Interpretasi Knowledge Graph Arti Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

token simbol, tanda, karakteristik, dan sebagainya, atau sebagai tipe Zhang Hoede 2002. Knowledge graph ini dapat dibedakan dalam 3 hal seperti berikut: 1. Simbol menandakan adanya sebuah konsep dan dapat disejajarkan dengan fungsi argumen dalam logika. 2. Tipe digunakan untuk memberikan nama pada sebuah konsep yang umum. 3. Pemberian contoh digunakan untuk menambahkan model atau contoh untuk memperjelas sebuah konsep.

2.10. Interpretasi Knowledge Graph

Hasil analisis teks pada teori knowledge graph untuk satu persoalan yang sama bisa memberikan hasil yang berbeda Ikhwati 2007. Hal ini disebabkan adanya perbedaan interpretasi yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, untuk memerkecil perbedaan tersebut diperlukan tambahan informasi yang berupa background knowledge serta kemampuan analisis teks yang cukup baik.

2.11. Arti Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan atau menambahkan beberapa komponen yang berbeda. Beberapa imbuhan dalam Bahasa Indonesia dapat mengubah arti dari suatu kata. Selain mengubah arti dari suatu kata, penambahan imbuhan juga mampu mengubah sifat dari suatu kata. Beberapa imbuhan dalam Bahasa Indonesia beserta arti dari penambahan imbuhan tersebut disebutkan di bawah ini: Chaer 2006 1. ber- : menambah prefiks ini akan membentuk verba kata kerja yang sering kali mengandung arti makna mempunyai atau memiliki sesuatu. Juga dapat menunjukkan keadaan atau kondisi atribut tertentu. Penggunaan prefiks ini lebih aktif berarti mempergunakan atau mengerjakan sesuatu. Fungsi utama prefiks ber- adalah untuk menunjukkan bahwa subjek kalimat merupakan orang atau sesuatu yang mengalami perbuatan dalam kalimat itu. 2. me-, meng-, menge-, meny-, mem- : menambah salah satu dari prefiks ini akan membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau objek tindakan itu. Jenis prefiks ini sering kali mempunyai arti mengerjakan, menghasilkan, melakukan atau menjadi sesuatu. 3. di- : Prefiks ini mempunyai pertalian yang sangat erat dengan prefiks me-. Prefiks me- menunjukkan tindakan aktif sedangkan prefiks di- menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau objek tindakan adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku. 4. pe- : Prefiks ini membentuk nomina yang menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. Kata dengan prefiks ini juga bisa memiliki makna alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata dasarnya. Apabila kata dasarnya berupa kata sifat, maka kata yang dibentuk dengan prefiks ini memiliki sifat atau karakteristik kata dasarnya. 5. ter- : Penambahan afiks ini menimbulkan dua kemungkinan. Jika menambahkan ke kata dasar adjektif, biasanya menghasilkan adjektif yang menyatakan tingkat atau kondisi paling tinggi ekstrim atau superlatif misalnya: paling besar, paling tinggi, paling baru, paling murah. Jika menambahkan ke kata dasar yang bukan adjektif, umumnya menghasilkan verba yang menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan. Afiks ini juga bisa menunjukkan perbuatan spontanitas, yaitu suatu perbuatan yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak disengaja misalnya aksi oleh pelaku yang tidak disebutkan, pelaku tidak mendapat perhatian atau tindakan natural. 6. se- : menambah prefiks ini dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai pengganti “satu” dalam situasi tertentu. Penggunaan paling umum dari prefiks ini adalah sebagai berikut: untuk menyatakan satu benda, satuan atau kesatuan seperti “a” atau “the” dalam Bahasa Inggris untuk menyatakan seluruh atau segenap untuk menyatakan keseragaman, kesamaan atau kemiripan untuk menyatakan tindakan dalam waktu yang sama atau menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan waktu 7. -an : menambah sufiks ini biasanya menghasilkan kata benda yang menunjukkan hasil suatu perbuatan. Sufiks ini pun dapat menunjukkan tempat, alat, instrumen, pesawat, dan sebagainya. 8. -i : menambah sufiks ini akan menghasilkan verba yang menunjukkan perulangan, pemberian sesuatu atau menyebabkan sesuatu. Sufiks ini sering digunakan untuk memindahkan perbuatan kepada suatu tempat atau objek tak langsung dalam kalimat yang mana tetap dan tidak mendapat pengaruh dari perbuatan tersebut. Sufiks ini pun menunjukkan di mana dan kepada siapa tindakan itu ditujukan. 9. -kan : menambah sufiks ini akan menghasilkan kata kerja yang menunjukkan penyebab, proses pembuatan atau timbulnya suatu kejadian. Fungsi utamanya yaitu untuk memindahkan perbuatan verba ke bagian lain dalam kalimat. 10. -kah : menambah sufiks ini menunjukkan bahwa sebuah ucapan merupakan pertanyaan dan sufiks ini ditambahkan kepada kata yang merupakan fokus pertanyaan dalam kalimat. 11. -lah : sufiks ini memiliki penggunaan yang berbeda dan membingungkan, tetapi secara singkat dapat dikatakan bahwa sufiks ini sering digunakan untuk memperhalus perintah, untuk menunjukkan kesopanan atau menekankan ekspresi. 12. ke-an : Konfiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 65 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki konfiks ini. Konfiks ini memiliki beberapa arti seperti di bawah ini: membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan. 13. pe-an, peng-an, peny-an, pem-an : penggunaan salah satu dari keempat konfiks ini biasanya menghasilkan suatu nomina yang menunjukkan proses berlangsungnya perbuatan yang ditunjuk oleh verba dalam kalimat. 14. per-an : menambah konfiks ini akan menghasilkan sebuah nomina yang menunjukkan hasil suatu perbuatan bukan prosesnya dan dapat juga menunjukkan tempat. Artinya sering menunjuk kepada suatu keadaan yang ditunjuk oleh kata dasar atau hasil perbuatan verba dalam kalimat. Keadaan ini mirip dengan yang diperoleh dengan menggunakan konfiks “ke-an”, tetapi biasanya kurang umum dan lebih konkrit atau spesifik. 15. se - nya : Konfiks ini seringkali muncul bersama-sama dengan kata dasar tunggal atau kata dasar ulangan untuk membentuk adverbia yang menunjukkan suatu keadaan tertinggi yang dapat dicapai oleh perbuatan kata kerja misalnya: setinggi-tingginya = setinggi mungkin. 16. -nya : ada penggunaan “-nya” sebagai sufiks murni yang mengubah arti kata dasarnya. Contoh: rupanya, biasanya. 17. -nya, -ku, -mu : satuan-satuan ini bukan merupakan afiks murni. Pada umumnya satuan-satuan ini dianggap sebagai kata ganti yang menyatakan kepemilikan yang digabungkan dengan kata dasar yang mana tidak mengubah arti kata dasar. Misalnya, kata “bukuku” = buku saya, “bukumu” = buku Anda, “bukunya” = buku dia atau buku mereka. Selain sebagai kata ganti yang menyatakan kepemilikan, satuan “-nya” pun dapat memiliki fungsi untuk menunjukkan sesuatu. Misalnya, “bukunya” berarti “buku itu”, bila “-nya” berfungsi sebagai penunjuk. Penggunaan “-nya” baik sebagai kata ganti maupun penunjuk bukan sebagai sufiks murni adalah sangat umum dan sekitar satu dari tiap 14 kata tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki satuan ini. Penggunaan “-ku” dan “-mu” bervariasi sesuai dengan jenis tulisan. Dua jenis kata ganti ini sangat umum digunakan dalam komik, cerpen dan tulisan tidak resmi lainnya, dan jarang digunakan dalam tulisan yang lebih formal seperti surat kabar dan majalah berita.

2.12. Peringkasan Teks