga mempengaruhi pengeluaran ASI. 2.Faktor psiokologis ibu Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASInya berkurang. Strees, khwatir, ketidakbahagian ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar. 3.Faktor fisik ibu Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI. Khusus untuk ibu menyusui yang sedang sakit, hanya sebagian kecil yang tidak boleh menyusui. Ibu yang sedang mengkonsumsi obat anti kanker atau mendapat penyinaran zat radioaktif tidak diperkenankan untuk menyusui. Bila ibu dirawat di rumah sakit, rawatlah bersama bayinya sehingga tetap dapat menyusui. Bila ibu merasa tidak mampu untuk menyusui anjurkan untuk memerah ASI setiap 3 jam dan memberikan ASI perah tersebut dengan cangkir kepada bayinya. Bila keadaan memungkinkan atau ibu mulai sembuh dianjurkan untuk menyusui kembali dan bila perlu dilakukan proses relaktasi. Ibu harus diyakinkan bahaya obat yang diberikan oleh dokter tidak membahayakan bika menyusui. Obat yang diminum oleh ibu hanya sebagian kecil yang masuk kedalam ASI kurang dari 1. Begitu pula sangat sedikit laporan tentang efek samping obat yang diminum oleh ibu selama proses laktasi. walaupun demikian beberapa obat pernah dilaporkan memberikan efek samping, antara lain : obat psikiatri, obat anti kejang, beberapa golongan antibiotika, sulfonamid, estrogen, pil anti hamil, dan golongan diuretika. 4.Faktor bayi Beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan Hegar, B, 2008, hal. 137-141.

B. Dukungan Suami 1. Pengertian

Dukungan adalah sesuatu yang didukung, dorongan atau untuk memberi semangat kepada seseorang KBBI, 2005 . Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil unruk memotivasi orang tersebut dalam melaksankan kegiatan Sarwono,2003 Suami adalah pria yang menjadi pasangan resmi seorang wanita KBBI, 2005. Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya Madhi, 2009. Suami mempunyai peran memberi dukungan dan ketenangan bagi ibu yang sedang menyusui, dalam praktek sehari-hari tampaknya peran ayah ini justru sangat menentukan keberhasilan menyusui. Hal ini mencakup seberapa jauh keterampilan masing-masing maupun ibu dalam menata dirinya, dengan melatih menata diri secara lahir batin, produksi ASI pun menjadi lebih lancar dengan kualitas yang makin baik. Perlu diingat bahwa ASI yang diproduksi untuk ibu tidak lepas dari keselarasan pikiran dan jiwa dari kedua orangtua. Melalui ASI, pikiran dan jiwa bayi ditumbuh kembangkan menjadi karakter yang kuat, cerdas dan bijaksana. Selain memberikan makanan yang baik untuk si ibu, ayah dapat mengambil peran sebagai penghubung dalam menyusui dengan membawa bayi pada ibunya. Dengan begitu, bayi mengetahui bahwa ayahnya menjadi jembatan bayinya dalam memperoleh makanan. Peran ayah yang lain adalah membantu kelancaran tugas-tugas ibu, misalnya dalam hal mengganti popok, memberi dukungan ibu saat menyusui dengan memijatnya, dan lain-lain. Jika ibu menyusui, ayah harus memberikan sandang dan pangan. Sekitar 50 keberhasilan menyusui ditentukan oleh ayahnya. Agar peran ayah dalam proses pemberian ASI dapat optimal, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan: 1. Belajar Sebelum kehamilan, bahkan pada saat istri sedang hamil, calon ayah dapat membaca beberapa literatur berkaitan dengan proses kehamilan, perawatan dan pengasuhan bayi, termasuk juga literatur tentang pemberian ASI. Ayah perlu meningkatkan berbagai kemampuan yang dimilikinya berkaitan dengan perawatan bayi. Pada akhirnya, dukungan sang ayah dalam bentuk dukungan emosional dan bantuan- bantuan praktis merupakan bentuk dukungan paling berarti bagi ibu. Ibu pun akan merasa bahwa bukan dirinya saja yang bertanggung jawab dalam proses menyusui, melainkan seluruh keluarganya. 2. Setiap ibu dapat menyusui Tak ada masalah dengan bentuk puting, meskipun kecil atau masuk ke dalam sekalian. Apapun bentuk putingnya, sang ibu tetap dapat menyusui. Para tenaga kesehatan memang terkadang kurang dapat membantu. Dalam hal ini, informasi menyusui belum diterima dengan baik sehingga menjadi salah kaprah, termasuk dalam