PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ- 45 YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM
LQ- 45 YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Memperoleh gelar sarjana ekonomi
oleh :
Irfan Prasetyadi
201010160311380
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
(2)
(3)
(4)
SURAT PERYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap
: Irfan Prasetyadi
NIM
: 201010160311380
Jurusan
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang
Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:
1.
Tugas Akhir dengan judul “
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO
OPTIMAL PADA SAHAM LQ-45 YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK INDONESIA
” dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapa
yan pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebut
dari sumber kutipan daftar pustaka
2.
Apabila teryata di dalam tugas akhir dapat dilakukan unsur PLAGIASI
saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku
3.
Tugas akhir ini dijadikan sumber pustaka yang merupakan Hak BEBES
ROYALTI NON EKLUSIF
Demikian peryataan saya buat dengan sebenar - benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, 20 Oktober 2015
Yang Menyatakan
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Pembentukan Portofolio
Optimal Pada Saham LQ - 45 yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammad S.A.W, keluarga, para sahabat dan para pengikut yang diridhoi-Nya.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah skripsi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis
menyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Drs. Muhadjir Effendi selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang
2.
Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
3.
Dr. Marsudi, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
4.
Drs. Wiyono, M.M dan Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M selaku
dosenpembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan
masukan serta semua ilmu yang telah diberikan.
(11)
5.
Drs. Dicky Wisnu UR, MM, selaku dosen wali yang telah banyak memberi
ilmu, motivasi dan petunjuk secara teknis maupun akademik.
6.
Dosen dan staf tata usahaJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal baik
teknis maupun akademis.
7.
Kedua orang tuaku Ayahanda Totok Firdiyanto dan Ibunda Nining Halifah,
kakakku Yudha N. Feprianto, S.H., Sindy Uigi K.N.R, S.E., adikku Roni
Ramadhani, Evita Maharani dan keluarga lainnyayang telah memberikan
segala dukungan baik berupa do’a, materi, motivasi dan segala sesuatunya
dari awal kuliah hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8.
Keluarga Manajemen angkatan 2010, Manajemen G Pandu, Anggar, Feky ,
Alim dan lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terimakasih atas
dukungan kalian.
9.
Kawan-kawan KKN 30 Slowrock, Malang terima kasih atas segala dukungan,
doa, motivasi kalian selama ini.
10.
Kawan – kawan Arindo FC, Mohammad Hady V.K, Yazid Afif, Achmad
Xbal dan lainnya terima kasih atas dukungan, inspirasi dan motivasi yang
kalian berikan.
11.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih
banyak, semoga kesuksesan menyertai kita semua.
(12)
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti,
oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 20 Agustus 2015
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...
ii
ABSTRACT ...
iii
KATA PENGANTAR ...
iv
DAFTAR ISI ...
vii
DAFTAR TABEL ...
ix
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang Penelitian ...
1
B.
Perumusan Masalah ...
5
C.
Batasan Penelitian ...
5
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
PenelitianTerdahulu ...
7
B.
Landasan Teori ...
8
C.
Kerangka Pikir………... .
19
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ...
21
(14)
B.
Jenis Data dan Sumber Data ...
21
C.
Definisi Operasional ...
22
D.
Teknik Pengambilan Data ...
23
E.
Teknik Pengumpulan Data ...
23
F.
Teknik Analisis Data ...
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Umum Saham LQ-45 ...
29
B.
Analisis Data ...
30
C.
Pembahasan Analisis Data ...
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...
46
B.
Saran...
47
DAFTAR PUSTAKA
(15)
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan
Halaman
1.1
Daftar Indeks yang Terdapat pada BEI Tahun 2014 ... 3
1.2
Pengembalian dan Risiko Tahunan yang tercatat di BEI ... 4
4.1
Hasil Perhitungan ERB dan Ci Periode I ... 30
4.2
Hasil Perhitungan ERB dan Ci Periode II ... 30
4.3
Hasil Perhitungan Kandidat Portofolio Periode I... 31
4.4
Hasil Perhitungan Kandidat Portofolio Periode II ... 31
4.5
Hasil Perhitungan Wi dan Zi Periode I ... 32
4.6
Hasil Perhitungan Wi dan Zi Periode II ... 32
4.7
Hasil Perhit
ungan E(Rp) dan σp2 Periode I
... 33
4.8
Hasil Perhitungan E(Rp) dan σp2 Periode II
... 33
4.9
Hasil Perhitungan Wi dan Zi yang Baru Periode I ... 34
4.10
Hasil Perhitungan Wi dan Zi yang Baru Periode II ... 34
4.11
Hasil Perhitungan E(Rp) dan σp2 Baru
Periode I ... 35
(16)
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR KETERANGAN
1.
Daftar Saham Indeks LQ-45 Periode I dan Periode II
2.
Harga Saham Bulanan Indeks LQ-45 Periode I dan Periode II
3.
Perhitungan Return Dan Expected Return Saham Periode I dan
Periode II
4.
Perhitungan Return Pasar yang Diukur Menggunakan Indeks LQ-45
Periode Idan Periode II
5.
Perhitungan
Return dan
Risk Saham Indeks LQ-45 Periode I dan
Periode II
6.
Saham Indeks LQ-45 yang Memiliki
Return Lebih Tinggi dari
resikonya Periode I dan Periode II
7.
Hasil Perhitungan Beta dan Alpha Periode I dan Periode II
8.
Perhitungan Varian Dari Kesalahan Residu Periode I dan Periode II
9.
Perhitungan ERB (Excess return to beta) Periode I dan Periode II
10.
Perhitungan ERB
(Excess return to beta) Sudah Urut Terbesar
sampai Terkecil Periode I dan Periode II
11.
Perhitungan Ci (Cut of rate) Periode I dan Periode II
12.
Perhitungan Wi dan Zi Periode I dan Periode II
13.
Perhitungan E(Rp) dan σp2 Periode I
dan Periode II
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi Enam. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Darmaji, Tjiptono, dan Fakhrudin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta : Salemba Empat.
Halim,Abdul. 2005. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta.
Husnan,Suad. 2000. Teori dan Penerapan (Keputusa Jangka panjang). Jogjakarta.
UPP AMP YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis; edisi
kedua. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta.
Jogianto. 2000.
Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE.
Jogjakarta.
Jogianto. 2008.
Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi keempat BPFE.
Jogjakarta.
Jogianto. 2010.
Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kelima BPFE.
Jogjakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001.
Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFE Yogjakarta.
Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Malang. UMM
PRESS.
www.bi.go.id
www.idx.co.id
www.infovesta.com
Zubir, Zalmi.2011.Manajemen Portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham.
Salemba Empat. Jakarta.
(19)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk menanamkan harta ataupun modal baik pada aktiva riil maupun aktiva finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan maksud memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang.
Salah satu bentuk investasi yang mulai diminati individu sebagai pemodal adalah investasi saham melalui bursa. Biasanya investor lebih suka membeli saham perusahaan yang go publik, sebab saham perusahaan go publik sebagai komoditi investasi tergolong menjanjikan return yang tinggi tapi juga memiliki risiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri maupun di dalam negeri.
Semakin banyak perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal akan menimbulkan berbagai kombinasi saham yang bisa di pilih oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya pada satu jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditanggung atas investasi.
Seiring dengan adanya resiko terdapat tingkat pengembalian yang merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi. Untuk memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu, biasanya para investor menyiasati dengan portofolio saham dan salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham bisa
(20)
2 dilakukan dengan melakukan diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio. Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian yang tinggi, akan tetapi tidak begitu menyukai adanya risiko.
Investasi dengan cara portofolio memberikan hasil yang lebih optimal daripada investasi pada satu macam saham saja. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keuntungan dari pengurangan resiko pada proses diversivikasi. Oleh karenanya sebelum berinvestasi diperlukan analisis, pertimbangan ataupun perhitungan yang matang atas berbagai macam kemungkinan resiko yang akan dihadapi dan tingkat keuntungan yang diperolehnya dimasa mendatang.
Portofolio optimal didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukan dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (Excess return to beta ratio/ERB). Angka ini memasukan komponen aktiva bebas resiko (aktiva yang tingkat pengembaliannya dimasa depan sudah bisa dipastikan), dalam hal ini aktiva bebas resiko digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). ERB berarti mengukur kelebihan pengembalian relatif terhadap suatu unit resiko yang tidak dapat didiversivikasikan yang diukur dengan beta. ERB ini menunjukan hubungan antara dua faktor penentu investasi yaitu resiko dan tingkat pengembalian.
Dalam membentuk portofolio optimal dapat menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model). Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, dan juga sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan
(21)
3 bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.
Banyaknya jumlah perusahaan di Bursa Efek Indonesia membuat para investor bingung untuk menentukan pilihan yang tetap, saham mana yang aman, terbaik dan layak untuk dibeli. Bursa Efek Indonesia berusaha membantu para investor untuk menentukan pilihannya dengan membuat suatu indeks, seperti yang ditunjukan tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Daftar Indeks yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
NO NAMA
1 IHSG
2 LQ-45
3 JII
4 AGRI
5 BISNIS-27
6 KOMPAS100
7 ISSI
8 PEFINDO25
9 PROPERTY
10 DBX
11 MANUFACTUR
12 SRI-KEHATI
Sumber : Indonesia Stock Exchange 2014
Tabel 1.1 menunjukan jumlah indeks yang terdapat pada Bursa efek Indonesia selama tahun 2014. Setiap indeks tersebut memiliki keuntungan bagi saham – saham yang dapat masuk di dalamnya.
(22)
4 Saham indek LQ-45 saham pilihan yang memiliki kapitalisasi pasar besar, cenderung stabil dan aktif serta likuiditas yang tinggi, tetapi dalam melakukan portofolio saham indeks LQ-45 memang investor tetap harus memperhatikan tingkat suku bunga yang berlaku yang diwakili oleh suku bunga bank Indonesia (SBI) serta harus memperhatikan harga tiap – tiap saham yang akan dimasukan dalam portofolio. Oleh karena itu model indeks tunggal ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya bergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi ini realistis.
Pengukuran untuk mendapatkan indeks saham yang berkinerja paling baik mencakup sisi pengembalian dan risiko serta disesuaikan dalam kondisi tertentu. Misalnya, saat terjadi kecenderungan koreksi besar dalam jangka pendek. Berikut ini terdapat data pengembalian dan risiko tahunan yang dapat mewakili beberapa indeks yang tercatat di BEI dengan periode sepanjang 3 tahun terakhir (Juli 2012 – Juli 2014). Data tersebut mewakili periode jangka panjang sejak Juli 2014 serta mewakili periode jangka menengah. Data Pengembalian dan Risiko Tahunan dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 PengembaliandanRisiko Tahunan beberapa indeks yang tercatat di BEI
Indeks Saham Per Juli 2014 Juli 2012 - Juli 2014 Pengembalian Risiko Tahunan Pengembalian Risiko Tahunan
LQ45 12,03% 0,60% 76,21% 4,18%
IHSG 9,56% 8,62% 8,71% 3,11%
PEFINDO25 8,38% 5,83% 8,30% 0,66%
Bisnis-27 8,19% 17,17% 49,58% 23,90%
SRI-KEHATI 6,83% 8,80% 8,94% 3,58%
KOMPAS100 0,61% 6,81% 4,24% 1,67%
JII 5,83% 8,56% 6,85% 3,42%
(23)
5 Dari Tabel 1.2, terlihat kinerja indeks LQ-45 menjadi yang teratas berdasarkan pengembalian per Juli 2014 maupun 3 tahun terakhir (Juli 2012 – Juli 2014), masing-masing 12,03% dan 76,21% jauh di atas kinerja IHSG dan LQ-45. Bahkan, bila dibandingkan dengan kinerja indeks Saham yang mencerminkan rata-rata pergerakan saham secara keseluruhan, kinerja LQ-45 juga lebih unggul lebih dari dua kali lipat. (www.infovesta.com)
Kondisi tersebut memungkinkan investor dapat meraih pengembalian tinggi apabila investor berinvestasi pada saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ-45. Hal tersebut menjadikan indeks LQ-45 dapat menjadi pilihan yang sangat baik dan tepat untuk para investor dalam melakukan investasi.
Motivasi inilah yang mendorong untuk dilakukan sebuah penelitian, untuk mempermudah dan memperjelas ruang lingkup pembahasan saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat. Atas dasar permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini diberikan judul Pembentukan Portofolio Optimal pada Saham LQ-45 yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio optimal. 2. Bagaimana risiko dan return pada portofolio optimal.
C.Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah agar pokok permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu meluas, pada penelitian ini penulis
(24)
6 membatasi data penelitian yaitu saham – saham yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia dengan metode yang digunakan dalam membentuk portofolio optimal adalah metode indek tunggal.
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis saham-saham yang terbentuk pada portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing saham.
b. Untuk mengetahui besarnya risiko dan return portofolio optimal. 2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengetahui kombinasi saham-saham yang ada termasuk dalam portofolio optimal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan berinvestasi.
b. Bagi investor, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang berkaitan dengan portofolio saham.
c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan koreksi dan pertimbangan menghasilkan penelitian yang lebih sempurna.
(25)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal pada saham yang tercatat di Indeks LQ-45. Metode yang digunakan adalah Metode Indeks Tunggal. teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel, yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI harian dan
www.yahoo.finance.com untuk mendapatkan data harga saham harian. hasil perhitungan pada teknik analisa data, saham-saham yang termasuk Indeks LQ-45 pada periode Februari 2006-Juli 2006 dan periode Agustus 2006- Januari 2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode Februari 2006-Juli 2006 terdiri dari 7 yaitu: UNSP, AALI, BLTA, LSIP, INCO, PTBA, UNTR dengan kombinasi tingkat pengembalian portofolio E(Rp) sebesar 0,579296 dan risiko portofolio( 2)
P
σ
sebesar 0,111349.b. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode Agustus 2006-Januari 2007 terdiri 26 yaitu: GGRM. SMRA, CMNP, INDF, BRPT, UNVR, INCO, CTRS, BTEL, ADHI, AALI, BNII, ANTM, BNGA, KLBF, ASII, BUMI, SMCB, BMRI, KIJA, PNLF, LPKR, PNBN, LSIP, ISAT, INTP dengan kombinasi tingkat pengembalian portofolio E(Rp) sebesar 0,432042 dan risiko portofolio(
σ
P2)sebesar 0,181282.(26)
8 Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustain (2007) adalah menggunakan model indeks tunggal dalam menetukan portofolio optimal. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah periode penelitian sekarang adalah periode Februari 2014 sampai juli 2014 dan Agustus 2014 sampai Jenuari 2015 sedangkan periode peneliti terdahulu adalah periode Febuari 2006 sampai Juli 2006 dan periode Agustus 2006 sampai januari 2007.
B.Tinjauan Teori
Pada bagian ini diuraikan beberapa landasan teori mengenai pembentukan portofolio optimal sebagai berikut :
1. Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. (Halim, 2005: 2)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.
(27)
9 Dalam menentukan dana yang akan diinvestasikan para investor perlu proses keputusan investasi. Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on going process) sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahapan sebagai berikut: (Tandelilin, 2001:8 ).
a. Penentuan Tujuan Berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai.
b. Penentuan Kebijakan Investasi
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi, pengetahuan akan pasar modal.
c. Pemilihan strategi portofolio dan asset Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.
d. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk sesuai dengan tujuan. Setelah mengetahui proses keputusan investasi, maka selanjutnya ialah mengetahui secara umum motif investasi didasari untuk memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan karena adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, tingkat keuntungan dalam investasi biasanya dipengaruhi oleh sikap investor dalam mengambil atau menanggapi risiko.
(28)
10
2. Dasar Keputusan Investasi
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan pengembalian, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara pengembalian aktual yang diterima dengan pengembalian yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Darmaji (2012:9) mengemukakan pengembalian dan risiko investasi dalam saham antara lain: a. Risiko investasi saham:
1) Tidak mendapatkan dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2) Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
(29)
11 Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan atau di-delist.
4) Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh investor adalah jika saham perusahaam dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Suatu saham perusahaan dikeluarkan dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagi dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa. 5) Saham dihentikan sementara (suspensi)
Risiko lain yang juga mengganggu para investor untuk melakukan aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di-suspensi atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Hal tersebut mengakibatkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, tetapi dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.
b. Pengembalian investasi saham: 1) Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
(30)
12 perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang. 2) Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya, seorang investor membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
3. Resiko dan Pengembalian
Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk). Adapun pengertian masing-masing yaitu
a. Risk atau tingkat resiko adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan). Risiko adalah perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya.( Zubir, 2011;19)
b. Return atau tingkat pengembalian disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasil yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen. Dengan kata lain, return dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat
(31)
13 keuntungan yang diperoleh dari tingkat keuntungan yang diharapkan. (Husnan,2000)
c. Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
Berdasarkan sikapnya dalam menghadapi risiko, investor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. (Warsono, 2001: 76)
a. Pengambil risiko (Risk seeker)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang berisiko.
b. Penghindar risiko (Risk Averter)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang kurang berisiko
c. Acuh terhadap risiko (Risk Indiference)
Investor yang tidak perduli akan jenis investasi mana yang akan diambil. Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang dinamakan dengan risiko, dimana tingkat keuntungan dan risiko adalah dua hal yang tidak terpisah. Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sesuai dengan tujuan investasi yang dilakukan investor tidak lain bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (return). (Tandelilin, 2001:6) mengatakan “Return adalah tingkat keuntungan investasi”
Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
(32)
14
Return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.
4. Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan assets, baik berupa real assets atau financial assets yang dimiliki oleh investor (Halim, 2005:63). Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi.
Tujuan akhir dalam teori portofolio adalah memaksimalkan keuntungan dengan tingkat resiko seminimal mungkin. Investor harus melakukan penyebaran resiko dengan memperbanyak saham agar resiko dapat dikendalikan. Sehingga apabila dalam mengeluarkan saham terjadi kebangkrutan maka juga berdampak pada kebangkrutan investor. Investor yang memiliki beberapa saham, apabila salah satu saham mengalami kerugian, saham lain akan memperoleh keuntungan.
Tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang tingkat keuntungan dari berbagai aset keuangan dalam portofolio tersebut. Risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan, semakin besar penyimpanan tingkat keuntungan yang diharapkan berarti semakin besar pula tingkat risikonya.
5. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Portofolio-portofolio efisien berada di efficient set. Portofolio - portofolio efisien merupakan portofolio-portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik.
(33)
15 Portofolio efisien hanya mempunyai satu faktor yang baik, yaitu faktor pengembalian ekspektasian atau faktor risikonya, belum terbaik keduanya. Hanya terdapat satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. (Jogiyanto,2008:297)
Portofolio efisien (efficient set) dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat resiko yang sama atau portofolio yang mengandung resiko terkecil dengan tingkat return
ekspektasi yang sama. (Jogiyanto,2008:299)
6. Resiko Dan Tingkat Pengembalian Portofolio
Tingkat pengembalian realisasi portofolio (portofolio realized return)
merupakan rata – rata tertimbang dari return – return realisasi masing – masing sekuritas tunggal dalam portofolio tersebut. Tingkat pengembalian ekspetasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata – rata tertimbang dari
return – return ekspetasi masing – masing sekuritas tunggal didalam portofolio (Jogiyanto,2008;243)
Return – return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (commonresponse) terhadap nilai – nilai pasar. Dasar ini, tingkat pengembalian dari suatu sekuritas dan tingkat pengembalian dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan :
Ri = ai + βi x RM Keterangan:
(34)
16 ai =suatu variabel acak yang menunjukan komponen dari retur sekuritas
ke i yang indepen terhadap kinerja pasar,
βi = koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM,
RM =tingkat pengembalian dari indeks pasar, yang juga merupakan suatu variabel acak.
Variabel merupakan komponen tingkat pengembalian yang tidak tergantung dari tingkat pengembalian pasar. Variabel ai dapat dipecah menjadi nilai yang diekspektasi (expected value) ai dan kesalahan residu (residualerror) ei sebagai berikut :
Ai = αi + ei
Persaman diatas tersebut disubstitusikan ke persamaan Ri maka akan mendapatkan persamaan model indeks tunggal sebagai berikut :
Ri = αi + ei + βi x RM
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar modal Indonesia misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau indeks lainnya, misalnya LQ-45. Jika digunakan LQ-45, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar (Jogiyanto, 2000: 204):
IHSG 1t IHSG 1t IHSGt
Rm,t
Model indeks tunggal membagi tingkat pengembalian dari suatu sekuritas kedalam dua komponen yaitu sebagai berikut:
a. Komponen tingkat pengembalian yang unik diwakili oleh αi (hanya berhubungan dengan peristiwa mikro) terhadap tingkat pengembalian pasar.
(35)
17 b. Komponen tingkat pengembalian berhubungan dengan tingkat
pengembalian pasar yang diwakili oleh βi.RM
Bagian tingkat pengembalian berhubungan dengan tingkat pengembalian pasar ditunjukan oleh βi yang merupakan sensitivitas tingkat pengembalian suatu sekuritas terhadap tingkat pengembalian pasar.
Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk tingkat pengembalian ekspektasi (expected retrun). Tingkat pengebalian ekspektasi dari model ini dapat diderivasi dari model indeks tunggal sebagai berikut:
E(Ri) = E(αi + βi x RM )
Jika untuk E.ei bernilai nol maka: E(Ri) = αi + βi x ERM
Tidak seperti halnya tingkat pengembalian portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluuh tingkat pengembalian sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh resiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata – rata tertimbang masing – masing. Risiko portofolio menunjukan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio.
Persyaratan utama untuk dapat mengurangi resiko didalam portofolio ialah tingkat pengembalian untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Risiko dan tingkat pengembalian mempunyai hubungan yang positif semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar tingat pengembalian yang harus dikompensasikan. Risiko dari investasi juga perlu dipertimbangkan oleh karenanya risiko dan tingkat pengembalian
(36)
18 merupakan dua hal yang tidak terpisahkan karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua fakta ini.
7. Model Pembentukan Portofolio Optimal
Single Index Model adalah sebuah teknik untuk mengukur pengembalian dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan pengembalian saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Apabila pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham di pasar akan turun pula. Jadi, pengembalian saham berkorelasi dengan pengembalian pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam merespon perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif (Zubir, 2011:97).
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa pengembalian- pengembaliandari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Pengembalian dari suatu sekuritas dan pengembalian dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan (Jogianto, 2010:340)
Portofolio optimal berisi aktiva – aktiva yang mempunyai ERB yang tinggi. Aktiva – aktiva dengan ERB yang rendah tidak dapat dimasukan kedalam portofolio optimal dan diperlukan cut-of-point yang menentukan batas
(37)
19 nilai ERB yang dikatakan tinggi. Portofolio dengan metode indeks tunggal dapat dilakukan dengan membandingkan antara excess return to beta (ERB) yang merupakan kelebihan pengembalian tingkat bebas resiko pada asset lain dengan cut-of-rate yang merupakan perbandingan antara varian pengembalian pasar dengan sensitivitas saham individu terhadap varian kesalahan saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari cut-off-rate dijadikan portofolio, sebaliknya jika ERB lebih kecil dari cut-off-rate tidak diikutkan dalam portofolio.
C.Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada landasan teori maka dapat disusun krangka pikir yang menggambarkan tentang pembentukan portofolio optimal sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Resiko Portofolio
Investasi Di Pasar Modal
L-Q 45 Saham
Model Indeks Tunggal
Portofolio Optimal
(38)
20 Gambar diatas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar modal yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi ataupun membeli saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat serta memiliki kapitalisasi pasar besar adalah Indeks LQ-45.
Pembentukan portofolio optimal dapat menggunakan model indek tunggal yang mengasumsikan bahwa pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkolerasi yaitu akan bergerak bersama – sama terhadap satu faktor. Untuk memperbandingkan tingkat pengembalian dan tingkat risiko dianalisis dengan menggunakan model indeks tunggal guna mengetahui saham-saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal, sehingga di dapat indeks saham LQ-45 yang paling efisien dan optimal. Setelah itu dapat dilanjutkan perhitungan untuk mengetahui proporsi dananya, dan mengetahui pula tingkat pengembalian dan resiko portofolio.
(1)
Portofolio efisien hanya mempunyai satu faktor yang baik, yaitu faktor pengembalian ekspektasian atau faktor risikonya, belum terbaik keduanya. Hanya terdapat satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. (Jogiyanto,2008:297)
Portofolio efisien (efficient set) dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat resiko yang sama atau portofolio yang mengandung resiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sama. (Jogiyanto,2008:299)
6. Resiko Dan Tingkat Pengembalian Portofolio
Tingkat pengembalian realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan rata – rata tertimbang dari return – return realisasi masing – masing sekuritas tunggal dalam portofolio tersebut. Tingkat pengembalian ekspetasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata – rata tertimbang dari return – return ekspetasi masing – masing sekuritas tunggal didalam portofolio (Jogiyanto,2008;243)
Return – return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (commonresponse) terhadap nilai – nilai pasar. Dasar ini, tingkat pengembalian dari suatu sekuritas dan tingkat pengembalian dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan :
Ri = ai + βi x RM
Keterangan:
(2)
ai =suatu variabel acak yang menunjukan komponen dari retur sekuritas
ke i yang indepen terhadap kinerja pasar,
βi = koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM,
RM =tingkat pengembalian dari indeks pasar, yang juga merupakan suatu
variabel acak.
Variabel merupakan komponen tingkat pengembalian yang tidak tergantung dari tingkat pengembalian pasar. Variabel ai dapat dipecah menjadi
nilai yang diekspektasi (expected value) ai dan kesalahan residu (residualerror)
ei sebagai berikut :
Ai = αi + ei
Persaman diatas tersebut disubstitusikan ke persamaan Ri maka akan
mendapatkan persamaan model indeks tunggal sebagai berikut : Ri = αi + ei + βi x RM
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar modal Indonesia misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau indeks lainnya, misalnya LQ-45. Jika digunakan LQ-45, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar (Jogiyanto, 2000: 204):
IHSG 1t IHSG 1t IHSGt
Rm,t
Model indeks tunggal membagi tingkat pengembalian dari suatu sekuritas kedalam dua komponen yaitu sebagai berikut:
a. Komponen tingkat pengembalian yang unik diwakili oleh αi (hanya
(3)
b. Komponen tingkat pengembalian berhubungan dengan tingkat pengembalian pasar yang diwakili oleh βi.RM
Bagian tingkat pengembalian berhubungan dengan tingkat pengembalian pasar ditunjukan oleh βi yang merupakan sensitivitas tingkat pengembalian
suatu sekuritas terhadap tingkat pengembalian pasar.
Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk tingkat pengembalian ekspektasi (expected retrun). Tingkat pengebalian ekspektasi dari model ini dapat diderivasi dari model indeks tunggal sebagai berikut:
E(Ri) = E(αi + βi x RM )
Jika untuk E.ei bernilai nol maka:
E(Ri) = αi + βi x ERM
Tidak seperti halnya tingkat pengembalian portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluuh tingkat pengembalian sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh resiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata – rata tertimbang masing – masing. Risiko portofolio menunjukan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio.
Persyaratan utama untuk dapat mengurangi resiko didalam portofolio ialah tingkat pengembalian untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Risiko dan tingkat pengembalian mempunyai hubungan yang positif semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar tingat pengembalian yang harus dikompensasikan. Risiko dari investasi juga perlu dipertimbangkan oleh karenanya risiko dan tingkat pengembalian
(4)
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua fakta ini.
7. Model Pembentukan Portofolio Optimal
Single Index Model adalah sebuah teknik untuk mengukur pengembalian dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan pengembalian saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Apabila pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham di pasar akan turun pula. Jadi, pengembalian saham berkorelasi dengan pengembalian pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam merespon perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif (Zubir, 2011:97).
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa pengembalian- pengembalian dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Pengembalian dari suatu sekuritas dan pengembalian dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan (Jogianto, 2010:340)
Portofolio optimal berisi aktiva – aktiva yang mempunyai ERB yang tinggi. Aktiva – aktiva dengan ERB yang rendah tidak dapat dimasukan kedalam portofolio optimal dan diperlukan cut-of-point yang menentukan batas
(5)
nilai ERB yang dikatakan tinggi. Portofolio dengan metode indeks tunggal dapat dilakukan dengan membandingkan antara excess return to beta (ERB) yang merupakan kelebihan pengembalian tingkat bebas resiko pada asset lain dengan cut-of-rate yang merupakan perbandingan antara varian pengembalian pasar dengan sensitivitas saham individu terhadap varian kesalahan saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari cut-off-rate dijadikan portofolio, sebaliknya jika ERB lebih kecil dari cut-off-rate tidak diikutkan dalam portofolio.
C.Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada landasan teori maka dapat disusun krangka pikir yang menggambarkan tentang pembentukan portofolio optimal sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Resiko Portofolio
Investasi Di Pasar Modal
L-Q 45 Saham
Model Indeks Tunggal
Portofolio Optimal
(6)
Gambar diatas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar modal yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi ataupun membeli saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat serta memiliki kapitalisasi pasar besar adalah Indeks LQ-45.
Pembentukan portofolio optimal dapat menggunakan model indek tunggal yang mengasumsikan bahwa pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkolerasi yaitu akan bergerak bersama – sama terhadap satu faktor. Untuk memperbandingkan tingkat pengembalian dan tingkat risiko dianalisis dengan menggunakan model indeks tunggal guna mengetahui saham-saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal, sehingga di dapat indeks saham LQ-45 yang paling efisien dan optimal. Setelah itu dapat dilanjutkan perhitungan untuk mengetahui proporsi dananya, dan mengetahui pula tingkat pengembalian dan resiko portofolio.