kegagalan produksi adalah belum adanya referensi tulis mengenai produksi paduan logam alumunium dengan timah.
III. 4. 3. Tahap Pengukuran Dimensi Sampel
Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu sampel dihaluskan dengan amplas. Kemudian masing-masing sampel diukur ketebalan dan
diameternya dengan menggunakan jangka sorong skala nonius 0,05 mm. Frekuensi pengambilan data dilakukan sebanyak 25 kali.
III. 4. 4. Pengukuran Beda Potensial V dan Kuat Arus Listrik i
Resistansi sampel diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm. Adapun skema rancangan alat ukur beda potensial dan kuat arus listrik terlihat pada
gambar berikut :
Pelat konduktor
A
V
Voltmeter Power
Supply Amperemeter
Gambar 3.7. Skema alat ukur V dan i
Mur baut
Sampel Pelat
konduktor Kabel
penghubung
Gambar 3.8. Susunan pelat konduktor ⊕
Pelat konduktor digunakan PCB yang dirangkai dengan voltmeter, amperemeter dan power supply DC 6 volt diset sesuai dengan Gambar 3.7 di atas. Susunan pelat
konduktor dan bentuk pelat konduktor ditunjukkan dalam Gambar 3.8 dan 3.9.
Setelah rancangan alat disusun seperti skema, dilakukan pengecekan alat untuk mengetahui apakah alat sudah siap untuk digunakan. Sampel yang dipakai
untuk melakukan pengecekan adalah resistor pabrikan sejumlah lima buah dengan nilai pabrikan 330k
Ω, 10kΩ, 1kΩ, 220Ω dan 1Ω. Berikut adalah urut-urutan langkah pengecekan alat :
1 Resistor diukur langsung dengan ohmmeter dan dibandingkan dengan nilai resistansi pabrikan. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui apakah resistor
dalam kondisi yang baik tidak rusak. 2 Resistor diletakkan di antara dua pelat konduktor dan dicatat nilai beda
potensial dan kuat arus pada resistor yang kemudian dimasukkan dalam persamaan 2-2.
3 Nilai hambatan yang diperoleh dari no. 2 dibandingkan dengan nilai hambatan berdasarkan harga pabrikan.
Bagian tembaga dari PCB
Lubang untuk mur dan baut
Bagian yang dihubungkan dengan kabel
Gambar 3.9. PCB untuk pelat konduktor
9 cm 9 cm
1,5 cm
Apabila telah dilakukan pengecekan alat, kemudian langkah dilanjutkan dengan mengukur beda potensial dan kuat arus untuk masing-masing sampel.
Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik ini dilakukan sebanyak 25 kali. Bentuk diagram untuk tahap ini ditunjukkan oleh Gambar 3.10.
III. 4. 5. Perhitungan Resistivitas