Kontraksi pola graf klausa Bahasa Indonesia menggunakan metode knowledge graph

(1)

KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA

MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

ARDIAN AWALUDDIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Konstruksi Pola Graf Klausa

Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2011

Ardian Awaluddin G 551090131


(3)

ABSTRACT

ARDIAN AWALUDDIN. The Construction of Indonesian Clause Graph Pattern Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM.

Knowledge graph is a new method of knowledge representation. In principle, knowledge graph consists of concept and relationship. There are already rules of constructing wordgraphs of noun, verb, adverb, adjective, preposition, and phrase. However to be able to represent the meaning of Indonesian text we still need other rules to represent clause and sentence. This research is mainly focused on constructing a subordinative clause graph and building rules of subordinative clause graph formation. In this research, subordinative clause is classified by analyzing the subordinative relationship (time, condition, if-relation, purpose, consessive, resemblace, because-relation, result, way-relation, tool-relation, complementation, attributive, equative, and comparative) and the structure of clause (the combination of subject, predicate, object, complement, and description). After the result of constructing subordinative clause graph is analyzed and formulated, the subordinative clauses are classified based on the same conjunction graph pattern and clause structure graph pattern, and we get 13 conjunction graph patterns and 48 clause structure graph patterns for subordinative clause in Indonesian.


(4)

RINGKASAN

ARDIAN AWALUDDIN. Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM.

Komunikasi antara komputer dan manusia hanya mungkin jika ada pendekatan yang mampu menjembatani bahasa alami dan bahasa komputer. Beberapa metode yang sudah dikenal adalah natural language processing (NLP), natural language understanding, atau computational linguistics. Salah satu metode yang digunakan dalam NLP adalah Knowledge Graph (KG) yang merupakan metode baru dalam metode representasi pengetahuan. Metode ini membuat model penjelasan semantik untuk persepsi manusia dan pengolahan informasi berdasarkan filsafat dan psikologi. Penelitian penerapan KG pada bahasa Indonesia dalam jangka panjang bertujuan merancang sebuah sistem yang dapat meringkas bahan bacaan secara otomatis dengan output berbentuk graf. Penelitian KG pada bahasa Indonesia yang telah dilakukan tentang aturan pembentukan word graph adalah pada jenis kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, preposisi, dan frasa. Aturan pembentukan word graph tersebut belum juga dapat digunakan untuk menganalisis suatu kalimat. Analisis suatu kalimat membutuhkan aturan pembentukan satuan sintaksis di bawah kalimat yaitu klausa. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia, khususnya untuk klausa subordinatif atau biasa dikenal sebagai anak kalimat.

Penelitian ini bertujuan membangun pola graf struktur klausa bahasa Indonesia, membuat aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia, dan menguji aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. Manfaat penelitian ini adalah memberikan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia dan sebagai pelengkap penelitian yang panjang yaitu terciptanya metode yang menghasilkan informasi dalam bentuk graf dari suatu dokumen berbahasa Indonesia.

Teori KG merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan bahasa manusia yang lebih terfokus pada aspek semantik daripada aspek sintatik. KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationships. Token adalah suatu node pada KG yang ditandai dengan “฀”, yang menyatakan suatu pengalaman pada dunia nyata atau konsep yang ada pada dunia kita. Type menyatakan concept umum yang ditentukan oleh himpunan atribut yang melekat padanya. Name adalah suatu yang bersifat individual dan unik. Relasi yang ada pada KG saat ini terdiri atas 9 binary relation, yaitu EQU, SUB, ALI, DIS, CAU, ORD, PAR, SKO, dan F. Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type, tujuannya untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu. Relasi CAU menyatakan hubungan di antara penyebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi hal lainnya. Relasi EQU dapat digunakan untuk memberi nilai pada sesuatu hal dan dapat juga digunakan untuk menunjukkan dua buah token yang sama pada relasi EQU simetris. Relasi SUB digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS membandingkan dua konsep yang tidak sama. Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu


(5)

sama lain. Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu hal merupakan atribut (sifat) dari hal lainnya. Relasi SKO digunakan untuk menyatakan informasi kebergantungan. F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf.

Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi. Salah satu cara untuk menghubungkan klausa dalam sebuah kalimat majemuk adalah dengan cara subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya dalam kalimat majemuk bertingkat disebut klausa bawahan atau klausa subordinatif. Klausa subordinatif biasa disebut sebagai anak kalimat, sedangkan klausa utama biasa disebut induk kalimat. Berdasarkan hubungan subordinasinya, ada 4 macam klausa subordinatif, yaitu klausa adverbial, klausa nominal, klausa relatif, dan klausa perbandingan. Klausa adverbial dibagi lagi berdasarkan macam hubungannya yaitu klausa adverbial dengan hubungan waktu, syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, pembandingan, penyebaban, hasil, cara, dan alat. Jenis klausa berdasarkan predikatnya dibagi menjadi klausa aktif transitif, klausa pasif, klausa statif, dan klausa ekuatif. Setiap klausa mempunyai susunan sintaksis yang merupakan kombinasi dari predikat (P), subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).

Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut, (1) studi pustaka, yaitu mengumpulkan bahan pustaka tentang klausa subordinatif yang meliputi bahan penunjang bahasa Indonesia, pustaka tentang KG, dan teks atau dokumen yang akan dipilih unsur klausa subordinatifnya, (2) membuat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia, dengan langkah sebagai berikut, (2a) mengumpulkan klausa subordinatif dari kalimat majemuk bertingkat dalam teks atau dokumen, (2b) merumuskan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, (2c) membuat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif, (3) menguji aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif.

Pembentukan klausa subordinatif dalam kalimat majemuk bertingkat ada dua tahap, yaitu (1) pembentukan hubungan subordinasi antara klausa subordinatif dengan klausa utama, dan (2) pembentukan struktur klausa subordinatif atau anak kalimat. Pembentukan hubungan subordinasi klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan, hubungan waktu berurutan, hubungan waktu batas akhir, dan klausa perbandingan dengan hubungan komparatif menggunakan relasi ORD. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan, hubungan pembandingan, klausa nominal, dan klausa perbandingan dengan hubungan ekuatif menggunakan relasi EQU. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan syarat, pengandaian, penyebaban, tujuan, hasil, cara, dan alat menggunakan relasi CAU kecuali pada hubungan cara dan alat dengan konjungsi tanpa yang menggunakan relasi CAU dan NEGPAR. Pembentukan klausa adverbial dengan hubungan konsesif menggunakan relasi frame AND. Pembentukan klausa relatif menggunakan relasi PAR. Setelah dilakukan pengelompokan berdasarkan pola grafnya, ada 13 pola graf konjungsi yang menghubungkan klausa subordinatif dengan klausa utama dan 48 pola graf struktur klausa yang merupakan kombinasi sintaksis fungsi S, P, O, Pel, atau Ket. Berdasarkan hasil analisis tersebut, didapat aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia. Setelah dilakukan pengujian, aturan pembentukan graf struktur klausa subordinatif bahasa Indonesia dapat diterapkan


(6)

untuk semua klausa subordinatif yang terdefinisi konjungsi dan struktur klausanya.


(7)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(8)

KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA

MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

ARDIAN AWALUDDIN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Matematika Terapan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(9)

(10)

JudulTesis : Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph

Nama : Ardian Awaluddin

NRP : G551090131

Program Studi : Matematika Terapan

Disetujui: Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua

Dra. Farida Hanum, M.Si. Anggota

Diketahui: Ketua Program Studi/Mayor

Matematika Terapan

Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.

Tanggal Ujian: 5 Agustus 2011

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Lulus:


(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “Konstruksi Pola Graf Klausa Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph” dapat diselesaikan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc, selaku ketua komisi pembimbing, Dra. Farida Hanum, M.Si sebagai pembimbing anggota serta Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku penguji luar komisi yang telah memberikan masukan maupun saran demi kesempurnaan tesis ini. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. Ali Ahmadi selaku Kepala MA Darul Ulum Kudus yang telah memberi izin penulis untuk menempuh pendidikan S2 dan Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa pendidikan S2 di IPB.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada istri tercinta, orang tua dan saudara serta semua keluarga atas doa restunya dan dengan tulus telah memberikan dukungan moril maupun materil. Terima kasih juga untuk Program Mayor Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulisan dalam penyusunan tesis ini, serta rekan mahasiswa MAT 2009 dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, atas kerjasama, bantuan dan masukan. Demikian tesis ini disusun, semoga dapat bermanfaat dalam pengembangan metode knowledge graph di Indonesia.

Bogor, Agustus 2011 Ardian Awaluddin


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kudus pada tanggal 23 Oktober 1984 dari pasangan

Rofi’i dan Noor Khotimah. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Kudus, tahun 2006 penulis memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada program studi Matematika Terapan Departemen Matematika IPB diperoleh pada tahun 2009. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Agama Republik Indonesia.

Penulis bekerja sebagai Guru Mata Pelajaran Matematika di Madrasah Aliyah Darul Ulum Kudus sejak tahun 2007 sampai sekarang.


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 3

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Klausa Subordinatif ... 4

2.2 Pelesapan... 12

2.3 Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Klausa ... 12

2.4 Knowledge Graph ... 15

2.5 Logic Word... 19

2.6 Klausa Bentuk Aktif dan Pasif dalam Knowledge Graph ... 20

3 METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Studi Pustaka ... 22

3.2 Pembuatan Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia ... 22

3.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia ... 23

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif ... 25

4.1.1 Pembentukan Graf Struktur Klausa Adverbial ... 25

4.1.2 Pembentukan Graf Struktur Klausa Nominal ... 64

4.1.3 Pembentukan Graf Struktur Klausa Relatif ... 68

4.1.4 Pembentukan Graf Struktur Klausa Perbandingan ... 72

4.2 Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia ... 81

4.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Subordinatif Bahasa Indonesia ... 111

5 SIMPULAN DAN SARAN ... 116

5.1 Simpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Ciri-ciri yang membedakan objek dan pelengkap ... 13

2 Jenis keterangan beserta preposisi yang mendahuluinya ... 14

3 Grafik logika simbolik ... 19

4 Jenis graf konjungsi subordinatif sebagai pembentuk anak kalimat pada kalimat majemuk berdasarkan bentuk graf konjungsinya ... 81

5 Jenis graf struktur anak kalimat berdasarkan fungsi-fungsi yang dihubungkan dan jenis klausanya ... 86

6 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 146 ... 112

7 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 147 ... 113

8 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 148 ... 114

9 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 149 ... 115

10 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 150 ... 115

11 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 151 ... 125

12 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 152 ... 126

13 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 153 ... 127

14 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 154 ... 128

15 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 155 ... 129

16 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 156 ... 130

17 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 157 ... 131

18 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 158 ... 131

19 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 159 ... 132

20 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 161 ... 133

21 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 163 ... 135

22 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 165 ... 136


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bagan Subordinasi ... 5

2 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20) ... 10

3 Relasi ALI ... 16

4 Relasi CAU ... 16

5 Relasi EQU ... 17

6 Relasi SUB ... 17

7 Relasi DIS ... 17

8 Relasi ORD ... 18

9 Relasi PAR ... 18

10 Relasi SKO ... 18

11 Contoh penggunaan ontology F pada suatu token ... 18

12 Contoh penggunaan empat buah frame relationships ... 19

13 Frame bahasa logika and ... 20

14 Frame bahasa logika or ... 20

15 Frame bahasa logika if ... then ... 20

16 Graf klausa aktif atau graf klausa pasif ... 21

17 Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia ... 24

18 Word graph preposisi sejak. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). .. 26

19 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak ... 27

20 Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat ... 28

21 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sejak dan susunan fungsional P–Ket.Waktu ... 28

22 Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama (t0) dan waktu kedua (t1) ... 29

23 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil ... 30

24 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada token predikat ... 31

25 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional P–O ... 31


(16)

xv 26 Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama (t0)

dan waktu yang kedua (t1) ... 32 27 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum ... 33 28 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada

token predikat ... 34 29 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi sebelum dan susunan fungsional S–P–O ... 34 30 Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama (t0) dan

waktu yang kedua (t1) ... 35 31 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah ... 35 32 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi setelah dan susunan fungsional P–O ... 36 33 Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir.

Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1) ... 37 34 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga ... 38 35 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi hingga dan susunan fungsional P–O ... 39 36 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika ... 40 37 Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat

dan fokus pada token keterangan tempat ... 41 38 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–Ket. Tempat ... 42 39 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan ... 43 40 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi andaikan dan susunan fungsional S–P–O ... 44 41 Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan ... 44 42 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk ... 45 43 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi untuk dan susunan fungsional P–O ... 46 44 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski ... 47 45 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan

fokus pada token objek ... 48 46 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi meski dan susunan fungsional P–O ... 49 47 Word graph preposisi seperti ... 49 48 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti ... 50


(17)

xvi 49 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi

P–O–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat ... 51 50 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi seperti dan susunan fungsional P–O–Ket.Tempat ... 52 51 Word graph preposisi karena ... 52 52 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena ... 53 53 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi karena dan susunan fungsional P–O ... 54 54 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga ... 55 55 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada

token subjek ... 56 56 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi

sehingga dan susunan fungsional S–P ... 56 57 Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara ... 57 58 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang

menyatakan cara ... 58 59 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan

fungsional P–O ... 59 60 Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara ... 59 61 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang

menyatakan cara ... 60 62 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan

fungsional P–O ... 61 63 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang

menyatakan alat ... 62 64 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan

fungsional P–O ... 63 65 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang

menyatakan alat ... 63 66 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan

fungsional P–O ... 64 67 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (1.17) ... 65 68 Word graph konjungsi bahwa ... 66


(18)

xvii 69 Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat

dan fokus pada token predikat ... 67

70 Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi S– P–Ket.Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan isi objek dalam klausa utama ... 68

71 Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif restriktif... 69

72 Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dan fokus pada token predikat ... 70

73 Word graph preposisi karena yang digunakan untuk menghubungkan keterangan sebab dengan predikat ... 71

74 Graf klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Sebab dan fokus pada token subjek ... 71

75 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi isi subjek dalam klausa utama ... 72

76 Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan hubungan ekuatif ... 73

77 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada token predikat... 74

78 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek klausa utama ... 75

79 Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan hubungan komparatif ... 76

80 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P–Ket. Tempat dan fokus pada token predikat ... 77

81 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P–keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ... 78

82 Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan hubungan komparatif ... 79

83 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token subjek klausa utama ... 80

84 Graf konjungsi subordinatif pola ke-1 ... 81

85 Graf konjungsi subordinatif pola ke-2 ... 82

86 Graf konjungsi subordinatif pola ke-3 ... 82


(19)

xviii

88 Graf konjungsi subordinatif pola ke-5 ... 83

89 Graf konjungsi subordinatif pola ke-6 ... 83

90 Graf konjungsi subordinatif pola ke-7 ... 83

91 Graf konjungsi subordinatif pola ke-8 ... 84

92 Graf konjungsi subordinatif pola ke-9 ... 84

93 Graf konjungsi subordinatif pola ke-10 ... 84

94 Graf konjungsi subordinatif pola ke-11 ... 85

95 Graf konjungsi subordinatif pola ke-12 ... 85

96 Graf konjungsi subordinatif pola ke-13 ... 85

97 Graf struktur klausa pola ke-1 ... 86

98 Graf struktur klausa pola ke-2 ... 86

99 Graf struktur klausa pola ke-3 ... 86

100 Graf struktur klausa pola ke-4 ... 86

101 Graf struktur klausa pola ke-5 ... 87

102 Graf struktur klausa pola ke-6 ... 87

103 Graf struktur klausa pola ke-7 ... 87

104 Graf struktur klausa pola ke-8 ... 87

105 Graf struktur klausa pola ke-9 ... 88

106 Graf struktur klausa pola ke-10 ... 88

107 Graf struktur klausa pola ke-11 ... 88

108 Graf struktur klausa pola ke-12 ... 88

109 Graf struktur klausa pola ke-13 ... 89

110 Graf struktur klausa pola ke-14 ... 88

111 Graf struktur klausa pola ke-15 ... 89

112 Graf struktur klausa pola ke-16 ... 89

113 Graf struktur klausa pola ke-17 ... 89

114 Graf struktur klausa pola ke-18 ... 89

115 Graf struktur klausa pola ke-19 ... 89

116 Graf struktur klausa pola ke-20 ... 90

117 Graf struktur klausa pola ke-21 ... 90

118 Graf struktur klausa pola ke-22 ... 90

119 Graf struktur klausa pola ke-23 ... 90

120 Graf struktur klausa pola ke-24 ... 90


(20)

xix

122 Graf struktur klausa pola ke-26 ... 91

123 Graf struktur klausa pola ke-27 ... 91

124 Graf struktur klausa pola ke-28 ... 91

125 Graf struktur klausa pola ke-29 ... 91

126 Graf struktur klausa pola ke-30 ... 91

127 Graf struktur klausa pola ke-31 ... 91

128 Graf struktur klausa pola ke-32 ... 92

129 Graf struktur klausa pola ke-33 ... 92

130 Graf struktur klausa pola ke-34 ... 92

131 Graf struktur klausa pola ke-35 ... 92

132 Graf struktur klausa pola ke-36 ... 92

133 Graf struktur klausa pola ke-37 ... 92

134 Graf struktur klausa pola ke-38 ... 93

135 Graf struktur klausa pola ke-39 ... 93

136 Graf struktur klausa pola ke-40 ... 93

137 Graf struktur klausa pola ke-41 ... 93

138 Graf struktur klausa pola ke-42 ... 93

139 Graf struktur klausa pola ke-43 ... 94

140 Graf struktur klausa pola ke-44 ... 94

141 Graf struktur klausa pola ke-45 ... 94

142 Graf struktur klausa pola ke-46 ... 94

143 Graf struktur klausa pola ke-47 ... 94

144 Graf struktur klausa pola ke-48 ... 94

145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif ... 111

146 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi sedari dan susunan fungsional P–O ... 112

147 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sambil dan susunan fungsional S–P–O ... 113

148 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan konjungsi sebelum dan susunan fungsional P–O ... 114

149 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi setelah dan susunan fungsional P–K2 ... 114

150 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi sampai dan susunan fungsional S–P ... 115


(21)

xx 151 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–K1 ... 125 152 Pola graf struktur klausa subordinatif ekuatif dengan

konjungsi seandainya dan susunan fungsional S–P ... 126 153 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan

konjungsi agar dan susunan fungsional S–P ... 127 154 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi walaupun dan susunan fungsional P–O ... 128 155 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi bagaikan dan susunan fungsional P–O–K1. ... 129 156 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi

sebab dan susunan fungsional S–P ... 130 157 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

maka dan susunan fungsional P–O ... 130 158 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

dengan dan susunan fungsional P–O–K1. ... 131 159 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa dan susunan fungsional P–O ... 132 160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P ... 133 161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek

dalam klausa utama berpola S–P–O ... 133 162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

yang dan susunan fungsional S–P ... 134 163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S–P dan

konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama

berpola S–P–O ... 135 164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P

dengan konjungsi sama...dengan ... 136 165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang

dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S–P

menggunakan konjungsi sama...dengan ... 136 166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

fungsi S–P–O dengan konjungsi lebih...daripada ... 137 167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S–P–O

yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif


(22)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bagan subordinasi ... 5 2 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20) ... 10 3 Relasi ALI ... 16 4 Relasi CAU ... 16 5 Relasi EQU ... 17 6 Relasi SUB ... 17 7 Relasi DIS ... 17 8 Relasi ORD ... 18 9 Relasi PAR ... 18 10 Relasi SKO ... 18 11 Contoh penggunaan ontology F pada suatu token ... 18 12 Contoh penggunaan empat buah frame relationships ... 19 13 Frame bahasa logika and ... 20 14 Frame bahasa logika or ... 20 15 Frame bahasa logika if ... then ... 20 16 Graf klausa aktif atau graf klausa pasif ... 21 17 Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan

graf struktur klausa bahasa Indonesia ... 24 18 Word graph preposisi sejak. Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1). .. 26 19 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sejak ... 27 20 Graf struktur klausa pasif dengan fungsi P–Ket.Waktu

dan fokus pada token predikat ... 28 21 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

sejak dan susunan fungsional P–Ket.Waktu ... 28 22 Word graph konjungsi sambil. Waktu pertama (t0) dan

waktu kedua (t1) ... 29 23 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sambil ... 30 24 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan fokus pada

token predikat ... 31 25 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan


(23)

xv

26 Word graph preposisi sebelum. Waktu yang pertama (t0)

dan waktu yang kedua (t1) ... 32 27 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sebelum ... 33 28 Graf klausa aktif transitif dengan fungsi S–P–O dan fokus pada

token predikat ... 34 29 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi sebelum dan susunan fungsional S–P–O ... 34 30 Word graph preposisi setelah. Waktu yang pertama (t0) dan

waktu yang kedua (t1) ... 35 31 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi setelah ... 35 32 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi setelah dan susunan fungsional P–O ... 36 33 Word graph preposisi hingga yang menyatakan waktu akhir.

Waktu awal (t0) dan waktu akhir (t1) ... 37 34 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi hingga ... 38 35 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi hingga dan susunan fungsional P–O ... 39 36 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi jika ... 40 37 Graf struktur klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat

dan fokus pada token keterangan tempat ... 41 38 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–Ket. Tempat ... 42 39 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi andaikan ... 43 40 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi andaikan dan susunan fungsional S–P–O ... 44 41 Word graph preposisi untuk yang menyatakan makna tujuan ... 44 42 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi untuk ... 45 43 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi untuk dan susunan fungsional P–O ... 46 44 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi meski ... 47 45 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi P–O dan

fokus pada token objek ... 48 46 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi meski dan susunan fungsional P–O ... 49 47 Word graph preposisi seperti ... 49 48 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi seperti ... 50


(24)

xvi 49 Graf struktur klausa aktif transitif dengan fungsi

P–O–Ket.Tempat dan fokus pada token predikat ... 51 50 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi seperti dan susunan fungsional P–O–Ket.Tempat ... 52 51 Word graph preposisi karena ... 52 52 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi karena ... 53 53 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi karena dan susunan fungsional P–O ... 54 54 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi sehingga ... 55 55 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada

token subjek ... 56 56 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi

sehingga dan susunan fungsional S–P ... 56 57 Word graph preposisi dengan yang menyatakan cara ... 57 58 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang

menyatakan cara ... 58 59 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi dengan yang menyatakan cara dan susunan

fungsional P–O ... 59 60 Word graph preposisi tanpa yang menyatakan hubungan cara ... 59 61 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang

menyatakan cara ... 60 62 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa yang menyatakan cara dan susunan

fungsional P–O ... 61 63 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi dengan yang

menyatakan alat ... 62 64 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi dengan yang menyatakan alat dan susunan

fungsional P–O ... 63 65 Graf klausa subordinatif dengan konjungsi tanpa yang

menyatakan alat ... 63 66 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa yang menyatakan alat dan susunan

fungsional P–O ... 64 67 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (1.17) ... 65 68 Word graph konjungsi bahwa ... 66


(25)

xvii

69 Graf stuktur klausa ekuatif dengan fungsi S–P–Ket.Tempat

dan fokus pada token predikat ... 67 70 Pola graf klausa subordinatif ekuatif dengan fungsi

S– P–Ket.Tempat dengan konjungsi bahwa yang menyatakan

isi objek dalam klausa utama ... 68 71 Word graph konjungsi yang menyatakan hubungan atributif

restriktif ... 69 72 Graf strukur klausa pasif dengan fungsi S–P–Ket.Waktu dan

fokus pada token predikat ... 70 73 Word graph preposisi karena yang digunakan untuk

menghubungkan keterangan sebab dengan predikat ... 71 74 Graf klausa taktransitif dengan fungsi S–P–Ket.Sebab dan

fokus pada token subjek ... 71 75 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan fungsi

S–P–Ket.Waktu dengan konjungsi yang yang membatasi

isi subjek dalam klausa utama ... 72 76 Word graph konjungsi sama...dengan yang menyatakan

hubungan ekuatif ... 73 77 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P dan fokus pada

token predikat ... 74 78 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P

dengan konjungsi sama...dengan dan fokus pada token subjek

klausa utama ... 75 79 Word graph konjungsi lebih...sedikit daripada yang menyatakan

hubungan komparatif ... 76 80 Graf struktur klausa statif dengan fungsi S–P–Ket. Tempat dan

fokus pada token predikat ... 77 81 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi

S–P–keterangan tempat dengan konjungsi lebih...sedikit daripada

dan fokus pada token subjek klausa utama ... 78 82 Word graph konjungsi kurang...daripada yang menyatakan

hubungan komparatif ... 79 83 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P

dengan konjungsi kurang... daripada dan fokus pada token

subjek klausa utama ... 80 84 Graf konjungsi subordinatif pola ke-1 ... 81 85 Graf konjungsi subordinatif pola ke-2 ... 82 86 Graf konjungsi subordinatif pola ke-3 ... 82 87 Graf konjungsi subordinatif pola ke-4 ... 82


(26)

xviii 88 Graf konjungsi subordinatif pola ke-5 ... 83 89 Graf konjungsi subordinatif pola ke-6 ... 83 90 Graf konjungsi subordinatif pola ke-7 ... 83 91 Graf konjungsi subordinatif pola ke-8 ... 84 92 Graf konjungsi subordinatif pola ke-9 ... 84 93 Graf konjungsi subordinatif pola ke-10 ... 84 94 Graf konjungsi subordinatif pola ke-11 ... 85 95 Graf konjungsi subordinatif pola ke-12 ... 85 96 Graf konjungsi subordinatif pola ke-13 ... 85 97 Graf struktur klausa pola ke-1 ... 86 98 Graf struktur klausa pola ke-2 ... 86 99 Graf struktur klausa pola ke-3 ... 86 100 Graf struktur klausa pola ke-4 ... 86 101 Graf struktur klausa pola ke-5 ... 87 102 Graf struktur klausa pola ke-6 ... 87 103 Graf struktur klausa pola ke-7 ... 87 104 Graf struktur klausa pola ke-8 ... 87 105 Graf struktur klausa pola ke-9 ... 88 106 Graf struktur klausa pola ke-10 ... 88 107 Graf struktur klausa pola ke-11 ... 88 108 Graf struktur klausa pola ke-12 ... 88 109 Graf struktur klausa pola ke-13 ... 89 110 Graf struktur klausa pola ke-14 ... 88 111 Graf struktur klausa pola ke-15 ... 89 112 Graf struktur klausa pola ke-16 ... 89 113 Graf struktur klausa pola ke-17 ... 89 114 Graf struktur klausa pola ke-18 ... 89 115 Graf struktur klausa pola ke-19 ... 89 116 Graf struktur klausa pola ke-20 ... 90 117 Graf struktur klausa pola ke-21 ... 90 118 Graf struktur klausa pola ke-22 ... 90 119 Graf struktur klausa pola ke-23 ... 90


(27)

xix

120 Graf struktur klausa pola ke-24 ... 90 121 Graf struktur klausa pola ke-25 ... 90 122 Graf struktur klausa pola ke-26 ... 91 123 Graf struktur klausa pola ke-27 ... 91 124 Graf struktur klausa pola ke-28 ... 91 125 Graf struktur klausa pola ke-29 ... 91 126 Graf struktur klausa pola ke-30 ... 91 127 Graf struktur klausa pola ke-31 ... 91 128 Graf struktur klausa pola ke-32 ... 92 129 Graf struktur klausa pola ke-33 ... 92 130 Graf struktur klausa pola ke-34 ... 92 131 Graf struktur klausa pola ke-35 ... 92 132 Graf struktur klausa pola ke-36 ... 92 133 Graf struktur klausa pola ke-37 ... 92 134 Graf struktur klausa pola ke-38 ... 93 135 Graf struktur klausa pola ke-39 ... 93 136 Graf struktur klausa pola ke-40 ... 93 137 Graf struktur klausa pola ke-41 ... 93 138 Graf struktur klausa pola ke-42 ... 93 139 Graf struktur klausa pola ke-43 ... 94 140 Graf struktur klausa pola ke-44 ... 94 141 Graf struktur klausa pola ke-45 ... 94 142 Graf struktur klausa pola ke-46 ... 94 143 Graf struktur klausa pola ke-47 ... 94 144 Graf struktur klausa pola ke-48 ... 94 145 Flowchart aturan pembentukan pola graf struktur klausa

subordinatif ... 111 146 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

sedari dan susunan fungsional P–O ... 112 147 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi sambil dan susunan fungsional S–P–O ... 113 148 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan


(28)

xx 149 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi setelah dan susunan fungsional P–K2 ... 114 150 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi sampai dan susunan fungsional S–P ... 115 151 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi jika dan susunan fungsional S–P–K1 ... 125 152 Pola graf struktur klausa subordinatif ekuatif dengan

konjungsi seandainya dan susunan fungsional S–P ... 126 153 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan

konjungsi agar dan susunan fungsional S–P ... 127 154 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi walaupun dan susunan fungsional P–O ... 128 155 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi bagaikan dan susunan fungsional P–O–K1. ... 129 156 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan konjungsi

sebab dan susunan fungsional S–P ... 130 157 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

maka dan susunan fungsional P–O ... 130 158 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

dengan dan susunan fungsional P–O–K1. ... 131 159 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan

konjungsi tanpa dan susunan fungsional P–O ... 132 160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P ... 133 161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan

pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek

dalam klausa utama berpola S–P–O ... 133 162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi

yang dan susunan fungsional S–P ... 134 163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S–P dan

konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama

berpola S–P–O ... 135 164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P

dengan konjungsi sama...dengan ... 136 165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang

dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S–P

menggunakan konjungsi sama...dengan ... 136 166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan


(29)

xxi

167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S–P–O yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif


(30)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa alami atau bahasa natural adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa buatan adalah bahasa yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya bahasa pemrograman komputer (Arman 2004). Komunikasi antara komputer dan manusia hanya mungkin jika ada pendekatan yang mampu menjembatani bahasa alami dan bahasa komputer. Beberapa metode yang sudah dikenal adalah natural language processing (NLP), natural language understanding, atau computational linguistics (Zhang 2002). NLP mencoba membuat komputer mampu memahami suatu perintah yang dituliskan dalam bentuk bahasa sehari-hari.

Saat ini sudah ada penelitian mengenai NLP. Salah satu metode yang digunakan dalam NLP adalah Knowledge Graph (KG) yang merupakan metode baru dalam metode representasi pengetahuan. Metode ini membuat model penjelasan semantik untuk persepsi manusia dan pengolahan informasi berdasarkan filsafat dan psikologi (Zhang 2002). Penelitian tentang KG pada mulanya dipelopori oleh Hoede dan Stokman pada tahun 1982 yang menyarikan pengetahuan dari teks bidang medis dan sosiologi. Pada tahun 2002, Zhang meneliti tentang teori KG dan structural parsing. Structural parsing adalah pemetaan suatu kalimat pada suatu semantic sentence graph (Zhang 2002). Prinsipnya, setiap kata mempunyai word graph dan setiap kalimat mempunyai sentence graph, sedangkan sentence graph terbentuk dari word graph yang ada pada kalimat. Saat itu, Zhang sudah meneliti tentang penerapan metode KG untuk dokumen berbahasa Inggris dan Cina.

Pengembangan metode KG untuk dokumen berbahasa Indonesia sebenarnya sudah dimulai dan dipelopori oleh Sri Nurdiati dan beberapa mahasiswa bimbingannya. Hulliyah (2007) menganalisis teks dari dokumen tsunami. Ikhwati (2007) menganalisis teks dari dokumen kemiskinan. Berri (2008) mengubah kalimat sembarang menjadi kalimat efektif kemudian ditransformasi menjadi text graph dan merancang algoritme pembentukan text graph. Wulandari (2008) merancang algoritme combined graph dan simplified graph. Rusiyamti (2008)


(31)

2

menentukan chunk indicators yang digunakan sebagai petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan dalam bentuk graf. Saleh (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata benda. Muslik (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata kerja. Rahmat (2009) merancang aturan dan menyusun word graph kata sifat. Anggraeni (2009) merancang aturan dan menyusun word graph preposisi. Samba (2010) merancang aturan dan menyusun word graph kata keterangan, dan Mahmuda (2010) merancang aturan dan menyusun graf frasa bahasa Indonesia.

Aturan dan kamus word graph tersebut belum juga dapat digunakan untuk menganalisis suatu kalimat. Analisis suatu kalimat membutuhkan aturan pembentukan satuan sintaksis di bawah kalimat yaitu klausa. Konstruksi pola graf klausa bahasa Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah dan cepat, melainkan perlu waktu yang relatif lama. Begitu juga dengan klausa bahasa Indonesia yang terlalu luas dan kompleks, karena klausa berpotensi menjadi sebuah kalimat, baik kalimat sederhana maupun kalimat majemuk. Kalimat majemuk terbagi lagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat terbentuk oleh dua bagian klausa, yaitu klausa utama atau induk kalimat dan klausa subordinatif atau anak kalimat. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang KG dan membatasinya pada aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia, khususnya untuk klausa subordinatif.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

Tujuan penelitan ini adalah:

a. membangun pola graf struktur klausa bahasa Indonesia.

b. membuat aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia. c. menguji aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.

Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah memberikan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia dan sebagai pelengkap penelitian yang panjang yaitu terciptanya metode yang menghasilkan informasi dalam bentuk graf dari suatu dokumen bahasa Indonesia.


(32)

3

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis teks berbahasa Indonesia yang sebagian besar berkaitan dengan pertanian dan mengidentifikasi klausa subordinatif (anak kalimat) dari teks tersebut sehingga dapat menemukan konsep dan relasi yang sesuai dengan aturan dari metode KG.


(33)

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2.1 Klausa Subordinatif

2.1.1 Klausa

Satuan sintaksis dalam bahasa Indonesia yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah klausa. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata, atau lebih, yang mengandung unsur predikasi (Alwi et al. 2003). Klausa mempunyai struktur internal, yaitu unsur predikat dengan atau tanpa subjek, objek, pelengkap, atau keterangan. Contoh klausa antara lain

1) dia cantik (subjek + predikat),

2) anak itu makan kue (subjek + predikat + objek).

Pada umumnya, klausa tidak banyak berbeda dengan kalimat. Hal ini terlihat dari kesamaan struktur internalnya. Perbedaannya ada pada kelengkapan intonasi atau tanda baca akhir. Agar lebih mudah, konstruksi sintaksis tanpa intonasi atau tanda baca akhir kita sebut sebagai klausa, sedangkan konstruksi sintaksis dengan intonasi atau tanda baca akhir kita sebut sebagai kalimat. Agar beda dengan kalimat, dalam penelitian ini, perlu dibuat kesepakatan penulisan kalimat dan klausa. Berikut ini adalah contoh kalimat dan klausa.

1) Apakah sekarang ia harus mengulangi melamar Tantri? (kalimat). 2) mereka berbicara tentang politik (klausa).

2.1.2 Klausa Subordinatif

Kalimat Majemuk atau kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih (Ramlan 2001). Salah satu cara untuk menghubungkan klausa dalam sebuah kalimat majemuk adalah dengan cara subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Dengan kata lain, kalimat majemuk yang disusun dengan cara subordinatif itu disebut kalimat majemuk bertingkat (Alwi et al. 2003). Klausa yang merupakan bagian dari


(34)

5

klausa lainnya dalam kalimat majemuk bertingkat disebut klausa bawahan atau klausa subordinatif atau anak kalimat (Ramlan 2001). Hubungan subordinasi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Bagan subordinasi.

Klausa 2 berkedudukan sebagai konstituen atau satuan-satuan yang membentuk konstruksi klausa 1. Klausa 2 disebut sebagai klausa subordinatif atau biasa kita kenal sebagai anak kalimat. Klausa 1, tempat dilekatkannya klausa 2, disebut klausa utama.

Contoh penggabungan dua buah klausa dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat pada kalimat berikut. Dia pergi ketika saya sedang mandi. Klausa ketika saya mandi disebut klausa subordinatif atau anak kalimat, sedangkan klausa dia pergi disebut klausa utama atau induk kalimat.

2.1.3 Jenis Klausa Subordinatif

1 Klausa Adverbial

Klausa adverbial merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat majemuk bertingkat (Alwi et al. 2003). Konjungsi atau subordinator yang digunakan untuk menggabungkan klausa adverbial dengan klausa utama dapat dikelompokkan berdasarkan jenis klausa adverbialnya.

a. Hubungan Waktu

Klausa adverbial ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan waktu ini dibedakan menjadi :

Kalimat Klausa 1


(35)

6

i. Hubungan Waktu Batas Permulaan

Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan biasanya ditunjukkan dengan kata penghubung (konjungsi) sejak dan sedari. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas permulaan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(1) Sejak anak kami lahir, perangai suami saya berubah (Nardiati et al. 1996). (2) Semua usulan akan dipertimbangkan oleh pemerintah sedari peraturan itu

diberlakukan (Nardiati et al. 1996). ii. Hubungan Waktu Bersamaan

Klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan biasanya ditunjukkan dengan kata penghubung (konjungsi) (se)waktu, ketika, seraya, serta, sambil, sementara, selagi, tatkala, dan selama (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu bersamaan terdapat dalam kalimat berikut.

(3) Pesawat menunjukkan tidak ada kelainan ketika mesin pesawat dipanaskan (Nardiati et al. 1996).

(4) Wanita itu menyapu sambil menggendong anaknya (Nardiati et al. 1996). (5) Dia memeluk kemurungannya sementara penghuni kota berpacu dengan

kesibukannya (Ramlan 2001).

(6) Memang daun cemara ini tak akan habis selama pohon cemara masih berdiri di sini (Ramlan 2001).

iii. Hubungan Waktu Berurutan

Klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan biasanya ditunjukkan dengan kata penghubung (konjungsi) sebelum, setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis (Alwi et al. 2003). Menurut Ramlan (2001), kata penghubung sebelum digunakan apabila apa yang dinyatakan pada klausa utama lebih dahulu terjadi daripada apa yang dinyatakan pada anak kalimat. Apabila yang tersebut pada klausa utama terjadi lebih kemudian daripada apa yang tersebut pada anak kalimat, maka digunakan kata penghubung setelah, sesudah, dan sehabis. Menurut Nardiati et al. (1996), konjungsi begitu menyatakan hubungan makna waktu dimana klausa anak menyatakan tindakan yang dilakukan setelah


(36)

7

melaksanakan tindakan yang disebutkan oleh klausa induknya. Konjungsi setelah, sesudah, seusai, begitu, dan sehabis adalah semakna. Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu berurutan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut. (7) Sebelum ayahku meninggal, aku telah menanam tiga batang pohon kelapa

(Ramlan 2001).

(8) Irlandia terlempar setelah tampil di babak delapan besar (Nardiati et al. 1996).

(9) Suatu suara terdengar dari pintu begitu nyanyian selesai (Ramlan 2001). iv. Hubungan Waktu Batas Akhir

Klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir biasanya ditunjukkan dengan kata penghubung (konjungsi) sampai dan hingga (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan waktu batas akhir ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(10) Ia belajar sampai lonceng berdentang di pagi hari (Nardiati et al. 1996).

b. Hubungan Syarat

Klausa adverbial ini menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah jika(lau), kalau, asal(kan), (apa)bila, dan bilamana (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan syarat ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(11) Jikalau aku dapat lulus dari SMA, aku akan melanjutkan pelajaranku ke fakultas Sastra (Ramlan 2001).

c. Hubungan Pengandaian

Klausa adverbial ini menyatakan andaian terlaksananya apa yang dinyatakan klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang lazim dipakai adalah seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya, jangan-jangan, dan kalau-kalau (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan pengandaian ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.


(37)

8

d. Hubungan Tujuan

Klausa adverbial ini menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah agar, supaya, untuk, dan biar (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan tujuan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(13) Dokter itu memberi isyarat agar Anton mengikutinya (Ramlan 2001).

e. Hubungan Konsesif

Klausa adverbial ini mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung (konjungsi) yang biasa dipakai adalah walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun, dan biarpun (Alwi et al. 2003). Konjungsi tersebut juga termasuk golongan kata penghubung yang menyatakan hubungan makna perlawanan (Ramlan 2001). Selain itu, konjungsi betapapun, siapa pun, ke mana pun, dan apa pun dapat dipakai pula sebagai penghubung konsesif (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan konsesif ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(14) Kendati sudah di atas angin, Brasil tidak mau mengendorkan serbuannya (Nardiati et al. 1996).

f. Hubungan Pembandingan atau Kemiripan

Konjungsi dalam klausa adverbial ini menyatakan pembandingan, kemiripan, atau preferensi antara apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan apa yang dinyatakan pada klausa adverbial. Konjungsi yang biasa dipakai adalah seperti, bagaikan, laksana, ibarat, sebagaimana, daripada, dan alih-alih (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan pembandingan ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(15) Kamandanu meniupkan Aji Puyuhnya laksana topan yang dahsyat menumbangkan pepohonan (Nardiati et al. 1996).


(38)

9

g. Hubungan Penyebaban

Klausa adverbial ini menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Konjungsi (subordinator) yang biasa dipakai adalah sebab, karena, akibat, dan oleh karena (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan penyebaban ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(16) Percakapan-percakapan hadirin kadang-kadang tidak kutangkap oleh karena pikiranku tidak ada di sana (Ramlan 2001).

h. Hubungan Hasil

Klausa adverbial ini menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Hubungan hasil ini biasanya dinyatakan dengan memakai subordinator sehingga, sampai(-sampai), dan maka (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan hasil ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(17) Bangunan rumah itu besar dan megah sehingga biaya perawatannya cukup banyak (Nardiati et al. 1996).

i. Hubungan Cara

Klausa adverbial ini menyatakan cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama. Subordinator (konjungsi) yang sering dipakai adalah dengan dan tanpa (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan cara ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(18) Faisal duduk di hadapannya dengan tangan kanannya dalam saku piyama (Ramlan 2001).

j. Hubungan Alat

Klausa adverbial ini menyatakan alat yang dinyatakan oleh klausa utama. Subordinator (konjungsi) yang sering dipakai sama dengan yang dipakai untuk hubungan cara, yakni dengan dan tanpa (Alwi et al. 2003). Contoh klausa adverbial dengan hubungan alat ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.


(39)

10

(19) Mereka membersihkan Monas tanpa memakai peralatan modern (Alwi et al. 2003).

2 Klausa Nominal

Klausa subordinatif disebut sebagai klausa nominal jika klausa subordinatif ini menduduki fungsi yang biasa diduduki oleh nomina (Alwi et al. 2003). Hubungan antara klausa nominal dan klausa utama juga biasa disebut hubungan komplementasi, artinya klausa nominal ini melengkapi apa yang dinyatakan oleh verba klausa utama atau oleh nomina subjek. Contoh klausa nominal ada pada kalimat majemuk bertingkat berikut.

(20) Rudini mengatakan bahwa lulusan IPDN mendapat pangkat golongan IIb dalam jajaran PNS (Nardiati et al. 1996).

Pembentukan kalimat majemuk bertingkat (20) di atas digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

Gambar 2 Bagan pembentukan klausa nominal pada kalimat (20).

3 Klausa Relatif

Klausa perluasan dengan konjungsi yang yang disematkan dalam klausa utama disebut sebagai klausa relatif dan berfungsi sebagai keterangan bagi sintaksis (S, P, O, atau Ket) tertentu. Biasanya konjungsi yang merupakan penanda adanya hubungan subordinatif atributif. Ada dua macam hubungan atributif, yaitu hubungan atributif restriktif dan hubungan atributif takrestriktif (Alwi et al. 2003). Berikut ini adalah contoh klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif dan takrestriktif.

Klausa utama Rudini

S

mengatakan P

sesuatu O

bahwa konj

lulusan IPDN S

mendapat P

pangkat golongan IIb

O

dalam jajaran PNS


(40)

11

(21) Istri saya yang tinggal di Bogor meninggal kemarin. (22) Istri saya, yang tinggal di Bogor, meninggal kemarin.

Klausa relatif pada kalimat (21) tidak diapit tanda koma, sedangkan klausa relatif pada kalimat (22) diapit tanda koma. Makna kedua kalimat itupun berbeda. Klausa relatif pada kalimat (21) merupakan bagian tak terpisahkan dari frasa istri saya, sehingga klausa tersebut merupakan klausa relatif dengan hubungan atributif restriktif dan kalimat (21) menyiratkan bahwa si pembicara mempunyai lebih dari satu istri dan yang meninggal adalah istri yang ada di Bogor. Klausa relatif pada kalimat (22) hanya memberikan sekadar tambahan informasi pada frasa istri saya, sehingga klausa tersebut merupakan klausa relatif dengan hubungan atributif takrestriktif dan kalimat (22) menyiratkan bahwa istrinya hanya satu.

4 Klausa Perbandingan

Kalimat majemuk bertingkat dapat pula terbentuk bila dua klausa diperbandingkan, satu dinyatakan pada klausa utama dan satunya lagi dinyatakan pada klausa subordinatif atau anak kalimat. Anak kalimat ini disebut sebagai klausa perbandingan. Ada dua macam hubungan pada klausa perbandingan, yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif (Alwi et al. 2003).

a. Hubungan Ekuatif

Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya. Bentuk yang digunakan adalah sama ... dengan atau bentuk se... . Contoh klausa perbandingan ekuatif ada dalam kalimat berikut.

(23) Kapitalisme sama berbahayanya dengan komunisme (Alwi et al. 2003).

b. Hubungan Komparatif

Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa perbandingan dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya. Bentuk yang digunakan adalah lebih ... dari(pada) atau kurang ... dari(pada). Contoh klausa perbandingan komparatif ada dalam kalimat berikut.


(41)

12

(24) Mereka lebih suka memiliki uang daripada menyimpan barang (Ramlan 2001).

2.2 Pelesapan

Pelesapan atau elipsis adalah penghilangan unsur tertentu dari satu kalimat atau teks (Alwi et al. 2003). Contoh pelesapan pada klausa subordinatif dan klausa utama terdapat dalam kalimat berikut.

(25) Saat membintangi sebuah film di Hollywood 35 tahun yang lalu, Nancy Reagan mulai menjalin cinta (Nardiati et al. 1996).

Kalimat (25) merupakan kalimat yang klausa subordinatifnya sudah dilesapkan. Unsur yang dilesapkan adalah unsur yang menduduki fungsi subjek yaitu Nancy Reagan. Bentuk utuh kalimat (25) adalah sebagai berikut.

(26) Saat Nancy Reagan membintangi sebuah film di Hollywood 35 tahun yang lalu, Nancy Reagan mulai menjalin cinta.

2.3 Fungsi Sintaksis Unsur-Unsur Klausa

Fungsi merupakan suatu tempat dalam struktur kalimat dengan unsur pengisi berupa bentuk bahasa yang tergolong dalam kategori tertentu dan mempunyai peran semantis tertentu pula (Alwi et al. 2003).

1 Fungsi Predikat (P)

Predikat merupakan konstituen pokok. Predikat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Predikat pada klausa yang berpola S–P berupa frasa nominal, frasa numeral, frasa preposisional, frasa verbal atau frasa adjektival. Contohnya adalah sebagai berikut.

(27) Ayahnya guru bahasa Inggris. (28) Adiknya dua.

(29) Ibu sedang ke pasar. (30) Dia sedang tidur. (31) Gadis itu cantik sekali.


(42)

13

2 Fungsi Subjek (S)

Subjek merupakan fungsi terpenting kedua setelah predikat (Alwi et al. 2003). Umumnya, subjek berupa kata benda dan frasa nominal seperti tampak pada contoh berikut.

(32) Harimau binatang liar.

Subjek sering juga berupa frasa verbal seperti tampak pada contoh berikut. (33) Membangun gedung bertingkat mahal sekali.

3 Fungsi Objek (O)

Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif (Alwi et al. 2003). Objek biasanya berupa kata benda atau frasa nominal. Jika objek tergolong kata benda atau frasa nominal tak bernyawa, atau person ketiga tunggal, nomina objek dapat diganti dengan pronominal nya, dan jika berupa pronominal aku atau kamu, bentuk ku dan mu dapat digunakan. Contohnya adalah sebagai berikut.

(34) Adi mengunjunginya.

4 Fungsi Pelengkap (Pel)

Orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal itu dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Menurut Alwi et al. (2003) persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri–ciri berikut.

Tabel 1 Ciri-ciri yang membedakan objek dan pelengkap

Objek Pelengkap

Berwujud frasa nominal Berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa preposisional Berada langsung di belakang predikat Berada langsung di belakang predikat

jika tak ada objek dan di belakang objek kalau unsur ini hadir.

Dapat diganti dengan pronominal nya. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan.


(43)

14

5 Fungsi Keterangan

Fungsi keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan. Berikut ini didaftarkan beberapa jenis keterangan yang lazim dikenal dalam tata bahasa.

Tabel 2 Jenis keterangan beserta preposisi yang mendahuluinya Jenis Keterangan Preposisi Contoh

Tempat di

ke dari di (dalam) pada

di kamar, di kota ke Medan

dari Manado, dari sawah di (dalam) rumah

pada saya, pada permukaan

Waktu -

pada dalam se- sebelum sesudah selama sepanjang sekarang, kemarin pada pukul 5 dalam dua hari ini setiba di rumah sebelum pukul 12 sesudah pukul 10 selama 2 minggu sepanjang tahun

Alat dengan dengan gunting, dengan mobil

Tujuan agar/supaya

untuk bagi demi

agar/supaya kamu pintar untuk kemerdekaan bagi masa depanmu demi kekasihnya

Cara dengan

secara dengan cara dengan jalan

dengan diam-diam secara hati-hati dengan cara damai dengan jalan berunding


(44)

15

bersama beserta

bersama orang tuanya beserta saudaranya Perbandingan/

Kemiripan

seperti bagaikan laksana

seperti angin

bagaikan seorang dewi laksana bintang di langit

Sebab karena

sebab

karena perempuan itu sebab kecerobohannya Sumber: Alwi et al. (2003)

2.4 Knowledge Graph

Teori KG merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan bahasa manusia yang lebih terfokus pada aspek semantik daripada aspek sintatik. Keuntungan menggunakan KG adalah lebih bisa menggambarkan dan mengekspresikan aspek semantik lebih dalam, menggunakan relasi yang minimum, dapat meniru pengamatan manusia, dan sebagainya. Pendekatan ini merupakan jalan baru untuk penelitian pemahaman komputer terhadap bahasa manusia. KG terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relationship (Zhang 2002).

1 Concept

Token adalah suatu node pada KG yang ditandai dengan “฀”, yang menyatakan suatu pengalaman pada dunia nyata atau konsep yang ada pada dunia kita. Faktanya, pengamatan seseorang atas suatu hal menandakan ada hal seperti itu pada dunia kita. Oleh karena itu, dalam KG segala sesuatu akan berkorespondensi dengan token.

Type menyatakan concept umum yang ditentukan oleh himpunan atribut yang melekat padanya (James 1992). Contohnya buah, binatang, dan sebagainya.

Name adalah suatu yang bersifat individual dan unik (van den Berg 1993). Contohnya Yani adalah sebuah name dari seorang perempuan.


(45)

16

2 Relationships

Menurut Zhang (2002) serta Nurdiati dan Hoede (2009), ontologi word graph terdiri atas token (yang direpresentasikan dengan node), sembilan macam relasi biner, dan empat macam relasi n-ary atau disebut juga relasi frame. Kesembilan relasi biner tersebut adalah Equality (EQU), Subset relationships (SUB), Alikeness (ALI), Disparateness (DIS), Causality (CAU), Ordering (ORD), Attribution (PAR), Information dependency (SKO) dan Ontology Focus (F), sedangkan keempat relasi frame adalah Focusing on a situation (FPAR), Negation of a situation (NEGPAR), Possibility of a situation (POSPAR), dan Necessity of a situation (NECPAR).

Berikut ini adalah penjelasan kesembilan macam relasi biner. a) Relasi Alikeness (ALI)

Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan token dengan type, tujuannya untuk mengekspresikan bahwa token tersebut mempunyai type tertentu.

Gambar 3 Relasi ALI. b) Relasi Causality (CAU)

Relasi ini menyatakan hubungan di antara penyebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi hal lainnya.

Gambar 4 Relasi CAU. c) Relasi Equality (EQU)

Relasi ini menyatakan penamaan concept melalui arc dari label menuju concept. Relasi ini juga dapat digunakan untuk memberi nilai pada sesuatu hal, contohnya merah pada pemberian nilai warna. Pada relasi simetris, misalnya relasi kesamaan pada teori himpunan, kita gunakan relasi EQU simetris untuk menggabungkan himpunan A dan himpunan B. Relasi EQU simetris juga dapat digunakan untuk menunjukkan dua buah konsep yang sama.

ALI


(46)

17

Relasi EQU Relasi EQU simetris

Gambar 5 Relasi EQU. d) Relasi Subset (SUB)

Jika ada dua token yang berturut-turut menyatakan dua buah himpunan, dan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain, maka terdapat relasi SUB di antara dua token tersebut.

Jika a SUB b, maka terdapat dua penafsiran yang berbeda.

1) Concept a adalah bagian dari concept b. Contohnya, ekor SUB kucing. Ini menyatakan bahwa ekor kucing dapat dianggap sebagai bagian dari kucing karena molekul dari ekor membentuk suatu himpunan bagian dari molekul dari kucing.

2) Concept a lebih umum daripada concept b. Oleh karena itu, concept b berisi sedikitnya semua karakteristik dari concept a. Contohnya, mamalia SUB kucing. Ini menyatakan bahwa kucing adalah jenis dari mamalia.

Gambar 6 Relasi SUB. e) Relasi Disparateness (DIS)

Relasi DIS membandingkan dua konsep yang tidak sama.

Gambar 7 Relasi DIS. f) Relasi Ordering (ORD)

Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan tertentu satu sama lain. Relasi ini selain digunakan untuk menunjukkan urutan waktu dan

tempat, juga dapat digunakan untuk menyatakan relasi “<” pada matematika.

Ketika menggunakan relasi ORD, tanda panah ORD biasanya mengarah dari token yang mempunyai nilai concept rendah menuju token dengan nilai concept tinggi.

EQU EQU

SUB


(47)

18

Gambar 8 Relasi ORD. g) Relasi Attribution (PAR)

Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu hal merupakan atribut (sifat) dari hal lainnya. Representasi grafiknya, relasi ini dari concept atribut menuju entity concept.

Gambar 9 Relasi PAR. h) Relasi Information dependency (SKO)

Sebuah token pada KG menerima relasi SKO dari token lainnya jika token tersebut informasinya bergantung pada token lainnya. Misalnya y bergantung pada x digambarkan grafnya sebagai berikut.

Gambar 10 Relasi SKO. i) Ontology Focus (F)

Ontology F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf (Nurdiati and Hoede 2009). Fokus digambarkan dengan pemberian tanda tertentu berupa arsiran atau warna hitam pada token. Penggunaan ontologi ini, misalnya graf ulat memakan daun dengan fokus terletak pada token ulat dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gambar 11 Contoh penggunaan ontology F pada suatu token. ORD

PAR

SKO

x y

CAU ALI

ulat CAU

ALI makan

ALI ALI

memakan


(48)

19

Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat frame relationships.

Misalkan suatu graf merepresentasikan pernyataan p : hari ini hujan yang dinyatakan dengan frame (Gambar 12 a). Negasi dari p dengan graf yang sama diberi frame relasi NEGPAR (NEG), menjadi pernyataan hari ini tidak hujan (Gambar 12 b). Possibility dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi POSPAR (POS) menjadi pernyataan mungkin hari ini hujan (Gambar 12 c). Necessity dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame relasi NECPAR (NEC) menjadi pernyataan seharusnya hari ini hujan (Gambar 12 d).

(a) (b) (c) (d)

Gambar 12 Contoh penggunaan empat buah frame relationships.

2.5 Logic Word

Logika simbolik diawali oleh ahli matematika dan telah diaplikasikan pada banyak cabang ilmu pengetahuan. Pierce telah memberikan representasi grafik untuk logika simbolik. Misalnya p, q, dan r adalah proposisi pada logika simbolik, maka grafik simbol dari p, q, dan r adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Grafik logika simbolik

Grafik simbolik Standar Logika Simbolik

p  q  r ( p  q  r )  (( p  q  r )) Ket: p, q, dan r adalah proposisi (Zhang 2002).

Berikut ini adalah representasi bahasa logika ke dalam bentuk frame, seperti bahasa logika and, or, dan if ... then (Zhang 2002).

p p

NEG

p POS

p NEC

p q r p q r 

p q r 


(49)

20

Gambar 13 Frame bahasa logika and.

Gambar 14 Frame bahasa logika or.

Gambar 15 Frame bahasa logika if ... then.

2.6 Klausa Bentuk Aktif dan Pasif dalam Knowledge Graph

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya (dari sudut pandang sintaks) berkedudukan sebagai penerima aksi atau dikenai pekerjaan (dari sudut pandang semantik) (Rusiyamti 2008). Dengan demikian, sebaliknya pada kalimat aktif subjeknya berkedudukan sebagai yang melakukan aksi atau yang melakukan pekerjaan. Begitu juga klausa bentuk pasif dan klausa bentuk aktif, keduanya satu pengertian dengan kalimat pasif dan kalimat aktif, karena pada intinya klausa dan kalimat merupakan satu satuan sintaksis yang minimal terdiri atas subjek dan predikat. Contoh klausa aktif dan pasif terdapat dalam kalimat berikut.

(35) Ali makan pisang ketika Nenek pergi. (36) Pisang dimakan Ali ketika Nenek pergi.

Klausa pada kalimat (35) yaitu Ali makan pisang, merupakan klausa aktif, sedangkan klausa pada kalimat (36) yaitu pisang dimakan Ali, merupakan klausa pasif.

Knowledge graph lebih banyak memperhatikan aspek semantik daripada aspek sintaksis, sehingga perlu dibuat kesepakatan bahwa klausa aktif dan pasif pada knowledge graph mengacu pada sudut pandang semantik. Subjek (S)

AND

NEG

NEG NEG

NEG


(50)

21

merupakan pelaku kejadian atau pekerjaan sedangkan objek (O) merupakan penerima aksi atau yang dikenai pekerjaan, baik pada klausa aktif maupun pasif. Klausa Ali makan pisang dan pisang dimakan Ali, keduanya mempunyai subjek Ali, karena Ali merupakan pelaku kejadian, predikatnya (P) adalah makan atau dimakan dalam klausa pasif, sedangkan objeknya adalah pisang, karena pisang merupakan penerima aksi makan. Berdasarkan paper Nurdiati dan Hoede (2009), kedua klausa tersebut bisa direpresentasikan fungsi sintaksnya ke dalam sebuah graf sebagai berikut.

Gambar 16 Graf klausa aktif atau graf klausa pasif. CAU

ALI

S CAU

ALI P

ALI O


(51)

22

3 METODE PENELITIAN

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini akan dibahas pada bab ini.

3.1 Studi Pustaka

Studi Pustaka ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan semua bahan pustaka yang sesuai dan relevan, dalam hal ini tentang klausa subordinatif atau anak kalimat. Pustaka-pustaka yang digunakan antara lain adalah:

a. Bahan pustaka tentang klausa bahasa Indonesia, antara lain buku karangan Hasan Alwi, Ramlan, dan Sri Nardiati.

b. Bahan pustaka tentang KG.

c. Teks atau dokumen berbahasa Indonesia untuk dipilih unsur klausanya, dalam hal ini dipilih majalah Trubus sebagai salah satu sumber dokumennya karena berhubungan dengan bidang pertanian.

3.2 Pembuatan Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa

Indonesia

Hal-hal yang dilakukan dalam pembuatan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut.

1 Pengumpulan klausa subordinatif.

Beberapa kalimat majemuk bertingkat yang memuat klausa subordinatif atau anak kalimat akan dipilih pada tahap ini. Klausa-klausa inilah yang nantinya akan dianalisis dan dibuat pola grafnya. Klausa-klausa ini nantinya akan dianalisis berdasarkan hubungan semantis antara klausa subordinatif dan klausa utama, kemudian dianalisis berdasarkan fungsi sintaksisnya (subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), dan tentunya dianalisis berdasarkan maknanya. 2 Pembentukan graf struktur klausa subordinatif

Pembentukan graf struktur klausa subordinatif, berdasarkan analisis hubungan subordinasi (makna semantis konjungsinya), dan analisis struktur klausa (fungsi tiap unsurnya yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan). Langkah ini dilakukan secara manual dalam rangka mencari hubungan semantis antarunsur, sehingga metode knowledge graph dapat


(52)

23

diterapkan. Setelah hubungan semantis tiap unsur ditemukan dan berbagai representasi unsur juga didefinisikan, disusun pola graf struktur klausanya.

3 Pembuatan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia

Langkah ini diawali dengan membuat klasifikasi graf konjungsi yang sama polanya dan graf struktur klausa yang sama polanya. Kumpulan pola graf struktur klausa dan pola graf konjungsi beserta pola pembentukan pada langkah sebelumnya kemudian disusun menjadi rancangan aturan pembentukan graf klausa bahasa Indonesia.

3.3 Pengujian Aturan Pembentukan Graf Struktur Klausa Bahasa Indonesia

Rancangan aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia telah dirumuskan, kemudian rancangan aturan tersebut diuji, apakah berlaku umum atau tidak. Apabila rancangan aturan tersebut telah berlaku umum, maka rancangan aturan tersebut menjadi suatu aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.

Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Klasifikasi klausa

Apakah klausa tersebut merupakan klausa subordinatif?

ya

1 tidak

Mulai Serangkaian klausa

Identifikasi klausa

Analisis hubungan semantis klausa subordinatif dan klausa utama

Simpulan hubungan semantis


(53)

24

Gambar 17 Flowchart pembuatan dan pengujian aturan pembentukan graf struktur klausa bahasa Indonesia.

Pola perangkaian klausa Mempelajari relasi dasar

KG

Analisis makna klausa

Simpulan makna unsur

klausa

Penerapan relasi dasar KG terhadap pola perangkaian klausa Buat aturan pembentukan graf klausa

Uji hasil aturan pembentukan graf klausa

Apakah hasil dari aturan tersebut

sudah benar?

tidak Perbaiki aturan pembentukan

graf klausa

Apakah aturan sudah berlaku

umum? ya ya tidak

Aturan pembentukan graf klausa

Selesai

1 2

Analisis fungsional klausa

Simpulan fungsi unsur


(1)

bagaimana sifat tumbuhan spora itu berkembang biak konj S P

Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 93 dengan graf struktur klausa pada Gambar 117.

Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut.

Gambar 160 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan konjungsi bagaimana dan susunan fungsional S–P.

Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 160 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan oleh relasi EQU belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya.

Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan objeknya adalah klausa subordinatif.

Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut.

Gambar 161 Pola graf struktur klausa subordinatif taktransitif dengan pola S–P dan konjungsi bagaimana yang menyatakan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O.

P

CAU CAU

ALI S

ALI

O ALI

EQU

ALI bagaimana

ALI klausa subordinatif ALI

klausa utama P

CAU

ALI S

ALI

EQU ALI

bagaimana ALI klausa

subordinatif ALI

klausa

utama P

CAU

ALI S


(2)

Tabel 20 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 161

Hal yang diuji Input Hasil Status

Hubungan subordinasi

(konjungsi jenis

10)

bagaimana relasi EQU (antara klausa

subordinatif dengan O pada klausa utama)

sesuai

hubungan S–P

dalam klausa subordinatif

sifat tumbuhan spora itu berkembang biak

relasi CAU, arah dari S menuju P

sesuai

11. Input : Namun, sebelum memperoleh ijin, mereka harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan Polri (Rixco 2008).

Konjungsi : yang (p  dalam daftar konjungsi jenis 11).

Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa pasif dengan pola S–P.

yang telah ditetapkan Polri konj P S

Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 94 dengan graf struktur klausa pada Gambar 117.

Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut.

Gambar 162 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan konjungsi yang dan susunan fungsional S–P.

Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 162 saja belum cukup, karena hal yang jadi acuan dalam relasi PAR belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya.

Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan objeknya mempunyai atribut atau diterangkan oleh klausa subordinatif.

Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut. PAR

ALI yang

Klausa utama

ALI Klausa subordinatif P

CAU

ALI S

ALI ALI


(3)

Gambar 163 Pola graf struktur klausa subordinatif pasif dengan pola S– P dan konjungsi yang yang menerangkan isi objek dalam klausa utama berpola S–P–O.

Tabel 21 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 163

Hal yang diuji Input Hasil Status

Hubungan subordinasi

(konjungsi jenis

11)

yang relasi PAR dari klausa

subordinatif menuju fungsi objek klausa utama

sesuai

hubungan S–P

dalam klausa subordinatif

telah ditetapkan Polri

relasi CAU, arah dari S menuju P

sesuai

12. Input : Gajinya sama besar dengan gaji saya (Alwi et al. 2003). Konjungsi : sama...dengan (p  dalam daftar konjungsi jenis 10).

Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa statif dengan pola S–P.

gaji saya besar S P

Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 93 dengan graf struktur klausa pada Gambar 129.

Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut. PAR

ALI yang ALI

Klausa utama

P CAU

ALI S

ALI

O CAU

ALI

ALI

Klausa subordinatif P CAU

ALI S


(4)

Gambar 164 Pola graf struktur klausa subordinatif statif dengan fungsi S–P dengan konjungsi sama...dengan.

Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 164 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan dalam relasi EQU belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya.

Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat statif dengan pola S–P dengan predikatnya dibandingkan sama besar dengan predikat pada klausa subordinatif.

Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut.

Gambar 165 Pola graf struktur kalimat statif dengan fungsi S–P yang dibandingkan dengan klausa subordinatif statif berpola S– P menggunakan konjungsi sama...dengan.

Tabel 22 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 165

Hal yang diuji Input Hasil Status

Hubungan subordinasi

(konjungsi jenis

10)

sama besar dengan relasi EQU antara Predikat

klausa utama dengan Predikat klausa subordinatif

sesuai

hubungan S–P

pada klausa subordinatif

gaji saya (besar) relasi PAR, arah dari P menuju

S

sesuai PAR

ALI S

ALI P PAR ALI S

ALI P

EQU ALI

sama...dengan ALI

klausa subordinatif ALI klausa utama

EQU ALI sama...

dengan klausa subordinatif

ALI klausa utama

PAR ALI S

ALI P


(5)

13. Input : Chinatsu Wakatsuki lebih memilih 2NE1 daripada BigBang (TsatsaSoeun 2011).

Konjungsi : lebih...daripada (p  dalam daftar konjungsi jenis 12)

Proses identifikasi struktur klausa : klausa subordinatif berupa klausa aktif transitif dengan pola S–P–O. China Wakatsuki memilih BigBang

S P O

Pembentukan pola graf struktur klausa subordinatif : representasikan token klausa subordinatif pada Gambar 95 dengan graf struktur klausa pada Gambar 97.

Graf struktur klausa subordinatifnya adalah sebagai berikut.

Gambar 166 Pola graf struktur klausa subordinatif aktif transitif dengan fungsi S–P–O dengan konjungsi lebih...daripada.

Pengujian aturan dengan menggunakan Gambar 166 saja belum cukup, karena hal yang dibandingkan dalam relasi ORD belum tampak, sehingga perlu dicari secara manual pola graf struktur kalimatnya.

Proses identifikasi struktur kalimat : kalimat aktif transitif dengan pola S– P–O dengan predikatnya dibandingkan dengan predikat pada klausa subordinatif menggunakan hubungan lebih.

Graf struktur kalimatnya adalah sebagai berikut.

ORD ALI lebih...daripada Klausa utama

ALI Klausa subordinatif ALI

CAU ALI S

ALI P

CAU

ALI O


(6)

Gambar 167 Pola graf struktur kalimat aktif transitif dengan fungsi S– P–O yang dibandingkan dengan klausa subordinatif aktif transitif berpola S–P–O menggunakan konjungsi lebih...daripada.

Tabel 23 Pengujian aturan pembentukan pada Gambar 167

Hal yang diuji Input Hasil Status

Hubungan subordinasi

(konjungsi jenis

12)

lebih memilih 2NE1 daripada

relasi ORD, arah dari Predikat klausa subordinatif menuju predikat klausa utama

sesuai

hubungan S–P

dalam klausa subordinatif

Chinatsu Wakatsuki

memilih

relasi CAU, arah dari S menuju P

sesuai

hubungan P–O dalam klausa subordinatif

memilih BigBang relasi CAU, arah dari P menuju

O

sesuai ORD ALI lebih...daripada

Klausa utama

ALI Klausa subordinatif CAU

ALI S

ALI P

CAU

ALI O CAU

ALI S

ALI P

CAU

ALI O