PENDAHULUAN T1 162008044 Full text

1. PENDAHULUAN

Kewirausahaan entreprenurship menurut Suryana 2008:2 adalah kemampuan kreatif dan inovatif, yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker 1959 dalam Suryana 2008:2 adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Kewirausahaan dapat disimpulkan yaitu nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang kreatif dan inovatif, yang selalu berupaya berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya yang dilakukan. Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha, kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru, kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang, kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Menurut Dyas Chasbiansari 2007:6 Kewirausahaan yang tumbuh dalam keluarga atau kelompok masyarakat merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia karena akan sangat membantu perekonomian Indonesia yang masih belum stabil. Para wirausahawan yang telah berhasil menyatakan bahwa berwirausaha tidak selalu harus dimulai dengan modal yang besar. Bisa dimulai dengan usaha kecil maupun menengah yang ternyata juga mampu memberi sumbangan yang besar pada perekonomian Indonesia. Masih dalam Dyas Chasbiansari 2007:8 Peran Usaha Kecil Menengah dalam memberi nilai tambah perekonomian Nasional ternyata lebih dari 55,88 dan kenyataannya UKM mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga mampu menekan tingkat pengangguran. Jumlah UKM semakin meningkat setiap tahun dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pun semakin bertambah, kenyataan keberhasilan UKM membuat pemerintah lebih mengintensifkan program pengembangan UKM pada masyarakat dan mahasiswa BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM, 2005. UKM Usaha Kecil Menengah seperti yang dijelaskan latar belakang diatas sangat bisa sekali membantu perekonomian Indonesia. Namun dalam mendirikan, melakukan dan mempertahankan, bahkan menumbuhkan usaha tersebut juga bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu kerja keras dan pengorbanan karena banyaknya persaingan. Untuk tetap bertahan dan bertumbuh dalam suatu persaingan pasti dibutuhkan SDM Sumber Daya Manusia yang memiliki semangat kerja, dan konsisten dalam bekerja. semangat kerja sangat penting dalam menunjang tercapainya suatu tujuan dan atau kesuksesan. Dengan demikian keberhasilan dalam proses operasional sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Semangat kerja Menurut Nitisemito, 2000:96, adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat lebih cepat terselesaikan dan memperoleh hasil yang memuaskan. Jadi penulis menyingkatkan bahwa semangat kerja adalah segala sesuatu yang ada dan tumbuh dari dalam diri untuk melakukan ataupun mengupayakan segala sesuatu untuk mencapai pada tujuan atau cita-cita, atau keinginan yang diimpikan dan didambakan. Moro Artos di salatiga adalah sebuah tempat makan sederhana yang menurut pandangan penulis sukses dalam memenangkan konsumen. Walaupun mayoritas makanan yang ada di Moro Artos selain burjo bubur kacang ijo, kemudian buryam bubur ayam sebagai menu utamanya, terdapat mie instan, menyediakan nasi dan ada beberapa yang lain tetapi cukup terbatas, namun Moro Artos mampu bertahan di kalangan tempat makan yang ada di Salatiga, padahal banyak tempat makan yang menyediakan dan menawarkan banyak menu pilihan makanan, termasuk makanan yang ada di burjo Moro Artos itu sendiri. Menurut pengamatan penulis, perbandingan antara Burjo Moro Artos dengan teampat-tempat makan lain di salatiga sangat berbeda jauh. Misal dari segi harga dan porsi, Burjo Moro Artos lebih mahal, dan lebih sedikit porsinya dari kebanyakan tempat makan atau warung yang ada. Padahal dalam teori harga, dalam bukunya Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo 2006:32 Hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan akan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Moro Artos tumbuh dan berkembang pesat di salatiga yang lingkup kotanya termasuk kecil. Perkembangan yang dimaksud adalah bertambahnya jumlah Moro Artos yang ada di salatiga. Moro Artos yang berdiri di Salatiga sekarang sudah mencapai 13 tempat, menurut penulis ini adalah suatu prestasi yang tinggi yang dicapai oleh Moro Artos sebagai UKM. Moro Artos memiliki konsumen yang konsisten dan terbilang banyak, maksud dari konsumen konsisten adalah pelanggan tetap atau pembeli setia di tempat makan Moro Artos yang selalu datang di waktu-waktu tertentu. Hasil dari wawancara penulis dengan beberapa narasumber dari Moro Artos adalah: 1. Semangat kerja, mengapa semangat kerja? Ternyata hanya itu yang bisa memotivasi mereka untuk bergerak melawan tantangan jaman yang sangat ketat ini. Semangat kerja membawanya untuk lebih giat bekerja melakukan pekerjaannya dengan harapan akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Banyak rasa keterbatasan yang dimilikinya, dari segi ekonomi, pengetahun dan sebagainya, sehingga semangat kerja yang memacu mereka untuk tetap semangat mengerjakan segala pekerjaan dan usahanya yang bisa dilakukan. 2. Kewirausahaan, penulis disini menyimpulkan dari berbagai pernyataan dari beberapa narasumber, bahwa mereka memiliki jiwa kewirausahaan. Sesuai dengan perkemabangannya dan dapat kita lihat Moro Artos sangat berkembang. Semua itu terbukti dari bertambah banyaknya berdiri Moro Artos di masyarakat. Merekapun ingin selalu memperluas wilayah kerja, konsumen dan keuntungan yang tinggi. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang usaha makanan, ternyata UKM Moro Artos di Salatiga dapat bersaing mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Sebenarnya apa yang menjadi ujung tombak dan senjata dari Moro Artos sehingga dapat berkemabang dan bertumbuh, dan dapat dibilang sukses dalam lingkup UKM. Untuk itu karena keterbatasan penulis, penulis tidak dimungkinkan untuk meneliti semua strategi yang dikerjakan oleh pihak Moro Artos. Namun disini penulis akan melihat pengaruh semangat kerja terhadap jiwa kewirausahaan yang ada di Moro Artos Salatiga. Dari latar belakang rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar Pengaruh Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja terhadap Kewirausahaan Moro Artos di Salatiga?

2. KAJIAN TEORI