FOLLOWERSHIP DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Dunia kerja yang didukung pertumbuhan industri yang pesat membutuhkan

sumber daya manusia (SDM) yang bukan main. Gudang Garam awalnya adalah PT
Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Pada akhir 2008, perseroan mempekerjakan
38.362 ribu karyawan, atau berkurang dibanding 2007 yang mencapai 38.965
karyawan, begitu dilansir oleh vivanews.com pada Rabu, 17 Maret 2010. Secara
otomatis kondisi tersebut mendorong perusahaan membentuk sebuah manajemen
untuk mengelola dan mengorganisir SDM yang ada didalamnya, dikarenakan tidak
mudah untuk mengendalikan massa dengan jumlah yang besar.
Perusahaan untuk dapat berlangsung perlu adanya organisasi didalamnya
yang mana sebuah organisasi didalamnya dapat dipastikan pula memiliki struktur
untuk dapat membuat sebuah manajemen berjalan. Organisasi adalah sarana,
sementara manajemen adalah aktivitas yang berlangsung atasnya. Organisasi adalah
entitas, manajemen adalah proses (Astrada, 2006). Berdasarkan definisi dari SNI 199000; 2001, organisasi adalah kelompok personel dan fasilitas dengan pengaturan
tanggungjawab, wewenang dan hubungan satu sama lain. Dengan demikian maka

dapat ditarik

kesimpulan

bahwa

dalam

berorganisasi

terdapat perbedaan

tanggungjawab, wewenang, sampai hubungan satu sama lain individu dalam
organisasi, perbedaan disini dapat berupa tingkat maupun ranah dari tugas itu sendiri.
Sehingga dilihat dari perbedaan tanggungjawab tersebut dalam sebuah organisasi
terdapat posisi dimana seseorang membawahi (leader) ataupun dibawahi (follower).
Dalam sebuah organisasi kedua posisi tersebut harus ada untuk dapat menjalankan
roda manajemen dan individu harus siap untuk menempati salah satu posisi diatas
atau bahkan keduanya.
Pemimpin (leader) adalah seseorang yang ditempatkan sedemikian rupa

dalam suatu oraganisasi, dimana dia harus mampu membuat keputusan yang cepat
dan tepat diantara kepentingan yang berbeda-beda (Boangmanalu, 2008).
Kepemimpinan memiliki tiga unsur diungkapkan oleh E.P. Hollander, yaitu: 1)
Leader (pemimpin), 2) Follower (pengikut), dan 3) Situation (situasi) (Boangmanalu,
1

2

2008). Kepemimpinan tidak akan berjalan tanpa adanya follower, sehebat apapun
seorang leader sebuah organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya follower.
Leadership adalah tentang orang-orang dan hubungan. Leadership hanya
ada dalam konteks hubungan. Jika tidak ada followers, tidak ada kebutuhan untuk
kepemimpinan, hanya tindakan mandiri (Wiley & Sons, 2005). Dengan tanpa adanya
pengikut seorang pemimpin tidak akan menjadi pemimpin.
Follower sendiri merupakan subjek dari struktur organisasi itu sendiri,
sebagai bagian dari manajemen. Followership merupakan prasyarat kepemimpinan
efektif. Begitu pula sebaliknya, jika follower tidak memliliki followership yang baik
dan tidak mengikuti pemimpin dengan baik, beban pemimpin menjadi lebih berat.
Followership ditunjukkan dengan komitmen tinggi pada organisasi. Komitmen
seorang follower kepada pemimpin tidak berarti dia harus selalu setuju kepada

pemimpinnya. Justru komitmen ini melahirkan inisiatif, kekritisan, integritas, dan
kinerja tinggi dalam organisasi. Karyawan pada perusahaan merupakan bentuk dari
follower itu sendiri, yang memberikan kontribusi besar demi lancarnya sebuah
manajemen. Sebuah perusahaan juga membutuhkan individu-individu yang berani
dan bisa berkomitmen, tidak sekedar individu yang memiliki jiwa leader. Memang
jiwa leader penting guna menjalankan roda manajerial perusahaan, namun individuindividu dengan bakat followership sama pentingnya, karena mereka ada dalam
bagian manajemen yang dilakukan oleh seorang leader.
Kelley (1992) mengatakan interpretasi modern dari followership berasal dari
keyakinan bahwa semua leader perlu follower yang baik (Pitron, 2007). Bukan tanpa
alasan Kelley berpendapat seperti itu,

kembali dalam pernyatannya

dia

mengungkapkan "Efeknya leader pada keberhasilan organisasi hanya 10% sampai
20%. Sedangkan pada Followership, mereka dapat mencapai persentase 80% sampai
90% sisa kesuksesan dan tanpa followership, sedikit akan dilakukan" (Pitron, 2007).
Sebelum orang dapat memimpin, mereka harus belajar bagaimana
mengikuti (follow). Dan menjadi follower yang baik tidak hanya berarti secara pasif

melakukan apa yang dibertahukan kepadamu (Hesselbein & Shinseki, 2004). Jadi
bukan sebuah tahapan untuk menjadi seorang leader harus menjadi follower terlebih
dahulu namun ada bagian khusus untuk seorang leader menjadi lebih baik dengan
mengerti apa itu follower. Proses manajemen yang dijalankan oleh seorang leader

3

juga akan menjadi lebih mudah berjalan ketika dia mengerti arti, posisi, peran dan
sebagainya tentang follower.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dhodhi (2008), menghasilkan
bahwa semakin efektif followership maka semakin rendah follower resistance to
organizational change, begitu juga sebaliknya semakin tidak efektif followership
maka akan diikuti oleh semakin tinggi follower resistance to organizational. Dari
hasil penelitian sbeelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan
followership begitu penting untuk berjalannya proses manajerial. Dari hasil
penelitianya tersebut mengungkapkan begitu pentingnya mengenai kemampuan
followership ini dalam bidang industri dan organisasi.
Diberitakan dalam Chicago Tribune (2011, 30 November) bahwa Amerika
saat ini memiliki masalah dengan krisis followership, dibawah Partai Demokrat
maupun Partai Republik yang terjadi sama saja. Ketika Partai Demokrat memimpin,

pihak Republik selalu berpendapat bersebrangan dengan keputusan yang dibuat
pemerintah, dan begitu juga sebaliknya ketika Partai Republik memimpin maka yang
terjadi pihak Demokrat juga melakukan hal yang sama yaitu bersebrangan dengan
keputusan yang dibuat oleh pemerintah saat itu.
Perempuan hari ini memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk
berkecimpung dalam dunia kerja dan organisasi. Didukung dengan kesempatan
untuk menempuh pendidikan yang diinginkan, membuat perempuan masa kini dapat
bersaing dalam dunia kerja seperti halnya yang laki-laki lakukan jauh-jauh
sebelumnya jadi sekarang tidak heran jika muncul julukan wanita karier untuk
perempuan yang memang menekuni pekerjaanya. AS misalnya, tenaga kerja di tahun
1964 terdiri dari 66 persenlaki-laki dan 34 persen perempuan. Pada tahun 1994,
proporsi telah berubah menjadi 54 persen laki-laki dan 46 persen perempuan. Pada
tahun 2000, proporsi tersebut bahkan telah menjadi sekitar 52 persen laki-laki dan 48
persen perempuan (Griffin, 2004).
Gambaran kondisi diatas tidak hanya berlaku pada pihak swasta
kenyataanya institusi, lembaga dan perusahaan negara juga mengalami hal yang
sama. Seperti yang ditulis dalam situs resmi Badan Kepegawaian Negara,
menyatakan bahwa dari hasil PUPNS yang sudah dimutakhirkan sampai keadaan 31
Desember 2003, jumlah Pegawai Negeri Sipil diperoleh sebesar 3.648.005 orang


4

yang terdiri dari 2.172.285 laki-laki atau 60 persen dan 1.475.720 orang wanita atau
40 persen.
Data terbaru jumlah tenaga kerja tahun 2008 yang ditulis dalam situs resmi
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia,
tenaga kerja laki-laki berkisar 64 juta dan perempuan 38,7 juta. Jumlah tenaga kerja
perempuan meningkat 3% dibandingkan tahun 2006 dengan jumlah 33,4 juta
(www.menegpp.go.id). Perubahan demografis ini membawakan peningkatan jumlah
komite dan tim organisasional yang terdiri atas laki-laki dan perempuan (Kreitner &
Kinicki, 2005).
Budaya mengajarkan laki-laki ada sebagai pemimpin bagi perempuan,
sangat kentara terutama pada budaya timur. Contoh kecil saja dalam sebuah rumah
tangga seorang laki-laki otomatis menempati posisi sebagai leader dalam keluarga.
Sebaliknya sebagai seorang perempuan dalam sebuah lingkup kecil keluarga
langsung menempati posisi dimana dia dipimpin oleh seorang laki-laki. Dalam dunia
kerja posisi sebagai follower terbaik diantara laki-laki dan perempuan masih menjadi
pertanyaan, untuk dipertimbangkan karena laki-laki dan perempuan juga memiliki
kekurangan dan kelebihan untuk menjadi seorang karyawan.
Sebuah penelitian menunjukkan sikap mayoritas pria berubah dari netral

menjadi melawan, sedangkan sikap mayoritas wanita berubah dari menguntungkan
menjadi netral. Dengan kata lain, para pria semakin ingin menjaga bidang mereka
untuk diri mereka sendiri, sementara wanita tetap ingin berbagi bidang dengan para
pria (Kreitner & Kinicki, 2005).

B.

Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:
Apakah ada perbedaan
perusahaan?

followership ditinjau dari jenis kelamin pada karyawan

5

C.


Tujuan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini memiliki tujuan adalah untuk

mengetahui perbedaan followership antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan
sebagai karyawan perusahaan.

D.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini perlu dilakukan karena melihat manfaatnya sebagai berikut:

1.

Teoritis
a.

Memberikan gambaran mengenai followership yang dimiliki laki-laki
dan perempuan, sehingga dapat membantu penelitian selanjutnya
dengan tema yang sama.


b.

Sebagai acuan penelitian selanjutnya khususnya dalam ranah Psikologi
Industri dan Organisasi.

2.

Praktisi
a.

Membantu perusahaan untuk menarik karyawan ditinjau dari jenis
kelaminnya.

b.

Perusahaan dapat mengetahui posisi-posisi karyawan ditinjau dari jenis
kelamin dengan memandang followership nya.

c.


Perusahaan dapat menempatkan karyawan dengan melihat kualitas dari
followership nya.

FOLLOWERSHIP DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI

Oleh:
Yudha Prayogo Asmoro
08810094

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

FOLLOWERSHIP DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam
Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Psikologi


Disusun Oleh:
Yudha Prayogo Asmoro
08810094

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Pemilik dan penguasa alam
semesta beserta isinya, hidayah, kasih sayang, kemudahan serta nikmat-nikmat lain
yang tak terhitung jumlahnya. Hanya dengan seizin-Nya lah akhirnya penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan serta suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umat islam dari kegelapan menuju cahaya islam seperti saat ini.
Skripsi ini berjudul “Followership Ditinjau Dari Jenis Kelamin”. Adapun
maksud dari penulisan skripsi ii adalah untuk salah satu syarat gelar Sarjana
Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penulisan karya sederhana ini
tidak terlepas dari bantuan serta dukungan langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ayahanda Sugiharto yang telah bekerja keras untuk biaya kuliah anakanaknya serta Ibunda Susilo Suci Rahayu atas motivasinya untuk
mengedepankan pendidikan. Adik ku Bayu, Fauzi dan Rafid kalian jangan
seperti kakakmu, harus jadi lebih baik.
2. Bapak Zakarija Achmat S.Psi.,M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Tri Muji
Ingarianti, M.Psi selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
arahan dan masukan demi terwujudnya karya ini.
3. Ibu Hudaniah S.Psi.,M.Si selaku dosen wali yang tidak lelah untuk
memberikan dukungan mahasiswanya untuk lebih cepat lulus.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga manusia tidak ada yang sempurna
karena kesempurnaan hanya milik Nya. Maka saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk tercapainya karya yang lebih baik. Semoga karya
ilmiah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk kita semua.
Malang, 16 Mei
2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i
INTISARI ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Followership ........................................................................................... 6
1. Pengertian followership .................................................................... 6
2. Aspek-aspek Followership ................................................................7
B. Jenis Kelamin .......................................................................................... 8
1. Pengertian Jenis Kelamin ..................................................................8
2. Proses Penggolongan Jenis Kelamin ................................................ 9
3. Perbedaan Pria dan Wanita ............................................................... 9
C. Followership Ditinjau dari Jenis Kelamin .............................................. 12
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................14
E. Hipotesis ................................................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 16
B. Identifikasi Variabel ................................................................................16
C. Definisi Operasional ............................................................................... 17
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 17
E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................ 21
F. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur ........................................................ 23
G. Prosedur Penelitian ................................................................................. 29
H. Analisis Data ........................................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 31
B. Analisa Data .......................................................................................... 32
C. Pembahasan ........................................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 36
B. Saran ...................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 37

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Blue print skala followership sebelum try out .................................. 22

Tabel 2.

Nilai setiap jawab pada aitem skala followership ............................. 23

Tabel 3.

Item valid skala followership ........................................................... 25

Tabel 4.

Item yang digunakan dalam skala followership ............................... 26

Tabel 5.

Blue print skala followership setelah try out .................................... 27

Tabel 6.

Reliabilitas skala followership ......................................................... 28

Tabel 7.

Reliabilitas skala followership pada koefisien 0,50 ......................... 29

Tabel 8.

Perhitungan T-score Skala followership Pada Perempuan .............. 31

Tabel 9.

Perhitungan T-score Skala followership Pada Laki-laki .................. 32

Tabel 10.

Hasil analisis uji T ............................................................................ 32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Skala Followership Sebelum Try out

Lampiran 2.

Skala Followership Sesudah Try out

Lampiran 3.

Validitas Reliabilitas Skala Followership

Lampiran 4.

Analisa Data

Lampiran 5.

Surat Keterangan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Astrada, R. (2006). Belajar Manajemen dari Perusahaan Peranti Lunak Nirlisensi.
Jakarta Selatan: PT. Mizan Publika
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Boangmanalu, J. (2008). Praeses Pdt. Cyrellus Simanjutak: Pendidik, Misionaris
dan Motivator. Jakarta: Gunung Mulia
Bungin, Burhan (2005). Metode Penelitian Kuantitaif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Cooper, David J. (2003). Leadership for Follower Commitment. Oxford:
Butterworth-Heinemann
Dagun, Save, M. (1922). Maskulin dan Feminin. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Fakih, M. (1996). Menggeser Konsesi Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Handayani, Trisakti & Sugiarti (2006). Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Ed.
Rev). Malang: UMM Press
Henderson, C. & Jones, K. (Ed.) (1997). Essential Midwifery. London: Mosby
Publisher.
Koderi, Muhammad (1999). Bolehkan Wanita Menjadi Imam Negara. Jakarta: Gema
Insani Press
Kreitner, R. & Kinicki, A. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Latour, Sharon M. & Rast, Vicki J. (2004). Dynamic Followership: The Prerequisite
for Efective Leadership. Air and Space Power Jurnal.
Mappiare, Andi (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional

Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers
Masyhuri & Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian: Pendekatan, Praktis dan
Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama
O’Connell, Timothy S. & Cuthbertson, Brent (2009). Group Dynamics in Recreation
and Leisure: Creating Consious Grouph Through and Experiential
Approach. USA: Human Kinetics
Pitron, John E. (2007). The Influence of Exemplary Followership on Organitational
Performance: A Phenomenological Approach (Dissertation doctor, Regent
University, 2007). Number: 3302640.
Ricketson, Rushton S. (2008). An Exploration of the Ralationship of Leadership
Styles and Dimension of Courageous Followership. (Dissertation doctor,
Regent University, 2008). Number: 3325537
Riggio, Ronald E., Chaleff, I., & Blumen, Jean L. (2008). The Art of Followership:
How great follower create great leader and organitation. San Francisco:
Jossey-Bass.
Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi (Ed.
ketujuh). Jakarta: Prenhallindo
Schermerhorn, John R., Hunt, James G. & Osborn, Richard N. (2012).
Organizational Behavior. John Wiley & Sons
Sears, David O., Freedman, Jonathan & Peplau, L.Anne (1985). Psikologi Sosial.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Siagian, Dergibson & Sugiarto. (2000). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Thach, Elizabeth C., Thompson, Karen J. & Morris, A. (2006). A Fresh Look at
Followership: A Model for Matching Followership and Leadership Styles.
Sonoma State University.
University of Oregon (t.t.). Followership. Holden Leadership Center.
Wells, Richard B. (2010). Leadership.
Winarsunu, T. (2009). Statistik, Dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. Malang:
UMM Press

Wood, John C. & Wood, Michael C (Ed). (2005). Critical Evaluations In Business
and Management. New York: Routledge, Taylor & Francis Group
Yukl, G. (2001). Leadership in Organitation (Ed. kelima). (Terj. Supriyanto, B.).
Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.