PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA SAHAM YANG MASUK PADA INDEKS PEFINDO25 YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

i

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA

SAHAM YANG MASUK PADA INDEKS PEFINDO25 YANG

TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

Chalimatuz Sa’diyah 201010160311120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

ii

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA

SAHAM YANG MASUK PADA INDEKS PEFINDO25 YANG

TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Chalimatuz Sa’diyah 201010160311120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(3)

iii

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA BEBERAPA

SAHAM YANG MASUK PADA INDEKS PEFINDO25 YANG

TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

Chalimatuz Sa’diyah 201010160311120

Diterima dan disetujui Pada tanggal 29 Januari 2014

Pembimbing: Pembimbing I,

Drs. Warsono, M.M.

Pembimbing II,

Dra. Dewi Nurjannah, M.M., AFP.

Mengetahui:

Dekan,

Dr. Nazaruddin Malik, M.Si.

Ketua Program Studi Manajemen,


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau terdapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 29 Januari 2014 Mahasiswa

Chalimatuz Sa’diyah 201010160311120


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pembentukan Portofolio Optimal Pada Beberapa Saham yang Masuk Pada Indeks PEFINDO25 yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia” disusun dengan tujuan untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang terlibat dalam legalisasi Surat Keputusan pembimbingan skripsi.

2. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Muhammadiyah Malang yang terlibat dalam penjadwalan skripsi dari pendaftaran hingga wisuda.

3. Drs. Warsono, M.M. selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Dewi Nurjannah, M.M., AFP. selaku Dosen Pembimbing kedua yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.


(6)

vi

5. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M., AFP. selaku Dosen Wali Kelas C Angkatan 2010 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan semangat untuk memicu peningkatan prestasi.

6. Dra. Sri Nastiti Andharini, M.M. selaku Kepala Laboratorium Manajemen yang senantiasa membimbing dalam kegiatan part time di Laboratorium Manajemen.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pendidikan dalam bangku pekuliahan.

8. Bapak Slamet dan Ibu Imroatul Ula, kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil yang setiap saat selalu memberikan perhatian serta semangat sehingga dapat terus meningkatkan prestasi.

9. Choyron Ubaydillah dan Arief Romdhony Wibowo, kedua kakak tersayang yang selalu memberi motivasi serta memberi dukungan agar selalu giat dalam perkuliahan.

10. Teman-teman part time Laboratorium Manajemen, Ahmad Shodkin, Romikul Ghurub, Elvina Assadam, Lalu Muhammad Saofi, serta teman-teman volunter, Firda Silviatul Husnia, Novitrilia Ayu I., Indra Pratama, Enny Utami, Novia Yudianti, dan Febrianto yang selalu memberikan masukan dalam pengerjaan skripsi.

11. Sahabat terhebat, Cahyaning Puri Rahayu dan Dwi Yanuar Rachmadian yang banyak membantu dalam proses belajar mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.


(7)

vii

12. Teman-teman Asisten Laboratorium Komputer Ekonomi dan Bisnis yang memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi serta menjadi tempat sharing di bidang komputer.

13. Teman-teman HMJ-Manajemen yang selalu memberikan berbagai pengalaman organisasi yang tak ternilai.

14. Teman-teman KKN kelompok 41 Sukodono, yang merupakan rekan dalam suka dan duka selama KKN.

15. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih bantuannya.

Semoga pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini mendapat balasan yang setimpal dan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Hal tersebut karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis sehingga kritik dan saran sangat diharapkan guna membangun kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat beramanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 29 Januari 2014 Penulis

Chalimatuz Sa’diyah 201010160311120


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PERNYATAAN ORISIONALITAS SKRIPSI ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori ... 9


(9)

ix

Halaman

2. Pengembalian dan Risiko ... 11

3. Portofolio Efisien dan Optimal ... 14

4. Model Pembentukan Portofolio Optimal ... 17

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 22

C. Data dan Sumber Data ... 30

1. Data ... 30

2. Sumber Data... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 33

B. Analisis Data ... 35

1. Menghitung ERB (Excess return to beta) ... 35

2. Menghitung Ci (Cut of rate) Masing-masing Saham ... 40

3. Saham-saham yang Masuk Kandidat Portofolio ... 40


(10)

x

Halaman 5. Pengukuran Kinerja Portofolio ... 42 C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Portofolio yang Optimal ... 16 Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 21


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1: Pengembalian dan Risiko Tahunan beberapa indeks

yang tercatat di BEI ... 3

Tabel 4.1: Daftar Perusahaan-Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks PEFINDO25 Periode Agustus 2011 – Juli 2013 ... 34

Tabel 4.2: Hasil Perhitungan Expected Return E(Ri) ... 36

Tabel 4.3: Hasil Perhitungan Risiko Masing-Masing Saham ... 37

Tabel 4.4: Hasil Perhitungan Alpha dan Beta Saham ... 38

Tabel 4.5: Hasil Perhitungan ERBi Periode Agustus 2011 – Juli 2013 . 39 Tabel 4.6: Hasil Perhitungan ERBi dan Ci ... 41

Tabel 4.7: Hasil Perhitungan WI dan Zi ... 42

Tabel 4.8: Hasil Perhitungan αp, p, E(Rp) dan p2 ... 43

Tabel 4.9: Hasil Perhitungan WI dan Zi yang baru ... 44


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan-Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks PEFINDO25 Periode Agustus 2011 – Juli 2013

Lampiran 2 Daftar Harga Saham Mingguan Indeks PEFINDO25 Periode Agustus 2011-Juli 2013

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Return Individual dan Expected Return Saham Periode Agustus 2011 – Juli 2013

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Return Market Indeks PEFINDO25 Periode Agustus 2011 – Juli 2013

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Risiko Masing-Masing Saham Lampiran 6 Hasil Perhitungan Alpha dan Beta Saham

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Aktiva Bebas Risiko Menggunakan SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

Lampiran 8 Hasil Perhitungan ERB Periode Agustus 2011 – Juli 2013 Lampiran 9 Hasil Perhitungan Ci Periode Agustus 2011 – Juli 2013 Lampiran 10 Hasil Perhitungan ERB dan Ci

Lampiran 11 Hasil Perhitungan Wi dan Zi

Lampiran 12 Hasil Perhitungan αp, p, E(Rp) dan p2

Lampiran 13 Hasil Perhitungan Wi dan Zi yang baru

Lampiran 14 Hasil Perhitungan αp, p, E(Rp) dan p2yang Baru

Lampiran 15 Hasil Perhitumgan Expected Return, Return Market, Beta, Alpha, Risiko Individual, Varian Pasar


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Almunawir, Fitra, 2012, Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham Indeks LQ-45 Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi UMM. Malang.

Damadji, T. dan Fakhruddin H. M, 2012, Pasar Modal Indonesia, Edisi ketiga, Salemba empat, Jakarta.

Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.

Jogianto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarata.

Nasution, Galang, 2013, Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Pada Indeks Sri-Kehati Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi UMM, Malang.

Sanusi, Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Soeranto dan Arsyad Lincolin, 2003, Metodologi Penelitian, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Zubir, Zalmi, 2011, Manajemen Portofolio, Salemba Empat, Jakarta.

http://www.iyaa.com/finance/saham_valas/2504168_3172.html.3,Oktober,2013. https://www.infovesta.com/isd/article/article6.html.9,Oktober,2013.

http://new.pefindo.com/files/p25/p25-2013-01-25.pdf.18,Oktober,2013. http://www.bi.gi.id. Diunduh tanggal 14 Nopember 2013


(15)

xv

http://www.bi.go.id. Diunduh tanggal 11 Desember 2013

http://www.investor.co.id/home/pasar-modal-indonesia-masih-kuat-tahan-sentimen-negatif/61742. Diunduh tanggal 4 Februari 2014


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal Indonesia hingga saat ini dinilai masih cukup kuat menahan sentimen negatif eksternal sehingga dana investor asing (capital inflow) masih deras mengalir ke dalam negeri. "Investasi di pasar modal Indonesia cukup mudah dan paling kuat menahan sentimen," ujar Direktur Utama Kresna Securities, Michael Steven saat konferensi pers "Online Trading Academy (OTA)" di Jakarta. Menurut dia, kondisi itu merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia, jika tidak negara tetangga yang akan mengambil kesempatan itu (www.investor.co.id, diunduh tanggal 4 Februari 2014).

Kinerja bursa saham Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi tahun ini memicu derasnya aliran dana investor asing masuk ke bursa saham Indonesia. Berdasarkan data Bloomberg, bursa saham Indonesia tercatat naik 10,08%. Pertumbuhan kapitalisasi bursa saham Indonesia sepanjang Januari 2013 sebesar 7,6% senilai Rp 4.386 triliun (www.iyaa.com, diunduh tanggal 3 Oktober 2013).

Kecenderungan bisnis investasi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan menyumbangkan 35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2012. Artinya, iklim investasi Indonesia bisa dikatakan lebih baik dari tahun ke tahun. Selain itu, daya beli masyarakat yang tinggi merupakan faktor penyumbang terbesar meningkatnya jumlah kelas


(17)

2

menengah di Indonesia. Pada 2013, lapangan kerja juga akan meningkat seiring dengan menurunnya angka pengangguran terbuka pada kisaran 5,8%-6,1% (www.iyaa.com, diunduh tanggal 3 Oktober 2013).

Joshua Tanja, Head of Equities and Research di Union Bank

Switzerland (UBS) Indonesia, mengemukakan bahwa ekspektasi tinggi

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia membuat investor asing menyerbu pasar saham Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan proses pencatatan saham perdana Initial Public Offering (IPO) pada awal tahun. Jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar saham Indonesia hingga saat ini sebanyak enam perusahaan.

Hal tersebut membuat investor asing lebih memilih untuk masuk ke pasar saham Indonesia, saat kondisi perekonomian dan iklim investasi di Eropa dan Amerika Serikat masih bergejolak. Di sisi lain, bursa saham Indonesia menawarkan tingkat return on equity (ROE) yang semakin tinggi. Dengan pertumbuhan PDB yang tinggi, ROE bursa Indonesia diprediksi mencapai lebih dari 20%. Pada 2013, earnings per share (EPS) bursa Indonesia diestimasi tumbuh 17% dengan tingkat valuasi saham (PER) sebesar 17 kali (www.iyaa.com, diunduh tanggal 3 Oktober 2013).

Dua bulan berjalan di semester II tahun ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat begitu bergejolak. IHSG mencetak kinerja cemerlang per Juli 2012 sebesar 4,72%, namun ramainya ketidakpastian


(18)

3

global yang disertai lesunya data-data ekonomi negara-negara besar, seperti Uni Eropa dan China, membuat kinerja IHSG merosot -1,98% sepanjang Agustus 2012. Meskipun demikian, kinerja IHSG pada Agustus 2012 masih sukses mencetak angka positif, yakni 6,24%.

Pengukuran untuk mendapatkan indeks saham yang berkinerja paling baik mencakup sisi pengembalian dan risiko dapat disesuaikan dalam kondisi tertentu. Berikut ini terdapat data Pengembalian dan Risiko Tahunan yang dapat mewakili beberapa indeks yang tercatat di BEI dengan periode sepanjang 3 tahun terakhir (Juli 2009 – Juli 2012). Data tersebut mewakili periode sejak Juli 2012 serta mewakili periode Juli 2009 – Juli 2012. Data Pengembalian dan Risiko Tahunan dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pengembalian dan Risiko Tahunan beberapa indeks yang tercatat di BEI

Indeks Saham

Per Juli 2012 Juli 2009 - Juli 2012 Pengembalian Risiko

Tahunan

Pengembalian Risiko Tahunan

PEFINDO25 19.07% 0.60% 153.21% 2.18%

Sri Kehati 9.52% 8.60% 8.71% 3.11%

IHSG 8.38% 5.83% 8.30% 0.66%

Bisnis-27 8.19% 19.17% 69.58% 23.90%

JII 6.83% 8.80% 8.94% 3.58%

IRDSH .61% 6.81% 4.24% 1.67%

LQ45 5.83% 8.56% 6.85% 3.42%

Sumber: www.infovesta.com, diunduh tanggal 9 Oktober 2013

Dari Tabel 1.1, terlihat kinerja indeks PEFINDO25 menjadi yang teratas berdasarkan pengembalian per Juli 2012 maupun 3 tahun terakhir (Juli 2009 – Juli 2012), masing-masing 19,07% dan 153,21% jauh di atas kinerja


(19)

4

IHSG dan LQ-45. Bahkan, bila dibandingkan dengan kinerja indeks Reksa Dana Saham (IRDSH) yang mencerminkan rata-rata pergerakan Reksa Dana Saham secara keseluruhan, kinerja PEFINDO25 juga lebih unggul lebih dari dua kali lipat (www.infovesta.com, diunduh tanggal 9 Oktober 2013).

Kondisi tersebut memungkinkan investor dapat meraih pengembalian tinggi apabila investor berinvestasi pada saham-saham yang tergabung dalam indeks PEFINDO25. Hal tersebut menjadikan indeks PEFINDO25 dapat menjadi pilihan yang sangat baik dan tepat untuk para investor dalam melakukan investasi. Berdasarkan penjelasan yang sudah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pembentukan Portofolio Optimal Pada Beberapa Saham Yang Masuk Pada

Indeks PEFINDO25 yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia".

B. Perumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Saham-saham apa saja yang terbentuk dalam portofolio optimal pada saham indeks PEFINDO25?

2. Bagaimana proporsi dana saham-saham anggota indeks PEFINDO25 yang terbentuk dalam portofolio optimal?

3. Berapa tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio optimal saham yang terbentuk?


(20)

5

C. Pembatasan Masalah

Penentuan batasan penelitian dilakukan dengan tujuan agar permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Dalam hal ini batasan masalah adalah periode penelitan yaitu Agustus 2011 sampai Juli 2013 dengan menggunakan data harga saham mingguan indeks PEFINDO25 dan harga saham mingguan perusahaan yang termasuk dalam indeks PEFINDO25.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui saham-saham anggota indeks PEFINDO25 yang terbentuk dalam portofolio optimal.

b. Untuk mengetahui proporsi dana saham-saham anggota indeks PEFINDO25 yang terbentuk dalam portofolio optimal.

c. Untuk mengetahui besarnya tingkat risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio optimal saham yang terbentuk.


(21)

6

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Investor dan Calon Investor Saham yang Tergabung dalam Indeks PEFINDO25

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, khususnya investasi pada saham-saham yang tergabung dalam indeks PEFINDO25.

b. Bagi Emiten yang Sahamnya Tergabung dalam Indeks PEFINDO25

Hasil peneltian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat memberikan pengembalian yang maksimal bagi investor.

c. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan ke arah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya.


(22)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didasarkan pada dua penelitian terdahulu yaitu pertama oleh Almunawir (2012) dengan judul Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham Indeks LQ-45 Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah saham-saham yang terbentuk dalam portofolio optimal beserta proporsi dana masing-masing sekuritas yaitu pada semester I SMGR sebesar 65,55%, UNSP sebesar 7,98%, LISP sebesar -3,21%, ENRG sebesar 18,94%, INCO sebesar -6,87%, UNTR sebesar 8,86%, GGRM sebesar 8,62%, dan ELTY sebesar 3,13%. Pada semester II adalah UNVR sebesar 97,72% dan BBTN sebesar 2,28%.

Tingkat pengembalian dari portofolio optimal yang terbentuk pada semester I adalah 7,07% dan semester II adalah 5,58% dengan tingkat risiko pada semester I sebesar 0,11% dan semester II sebesar 5,06%. Landasan penelitian terdahulu yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2013) dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Pada Indeks Sri-Kehati Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah saham-saham yang terbentuk dalam portofolio optimal pada indeks SRI-KEHATI pada semester I periode November 2011-April 2012, didapatkan 2 saham yang masuk sebagai anggota portofolio optimal.

Saham-saham tersebut disertai proporsi dananya adalah AALI (Astra Argo Lestari Tbk) 64,23% dan TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk)


(23)

8

35,77%, serta menghasilkan tingkat pengembalian portofolio yang akan investor dapatkan sebesar 1,023% dan tingkat risiko portofolio sebesar 0,003%. Semester II periode Mei-Oktober 2012 tidak terdapat anggota portofolio yang terbentuk.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu menggunakan model indeks tunggal dalam menentukan portofolio optimalnya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah objek penelitian yang digunakan oleh peneliti sekarang yaitu menggunakan saham-saham yang tergabung dalam indeks PEFINDO25, sedangkan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Almunawir (2012) menggunakan saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ-45 dan Nasution (2013) menggunakan saham-saham yang tergabung dalam indeks SRI-KEHATI.

Perbedaan lain yang ada dalam penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu periode penelitian sekarang adalah Agustus 2011 sampai Juli 2013, sedangkan penelitian terdahulu adalah Almunawir (2012) pada periode penelitian Februari 2011 sampai Desember 2011 dan Nasution (2013) pada periode November 2011 sampai Oktober 2012.


(24)

9

B. Landasan Teori

1. Keputusan Investasi Pada Saham

Jogianto, (2010:5) mendefinisikan investasi sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan menurut Halim, (2005:2) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki.

Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus meninggalkan budaya ikut-ikutan, gamblang, dan sebagainya yang tidak rasional. Seorang investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham. Selain itu, investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual.

Menurut Halim (2005:4) proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan investor sebelum memutuskan untuk melakukan investasi. Tahapan-tahapan proses keputusan investasi adalah sebagai berikut:


(25)

10

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rete of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan. b. Melakukan Analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah.

c. Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. Sebagai tolok ukur digunakan dua cara, yaitu: pertama, pengukuran (measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar asset yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menggunakan tingkat pengembalian. Kedua, perbandingan (comparison) yaitu penilaian


(26)

11

berdasarkan pada perbandingan dua set portofolio dengan tingkat risiko yang sama.

d. Merevisi Kinerja Portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat pengembaliannya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat dilakukan secara total, yaitu dilakukan likudasi atas portofolio yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru.

2. Pengembalian dan Risiko

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan pengembalian, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara pengembalian aktual yang diterima dengan pengembalian yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Darmaji


(27)

12

(2012:9) mengemukakan pengembalian dan risiko investasi dalam saham antara lain:

a. Pengembalian investasi saham: 1) Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang.

2) Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya, seorang investor membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.

b. Risiko investasi saham:

1) Tidak mendapatkan dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, perusahaan tidak dapat


(28)

13

membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. 2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.

3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan atau di-delist.

4) Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)

Risiko lain yang dihadapi oleh investor adalah jika saham perusahaam dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Suatu saham perusahaan dikeluarkan dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak


(29)

14

membagi dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.

5) Saham dihentikan sementara (suspensi)

Risiko lain yang juga mengganggu para investor untuk melakukan aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di-suspensi atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Hal tersebut mengakibatkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, tetapi dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.

3. Portofolio Efisien dan Optimal

Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan assets, baik berupa real assets atau financial assets yang dimiliki oleh investor (Halim, 2005:63). Tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang tingkat keuntungan dari berbagai aset keuangan dalam portofolio tersebut. Risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan, semakin besar penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan berarti semakin besar pula tingkat risikonya.


(30)

15

Portofolio-portofolio efisien berada di efficient set. Portofolio-portofolio efisien merupakan Portofolio-portofolio-Portofolio-portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Portofolio efisien hanya mempunyai satu faktor yang baik, yaitu faktor pengembalian ekspektasian atau faktor risikonya, belum terbaik keduanya. Hanya terdapat satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio-portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal.

Dalam konteks manajemen investasi, kurva indiferen (indifference curve-IC) merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan tingkat pengembalian yang sama (indifference) bagi investor. Kemirigan (slope) IC menunjukkan tingkat subtitusi marginal (marginal rate of subtitution) dari tingkat pengembalian dan risiko. Semakin besar kemiringan IC menunjukkan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko. Sebaliknya, semakin kecil kemiringan IC menunjukkan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko. Kurva portofolio optimal dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(31)

16

Gambar 2.1 Portofolio yang Optimal

Pada Gambar 2.1 tampak bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut menawarkan ER (Expected Return) dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF (Efficient Frontier) dan memberikan kepuasan sebesar IC-AI yang lebih rendah dari IC-A.

Investor A juga dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar walaupun dapat memberikan ER lebih tinggi dari X dan memberikan kepuasan sebesar


(32)

IC-17

A2 yang lebih tinggi dari IC-A. Kurva indeferen investor B bersinggungan dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya.

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkann risiko terendah dengan tingkat returm tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien (Tandelilin, 2001:74). 4. Model Pembentukan Portofolio Optimal

Single Index Model adalah sebuah teknik untuk mengukur pengembalian dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan pengembalian saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Apabila pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham di pasar akan turun pula. Jadi, pengembalian saham berkorelasi dengan pengembalian pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam merespon perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif (Zubir, 2011:97).


(33)

18

Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, sebaliknya kebanyakan saham mengalami penurunan harga jika indeks harga saham turun. Hal ini menyarankan bahwa pengembalian-pengembalian dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya.

Model indeks tunggal membagi pengembalian dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu sebagai berikut:

a. Komponen pengembalian yang unik diwakili oleh αi (hanya

berhubungan dengan peristiwa mikro) yang independen terhadap pengembalian pasar.

b. Komponen pengembalian yang berhubungan dengan pengembalian pasar yang diwakili oleh βi.RM.

Bagian pengembalian yang berhubungan dengan pengembalian pasar ditunjukkan oleh βi yang merupakan sensitifitas pengembalian suatu

sekuritas terhadap pengembalian dari pasar. Secara konsensus, pengembalian pasar mempunyai βi bernilai 1,5 misalnya mempunyai arti


(34)

19

perubahan pengembalian dari sekuritas tersebut dengan arah yang sama sebesar 1,5%.

Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk pengembalian ekspektasian (expected return). Tidak seperti halnya pengembalian portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh pengembalian sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing. Risiko portofolio menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio.

Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah pengembalian masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Pengembalian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar pengembalian yang harus dikompensasikan. Risiko dari investasi juga perlu dipertimbangkan, oleh karenanya pengembalian dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah dan pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini.


(35)

20

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang pembentukan portofolio optimal terhadap investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada indeks PEFINDO25. Penelitian dilakukan menggunakan model indeks tunggal memiliki karakteristik tertentu yaitu jika nilai E(Ri) > 0, maka saham tersebut akan diterima, namun jika E(Ri) < 0 maka saham tersebut akan ditolak dan tidak akan masuk dalam pengujian selanjutnya.

Saham-saham yang memenuhi kriteria E(Ri) > 0, selanjutnya dilakukan pengujian kembali. Saham yang memiliki nilai ERBi < Ci, akan ditolak dan tidak dapat dikategorikan ke dalam portofolio saham yang optimal, karena saham yang masuk ke dalam portofolio optimal adalah saham yang memiliki nilai ERBi > Ci. Selanjutnya , setelah diketahui saham yang termasuk dalam portofolio optimal dan proporsi dana saham yang diinvestasikan maka akan diketahui juga tingkat pengembalian dan tingkat risiko pada saham indeks PEFINDO25. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(36)

21

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

E(Ri) > 0

ERBi> Ci

Portofolio Efisien

Keputusan Investasi Ditolak

Ditolak

Saham – saham Indeks PEFINDO25 yang

Terbentuk dalam Portofolio Optimal

-Proporsi Dana yang Diinvestasikan. -Risiko dan Tingkat Pengembalian Portofolio Saham Indeks PEFINDO25

Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

Tidak

Tidak Ya


(1)

Gambar 2.1 Portofolio yang Optimal

Pada Gambar 2.1 tampak bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut menawarkan ER (Expected Return) dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF (Efficient Frontier) dan memberikan kepuasan sebesar IC-AI yang lebih rendah dari IC-A.

Investor A juga dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar walaupun dapat memberikan ER lebih tinggi dari X dan memberikan kepuasan sebesar


(2)

IC-A2 yang lebih tinggi dari IC-A. Kurva indeferen investor B bersinggungan dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya.

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkann risiko terendah dengan tingkat returm tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien (Tandelilin, 2001:74). 4. Model Pembentukan Portofolio Optimal

Single Index Model adalah sebuah teknik untuk mengukur pengembalian dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan pengembalian saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Apabila pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham di pasar akan turun pula. Jadi, pengembalian saham berkorelasi dengan pengembalian pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam merespon perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif (Zubir, 2011:97).


(3)

Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, sebaliknya kebanyakan saham mengalami penurunan harga jika indeks harga saham turun. Hal ini menyarankan bahwa pengembalian-pengembalian dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya.

Model indeks tunggal membagi pengembalian dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu sebagai berikut:

a. Komponen pengembalian yang unik diwakili oleh αi (hanya

berhubungan dengan peristiwa mikro) yang independen terhadap pengembalian pasar.

b. Komponen pengembalian yang berhubungan dengan pengembalian pasar yang diwakili oleh βi.RM.

Bagian pengembalian yang berhubungan dengan pengembalian pasar ditunjukkan oleh βi yang merupakan sensitifitas pengembalian suatu

sekuritas terhadap pengembalian dari pasar. Secara konsensus, pengembalian pasar mempunyai βi bernilai 1,5 misalnya mempunyai arti


(4)

perubahan pengembalian dari sekuritas tersebut dengan arah yang sama sebesar 1,5%.

Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk pengembalian ekspektasian (expected return). Tidak seperti halnya pengembalian portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh pengembalian sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing. Risiko portofolio menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio.

Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah pengembalian masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Pengembalian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar pengembalian yang harus dikompensasikan. Risiko dari investasi juga perlu dipertimbangkan, oleh karenanya pengembalian dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah dan pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini.


(5)

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang pembentukan portofolio optimal terhadap investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada indeks PEFINDO25. Penelitian dilakukan menggunakan model indeks tunggal memiliki karakteristik tertentu yaitu jika nilai E(Ri) > 0, maka saham tersebut akan diterima, namun jika E(Ri) < 0 maka saham tersebut akan ditolak dan tidak akan masuk dalam pengujian selanjutnya.

Saham-saham yang memenuhi kriteria E(Ri) > 0, selanjutnya dilakukan pengujian kembali. Saham yang memiliki nilai ERBi < Ci, akan ditolak dan tidak dapat dikategorikan ke dalam portofolio saham yang optimal, karena saham yang masuk ke dalam portofolio optimal adalah saham yang memiliki nilai ERBi > Ci. Selanjutnya , setelah diketahui saham yang termasuk dalam portofolio optimal dan proporsi dana saham yang diinvestasikan maka akan diketahui juga tingkat pengembalian dan tingkat risiko pada saham indeks PEFINDO25. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(6)

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

E(Ri) > 0

ERBi> Ci

Portofolio Efisien

Keputusan Investasi Ditolak

Ditolak

Saham – saham Indeks PEFINDO25 yang

Terbentuk dalam Portofolio Optimal

-Proporsi Dana yang Diinvestasikan. -Risiko dan Tingkat Pengembalian Portofolio Saham Indeks PEFINDO25

Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

Tidak

Tidak Ya