37
dikembangkan untuk institusi-institusi di negara berkembang, sehingga cocok jika digunakan di Indonesia. Model ini juga dapat diterapkan sebelum ataupun sesudah
penerapan
e-learning
dalam pembelajaran. Model ini hanya memfokuskan pada aspek institusi dalam hal ini adalah guru dan pengurus sekolah. Skor
e-learning readiness
yang sudah diketahui akan dievaluasi faktor mana yang masih lemah ataupun yang sudah siap dalam penerpan
e-learning
.
C. Subjek Penelitian
Responden-responden pada penelitian ini adalah guru dan pejabat sekolah yang memiliki wewenang penuh terhadap data yang dimiliki sekolah.
Pengambilan sampel untuk responden berdasarkan kriteria dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Responden dianggap dapat memberikan gambaran dan kesimpulan yang jelas
mengenai data yang dimiliki sekolah. 2.
Responden dianggap mempunyai pandangan dan pengetahuan yang luas tentang data yang dimiliki oleh sekolah.
D. Lokasi Penelitian
Penentuan sekolah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik
purposive sampling. Teknik pusposive
sampling Cholid Narbuko, 2010 : 116 adalah teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya, sehingga ciri-ciri atau sifa-
38
sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel. Jadi kriteria sekolah yang dijadikan sampel adalah sebagai
berikut ini: 1.
Berlokasi di Kota Yogyakarta. 2.
Berdiri dibawah naungan yayasan BOPKRI 3.
Menggunakan
e-learning
dalam proses belajar mengajar. 4.
Sebagian besar tenaga pengajar dan pengurus sekolah berijazah S1. 5.
Terdaftar atau terkoneksi dengan Jardiknas. Lokasi penelitian ini sebagai berikut:
1. SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
2. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
E. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor
e-learning readiness
SMA BOPKRI Yogyakarta
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan berdasarkan model
McKinsey 7S
dalam tujuh kategori. Model
McKinsey 7S
terdiri dari 78 pertanyaan yang dikelompokkan dalam tujuh kategori. Pertanyaan yang
dibuat juga pernah digunakan sebelumnya oleh Alshaher pada tahun 2013 di Iraq. Pada evaluasi ini, pertanyaan dimodifikasi sesuai dengan obyek penelitian yaitu
SMA BOPKRI Yogyakarta.
39
G. Teknik Pengambilan Sample
Penelitian ini menggunakan rumus Slovin Riduwan, 2005 untuk menentukan ukuran sampel yang akan diteliti, yang rumusnya adalah sebagai
berikut:
dengan: = ukuran sampel
= populasi = taraf signifikansi
1. SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Jumlah guru yang ada pada SMA BOPKRI 1 Yogyakarta adalah 55 orang, sehingga sampel penelitian yang digunakan dengan taraf signifikansi 10
adalah
= 35.48387 ≈ 36
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh ukuran sampel yang akan diteliti di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta adalah 36 orang.
40
2. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Jumlah guru yang ada pada SMA BOPKRI Yogyakarta adalah 34 orang, sehingga sampel penelitian yang digunakan dengan taraf signifikansi 10
adalah
= 25. 3731 ≈ 26
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh ukuran sampel yang akan diteliti di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah 26 orang.
H. Teknik Pengumpulan Data