individualita berkembang dalam hubungan yang harmonis” Bernhard, 2012 : 68.
2.1.3 Bentuk dan Jenis Koperasi
2.1.3.1 Bentuk-bentuk Koperasi
Ada bermacam-macam bentuk atau jenis koperasi. Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992, ada dua bentuk koperasi, yaitu :
1. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang. Orang-seorang pembentuk koperasi
adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. Koperasi primer
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 dua puluh orang. Persyaratan ini dimaksud untuk menjaga kelayakan usaha dan
kehidupan koperasi.
2. Koperasi Sekunder
Berdasarkan status keanggotaan, koperasi sekunder terdiri atas dua macam yaitu koperasi yang beranggotakan :
a. Badan hukum koperasi primer
Koperasi sekunder yang beranggotakan koperasi primer disebut pusat koperasi. Kerjasama di antara koperasi-koperasi
primer yang setingkat disebut kerjasama yang bersifat sejajar horizontal. Misalnya, kerjasama atau gabungan antara
Koperasi Unit Desa KUD yang membentuk Pusat KUD PUSKUD.
b. Badan hukum koperasi sekunder
Koperasi sekunder yang beranggotakan koperasi sekunder disebut induk koperasi. Kerjasama antara koperasi primer
dengan koperasi sekunder yang sama jenisnya disebut kerjasama vertical. Sedangkan kerjasama antara koperasi-
koperasi sekunder yang setingkat bersifat horizontal. Misalnya, PUSKUD-PUSKUD bergabung dan membentuk Induk KUD
INKUD. Selain pusat koperasi dan induk koperasi, ada juga yang
disebut gabungan koperasi. Gabungan koperasi biasanya merupakan kumpulan atau gabungan antara pusat-pusat
koperasi.
2.1.3.2 Jenis-jenis Koperasi
Menurut Bernhard 2012 koperasi juga dapat dibedakan berdasarkan kepentingan anggotanya. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah jenis koperasi konsumen. Anggota koperasi konsumsi memperoleh barang dan jasa
dengan harga lebih murah, lebih mudah, lebih baik dan dengan pelayanan yang menyenangkan.
b. Koperasi Produksi
Koperasi produksi disebut juga koperasi pemasaran. Koperasi produksi didirikan oleh anggotanya yang bekerja
di sektor usaha produksi seperti petani, pengrajin, peternak, dan sebagainya.
c. Koperasi Jasa
Koperasi jasa didirikan bagi calon anggota yang menjual jasa. Misalnya, usaha distribusi, usaha perhotelan,
angkutan, restoran, dan lain-lain.
d. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan
pinjam didirikan
untuk mendukung kepentingan anggota yang membutuhkan
tambahan modal usaha dan kebutuhan finansial lainnya.
e. Single Purpose dan Multipurpose
Koperasi single purpose adalah koperasi yang aktivitasnya terdiri dari satu macam usaha. Misalnya,
koperasi bahan kebutuhan pokok, alat-alat pertanian, koperasi simpan-pinjam, dan lain-lain. Sedangkan koperasi
multi purpose adalah koperasi yang didirikan oleh para anggotanya untuk dua atau lebih jenis usaha. Misalnya,
koperasi simpan-pinjam dan konsumsi, koperasi ekspor dan impor, dan lain-lain.
2.1.4 Tata Cara Pendirian Koperasi
Dalam pendirian sebuah koperasi terdapat dua bentuk surat izin yang harus dimiliki agar koperasi dapat menjalankan kegiatan atau
usaha Edilius dan Sudarsono, 2010, yaitu :
a. Badan Hukum Koperasi
Untuk penyelesaian masalah perizinan badan hukum koperasi harus dimintakan kepada Kepala Kantor
Direktorat Jenderal Koperasi setempat. Dengan demikian status badan hukum koperasi akan diperoleh setelah
pemerintah mengesahkan akta pendiriannya. Akta pendirian tersebut harus memuat anggaran dasar yang memuat
sekurang-kurangnya : a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
d. Syarat keanggotaan e. Pengelolaan
f. Jangka waktu berdirinya
Untuk memperoleh pengesahan akta pendirian tersebut di atas maka para pendirinya harus mengajukan secara
tertulis. Dan pengesahan akta pendirian akan diberikan oleh pemerintah dalam jangka waktu paling lama tiga bulan
sejak diterimanya permohonan pengesahan. Selain itu akan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Dalam hal permintaan pengesahan ditolak, para pendiri akan menerima pemberitahuan tertulis dalam jangka
waktu paling lambat tiga bulan setelah diterimanya permintaan tersebut. Dan terhadap penolakan akta pendirian
itu, para pendiri dapat mengajukan banding dalam waktu paling lama satu bulan sejak diterimanya penolakan.
Selanjutnya keputusan terhadap permintaan banding diberikan dalam jangka waktu satu bulan sejak diterimanya
permintaan banding.
b. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP
Setiap perusahaan yang melaksanakan kegiatan dibidang usaha perdagangan dan jasa, baik koperasi
maupun non koperasi termasuk perusahaan-perusahaan swasta perseorangan, kelompok maupun perusahaan
negara, diwajibkan memiliki surat Izin Usaha Perdagangan dari Departemen Perdagangan yang dikeluarkan oleh
Kantor Wilayah
Perdagangan atau
Kantor PerdaganganPejabat yang ditunjuk.
2.2 Informasi
Menururt George dan William 2000 informasi merupakan data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan. Dalam dunia bisnis, informasi memiliki pengertian yang lebih penting yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi
membantu dalam pemecahan masalah sekarang danatau masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu,
diperlukan alat untuk memproses data untuk menghasilkan informasi yang berguna. Terdapat tiga operasi untuk menghasilkan informasi,
yaitu data input, data transformation, dan information output. Dalam tahap output, diperlukan empat aktivitas lain sebelum data tersebut
ditransformasikan, yaitu recording, coding, storing dan selecting. Data yang telah diseleksi kemudian akan ditransformasikan dengan aktivitas
pertama dan seterusnya, lalu dilakukan proses calculating, summarizing, dan classifying. Setelah aktivitas klasifikasi maka
dihasilkan informasi yang selanjutnya akan ditampilkan, diproses ulang, atau dikomunikasikan.
2.3 Akuntansi
2.3.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan
informasi keuangan
yang digunakan
untuk memungkinkan pengambilan keputusan melakukan pertimbangan
berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan Mulyadi 2001. Sedangkan pengertian akuntansi menurut American Accounting
Association dalam Sumarso 2004 adalah sebagai berikut : “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut”. Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa akuntansi mengandung dua pengertian, yakni :
1. Kegiatan Akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2. Kegunaan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akunansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan
keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu
melakukan metode pencatatan, penggolongan, analisis dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan
hasilnya. Setelah itu, informasi tersebut diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik itu pihak dalam maupun pihak
luar perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pihak dalam perusahaan yang membutuhkan informasi tersebut yaitu manajemen,
sedangkan pihak luar perusahaan yaitu investor, kreditor, pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat, LSM dan lain-lain.
2.3.2 Kegunaan Akuntansi
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu lembagabadan usaha kepada pihak yang berkepentingan, baik yang
di dalam perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak di luar perusahaan Soemarso, 2004. Laporan keuangan yang bersifat kuantitatif yang berupa
angka-angka satuan uang yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan dapat berguna untuk :
1. Perencanaan
Melalui informasi ekonomi yang tepat, maka manajemen perusahaan dapat menyusun rencana, baik jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang.
2. Pengendalian
Melalui informasi ekonomi yang akurat, maka manajemen perusahaan dapat mengontrol dan menilai terhadap jalannya
perusahaan.
3. Pertanggungjawaban
Walaupun laporan keuangan bersifat kuantitatif, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menelusuri data kuantitatif sebagai
contoh jumlah karyawan, sehingga dapat dipergunakan
sebagai bahan
pertanggungjawaban manajemen
untuk mengambil keputusan.
2.3.3 Bidang Akuntansi
Seperti halnya bidang-bidang kegiatan lain, akuntansi juga mempunyai bidang-bidang khusus akibat dari perkembangan zaman.
Kecenderungan ini disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh
pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama- sama dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang
semakin cepat, mendorong akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialisasi tertentu. Berikut ini bidang-bidang khusus
akuntansi menurut Soemarso 2004 sebagai akibat dari perkembangan zaman :
1. Akuntansi Keuangan Financial Accounting
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Bidang ini juga berhubungan dengan
pelaporan keuangan untuk pihak-pihak luar perusahaan. Untuk penyusunan
laporan keuangan,
sebelumnya harus
disepakatidisetujui bersama. Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan memiliki kepentingan yang berbagai macam ragamnya,
maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna general purpose.
2. Auditing Auditing
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan
utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya,
namun terdapat
tujuan-tujuan lain.
Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan
serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan tertentu. Konsep yang mendasari auditing adalah objektivitas dan
independensi dari pemeriksa. Konsep lain yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup relevan.
Pengumpulan bukti-bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi
dan prosedur pemeriksaan lainnya.
3. Akuntansi Manajemen Management Accounting