STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUNH 2015

(1)

i ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH Oleh

Atika Sari

Penelitian ini berfokus pada pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini dilaksanakan di lima Taman Kanak-Kanak di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah yang terdiri dari TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data campuran kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik yang meliputi konsep, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari pembelajaran tematik masih rendah. Data menunjukan bahwa guru belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah terlihat pada rencana pembelajaran yang dibuat tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.


(2)

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh ATIKASARI

Skripsi

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(Skripsi)

Oleh:

ATIKASARI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(4)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

JUDUL ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN ... 9

A. Pembelajaran Tematik ... 9

1. Pengertian Pembelaran Tematik…. ... 9

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 12

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik ... 14

4. Implikasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 15

5. Implementasi Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini ... 16

6. Pemahaman Guru dalam Pembelajaran Tematik.. ... 22

B. Kompetensi Guru ... 23

1. Kompetensi Guru secara Umum... 23

2. Kompetensi Guru PAUD. ... 28

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

C. Variabel Penelitian ... 35

D. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel ... 35


(5)

xiii

2. Definisi Oprasional ... 35

E. Kisi-kisi Instrumen ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Angket ... 37

2. Dokumentasi ... 38

3. Wawancara ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 38

H. Pengkategorian ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(6)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Kerangka Pikir Penelitian ... 32 2 Kisi-kisi Instrumen ... 36 3 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Konsep

Pembelajaran Tematik ... 41 4 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Aspek Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 42 5 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik ... 43 6 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Evaluasi

Pembelajaran Tematik ... 44 7 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam


(7)

(8)

(9)

vii MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua ( Aristoteles )

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak ( Aldus Huxley )

Ketidaktahuan, saya belajar, saya salah, saya bimbingan, saya revisi, dan saya menjadi tahu


(10)

(11)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala Ketulusan serta kerendahan hati, sebentuk karya kecil ini kepersembahkan kepada : Kedua orang tuaku tercinta ayahanda Ahmad Nizar (Alm) dan Ibu Nurlena (Almh) yang telah memberikan dukungan dan motivasi walau sudah tiada kepada

penulis dengan rasa kasih sayang dan pengorbanan yang sampai saat ini penulis rasakan

Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu member motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(12)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Atika Sari , dilahirkan di Desa Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah, pada tanggal 07 april 1993. Penulis adalah anak keempat dari lima bersaudara, dari bapak Ahmad Nizar (Alm) dan Ibu Nurlena ( Almh).

Pendidikan formal yang ditempuh adalah :

1. Taman Kanak-kanak Annur Gunung Batin Udik Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1999.

2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2005.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Terusan Nunyai Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2008. 4. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Terusan Nunyai Kec. Terusan

Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2011.

Pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung. Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1-Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.


(13)

ix

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha ESA aatas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi Deskriptif Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik di Wilayah Jati

Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah”. Skripsi ini dibuat untuk

memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang dating baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung .

2. Ibu Dr. Riswanti Rini,M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Ibu Ari Sofia,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Baharuddin,M.Pd., Pembimbing I, yang telah membantu, mengarahkan, membimbing, dan member dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.


(14)

x

5. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum., Pembimbing II, yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing, meluangkan waktu dan member dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

6. Ibu Dr. Rochmiyati,M.Si.,penguji, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing dan member dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu Dosen Staf karyawan Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

8. Seluruh guru PAUD tempat penelitian di TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Kedua orang tua, mertua dan suamiku serta kaka dan adikku dan

orang-orang tersayang yang telah memberikan do’a, motivasi, dan bantuan moril

dan materil dalam menyelesaikan studi ini.

10.Sahabatku di PG-PAUD angkatan 2011 Adzani Novita Amalia Rani, Dwi Marliawita, Nurul Kartika Setiana, Sulistiana Kartika dan Wahyu Tri Aprilia, yang tiada hentinya memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan PG-PAUD angkatan 2011 yang telah membantu, dan memotivasi penulis serta tak lupa terimakasih atas rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan.


(15)

xi

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis khusunya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini dimasa mendatang sangat penulis harapkan.

Bandar lampung, September 2015 Penulis,


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut seperti yang diatur dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan anak usia dini merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan anak usia dini sangat penting dipahami dan dilaksanakan oleh setiap orangtua dan pemerhati anak usia dini untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.


(17)

2

Pelaksanaan pendidikan anak usia dini membutuhkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan minat perkembangan siswa yang mencakup aspek-aspek perkembangan anak usia dini seperti aspek-aspek moral agama, aspek-aspek bahasa,aspek kognitif, aspek fisik motorik dan aspek sosial emosianal. Peran guru dalam pendidikan anak usia dini sangat mempengaruhi pemilihan metode pendekatan yang tepat. Pemilihan metode pendekatan akan berdampak pada minat belajar siswa sehingga merangsang potensi dan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini perlu adanya pendekatan yang tepat dan efektif dalam proses pembelajarannya. Keberhasilan pembelajaran pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru dalam menyajikan proses kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswanya. Selain dalam memilih kegiatan pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini kompetensi guru juga perlu diperhatikan.

Peranan guru dalam pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek dalam menunjang kualitas pengajaran di kelas, guru yang kompeten akan dapat menyajikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswanya. Peranan guru harus didasari atas komitmen mendidik dengan tujuan mulia yaitu melahirkan generasi-generasi masa depan yang unggul dan cerah. Memiliki guru yang profesional merupakan kunci keberhasilan bagi kegiatan belajar mengajar disekolah, John Goodlad (Suyanto, 2013:4) melakukan penelitian yang


(18)

3

hasilnya menunjukan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran karena ketika guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru. Sebagaimana yang tercantum dalam PP RI No. 19 tahun 2005 tentang kualifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Guru yang kompeten adalah guru yang sadar akan tugas dan tanggung jawab terhadap profesinya dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu kompetensi yang harus dimilik oleh guru adalah kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Proses belajar dalam pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara holistik dan terintegritas sehingga semua aspek dapat dikembangkan dengan optimal bukan dengan cara terpisah-pisah dalam pengembangannya. Kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain hal ini berarti anak usia dini memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan bukan bagian demi bagian.

Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya, adapun model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan


(19)

4

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto, 2011:142).

Model pembelajaran yang tepat bagi Pendidikan anak usia dini adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengaitkan konsep-konsep dari beberapa bidang pengembangan dengan tema sebagai pemersatu. Penggunaan model pembelajaran tematik, siswa akan terlatih mengaitkan informasi yang satu dengan yang lain, sehingga dapat menghadapi situasi silang lingkungan, pengetahuan, dan perangkat dengan suasana menyenangkan dan sekaligus menjadikan siswa belajar secara aktif dan terlibat langsung dengan kehidupan nyata. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional (nurani sujiono, 2011:222), sehingga pembelajaran tematik cocok sebagai pembelajaran untuk anak usia dini.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di beberapa sekolah di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah terdapat 90 persen guru PAUD belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah. Kondisi demikian terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara terpisah-pisah antara aspek satu dengan aspek yang lain. Pembelajaran tidak dilakukan secara utuh dalam satu kegiatan pembelajaran, terlihat dalam kegiatan pembelajaran untuk pengembangan aspek kognitif tidak dipadukan dengan


(20)

5

pengembangan aspek yang lainnya seperti aspek moral agama, sosial emosional, fisik motorik dan bahasa. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang hanya mendukung aktivitas akademik seperti belajar menulis, berhitung dan membaca menyebabkan pengembangan aspek yang lain seperti aspek motorik, sosial emosional dan juga moral agama anak kurang dikembangkan pada saat aktivitas pembelajaran. Kegiatan motorik dilakukan hanya satu kali dalam seminggu sehingga didalam kegiatan belajar sehari-hari siswa kurang melakukan aktivitas yang mendukung pengembangan motorik, khususnya motorik kasar siswa yaitu pengembangan pada otot besar, seperti yang tertera pada indikator pengembangan pisik motorik kasar anak usia dini, selanjutnya pada kegiatan pengembangan aspek sosial dan agama hanya terlihat pada saat kegiatan berkelompok, pada saat kegiatan individu siswa terfokus kepada hasil belajar masing-masing sehingga sikap sosial terhadap siswa lain masih rendah. Kegiatan pembelajaran harian yang dilakukan siswa saat dikelas kurang memunculkan tema yang digunakan pada hari itu meskipun guru memiliki rencana kegiatan pembelajaran sebagai pedoman namun guru belum melaksanakan pembelajaran tematik sesuai tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik yang dimulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti telah meneliti tentang pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik.


(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran tematik disekolah 2. Mayoritas guru melaksanakan pembelajaran secara terpisah-pisah antara

aspek satu dengan yang lain

3. Tema yang tertulis dalam rencana pembelajaran tidak sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan

4. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan mengingat keterbatasan peneliti maka masalah yang diteliti adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian yakni bagaiman pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

Untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah 2015-2016.


(22)

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi terhadap hasil kualitas guru dalam memahami pembelajaran tematik khususnya diwilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya saat kegiatan belajar mengajar.

b. Manfaat bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam merencanakan dan menyeleksi guru-guru sebagai pendidik yang profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan di PAUD.

c. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti dalam proses pengalaman dan pemahaman dalam pelaksanaan penelitian untuk mengetahui pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik.


(23)

8

d. Manfaat bagi Masyarakat/Orangtua

Menjadi referensi tambahan bagi masyarakat atau orangtua dalam mengetahui guru yang menyajikan kegiatan pembelajaran yang memperhatikan minat dan aspek perkembangan anak secara terpadu.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah 2. Subjek penelitian

Subjek openelitian ini adalah guru PAUD yang berada di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

4. Waktu penelitian


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Menurut Suyanto (2013:253) mengatakan bahwa :

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu dan pengikat materi dari beberapa


(25)

10

mata pelajaran secara terintegrasi dalampertemuan tatap muka dan/atau praktik pengamatan pembelajaran.

Pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajarannya lainnya. Menurut Trianto, (2011:147) menjelaskan bahwa :

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakana kepada siswa.

Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema, tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematik dan holistik.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang sistem pembelajarannya memungkinkan siswa aktif baik secara individual maupun kelompok untuk menggali dan mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuasn secara holistik, bermakna dan


(26)

11

autentik. Melalui pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional (Nurani Sujiono, 2011: 277).

Pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema, tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematik dan holistik.

Karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tema yang


(27)

12

melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

2. Karateristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik menurut Suyanto (2013:254) memiliki cirri-ciri atau karateristik sebagai berikut :

1. Berpusat pada siswa,

2. memberikan pengalaman langsung,

3. pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak,

4. menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan, 5. bersifat luwes,

6. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karateristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berpusat pada siswa

siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan/atau tutor yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar agar mereka bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal;


(28)

13

2. Memberikan pengalaman langsung

Dengan pengalaman langsung anak dapat melihat sendiri, merasakan sendiri, mengobservasi sendiri, sebagai dasar untuk memahami hal-hal baru yang lebih abstrak;

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat, relevan, dan berkaitan dengan kehidupan siswa

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Konsep dari masing-masing bidang pengembangan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran secara utuh, ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Bersifat fleksibel

Guru dapat mengaitkan dan mengembangkan bahan ajar dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan setempat dimana sekolah dan siswa berada;

6. Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa

Siswa dapat berfikir kreatif satu dengan yang lain dalam memahami konsep yang diajarkan sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing siswa.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Penciptaan suasana belajar yang nyaman dan aman serta menyenangksn bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar sambil bermain ditujukan untuk kesiapan siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.


(29)

14

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran tematik

Menurut Trianto (2011:154) secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi empat prinsip yaitu:

1. Prinsip penggalian tema,

2. Prinsip pengelolaan pembelajaran, 3. Prinsip evaluasi,

4. Prinsip reaksi.

Adapun uraian dari prinsip-prinsip diatas adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Penggalian Tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembalajaran tematik, menurut Trianto (2011:154) dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan syarat seperti berikut :

a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak bidang pengembangan. b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk

dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.

d. Tema dikembangakan harus mewadahi sebagian besar minat siswa,

e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa- peristiwa autentik yang terjadi didalam rentang waktu belajar. f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum

yang berlaku serta harapan masyarakat ( asas relevansi).

g. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip Pengelolaan Belajar

Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses, artinya guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, dan mediator dalam pembelajaran. Menurut Trianto (2011:154) guru dapat berlaku seperti berikut dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu :


(30)

15

a. guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,

b. pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok, c. guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama

sekali tidak terfikirkan dalam perencanaan.

3. Prinsip Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Suatu kinerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi,maka menurut Trianto (2011:154) dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik diperlukan beberapa langkah-langkah positif sebagai berikut :

a. memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self-evaluation/self- assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya;

b. guru perlu mengajak para siswa untuk emngevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

4. Prinsip Reaksi

Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan siswa ke aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

4. Implikasi Pembelajaran Tematik Terpadu

Adapun implikasi pembelajaran tematik menurut Trianto (2011:173) adalah sebagai berikut :

1. Eksistensi guru dan peserta didik, dimana didalam eksistensi guru ini meliputi beberapa sub bagian yaitu (1) team teaching (pembelajaran tim), (2) guru tunggal serta wawasan peserta didik.

2. Analisis kebutuhan bahan ajar, sarana prasarana penunjang, sumber belajar dan media. Pembelajaran tematis pada hakikatnya adalah menekankan pada peserta didik baik secara individu maupun


(31)

16

kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik. Oleh karena itu, dalam pelaksaan memerlukan berbagai sarana prasarana, bahan ajar, sumber belajar, dan media pembelajaran oendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.

3. Model pengaturan ruangan, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruangan agar suasana belajar menyenangkan dan bervariasi, disesuaikan dengan tema kegiatan, agar pembelajaran tidak pasif.

4. Strategi pemilihan metode dimana terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan didalam pembelajaran guru dapat menyesuaikan metode dengan kegiatan yang akan dilakukan, adapun macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) metode diskusi, (2) metode tanya jawab, (3) metode demonstrasi, (4) metode ceramah, (5) metode percobaan, (6) metode simulasi.

5. Implementasi Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini

Menurut Suyanto (2013:264) pembelajaran tematik memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Penyusunan perencanaan pembelajaran tematik di TK Rencana pembelajaran tematik yang akan digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran tematik meliputi :

a. Merumuskan identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran,kelas,semester, dan waktu)

b. Merumuskan kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan

c. Merancang materi pokok beserta uraian untuk mencapai komoetensi dasar dan indikator

d. Merumuskan scenario pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup

e. Menentukan alat dan media yang digunakan f. Penilaian dan tindak lanjut.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan untuk pembelajaran tematik anak usia dini dapat disusun secara teratur dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan yaitu pada tahapan awal guru dapat menentukan tema pembelajaran, merumuskan tingkat pencapaian perkembangan dan indikator, merancang materi pembelajaran dengan memperhatikan kelima aspek perkembangan siswa, merancang


(32)

17

kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator ketercapaian meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Menentukan sumber, media da alat yang digunakan dalam kegiatan sesuaiu tema kegiatan dan membuat pedoman penilaian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran erat hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena perencanaan dijadikan pedoman demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Anak Usia dini

Tahap selanjutnya melaksanakan pembelajaran tematik anak usia dini yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dimana masing-masing langkah kegiatan memiliki alokasi waktu yang berbeda-beda. Langkah-langkah dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pendahuluan

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan awal atau pembukaan. Kegiatan pemanasan bagi siswa agar siswa dapat memasuki tahap pembelajaran berikutnya dengan mudah.

Menurut Trianto (2011:216) dalam kegiatan pendahuluan guru dapat melakukan kegiatan seperti berikut :

Menciptakan suasana awal pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, penggalian atau eksplorasi terhadap pengalaman yang berkaitan dengan tema, melakukan apersepsi dan penilaian awal.

Berdasarkan pendapat diatas guru dapat memulai kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dimulai


(33)

18

dari menciptakan kondisi anak yang kondusif untuk kegiatan awal pembelajaran. Melakukan apersepsi dengan melakukan Tanya-jawab singkat, menggali pengetahuan anak tentang tema yang akan dilakasanakan dan melakukan penilaian awal terhadap siswa.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran tematik menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Dalam kegiatan inti, guru sudah harus memusatkan proses pembelajaran pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Trianto (2011:218) kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran tematik, adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang paling awal guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa beserta garis besar materi yang akan disampaikan

2. Alternative kegiatan belajar yang akan dialami siswa dimana guru menyampaikan kepada siswa kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari tema atau topic yang ditentukan.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan inti dofokuskan pada aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran tematik anak usia dini pada kegiatan inti ditujukan untuk membentuk pengalaman langsung siswa dimana siswa dapat mempelajari dan memahami konsep yang akan disampaikan, siswa dapat berinteraksi langsung dengan teman atau lingkungan. Kegiatan inti ditujukan untuk mengetahui


(34)

19

keberhasilan ketercapaian indikator sebelum pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan pengambilan kesimpulan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dimulai dari pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan inti. Kegiatan penutup juga dapat dikatakan sebagai kegiatan refleksi setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Trianto (2011:219) secara umum kegiatan akhir atau penutup dan tindak lanjut dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

1. Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang diajarkan 2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian

tugas dan latihan.

3. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

4. Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan penutup adalah penyimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dari kegiatan penutup dapat diketahui berhasil tidaknya kegiatan yang dilakukan sehingga guru dapat menindak lanjuti terhadap hasil pembelajaran. Kegiatan poenutup dapat dilakukan dengan cara mengungkapkan hasil pembelajaran, mendongeng, membaca cerita, dan menyampaikan pesan dari pembelajaran.


(35)

20

3. Evaluasi Pembelajaran Tematik

Evaluasi adalah proses menentukan dan membuat keputusan tentang tujuan dan hasil dari pembelajaran. Hasil evaluasi didapatkan dari proses penilaian yang dilakukan oleh guru.

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari kegiatan belajar (Trianto, 2011:223).

Disimpulkan bahwa penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian indikator yang ditentukan dan juga menjadi acuan tindak lanjut bagi guru dalam menindak lanjuti indikator yang belum tercapai.

Menurut Trianto (2011:224) beberapa tahap yang harus diketahui oleh guru dari kegiatan evaluasi pembelajaran tematik meliputi :

1. Tujuan penilaian, 2. prinsip penilaian, 3. alat penilaian, 4. aspek penilaian.

Adapun tahapan evaluasi pembelajaran tematik dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tujuan penilaian

Tujuan penilaian pembelajaran tematik antara lain : 1. Mengetahui pencapain indikator,

2. Untuk mengetahui hambatan dan efektivitas pembelajaran, 3. Untuk mengetahui perkembangan yang dicapai oleh siswa, 4. Sebagai acuan untuk tindak lanjut indikator yang belum


(36)

21

b. Prinsip penilaian

Prinsip penilaian pembelajaran tematik adalah sebagai berikut : 1. Penilaian di Taman Kanak-kanak tidak ditekankan pada

penilaian secara tertulis karena siswa belum semuanya dapat membaca dan menulis kalimat,

2. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing TPP dan aktivitas belajar siswa,

3. Penilaian dilakukan secara terus menerus selama kegiatan belajar berlangsung,

4. Hasil karya dapat digunakan dalam pertimbangan penilaan.

c. Alat penilaian

Alat penilaian dapat berupa tes dan non tes, tes mencakup tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian, dan portofolio. Akan tetapi didalam pendidikan anak usia alat penilaian yang cocok dapat diperoleh dari observasi, catatan harian, fortopiolio, dengan melakukan penilaian pada proses, kinerja dan produk.

d. Aspek penilaian

Penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melainkan sudah terpisah sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan, hasil belajar dan indikator ketercapaian.


(37)

22

6. Pemahaman Guru Dalam Pembelajaran Tematik

Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu dari berbagai aspek, Pemahaman umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Menurut Supardi (2013:139) mengatakan bahwa:

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat, dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi.

Mengukur pemahaman, kata-kata operasional yang cocok dipakai antara lain adalah membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan. Menurut Supardi (2013:139) membedakan pemahaman kedalam tiga tingkatan yang meliputi:

1. Pemahaman terjemahan

Pengalihan arti bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Pengalihan konsep abstrak menjadi suatu model dan pengalihan konse-konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam grafik.

2. Pemahaman penafsiran

Menghubungkan bagian terdahulu denga diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.

3. Pemahaman ekstrapolasi

Diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun permasalahannya.

Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu dari berbagai aspek. Kemampuan pemahaman yang dimiliki seseorang


(38)

23

baik pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, maupun pemahaman ekstrapolasi maka orang tersebut akan dapat menghubungkan fakta. Proses kognitif dalam kategori pemahaman termasuk percontohan, klasifikasi, rangkuman, dugaan, perbandingan, dan penjelasan

Guru dikatakan paham jika guru mampu memahami arti dari suatu bahan yang akan diajarkan pada anak didik yaitu dengan mengacu pada ranah kognitif melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan materi pembelajaran.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa guru dikatakan paham jika guru mampu mengetahui dan memahami pembelajaran tematik melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan materi pembelajaran. mengenai aspek pembelajaran tematik yaitu konsep pembelajaran tematik, perencanaan pembelajaran tematik, pelaksanaan pembelajaran ematik dan evaluasi pembelajaran.

B. Kompetensi Guru

1. Kompetensi Guru Secara Umum

Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah, dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa dapat terbantu dalam menerima informasi yang bermanfaat untuk pendidikan siswa selanjutnya. Seorang guru sangat mempengaruhi keberhasilan siswanya,


(39)

24

karena seorang guru adalah salah satu kunci utama sumber informasi yang dibutuhkan oleh siswanya. Djamarah (2000:31) mengatakan bahwa : Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa dimesjid, surau/mushola, dirumah, dan sebagainya.

Tugas seorang guru mendidik, mengajar dan membimbing yang berada di lingkungan sekolah dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa yang bermanfaat untuk pendidikan selanjutnya. Menurut UU No 14 tahun 2005 (Suyanto, 2013 : 23 ) tentang guru dan dosen menyebut guru adalah Pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Karena itu, guru merupakan seorang pendidik yang berada dilingkungan sekolah yang bertugas mendidik, mengajar, dan member bimbingan dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya untuk kesiapan dalam melanjutkan pendidikan selanjutnya. Seorang guru perlu meningkatkan kompetensi yang dimiliki, dengan demikian guru dapat menjalankan tugas kependidikannya dengan baik. Kompetensi merupakan seperangkat ilmu serta keterampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugasnya sebagi seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan baik. Sesuai dengan bahan kriteria dan bahan pengajar, guru harus


(40)

25

memiliki kualifikasi kompetensi tertentu sesuai dengan bidang tugas dan akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Sebagaimana yang tercantum didalam PP RI No.19 tahun 2005 tentang kualifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional (Suyanto, 2013: 41).

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan seorang guru dalam kemantapan akhlak, sifat dan sikap yang dimiliki dan mampu menjadi tauladan yang baik bagi siswanya maupun masyarakat.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi social adalah kemampuan guru dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien baik dengan siswa, sesama guru, orang tua siswa dan masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam mengenai bidang studi atau mata pelajaran yang akan diberikan kepada siswanya.


(41)

26

Guru yang berkompetensi harus memiliki kriteria-kriteria sebagai guru yang bermutu. Hal ini dikemukakan oleh Wardiman Djojonegoro (Suyanto, 2013:28) guru yang bermutu memiliki empat kriteria utama, yaitu:

a. Kemampuan profesional, kemampuan profesional meliputi kemampuan kecerdasan, sikap, dan prestasi kerja

b. Upaya Profesional, upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata

c. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, yaitu intensitas seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. d. Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan. Guru yang bermutu ialah

mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasi keahliannya baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajar.

Guru yang berkompetensi harus guru yang profesional, agar seorang guru dikatakan profesional maka guru harus mempunyai syarat-syarat. Seperti yang dikemukan oleh Suyanto (2013: 28) bahwa ada empat syarat agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan guru mengolah dan menyiasati kurikulum

2. Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan 3. Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri

4. Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang studi atau mata pelajaran menjadi satu kesatuan konsep yang utuh

Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka siswa yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, ini sesuai dengan kemampuan guru dalam kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap siswa dan juga pemahaman terhadap pembelajaran. Adanya seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik dan berkualitas maka akan mampu menyajikan


(42)

27

pembelajaran yang bermakna dan berkualitas melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

Meningkatkan kualifikasi kompetensi guru juga tidak terlepas dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru. Tugas mendidik guru berkaitan dengan transformasi nilai dan pembentukan pribadi, sedangkan tugas mengajar berkaitan dengan transformasi pengetahuan dan keterampilan kepada siswanya. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20, maka tugas guru adalah:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perhatian diberikan secara adil tanpa adanya perbedaan.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai nilai agama dan etika.

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Guru mempunyai tanggung jawab, yang dimana tanggung jawabnya tidak hanya menyampaikan ide-ide, akan tetapi guru juga menjadi suatu wakil dari suatu cara hidup yang kreatif, suatu simbol kedamaian dan ketenangan.

Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap profesinya dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru dituntut memiliki kompetensi yang baik sehingga guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya


(43)

28

dalam proses mendidik dan juga menjadi contoh tauladan kepribadian bagi siswanya.

2. Kompetensi Guru PAUD

Menurut Peraturan Mentri No 137 tahun 2014 menjelaskan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik

a. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini

b. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini

c. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik

f. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

h. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini

i. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini

j. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan anak usia dini k. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini

2. Kompetensi kepribadian

a. Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi anak usia dini dan masyarakat

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa

d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri, dan bangga menjadi guru


(44)

29

3. Kompetensi Profesional

a. Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini

b. Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini

c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

4. Kompetensi Sosial

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

c. Beradaptasi dalam keanekaragaman sosial budaya bangsa Indonesia

d. Membangun komunikasi profesi

Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan bahwa setiap guru PAUD harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik dimana kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengolah kegiatan pembelajaran dimulai dari merancang, melaksanakan sampai pada tahap evaluasi atau penilaian, kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan guru dalam berperilaku dan bersikap didepan siswa maupun masyarakat karena seorang guru harus menjadi contoh tauladan bagi siswanya, kompetensi professional berkaitan dengan kemampuan guru dalam bersikap professional terhadap profesinya baik dalam merancang maupun menerapkan ilmu yang guru miliki, dan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk menempatkan posisinya sebagai seorang yang mampu membangun komunikasi yang baik terhadap


(45)

30

siswa maupun masyarakat serta mudah beradaptasi didalam kondisi siswa yang berbeda-beda.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswanya. Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa perlu diperhatikan agar siswa dapat berkembang dengan baik, karena itu guru harus memiliki kompetensi yang baik. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, kompetensi kepribadian yaitu kemampuan guru untuk menjadi seorang yang dapat ditauladani baik dari cara berbicara maupun cara berperilaku, kompetensi professional yakni kemampuan seorang guru dalam menempatkan dirinya sesuai dengan profesi yang guru tekuni, dan kompetensi sosial kemampuan guru dalam beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Kompetensi tersebut harus dimiliki oleh guru karena seorang guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengemas suatu kegiatan pembelajaran agar dapat terjadinya proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat belajar siswa. Penting bagi pendidik membekali siswa agar dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran bagi siswa.

Sebelum guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, guru terlebih dulu memahami tujuan dari pembelajaran yang akan diberikan bagi siswanya agar terlaksana pembelajaran yang bermakna. Pemahaman guru terhadap pembelajaran berpengaruh terhadap pelaksanaan


(46)

31

pembelajaran, seorang guru yang kompeten harus paham tentang apa yang akan diajarkan kepada siswanya. Guru dikatakan paham jika guru dapat membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

Guru yang kompeten adalah guru yang memilih dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, dalam pendidikan anak usia dini kegiatan pembelajaran dilakukan secara terpadu yakni memadukan kegiatan pengembangan antara aspek satu dengan aspek yang lainnya. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa dengan memilih model pembelajaran yang menarik dan dilakukan secara terpadu berpengaruh dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran terpadu yang cocok bagi anak usia dini adalah model pembelajaran tematik karena dalam pembelajaran tematik siswa belajar secara holistik dengan mengaitkan beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam kegiatan pembelajaran, dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif.

Selain model pembelajaran yang baik dan efektif juga diperlukan pemahaman dari seorang guru terhadap model yang telah guru pilih dan akan diajarkan kepada siswanya. Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik berpengaruh terhadap penyajian proses pembelajaran meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pada pembelajaran.


(47)

32

Adapun kerangka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kerangka pikir penelitian

Pemahaman guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik

1. Konsep pembelajaran tematik

2. Perencanaan

pembelajaran tematik 3. Pelaksanaan

pembelajaran tematik 4. Evaluasi pembelajaran


(48)

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Metode merupakan salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung metode yang digunakan. Suatu hal yang harus diingat oleh seseorang peneliti tentang banyaknya metode yang akurat dalam artian dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Agar peneliti dapat memenuhi kriteria ilmiah maka cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sampai analisis data diusahakan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan metode yang ada.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data yang mempergunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala lewat analisis variabel pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih ( variabel yang berdiri sendiri), dimana dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain


(49)

34

(Sugiyono, 2014:56). Penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan uji variabel apa yang ada dalam suatu situasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan individu yang dijadikan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:117).

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah guru PAUD di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah, yakni ada 5 sekolah TK.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu ( Sugiyono, 2014:118).

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan jika jumah populasi relative kecil, kurang drai 30 orang dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.(Sugiyono, 2014:124).


(50)

35

Berdasarkan teknik sampel diatas maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 21 guru, dari 5 TK yang terambil sebagai sampel penelitian.

C. Variabel Penelitian

Variabel didalam penelitian ini adalah variabel tunggal, maka variabel yang digunakan adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di wilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual

Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik adalah kemampuan guru dalam memahami arti daripembelajaran yang akan diajarkan pada anak didik dengan mengaitkan beberapa bidang pengembangan dalam satu kesatuan kegiatan yang utuh didalam sebuah tema yang telah ditentukan.

2. Definisi Operasional

Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik yaitu seorang guru yang mengetahui dan memahami tentang pembelajaran tematik yaitu pembelajaran dengan menggunakan tema secara terpadu dengan mengaitkan beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan mengacu pada proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran tematik yang diterapkan melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan,


(51)

36

menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan materi pembelajaran.

E. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrument berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun soal angket pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Pembuatan angket penelitian ini dibuat dengan skala guttman karena peneliti hanya memakai dua interval untuk mendapatkan jawaban tegas terhadap pertanyaan yang dituju untuk subyek penelitian.

Adapun kisi-kisi instrument pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

Table 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Indikator Deskriptor Aspek yang

dinilai

No Item Soal Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Temtaik a. membeda kan, b. menyajika n, c. mengatu d. menginter prestasika n, e. menjelask an, f. mendemo nstrasika g. menconto hkan h. menyimpu lkan Konsep Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik b. Tujuan Pembelajaran Tematik c. Karateristik Pembelajaran Tematik - 1,2,3,4 - 5,6,7,8 - 9,10,11,12 Perencanaan Pembelajaran Tematik a. Perumusan Tujuan b. Penentuan Tema Kegiatan c. Penyusunan Langkah Pembelajaran d. Menentukan Sumber dan Media e. Perancangan - 13,14,15 - 16,17 - 18,19,20 - 21,22,23 - 24,25


(52)

37 Penilaian f. Alokasi Waktu - 26,27,28 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti c. Kegiatan penutup - 29,30 - 31,32,33,34 - 35,36,37,38 Evaluasi Pembelajaran Tematik a. Jenis Evaluasi b. Pelaksanaan Evaluasi - 39,40,41,42 - 43,44,45,46

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini. Teknik tersebut adalah angket dan dokumentasi. 1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab ( Sugiyono, 2014 : 199 ). Dalam metode angket ini menggunakan angket tertutup, dimana peneliti menggunakan pertanyaan atau pernyataan dengan kalimat postif dan negative dan responden hanya memilih jawaban sesuai jawaban yang ditulis oleh peneliti.

Angket ini berfungsi sebagai alat uji dan pengumpul data bagi guru PAUD yang nantinya akan diteliti mengenai pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik terpadu di PAUD.


(53)

38

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan perististiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2014 : 329 ), metode dokumentasi untuk melengkapi data yang bersifat dokumenter seperti dokumentasi gambar serta alat-alat yang dapat menunjang dalam penelitian yang dilakukan. Dokumentasi dilakukan sebagai alat pengumpul data saat peneliti melakukan penelitian disekolah yaitu mengumpulkan data berupa gambar saat pelaksanaan kegiatan penelitian, data-data perangkat pembelajaran yang dipakai oleh guru disekolah yang berhubungan dengan tujuan penelitian yaitu meneliti pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik terpadu.

3. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang teknik angket dalam penelitian ini adalah wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, yang lebih mendalam dan jumlah respomdennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013:137).

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data yang tidak terungkap dalam hasil angket yang berkaitan dengan kendala guru dalam pembelajaran tematik.

G. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data, proses analisis data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mencari


(54)

39

kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dapat diketahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Untuk menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan analisis data campuran kuan-kual, data kuantitatif dijadikan sebagai metode utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data kuantitatif.

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung jumlah ceklis yang terdapat pada lembar angket dan observasi penelitian dan menggunakan persentase untuk menghitung item dalam lembar angket dan observasi. Analisis kualitatif untuk melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat secara sistematis dan dideskripsikan menjadi paragraf.

H. Pengkategorian

Pengkategorian ditujukan untuk menggolongkan hasil penelitian yang didapat menjadi satu tujuan yang akan dicapai. Pengkategorian tersebut untuk

menemukan hasil kesimpulan yang dilihat dari perhitungan persentase yang didapatkan dengan mengacu pada aspek yang akan diteliti.

Berdasarkan hasil data angket yang diperoleh, diketahui bahwa pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik memiliki nilai tertinggi 100 dan nilai terendah yaitu 50, nilai tersebut digunakan untuk mencari interval dengan rumus sebagai berikut :

i = (NT-NR) K


(55)

40

i = ( 100 – 50 ) 4

i = 50 = 12,5 dibulatkan menjadi 13 4

Keterangan : i : interval

NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah

K : Banyaknya Kelas dari Kategori

Kategori Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik

Persentase (%) Kategori

46 – 58 Belum Paham

59 – 71 Mulai Paham

72 – 84 Paham


(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pemahaman guru dalam konsep pembelajaran tematik dikategorikan belum paham hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan dan informasi yang diterima oleh guru mengenai pembelajaran tematik. Perencanaan pembelajaran tematik pemahaman guru dikategorikan mulai paham artinya guru mulai paham dalam aspek perencanaan pembelajaran dimana ada enam indikator yang harus diperhatikan guru pada saat merencanakan pembelajaran, kendala yang dihadapi guru dalam memahami aspek perencanaan pembelajaran tematik disebabkan karena mudahnya guru mendapatkan rencana pembelajaran yang telah baku menjadi buku panduan untuk kegiatan dikelas selama satu semester tanpa guru harus membuat perencanaan kegiatan pembelajaran sendiri sehingga sulit bagi guru untuk memahami isi rencana pembelajaran yang dibuat dan berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran tematik tersebut tidak sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru salah satunya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pemahaman guru


(57)

61

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dikategorikan belum paham. Belum pahamnya guru dalam aspek pelaksanaan pembelajaran tematik dilihat dari rencana pembelajaran tematik yang telah dibuat belum diterapkan dalam proses pembelajaran yang ditujukan bagi siswa sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan tahapan pembelajaran tematik. Pemahaman guru dalam evaluasi pembelajaran tematik dikategorikan belum paham. Hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan informasi mengenai berhasil tidaknya kegiatan pembelajaranyang dilakukan. Proses penilaian yang dilakukan adalah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh. Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa dalam aspek evaluasi pembelajaran tematik guru belum melakukan penilaian secara objektif karena guru melakukan penilaian tidak menggunakan catatan harian siswa maupun hasil penilaian terdahulu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru

Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi yang berkenaan dengan penyusunan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran tematik.


(58)

62

2. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan buku penunjang tentang pembelajaran tematik dan memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran tematik. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran tematik agar terlaksana pembelajaran tematik dengan baik.

3. Bagi pemerintah daerah

Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan hendaknya mengadakan pelatihan dan pengawasan yang tujukan bagi guru dalam meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran tematik dalam pendidikan anak usia dini, sehingga para guru diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi kompetensi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang dipakai.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional DirJen Pendidikan Dasar dan Menengah

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Nurani Sujiono, Yuliani. 2007. Konsep Dasar PAUD. Jakarta : UNJ

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alphabeta.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Rajawali Perss.

Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi AUD TK/RA dan Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta : Kencana.

PP No.137 Tahun 2014 Tentang Kompetensi Guru PAUD

PP RI No.19 Tahun 2005 Tentang Kualifikasi Kompetensi Guru


(1)

kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dapat diketahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Untuk menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan analisis data campuran kuan-kual, data kuantitatif dijadikan sebagai metode utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data kuantitatif.

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung jumlah ceklis yang terdapat pada lembar angket dan observasi penelitian dan menggunakan persentase untuk menghitung item dalam lembar angket dan observasi. Analisis kualitatif untuk melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat secara sistematis dan dideskripsikan menjadi paragraf.

H. Pengkategorian

Pengkategorian ditujukan untuk menggolongkan hasil penelitian yang didapat menjadi satu tujuan yang akan dicapai. Pengkategorian tersebut untuk

menemukan hasil kesimpulan yang dilihat dari perhitungan persentase yang didapatkan dengan mengacu pada aspek yang akan diteliti.

Berdasarkan hasil data angket yang diperoleh, diketahui bahwa pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik memiliki nilai tertinggi 100 dan nilai terendah yaitu 50, nilai tersebut digunakan untuk mencari interval dengan rumus sebagai berikut :

i = (NT-NR) K


(2)

40

i = ( 100 – 50 ) 4

i = 50 = 12,5 dibulatkan menjadi 13 4

Keterangan : i : interval

NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah

K : Banyaknya Kelas dari Kategori

Kategori Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik

Persentase (%) Kategori

46 – 58 Belum Paham

59 – 71 Mulai Paham

72 – 84 Paham


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pemahaman guru dalam konsep pembelajaran tematik dikategorikan belum paham hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan dan informasi yang diterima oleh guru mengenai pembelajaran tematik. Perencanaan pembelajaran tematik pemahaman guru dikategorikan mulai paham artinya guru mulai paham dalam aspek perencanaan pembelajaran dimana ada enam indikator yang harus diperhatikan guru pada saat merencanakan pembelajaran, kendala yang dihadapi guru dalam memahami aspek perencanaan pembelajaran tematik disebabkan karena mudahnya guru mendapatkan rencana pembelajaran yang telah baku menjadi buku panduan untuk kegiatan dikelas selama satu semester tanpa guru harus membuat perencanaan kegiatan pembelajaran sendiri sehingga sulit bagi guru untuk memahami isi rencana pembelajaran yang dibuat dan berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran tematik tersebut tidak sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru salah satunya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pemahaman guru


(4)

61

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dikategorikan belum paham. Belum pahamnya guru dalam aspek pelaksanaan pembelajaran tematik dilihat dari rencana pembelajaran tematik yang telah dibuat belum diterapkan dalam proses pembelajaran yang ditujukan bagi siswa sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan tahapan pembelajaran tematik. Pemahaman guru dalam evaluasi pembelajaran tematik dikategorikan belum paham. Hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan informasi mengenai berhasil tidaknya kegiatan pembelajaranyang dilakukan. Proses penilaian yang dilakukan adalah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh. Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa dalam aspek evaluasi pembelajaran tematik guru belum melakukan penilaian secara objektif karena guru melakukan penilaian tidak menggunakan catatan harian siswa maupun hasil penilaian terdahulu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru

Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi yang berkenaan dengan penyusunan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran tematik.


(5)

62

2. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan buku penunjang tentang pembelajaran tematik dan memfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran tematik. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran tematik agar terlaksana pembelajaran tematik dengan baik.

3. Bagi pemerintah daerah

Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan hendaknya mengadakan pelatihan dan pengawasan yang tujukan bagi guru dalam meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran tematik dalam pendidikan anak usia dini, sehingga para guru diharapkan dapat meningkatkan kualifikasi kompetensi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang dipakai.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional DirJen Pendidikan Dasar dan Menengah

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Nurani Sujiono, Yuliani. 2007. Konsep Dasar PAUD. Jakarta : UNJ Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alphabeta. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Rajawali Perss.

Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi AUD TK/RA dan Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta : Kencana.

PP No.137 Tahun 2014 Tentang Kompetensi Guru PAUD PP RI No.19 Tahun 2005 Tentang Kualifikasi Kompetensi Guru UU No.14 Tahun 2005 Pasal 20 Tentang Guru dan Dosen


Dokumen yang terkait

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012

0 21 53

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 51

PROFIL GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 (Studi Deskriptif pada Guru IPA Kelas VII SMP Negeri di Bandar Lampung)

0 8 62

PROFIL GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ( Studi Deskriptif Pada Guru IPA Kelas VIII SMP Negeri Di Bandar Lampung)

0 6 63

SIKAP POLITIK ANAK PUNK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 (STUDI DI KECAMATAN BANDAR JAYA, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH)

1 10 168

PERANAN ORGANISASI WHDI (WANITA HINDU DHARMA INDONESIA) DALAM PEMBERDAYAAN WANITA HINDU DI KAMPUNG JATI DATAR MATARAM KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

4 45 72

IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOK TANI DENGAN KESATUAN PENGELOLA HUTAN PRODUKSI (KPHP) WAY TERUSAN, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi di Gapoktan Jati Makmur, Umbul Harapan Jaya, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah)

4 33 51

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN GURU PAUD DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN DI KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

0 9 86

ANALISIS PENYELESAIAN TINDAK PIDANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL ADAT LAMPUNG (Studi Kasus Di Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah)

3 55 74

Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations Pada Guru-guru SMA "X" Dalam Mempertahankan Profesinya di Bandar Lampung.

0 0 67