dimilikinya, dari segi ekonomi,
pengetahun dan
sebagainya, sehingga semangat kerja
yang memacu mereka untuk tetap semangat
mengerjakan segala
pekerjaan dan usahanya yang bisa dilakukan.
2. Kewirausahaan, penulis disini
menyimpulkan dari berbagai pernyataan
dari beberapa
narasumber, bahwa
mereka memiliki jiwa kewirausahaan.
Sesuai dengan
perkemabangannya dan dapat kita lihat Moro
Artos sangat
berkembang. Semua itu terbukti dari bertambah
banyaknya berdiri Moro Artos
di masyarakat.
Merekapun ingin selalu memperluas
wilayah kerja,
konsumen dan
keuntungan yang tinggi. Dalam
persaingan bisnis
yang semakin ketat di bidang usaha makanan, ternyata
UKM Moro
Artos di Salatiga dapat bersaing mempertahankan
dan mengembangkan
usahanya. Sebenarnya apa yang menjadi ujung
tombak dan senjata dari Moro Artos sehingga dapat berkemabang dan
bertumbuh, dan dapat dibilang sukses dalam lingkup UKM. Untuk
itu karena keterbatasan penulis, penulis tidak dimungkinkan untuk
meneliti semua
strategi yang
dikerjakan oleh pihak Moro Artos. Namun disini penulis akan melihat
pengaruh semangat kerja terhadap jiwa kewirausahaan yang ada di
Moro Artos Salatiga. Dari latar belakang rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar Pengaruh Semangat
Kerja Pemilik dan Pekerja terhadap Kewirausahaan Moro Artos di
Salatiga?
2. KAJIAN TEORI
2.1. Kewirausahaan dan Wirausaha Suryana
2008;2, mengatakan
Kewirausahaan entrepreneurship
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang sukses.
Suryana 2010:14 juga menyatakan bahwa
Entrepreuner merupakan
seorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani
mengambil resiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencapai laba
dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mampu
mendayagunakan sumber-sumber,
serta memodali peluang ini. Eddy Soeryanto 2009:4, mengemukakan
Entrepreneurship segala
sesuatu yang penting mengenai wirausaha,
yakni orang yang memiliki sifat bekerja
keras dan
berkorban, memusatkan segala daya dan berani
mengambil resiko dan memusatkan gagasannya. Meredith 2005:14,
menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang
yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai
kesempatan usaha mengumpulkan serta sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil
keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan
yang tepat
guna memastikan
kesuksesan. Berdasarkan
bidang ilmu, bagi ahli ekonomi seorang
entrepreuner adalah
orang yang mengkombinasikan
resources, tenaga kerja, material, dan peralatan
lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya,
dan juga
orang yang
memperkenalkan perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Bagi
seorang psikologi, bahwa seorang wirausahamerupakan seseorang yang
memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu
tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan
dirinya diluar kekuasaan orang lain Buchari alma, 2006: 31
Dari segi
karakteristik prilaku, Wirausaha entrepreneur
adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
melembagakan, perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka
yang dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi
bahwa setiap orang mempunyai kemampuan normal, dapat menjadi
wirausaha asal mau dan memiliki kesempatan
untuk belajar
dan berusaha. Pekerti 1997 dalam
Suryana, 2010 : 17 Berwirausaha
melibatkan unsur pokok 1 peluang dan, 2 kemampuan menanggapi
peluang, berdasarkan hal ini maka definisi
kewirausahaan adalah
“tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat
tindakan serta membuahkan hasil berupa
organisasi usaha
yang melembaga,
produktif, dan
inovatif”. Dengan
demikian, kewirausahaan merupakan semangat,
prilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif
terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat; dengan
selalu berusaha
mencari dan
melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan
dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara
kerja yang lebih efiseien, melalui kebranian
mengambil resiko,
kreativitas, dan
inovasi, serta
kemampuan manajemen. Meredith
et al..
2002, mengemukakan nilai hakiki penting
dari wirausaha
adalah sebagai
berikut: 1.
Percaya diri
self confidence
Merupakan paduan
sikap dan
keyakinan seseorang
dalam menghadapi
tugas atau
pekerjaan, yang
bersifat internal, sangat relatif dan
dinamis dan
banyak ditentukan
oleh kemampuannya
untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu
pekerjaan. Kepercayaan diri
akan mempengaruhi gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas,
keberanian, ketekunan,
semangat kerja, kegairahan berkarya.
Kunci keberhasilan
dalam bisnis
adalah untuk memahami diri sendiri.
Oleh karena
itu wirausaha
yang sukses
adalah wirausaha
yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasi
tugas dan
hasil Seseorang
yang selalu
mengutamakan tugas
dan hasil,
adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai- nilai
motif berprestasi,
berorientasi pada
laba, ketekunan dan kerja keras.
Dalam kewirausahaan
peluang hanya
diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui
pelatihan dan
pengalaman bertahun-tahun
dan pengembangannya
diperoleh dengan
cara disiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, bergairah
dan semangat berprestasi.
3. Keberanian
mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-
usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan
atau kegagalan
daripada usaha
yang kurang
menantang. Wirausaha
menghindari situasi
risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi
situasi risiko
yang tinggi karena ingin berhasil. Pada
situasi ini ada dua alternatif yang
harus dipilih
yaitu alternatif yang mengangung
risiko dan alternatif yang
konservatif. Pilihan
terhadap risiko
tergantung pada :
a. Daya tarik setiap
alternatif b. Kesediaan untuk rugi
c. Kemungkinan relatif
untuk sukses atau gagal
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki
sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia
selalu menampilkan
produk dan
jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor
baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Dan
selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai
suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi
ke masa
depan Wirausaha
harus memiliki
perspektif dan
pandangan ke masa depan, kuncinya
adalah dengan
kemampuan untuk
menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda dari yang
ada sekarang. 6.
Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki
ciri-ciri : a Tidak
pernah puas
dengan cara-cara
yang dilakukan saat ini,
meskipun cara
tersebut cukup baik b Selalu
menuangkan imajinasi
dalaam pekerjaannya
c Selalu ingin tampil berbeda atau selalu
memanfaatkan perbedaan
2.2. Semangat Kerja
Menurut Nitisemito
2002:160 yang menyatakan bahwa semangat kerja adalah
Melakukan pekerjaan
secara lebih giat sehingga dengan
demikian pekerjaan dapat selesai lebih cepat dan baik. Lebih
lanjut, dapat diartikan semangat kerja sebagai suatu yang positif
dan sesuatu yang baik, sehingga mampu memberikan sumbangan
terhadap pekerjaan dalam arti lebih cepat dan lebih baik.
Menurut Nitisemito
1992 dalam Darmawan 2007 faktor-faktor
yang dijadikan
untuk mengukur semangat kerja adalah :
1. Absensi karena absensi menunjukkan
ketidakhadiran karyawan dalam tugasnya. Hal ini
termasuk waktu
yang hilang
karena sakit,
kecelakaan, dan pergi meninggalkan pekerjaan
karena alasan
pribadi tanpa diberi wewenang.
Yang tidak
diperhitungkan sebagai
absensi adalah
diberhentikan untuk
sementara, tidak
ada pekerjaan, cuti yang sah,
atau periode libur, dan pemberhentian kerja.
2. Kerja sama dalam bentuk tindakan
kolektif seseorang terhadap orang
lain. Kerjasama
dapat dilihat
dari kesediaan
karyawan untuk bekerja sama dengan rekan kerja
atau dengan
atasan mereka
berdasarkan untuk
mencapai tujuan
bersama. Selain
itu, kerjasama
dapat dilihat
dari kesediaan
untuk saling membantu di antara
rekan sekerja sehubungan dengan
tugas-tugasnya dan
terlihat keaktifan
dalam kegiatan
organisasi. 3. Kepuasan kerja sebagai
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan di mana para
karyawan memandang
pekerjaan mereka.
4. Kedisiplinan sebagai
suatu sikap dan tingkah laku
yang sesuai
peraturan organasasi
dalam bentuk
tertulis maupun
tidak. Dalam
prakteknya bila
suatu organisasi
telah mengupayakan sebagian
besar dari
peraturan- peraturan
yang ditaati
oleh sebagian
besar karyawan,
maka kedisiplinan telah dapat
ditegakkan.
3. METODE PENELITIAN