Usman Janatin City Park, sebelum dijadikan taman kota, dulu area ini merupakan pasar Kota Purbalingga, akan tetapi lokasi pasar telah
dipindah ke bekas Stadion Wasesa sekarang stadion berada di Kelurahan Purbalingga Kidul dengan nama “Gelora Goentoer Darjono dengan
nama “Pasar Segamas” yang merupakan salah satu pasar terbesar di Jawa Tengah. Tempat ini biasa anak muda-mudi bisa berkumpul, duduk-duduk
di taman kota yang luas. Ditempat ini dilengkapi dengan LCD yang berukuran besar menayangkan serba-serbi kota Purbalingga dengan
perkembangannya. Di sini pula terdapat gedung Entertainment Center yang digunakan untuk acara kesenian serta terdapat panggung di sisi
Selatannya.
2. Kesenian Calung Wisanggeni
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya menjadikan Indonesia mempunyai banyak kebudayaan, karena hampir
setiap daerah mempunyai kebudayaan dengan ciri khas masing-masing. Tak terkecuali dengan Banyumas khususnya kabupaten Purbalingga.
Kabupaten Purbalingga juga mempunyai kebudayaan khas Banyumasan yaitu grup calung. Banyak sekali grup calung yang masih
eksis di Kabupaten Purbalingga, namun Wisanggeni menjadi nama yang bagi masyarakat Purbalingga sendiri sudah sangat dikenal. Karena
prestasi-prestasinya yang sedikit banyak berperan dalam perkembangan kota Purbalingga dari segi kebudayaan.
Calung Wisanggeni mempunyai satu tari khas yang hingga saat ini menjadi ikon dari Kota Purbalingga ini, yaitu Tari Lenggasor.
Tari Lenggasor yang jika dijabarkan pengertiannya adalah lenggah asor. Konsep lenggah asor ini dikaitkan dengan adat ketimuran yang selalu
menghormati kepada yang lebih tua atau dituakan dengan cara merendah. Tarian ini terinspirasi oleh kesenian lengger. Lenggasor merupakan tari
kerakyatan purbalingga dengan gaya pijakan Banyumasan yang sudah dikemas sedemikian rupa. Dalam proses latihan grup calung Wisanggeni
tidak mempunyai jadwal rutin, latihan dilaksanakan apabila ada mandat dari Disbudparpora untuk membuat sebuah karya yang akan dipentaskan.
Dalam hal perekrutan anggotapun tidak begitu mengalami kesusahan, grup ini merekrut pelajar-pelajar yang mempunyai bakat atau minat
dalam kesenian, menurut bapak Wendo, S.Sn asalkan rajin, ulet dan konsisten itu sudah menjadi modal untuk dapat berkesenian bersama grup
calung ini. karena grup calung Wisanggeni dibawah naungan Disbudparpora maka untuk perijinan terhadap anggota yang dari
kalangan pelajarpun tidak mengalami kesusahan.
Gambar 1 Proses latihan karawitan di aula Disbudparpora tanggal 12 April 2014
Foto: Yeni, 2014
Gambar 2 Proses latihan tari di aula Disbudparpora tanggal 12 April 2014
Foto: Yeni, 2014
Gambar 3 Seperangkat alat gamelan
Foto: Yeni, 2014
Keterangan tentang grup Calung Wisanggeni diperoleh melalui wawancara dengan ketua sekaligus pelopor calung Wisanggeni
yaitu bapak Wendo Setyono, S.Sn dan ketua bidang kebudayaan Disbudparpora yang juga merangkap sebagai pembina Wisanggeni yaitu
Drs. Sri Kuncoro. Menurut bapak Wendo Setyono, S.Sn. Tujuan terbentuknya Calung Wisanggeni adalah untuk tetap melestarikan