Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko Anwar

Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko Anwar

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan GelarSarjana (S-1)

Disusun Oleh :
Ginanjar Hanggarawan
NIM 09220156

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama

: Ginanjar Hanggarawan


NIM

: 09220156

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JudulSkripsi : Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko
Anwar

Disetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II


Drs. Muslimin Machmud, M.Si

Widiya Yutanti, MA

Mengetahui,
Ketua,
Jurusan Ilmu Komunikasi

SugengWinarno, M.A

LEMBAR PENGESAHAN
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Konsentrasi
JudulSkripsi

: Ginanjar Hanggarawan

: 09220156
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: Audio Visual
: Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko
Anwar
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS
PadaHari

: Kamis

Tanggal

: 7 Mei 2015

Tempat


: Ruang 605

Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM

Dr. AsepNurjaman, M.Si
DewanPenguji:
1. Drs. Farid Rusman.M.Si

Penguji I

(

)

2. Arum Martikasari, M.Med.Kom

Penguji II


(

)

3. Drs. Muslimin Machmud, Msi

Penguji III

(

)

4. Widiya Yutanti, M.A

Penguji IV

(

)


PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Ginanjar Hanggarawan

NIM

: 09220156

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko Anwar

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian atau
pun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan
sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 April 2015
Yang Menyatakan,

Ginanjar Hanggarawan

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas

Konsentrasi
Judul Skripsi

: Ginanjar Hanggarawan
: 09220156
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: Audio Visual
: Semiotik Mise En Scene Dalam Film Pintu Terlarang Karya Joko
Anwar
Pembimbing: 1. Drs. Muslimin Machmud, M.Si
2. Widiya Yutanti, M.A
Kronologi Bimbingan:
Tanggal

Paraf
Pembimbing I

20 Maret
2015


Keterangan

25 Maret
2015

Pengajuan
Judul dan
proposal
(APS)
Revisi Judul
dan proposal

9 Maret
2015

ACC judul
dan proposal

21 April

2015

ACC BAB
IV-IV revisi
abstraksi

24 April
2015

ACC
keseluruhan
naskah

Tanggal

Paraf
Pembimbing
II

28 April

2015

Keterangan

ACC
keseluruhan
naskah

Disetujui,
Pembimbing I

Dr. Muslimin Machmud, M.Si

Pembimbing II

Widiya Yutanti,M.A

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT sang penguasa alam raya, shalawat serta
salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena hanya atas rahmat serta
hidayah-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Dengan perjuangan keras dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis semiotik
Roland Barthes melalui interpretasi tanda di dalam film Pintu Terlarang karya
Joko Anwar, maka diperoleh pokok-pokok kesimpulan makna denotatif,
konotatif, dan mitos dalam komposisi mise en scene yang terdapat dalam film
PintuTerlarang ini. Pada pemaknaan tataran pertama yakni denotatif, unsure mise
en scene dalam film ini bermakna sebagai pembangun emosi penonton dan juga
memiliki peran penting sebagai pembentuk estetika film. Pada tataran kedua,
yakni secara konotative unsure mise en scene dalam film Pintu Terlarang
bermakna sebagai jembatan untuk menyampaikan makna cerita yakni tentang
hubungan antara ibu dan anak. Sedangkan untuk tataran Mitos, penulis
mengintepretasikan bahwa unsure mise en scene dalam film ini merupakan
representasi gagasan ideologis dari Joko Anwar sebagai sutradara tentang
beberapa hal, yakni stereotype seniman, kritik sarkastik, hingga gagasan tentang
penting tidaknya seorang manusia mempunyai seorang anak.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan
kesulitan yang mana dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh
berbagai pihaklah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada :
1. ALLAH SWT, tempat bersimpuh dan berdo’a untuk memohon petunjuk
demi kelancaran dan kemudahan dalam hidup.

2. Nabi Muhammad SAW, sosok Nabi yang telah membawa kita dari jaman
jahiliyah ke jaman terang benderang seperti saat ini.
3. Kedua orang tua tercinta, ibu Rosi Niken Lantarsasi dan Bapak Sugiri
yang telah mendukung penuh segala kegiatan positif baik secara moril
maupun materi dan dengan sabar member motivasi.
4. Bapak Muslimin Machmud selaku pembimbing I yang telah dengan sabar
mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik dan juga telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
5. Ibu Widiya Yutanti selaku pembimbing II yang juga dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik,
serta menyempatkan waktu di sela kesibukan yang telah diberikan.
6. Ibu Muhtadawati selaku Kabag AIK yang dengan sabar membimbing dan
selalu mengingatkan sholat, dan mengajarkan kemuhammadiyahan.
7. Bapak Farid Rusman selaku dosen wali yang telah banyak meluangkan
waktu diantara kesibukannya. Terima kasih untuk semua ilmu yang
bermanfaat pak.
8. Bapak Sugeng Winarno, Bapak Zen Amirudin dan seluruh dosen Ilmu
Komunikasi yang dengan tulus iklhas mendidik, memberikan ilmu kepada
mahasiswa dan mahasiswinya.
9. Sahabat terbaik saya, komunitas channel youtube BBC: Jihan, Ervan, Eki,
Edit, Chyntia, Ndaru, Ciqi, Rizky Aditya, Fahmi, Fani, Nadlir, Dimas,
Dewa. Dan sahabat masa kecil Samid, Kiki, Nonik. Teman Ikom C 2009,
rekan kerja Hai Malang, Dinda Songkoyono dan keluarga tercinta.
10. Dan untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas
bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan menyambut
baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua,
Amien. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 2 Mei 2015
Penulis,

GinanjarHanggarawan

DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………..

i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………………

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI …………………………....

iv

ABSTRAKSI ……………………………………………………………...

v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

vi

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………...... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………...... 7
C. Tujuan Penelitian ………………………………………............ 7
D. Manfaat Penelitian …………………………..…………............ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Massa ....................................................…………... 9
B. Film ..........................……………..……………………………

10

B.1 Sejarah Film ............................……………………………. 13
B.2 Genre Film ............................................................................ 17
B.3 Unsur-Unsur Pembentuk Film .............................................. 20
C.Mise En Scene .......................................................…………....... 22
D. Semiotik

………………......................................……………... 25

D.1 Teori Tanda Ferdinand de Sausure …….…………………

28

D.2 Semiotika Charles Sanders Pierce ………………………..

30

D.3 Konsep Semiotik Roland Barthes …………………………

31

D.4 Makna Denotative dan Konotative ………………………..

34

D.5 Ideologi dan Mitologi ……………………………………...

36

E. Semiotik Film ..........…….......................................……………… 38
F. Komunikasi Non-Verbal ………………………………………… 39
F.1 Perilaku Non-Verbal ……………………………………….. 40
F.2 Klasifikasi Pesan Non-Verbal ……………………………… 40
G. Komunikasi Visual ………………………………………………. 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 45
B. TipePenelititan ............................................................................... 45
C. Objek Penelitian ............................................................................. 46
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 46
E. Unit Analisa ....…………...…………………………………......... 47
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 48
BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
A. Tentang Film Pintu Terlarang ........................................................ 50
B. Sinopsis .......................................................................................... 52

C. Profil Tokoh Dalam Film ................................................................ 54
D. Profil Joko Anwar Sebagai Sutradara ............................................ 58
BAB V PEMBAHASAN
A. JalanCerita Film Pintu Terlarang ...……….................................... 61
B. Analisis Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos ............................. 63
B.1 Tabel Analisis Scene 1 ............................................................. 63
B.2 Tabel Analisis Scene 2 ............................................................. 74
B.3 Tabel Analisis Scene 7 dan 8 ................................................... 80
B.4 Tabel Analisis Scene 10 ........................................................... 89
B.5 Tabel Analisis Scene 31 ........................................................... 99
B.6 Tabel Analisis Scene 32 dan 37 .............................................. 107
B.7 Tabel Analisis Scene 49 .......................................................... 123
B.8 Tabel Analisis Scene 52 .......................................................... 134
B.9 Tabel Analisis Scene 53 .......................................................... 155
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ……..………………………………….................... 166
B. Saran ……………...............................……………………...… 167
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Baran, Stanley.2012 : Pengantar Komunikasi Massa: Melek Media dan
Budaya. Jakarta: Erlangga
Bordwell, David. 2008. Film Art an Introduction. New York: McGrawHill Companies.inc.
Biran, Misbach. 2009. Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film Di Jawa.
Jakarta: KomunitasBambu.
Christomy, Tommy. 2004. Semiotika Budaya. Depok: Universitas
Indonesia.
Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta:
Jalasutra
Gunandi, YS, 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Manheim, Karl. 1991. Ideologidan Utopia. Yogyakarta: Kansius.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kaualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Peransi, D.A. 2005. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV-IKJ Press.
Pranajaya, Adi. 1999. Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta:
BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka
Sobur, Alex. 2002 AnalisisTeks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Cetakan Kedua. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Triaton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

NON BUKU
David Sumerton.Definisi Film dari Ayonama.Tumblr.com diakses 30
Maret 2015 pukul 22:15 WIB
www.pintuterlarang.com diaksespada 31 Maret 2015 pukul 12:30 WIB
http://profil.merdeka.com/indonesia/j/joko-anwar/ diaksespada 31 Maret
20015 pukul 13:00 WIB
http://life.viva.co.id/news/read/320660-joko-anwar diaksespada 31 Maret
2015 pukul 14:00 WIB

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan film di Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Tidak hanya film-film asli karya anak negeri yang kini sudah banyak
diapresiasi secara luar biasa di festival-festival film International, namun juga
pemain-pemain film dalam negeri yang belakangan juga sukses melebarkan sayap
dikancah perfilman dunia.
Perkembangan teknologi semakin memberikan dampak positif bagi perubahan
film itu sendiri dan juga penontonnya. Meskipun banyak media massa yang lain,
namun film tetap memiliki efek eksklusif bagi para penontonnya.
Film

memiliki

kesanggupan

untuk

memainkan

ruang

dan

waktu,

mengembangkan dan mempersingkatnya, menggerak majukan dan memundurkannya
secara bebas dalam batasan-batasan wilayah yang cukup lapang. Meski antara media
film dan lainnya memiliki kesamaan-kesamaan, film adalah sesuatu yang unik.1

1

Pranajaya, Adi. 1999. Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BP SDM Citra Pusat

Perfilman Haji Usmar Ismail.hal.6

1

Rudolf Arnheim dalam bukunya Film as Art yang terbit tahun 1932
mengungkapkan bahwa film bisa meraih statusnya sebagai seni ketika film
mempunyai esensinya sendiri dan terbukti berbeda dengan esensi seni yang lain,
seperti seni rupa dan seni teater. Potensi estetis film justru terletak pada keterbatasan
mediumnya, saat film tidak bisa menghadirkan realitas sepersis aslinya, maka
disitulah film menemukan potensi kreatifnya sendiri.
Film dapat digunakan sebagai sarana komunikasi yang efektif antara pembuat
film dengan penontonnya. Dalam hal tersebut, komunikasi dilakukan tidak hanya
secara verbal yakni dengan dialog yang disampaikan oleh pemeran film namun juga
dengan bahasa nonverbal yakni melalui bahasa-bahasa gambar yang tertata dalam
setting lokasi, kostum pemain, gerak-gerik tubuh (gesture), komposisi blocking
pemeran, hingga pencahayaan yang semuanya itu terangkum dalam salah satu unsur
pembentuk film yang disebut mise en scene.
Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial membuat
para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi
khalayaknya. Keunikan karakteristik film inilah yang membuatnya sering digunakan
dengan berbagai macam tujuan. Namun pada intinya film bermanfaat untuk
menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi khalayak.
Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat selalu
dipahami secara linear. Bagi Greme Turner, film bukan sekedar sebagai refleksi dari

2

realitas. Film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kodekode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya.2
Meski terbilang baru dalam kajian akademik, namun teori mengenai film bisa
dikatakan sama tuanya dengan medium film itu sendiri. Kajian film mulai terbentuk
antara dekade 1960-1970-an, ketika itu cara menonton kritis menjadi diskusi diantara
intelektual Eropa Barat dan Amerika Serikat. Film memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi, karena itulah kekutan pengaruh tersebut perlu dikendalikan dan
dikontrol.
Ada dua pendekatan teori film yang berkembang hingga saat ini, yang
pertama adalah wacana formal-estetik yang menitikberatkan pada aspek formal dari
film sebagai sebuah art form. Dan yang kedua adalah wacana kritik yang
menitikberatkan pada aspek sosio-kultural-ideologis yang terkandung dalam film.
Untuk mengkaji film itu sendiri bisa dilakukan dengan mengamati unsur-unsur
pembentuk dari film tersebut.
David Bordwell dalam bukunya Film Art an Introduction menjelaskan bahwa
unsur pembentuk film merupakan sebuah sistem yang memiliki keterikatan
keseluruhan disetiap elemennya. Dalam setiap elemen tersebut terdapat fungsi dan
peran masing-masing pada keseluruhan sistem (pembentuk film).

2

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Cetakan Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.hal 127-

128

3

Film secara umum dibagi menjadi 2 unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan
unsur sinematik yang dalam setiap unsur tersebut masing-masing juga mempunyai
unsur-unsur

yang

lain.

Kedua

unsur

tersebut

saling

berinteraksi

dan

berkesinambungan satu sama lain untuk menghasilkan sebuah karya seni yang
diinginkan oleh pembuat film.
Unsur naratif adalah bahan (materi) yang diolah, berhubungan dengan aspek
cerita atau tema film, terdiri dari unsur-unsur seperti: Tokoh, masalah/konflik, lokasi,
waktu, dramaturgi. Sedangkan dalam unsur Sinematik terdapat empat elemen pokok
yakni; Sinematografi (tata kamera), mise en scene, editing, dan sound suara. Kedua
unsur pokok diatas tidak akan berfungsi apabila berdiri sendiri. Unsur naratif
digunakan sebagai bahan materi yang akan diolah sedangkan unsur sinematik
merupakan cara untuk mengolahnya.
Ditinjau sebagai art form, film Pintu Terlarang disebut-sebut sebagai film
dengan genre thriller terbaik di Indonesia pada tahun 2009. Hal ini dibuktikan
dengan beberapa penghargaan yang diperoleh oleh film Pintu Terlarang baik didalam
negeri maupun festival film international. Selain mendapat penghargaan Tata
Sinematografi dan Penyuntingan Terbaik pada Festival Film Indonesia 2009, Pintu
Terlarang juga berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik di Puchon
International Fantastic Film Festival.

4

Secara garis besar film Pintu Terlarang bercerita tentang hidup seorang
pematung sukses bernama Gambir (Fahcry Albar). Kesuksesan karir, wajah tampan,
dan istri cantik bernama Talyda (Marsha Timothy) seolah membuatnya terlihat
sebagai sosok lelaki yang sempurna. Namun sebenarnya apa yang terlihat tersebut
tidaklah sepenuhnya menggambarkan kehidupan Gambir yang sebenarnya.
Dibalik kesuksesan karya Patung yang mengeksploitasi bentuk wanita hamil
tersebut menyimpan misteri yang mengerikan. Kehidupan Gambir semakin carutmarut manakala dia mendapat teror berupa pesan-pesan misterius dari seorang bocah
berusia tujuh tahun yang meminta pertolongannya. Selain itu, istrinya yang selalu
mengaturnya seolah menyembunyikan sesuatu ketika melarangnya untuk membuka
sebuah pintu rahasia yang terletak di Galeri Seni miliknya.
Keunikan cerita yang diadaptasi secara lepas dari novel dengan judul yang
sama karya Sekar Ayu (Sutradara film Biola Tak Berdawai) tersebut, dikemas oleh
sutradara sekaligus penulis skenario Joko Anwar dengan ploting foreshadowing.
Pintu Terlarang merupakan film pertama yang diproduksi oleh LifeLike Pictures
dengan produser mudanya yang bernama Sheila Timothy.
Peneliti sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi audio-visual merasa
tertarik untuk mengurai komposisi mise en scene dalam film ini. Karena didalam
unsur-unsur mise en Scene yang dikomposisikan terdapat kode-kode yang bisa digali

5

maknanya sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film dapat
terbaca dengan baik.
Mise en scene secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yang berarti
“menempatkan pada adegan”. David A Cook dalam bukunya A History Narative Film
menjelaskan Mise en Scene dibentuk oleh elemen yang muncul didalam satu
syutingan pengambilan gambar sebelum dilakukan “cut” oleh sutradara. Dengan kata
lain elemen yang terlihat dalam layar saat itu disebut mise en scene. Secara umum
elemen-elemen pada mise en scene sebenarnya sama dengan unsur seni teater yakni,
tata setting, tata lampu, pergerakan aktor, kostum, eskpresi wajah, dan juga make up.
Dalam film Pintu Terlarang ini, sutradara Joko Anwar terlihat cukup idealis
dengan memasukkan berbagai macam pokok bahasan didalamnya. Namun dalam
film Pintu Terlarang ini terlihat kematangan Joko Anwar dalam mengemas tiap
komposisi mise en scene sehingga menjadi sebuah karya seni yang tidak hanya indah
namun juga meninggalkan makna yang dalam dan menarik untuk menjadi bahan
diskusi. Film Pintu Terlarang juga disebut-sebut sebagai pioner untuk film-film
dengan genre thriller di Indonesia.

6

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu bagi
peneliti untuk merumuskan permasalahan agar lebih fokus dan mendalam. Rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana komposisi mise en scene dalam film Pintu Terlarang?
2. Apa makna (denotasi, konotasi dan mitos) yang dikomunikasikan
pembuat film dari unsur-unsur mise en scene dalam film Pintu
Terlarang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diangkat, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur mise en scene dalam film Pintu
Terlarang di komposisikan. Serta untuk mengungkapkan apa makna (denotasi,
konotasi, dan mitos) dari unsur-unsur mise en scene dalam film tersebut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, adapun manfaat tersebut antara lain :
1. Manfaat Akademis

7

Penelitian skripsi ini diharapkan mampu menambah kajian Ilmu
Komunikasi khususnya konsentrasi audio-visual sebagai bahan referensi
bagi mahasiswa yang berminat pada kajian film dan semiotika.
2. Manfaat praktis
Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1, diharapkan
penelitian skripsi ini bisa menambah wawasan mahasiswa Ilmu
Komunikasi khususnya konsentrasi audio-visual yang ingin melakukan
penelitian sejenis. Dan semoga nantinya kajian tentang audio-visual bisa
lebih berkembang.

8