2. Paduan Logam 2. 1. Pengertian Paduan Logam

II. 2. Paduan Logam II. 2. 1. Pengertian Paduan Logam Sebagian besar logam dalam penggunaannya jarang sekali ditemukan dalam bentuk murni. Hal tersebut karena kekurangan yang dimiliki dari logam murni, seperti terlalu lunak dan getas mudah patah. Oleh karena itulah perlu ditambahkan unsur-unsur tertentu pada suatu logam murni. Misalnya, untuk membuat besi menjadi keras disebut baja dicampurkan karbon di dalamnya. Agar alumunium lebih kuat maka ditambahkan tembaga, silikon dan beberapa unsur lain. Contoh lainnya adalah logam kuningan yang merupakan campuran antara tembaga dan seng. Satu hal yang telah disebutkan dari beberapa contoh logam-logam yang dicampur di atas adalah, satu atau lebih unsur penyusun paduan logam dilarutkan dalam satu jenis logam. Oleh karena itulah campuran tersebut dinamakan paduan logam. Paduan logam ini dibedakan atas persenyawaan kimia di dalamnya, di mana tingkat konsentrasi zat terlarut relatif terhadap zat pelarut bisa bervariasi, meskipun dalam suatu persenyawaan kimia, konsentrasi ini sudah ditentukan. Dalam suatu paduan logam, atom-atom terlarut berada pada celah-celah atau kisi-kisi geometri molekul yang teratur. Jenis paduan logam ada dua yaitu, paduan logam interstisial dan paduan logam substitusional. Contoh paduan logam interstisial adalah karbon dalam baja, dan contoh paduan logam substitusional adalah seng dalam tembaga kuningan. Jelaslah suatu paduan logam dapat terbentuk hanya jika atom-atom zat terlarut cukup kecil agar tepat masuk ke dalam celah-celah molekul tanpa pengeluaran energi yang besar. Secara umum, daya larut selitan pada logam-logam dibatasi karena atom-atom dalam logam menempati kisi-kisi geometri molekul yang teratur secara acak. Selama atom- atom zat terlarut ditambahkan, maka atom-atom tersebut akan menempati lebih banyak tempat pada molekul dan terbentuklah suatu kristal sederhana. Bisa jadi, struktur kristal tetap tidak berubah tanpa kecuali untuk perubahan yang dapat diabaikan dalam pola-pola geometri molekul yang tetap. Jenis dari paduan logam ini disebut paduan logam primer. Dalam kondisi yang sama, bagaimanapun juga, struktur kristal bisa mengalami perubahan jika konsentrasi zat terlarut menjadi cukup besar. Paduan logam dari keadaan ini disebut paduan logam sekunder. Pada umumnya, ketika struktur kristal paduan berbeda dari struktur kristal-kristal unsur-unsur logam murni, paduan tersebut dikatakan dalam fase menengah intermediate phase Omar, 1993.

II. 2. 2. Aturan-aturan Daya Larut dalam Paduan Logam