T1 162008044 Full text

(1)

1. PENDAHULUAN Kewirausahaan

(entreprenurship) menurut Suryana (2008:2) adalah kemampuan kreatif dan inovatif, yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959) dalam Suryana (2008:2) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Kewirausahaan dapat disimpulkan yaitu nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang kreatif dan inovatif, yang selalu berupaya berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya yang dilakukan. Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan

inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha, kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru, kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang, kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

Menurut Dyas Chasbiansari (2007:6) Kewirausahaan yang tumbuh dalam keluarga atau kelompok masyarakat merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia karena akan sangat membantu perekonomian Indonesia yang masih belum stabil. Para wirausahawan yang telah berhasil menyatakan bahwa berwirausaha tidak selalu harus dimulai dengan modal yang besar. Bisa dimulai dengan usaha kecil maupun menengah yang ternyata juga mampu memberi sumbangan yang besar pada perekonomian Indonesia. Masih dalam Dyas Chasbiansari (2007:8) Peran Usaha Kecil Menengah dalam memberi nilai tambah perekonomian Nasional ternyata lebih dari 55,88%


(2)

dan kenyataannya UKM mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga mampu menekan tingkat pengangguran. Jumlah UKM semakin meningkat setiap tahun dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pun semakin bertambah, kenyataan keberhasilan UKM membuat pemerintah lebih mengintensifkan program

pengembangan UKM pada

masyarakat dan mahasiswa (BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM, 2005).

UKM (Usaha Kecil Menengah) seperti yang dijelaskan latar belakang diatas sangat bisa sekali membantu perekonomian Indonesia. Namun dalam mendirikan, melakukan dan mempertahankan, bahkan menumbuhkan usaha tersebut juga bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu kerja keras dan pengorbanan karena banyaknya persaingan. Untuk tetap bertahan dan bertumbuh dalam suatu persaingan pasti dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki semangat kerja, dan

konsisten dalam bekerja. semangat kerja sangat penting dalam menunjang tercapainya suatu tujuan dan atau kesuksesan. Dengan demikian keberhasilan dalam proses operasional sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Semangat kerja Menurut Nitisemito, (2000:96), adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat lebih cepat terselesaikan dan memperoleh hasil yang memuaskan. Jadi penulis menyingkatkan bahwa semangat kerja adalah segala sesuatu yang ada dan tumbuh dari dalam diri untuk melakukan ataupun mengupayakan segala sesuatu untuk mencapai pada tujuan atau cita-cita, atau keinginan yang diimpikan dan didambakan.

Moro Artos di salatiga adalah sebuah tempat makan sederhana yang menurut pandangan penulis sukses dalam memenangkan konsumen. Walaupun mayoritas makanan yang ada di Moro Artos selain burjo (bubur kacang ijo), kemudian buryam (bubur ayam) sebagai menu utamanya, terdapat mie instan, menyediakan nasi dan


(3)

ada beberapa yang lain tetapi cukup terbatas, namun Moro Artos mampu bertahan di kalangan tempat makan yang ada di Salatiga, padahal banyak tempat makan yang menyediakan dan menawarkan banyak menu pilihan makanan, termasuk makanan yang ada di burjo Moro Artos itu sendiri. Menurut pengamatan penulis, perbandingan antara Burjo Moro Artos dengan teampat-tempat makan lain di salatiga sangat berbeda jauh. Misal dari segi harga dan porsi, Burjo Moro Artos lebih mahal, dan lebih sedikit porsinya dari kebanyakan tempat makan atau warung yang ada. Padahal dalam teori harga, dalam bukunya Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006:32) Hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan akan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Moro Artos tumbuh dan berkembang pesat di salatiga yang lingkup kotanya termasuk kecil. Perkembangan yang dimaksud adalah bertambahnya

jumlah Moro Artos yang ada di salatiga. Moro Artos yang berdiri di Salatiga sekarang sudah mencapai 13 tempat, menurut penulis ini adalah suatu prestasi yang tinggi yang dicapai oleh Moro Artos sebagai UKM. Moro Artos memiliki konsumen yang konsisten dan terbilang banyak, maksud dari konsumen konsisten adalah pelanggan tetap atau pembeli setia di tempat makan Moro Artos yang selalu datang di waktu-waktu tertentu. Hasil dari wawancara penulis dengan beberapa narasumber dari Moro Artos adalah: 1. Semangat kerja, mengapa semangat kerja? Ternyata hanya itu yang bisa memotivasi mereka untuk bergerak melawan tantangan jaman yang sangat ketat ini. Semangat kerja membawanya untuk lebih giat bekerja melakukan pekerjaannya dengan harapan akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Banyak rasa keterbatasan yang


(4)

dimilikinya, dari segi ekonomi, pengetahun dan sebagainya, sehingga semangat kerja yang memacu mereka untuk tetap semangat mengerjakan segala pekerjaan dan usahanya yang bisa dilakukan. 2. Kewirausahaan, penulis

disini menyimpulkan dari berbagai pernyataan

dari beberapa

narasumber, bahwa mereka memiliki jiwa kewirausahaan. Sesuai dengan

perkemabangannya dan dapat kita lihat Moro

Artos sangat

berkembang. Semua itu terbukti dari bertambah banyaknya berdiri Moro Artos di masyarakat. Merekapun ingin selalu memperluas wilayah kerja, konsumen dan keuntungan yang tinggi. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang usaha makanan, ternyata UKM Moro

Artos di Salatiga dapat bersaing

mempertahankan dan

mengembangkan usahanya. Sebenarnya apa yang menjadi ujung tombak dan senjata dari Moro Artos sehingga dapat berkemabang dan bertumbuh, dan dapat dibilang sukses dalam lingkup UKM. Untuk itu karena keterbatasan penulis, penulis tidak dimungkinkan untuk meneliti semua strategi yang dikerjakan oleh pihak Moro Artos. Namun disini penulis akan melihat pengaruh semangat kerja terhadap jiwa kewirausahaan yang ada di Moro Artos Salatiga.

Dari latar belakang rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar Pengaruh Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja terhadap Kewirausahaan Moro Artos di Salatiga?

2. KAJIAN TEORI

2.1. Kewirausahaan dan Wirausaha Suryana (2008;2), mengatakan Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang


(5)

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang sukses. Suryana (2010:14) juga menyatakan bahwa Entrepreuner merupakan seorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani mengambil resiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencapai laba dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber, serta memodali peluang ini. Eddy Soeryanto (2009:4), mengemukakan Entrepreneurship segala sesuatu yang penting mengenai wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil resiko dan memusatkan gagasannya. Meredith (2005:14), menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan usaha mengumpulkan serta sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. Berdasarkan bidang ilmu, bagi ahli ekonomi seorang entrepreuner adalah orang yang

mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya,

dan juga orang yang

memperkenalkan perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Bagi seorang psikologi, bahwa seorang wirausahamerupakan seseorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain (Buchari alma, 2006: 31)

Dari segi karakteristik prilaku, Wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan, perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang mempunyai kemampuan normal, dapat menjadi wirausaha asal mau dan memiliki kesempatan untuk belajar dan berusaha. (Pekerti 1997) dalam Suryana, (2010 : 17) Berwirausaha


(6)

melibatkan unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, berdasarkan hal ini maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif”.

Dengan demikian,

kewirausahaan merupakan semangat, prilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan/ pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efiseien, melalui kebranian mengambil resiko, kreativitas, dan inovasi, serta kemampuan manajemen.

Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah sebagai

berikut:

1. Percaya diri (self confidence)

Merupakan paduan sikap dan keyakinan

seseorang dalam

menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak

ditentukan oleh

kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan

berkarya. Kunci

keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri. 2. Berorientasi tugas dan

hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang


(7)

selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.

3. Keberanian mengambil risiko

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada

usaha yang kurang

menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu

alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap risiko tergantung pada :

a. Daya tarik setiap alternatif

b. Kesediaan untuk rugi c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

4. Kepemimpinan

Seorang wirausaha harus

memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

5. Berorientasi ke masa depan

Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan


(8)

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :

a) Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik b) Selalu menuangkan

imajinasi dalaam pekerjaannya

c) Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan

perbedaan 2.2. Semangat Kerja

Menurut Nitisemito (2002:160) yang menyatakan bahwa semangat kerja adalah Melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan dapat selesai lebih cepat dan baik. Lebih lanjut, dapat diartikan semangat kerja sebagai suatu yang positif dan sesuatu yang baik, sehingga

mampu memberikan sumbangan terhadap pekerjaan dalam arti lebih cepat dan lebih baik.

Menurut Nitisemito (1992) dalam Darmawan (2007) faktor-faktor yang dijadikan untuk mengukur semangat kerja adalah :

1. Absensi karena absensi menunjukkan

ketidakhadiran karyawan dalam tugasnya. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena sakit, kecelakaan, dan pergi meninggalkan pekerjaan karena alasan pribadi tanpa diberi wewenang.

Yang tidak

diperhitungkan sebagai absensi adalah diberhentikan untuk sementara, tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, atau periode libur, dan pemberhentian kerja. 2. Kerja sama dalam bentuk

tindakan kolektif seseorang terhadap orang lain. Kerjasama dapat dilihat dari kesediaan


(9)

karyawan untuk bekerja sama dengan rekan kerja atau dengan atasan mereka berdasarkan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, kerjasama dapat dilihat dari kesediaan untuk saling membantu di antara rekan sekerja sehubungan dengan tugas-tugasnya dan terlihat keaktifan

dalam kegiatan

organisasi.

3. Kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana

para karyawan

memandang pekerjaan mereka.

4. Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai peraturan organasasi dalam bentuk tertulis maupun tidak. Dalam prakteknya bila suatu organisasi telah mengupayakan sebagian besar dari

peraturan-peraturan yang ditaati oleh sebagian besar

karyawan, maka

kedisiplinan telah dapat ditegakkan.

3. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, menurut Sugiyono (2008:8) metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jenis data primer. Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan, dan disimpulkan. Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah Pemilik dan Pekerja Moro Artos di Salatiga.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan persamaan regresi


(10)

linier sederhana. Menurut Sugiyono (2010 : 262), secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :

= + Keterangan :

= nilai yang diprediksikan = konstanta atau bila harga X = 0

= koefisien regresi

= nilai variabel independen

Sebelum analisis regresi liner sederhana, diadakan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner, setelah itu Uji Normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah

statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Kemudian baru analisis regresi sederhana yang digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (diubah-ubah). Analisis ini digunakan untuk mencari pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja (X) terhadap Kewirausahaan (Y)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Normalitas

Hasil penghitungan menghasikan bahwa variabel semangat kerja diperoleh hasil 0,154, dan kewirausahaan diperoleh hasil sebesar 0,642. Dari semangat kerja dan jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini berdistribusi normal karena probabilitas lebih dari 0,05. 4.2. Hasil Uji Linier Sederhana


(11)

Hasil analisis regresi konstanta sebesar 27,436 dan koefisien regresi variabel kewirausahaan sebesar 0,294. Hasil analisis regresi tersebut berikutnya dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

= +

=27,436 + 0,294

Signifikansi koefisien regresi dengan uji t yang diperoleh dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t hitung regresi sederhana sebesar 3,043 dengan nilai probabilitas sebesar 0,005 setelah dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.0452 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima, artinya koefisien

regresi adalah signifikan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3,043> 2,0452) dan diperoleh nilai sig 0.005 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas (0.005 < 0.05).

4.2. Koefisien Diterminasi (R2) Koefisien diterminasi menyatakan prosentase total variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Jika nilai koefisien determinasi mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien determinasi mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,255 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,505 X 0,505. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 25,5% variasi dari kewirausahaan dapat


(12)

dijelaskan oleh Semangat kerja Pemilik dan Pekerja. Sedangkan sebesar 74,5% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja di Moro Artos salatiga memiliki pengaruh positif terhadap Kewirausahaan. Hal tersebut terbukti dengan besarnya persentase Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja terhadap Kewirausahaan Moro Artos di Salatiga sebesar 25,5%, sedangkan sisanya 74,5% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Berdasarkan kesimpulan, peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang diduga diluar semangat kerja, karena semangat kerja hanya 25,5% pengaruhnya, dan barang kali faktor-faktor lain seperti

peningkatan kualitas, seperti missal motivasi berprestasi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Arief Sadjiarto, S.E, M.Pd selaku pembimbing dalam penelitian dan penyusunan artikel ilmiah ini serta semua pihak yang ikut terlibat dan membantu dalam pembuatan artikel ini.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2006. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

---. 2010. Kewirusahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta. Bandung Arikunto, Suharsimi. 2002.

Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Budiono. 2009. Regresi dan

Korelasi Linier. UNS Press. Surakarta

Chasbiansari, Dyas. 2007. Kompetensi Sosial dan Kewirausahaan.

UNDIP. Semarang Darmawan, Didit. 2007.

Teori Motivasi. Metromedia Education. Surabaya

http://puslit2.petra.ac.i d/ejournal/index.php/jk w/article/download/168 09/16791 4 desember 2012

Eddy Soeryanto S. 2009. Entrepreneurship, Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Komputindo. Jakarta Handrimurtjahyo, Dedy A.

2007. Faktor-faktor

penentu Pertumbuhan Usaha Industri Kecil. Jurnal. Universitas Atma. Yogyakarta

Korlefura, Criezta. 2010. Semangat Kerja Perempuan Lanjut Usia yang Masih Bekerja Di Pasar Kota Ambon Di Tinjau dari Tipe Kepribadian A dan B. Skripsi tidak di publikasikan. UKSW. Salatiga

Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. PPM. Jakarta

Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non

Profit Bidang

Pemerintahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik2 (Statistik Inferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis. Keraras Emas. Denpasar

Nitisemito, Alex S. 2000. Manjemen Personalia. Edisi ke 3. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pracoyo, Tri Kunawangsih, dkk. 2006 . Aspek Dasar Ekonomi


(14)

Mikro. Grasindo. Jakarta

Priastuti, Lucia. 2011. Sikap Kewirausahaan Siswa Program Keahlian Pemasaran Di SMK Negri 2 Temanggung. Skrisi tidak di Publikasikan. UKSW. Salatiga

Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta. Bandung

Soegoto, Eddy Soeryanto.

2009 .

Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Komputindo. Jakarta Sugiono. 2008. Metode

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung ---. 2009. Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2008.

Kewiarausahaan, Pedoman Praktis; Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat. Jakarta

Suryana, dkk. 2010. Kewirausahaan, Pendekatan

Karakteristik Wirausahawan

Sukses. Prenada Media Group. Jakarta Tohardi, Ahmad. 2002.

Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Pontianak: Mandar Maju

Winarto, Paulus. 2004. First Step to been Entrepreneur. Jakarta : Elex Media Kompitundo

Zainun, Buchari. 1991. Administrasi Dan Manajemen

Kepegawaian

Pemerintah Negara Indonesia. Gunung Agung. Jakarta

http://translate.google.co m/translate?hl=en&sl=e n&tl=id&u=http%3A%2 F%2Fxa.yimg.com%2Fk q%2Fgroups%2F232342 74%2F165922132%2Fna me%2FKUESIONER-

Kompetensi-wirausaha.doctanggal 19 Februari 2013

http://ratihfress.blogspot.com

/2012/10/pengertian-

semangat-kerja-dan-unsur.html?showComment=1 358298581396#c3611816803 892505769 tanggal 15 Februari 2013


(15)

https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so urce=web&cd=2&cad=rja& ved=0CDkQFjAB&url=http %3A%2F%2Frepository.upi. edu%2Foperator%2Fupload %2Fs_pkr_0705469_chapter 2.pdf&ei=Bw72UJLTB4XRr Qer94FQ&usg=AFQjCNFoo dJV9iKL7hpDzYLyTjuygHzY GQ&sig2=niYl0SmeBmtdN0 d0OUSYFQ&bvm=bv.41018 144,d.bmk tanggal 9 Januari 2013


(1)

linier sederhana. Menurut Sugiyono (2010 : 262), secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :

= + Keterangan :

= nilai yang diprediksikan = konstanta atau bila harga X = 0

= koefisien regresi

= nilai variabel independen

Sebelum analisis regresi liner sederhana, diadakan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner, setelah itu Uji Normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah

statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Kemudian baru analisis regresi sederhana yang digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (diubah-ubah). Analisis ini digunakan untuk mencari pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja (X) terhadap Kewirausahaan (Y)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Normalitas

Hasil penghitungan menghasikan bahwa variabel semangat kerja diperoleh hasil 0,154, dan kewirausahaan diperoleh hasil sebesar 0,642. Dari semangat kerja dan jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini berdistribusi normal karena probabilitas lebih dari 0,05. 4.2. Hasil Uji Linier Sederhana


(2)

Hasil analisis regresi konstanta sebesar 27,436 dan koefisien regresi variabel kewirausahaan sebesar 0,294. Hasil analisis regresi tersebut berikutnya dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

= +

=27,436 + 0,294

Signifikansi koefisien regresi dengan uji t yang diperoleh dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t hitung regresi sederhana sebesar 3,043 dengan nilai probabilitas sebesar 0,005 setelah dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.0452 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima, artinya koefisien

regresi adalah signifikan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3,043> 2,0452) dan diperoleh nilai sig 0.005 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas (0.005 < 0.05).

4.2. Koefisien Diterminasi (R2) Koefisien diterminasi menyatakan prosentase total variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Jika nilai koefisien determinasi mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien determinasi mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,255 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,505 X 0,505. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 25,5% variasi dari kewirausahaan dapat


(3)

dijelaskan oleh Semangat kerja Pemilik dan Pekerja. Sedangkan sebesar 74,5% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja di Moro Artos salatiga memiliki pengaruh positif terhadap Kewirausahaan. Hal tersebut terbukti dengan besarnya persentase Semangat Kerja Pemilik dan Pekerja terhadap Kewirausahaan Moro Artos di Salatiga sebesar 25,5%, sedangkan sisanya 74,5% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Berdasarkan kesimpulan, peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang diduga diluar semangat kerja, karena semangat kerja hanya 25,5% pengaruhnya, dan barang kali faktor-faktor lain seperti

peningkatan kualitas, seperti missal motivasi berprestasi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Arief Sadjiarto, S.E, M.Pd selaku pembimbing dalam penelitian dan penyusunan artikel ilmiah ini serta semua pihak yang ikut terlibat dan membantu dalam pembuatan artikel ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2006. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung

---. 2010. Kewirusahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta. Bandung Arikunto, Suharsimi. 2002.

Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Budiono. 2009. Regresi dan

Korelasi Linier. UNS Press. Surakarta

Chasbiansari, Dyas. 2007. Kompetensi Sosial dan Kewirausahaan.

UNDIP. Semarang Darmawan, Didit. 2007.

Teori Motivasi. Metromedia Education. Surabaya

http://puslit2.petra.ac.i d/ejournal/index.php/jk w/article/download/168 09/16791 4 desember 2012

Eddy Soeryanto S. 2009. Entrepreneurship, Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Komputindo. Jakarta Handrimurtjahyo, Dedy A.

2007. Faktor-faktor

penentu Pertumbuhan Usaha Industri Kecil. Jurnal. Universitas Atma. Yogyakarta

Korlefura, Criezta. 2010. Semangat Kerja Perempuan Lanjut Usia yang Masih Bekerja Di Pasar Kota Ambon Di Tinjau dari Tipe Kepribadian A dan B. Skripsi tidak di publikasikan. UKSW. Salatiga

Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. PPM. Jakarta

Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik2 (Statistik Inferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis.

Keraras Emas.

Denpasar

Nitisemito, Alex S. 2000. Manjemen Personalia. Edisi ke 3. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pracoyo, Tri Kunawangsih, dkk. 2006 . Aspek Dasar Ekonomi


(5)

Mikro. Grasindo. Jakarta

Priastuti, Lucia. 2011. Sikap Kewirausahaan Siswa Program Keahlian Pemasaran Di SMK Negri 2 Temanggung. Skrisi tidak di Publikasikan. UKSW. Salatiga

Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta. Bandung

Soegoto, Eddy Soeryanto.

2009 .

Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Komputindo. Jakarta Sugiono. 2008. Metode

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung ---. 2009. Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2008.

Kewiarausahaan, Pedoman Praktis; Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat. Jakarta

Suryana, dkk. 2010. Kewirausahaan, Pendekatan

Karakteristik Wirausahawan

Sukses. Prenada Media Group. Jakarta Tohardi, Ahmad. 2002.

Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Pontianak: Mandar Maju

Winarto, Paulus. 2004. First Step to been Entrepreneur. Jakarta : Elex Media Kompitundo

Zainun, Buchari. 1991. Administrasi Dan Manajemen

Kepegawaian

Pemerintah Negara Indonesia. Gunung Agung. Jakarta

http://translate.google.co m/translate?hl=en&sl=e n&tl=id&u=http%3A%2 F%2Fxa.yimg.com%2Fk q%2Fgroups%2F232342 74%2F165922132%2Fna me%2FKUESIONER-

Kompetensi-wirausaha.doctanggal 19 Februari 2013

http://ratihfress.blogspot.com

/2012/10/pengertian-

semangat-kerja-dan-unsur.html?showComment=1 358298581396#c3611816803 892505769 tanggal 15 Februari 2013


(6)

https://www.google.co.id/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so urce=web&cd=2&cad=rja& ved=0CDkQFjAB&url=http %3A%2F%2Frepository.upi. edu%2Foperator%2Fupload %2Fs_pkr_0705469_chapter 2.pdf&ei=Bw72UJLTB4XRr Qer94FQ&usg=AFQjCNFoo dJV9iKL7hpDzYLyTjuygHzY GQ&sig2=niYl0SmeBmtdN0 d0OUSYFQ&bvm=bv.41018 144,d.bmk tanggal 9 Januari 2013