MAKALAH KONSTITUSI DAN UUD 1945

(1)

MAKALAH KONSTITUSI DAN UUD 1945

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan)

Dosen Pembimbing : Esti Suntari,S.H.

Disusun oleh : Kelompok 3

Kelas 1I

Anisa Istiqhfariyanti (13.7499)

Ikhlasul Fajri (13.7660)

Mirza Zakaria (13.7733)

Rifqi Anggara A. (13.7837)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

JAKARTA 2014


(2)

KONSTITUSI DAN UUD 1945

A.PENGERTIAN DAN DEFINISI KONSTITUSI

1. Pengertian Konstitusi

Istilah konstitusi berasal dari Bahasa Prancis (consituer=membentuk). Yang dimaksud adalah Pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara. Jika berdasarkan Bahasa Belanda (Growneth) : Wet = UUD & Ground = tanah air. Dan berdasarkan Bahasa Latin (cume=bersama-sama & statuere=berdiri). Yang berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama.

a. Konstitusi dalam arti sempit

Konstitusi sebagai Dokumen Hukum (Legal Dokumen) adalah keseluruhan sistim aturan yang menetapkan dan mengatur prinsip-prinsip pokok kekuasaan Negara, maksud dan tujuan Negara, organisasi kekuasaan Negara, fungsi,kewenangan, tanggung jawab serta pembatasan terhadap kekuasaan Negara, mengatur hubungan antar lembaga tinggi negara, jaminan atas perlindungan HAM dan hak kebebasan warga negara.

b. Konstitusi dalam arti luas

Konstitusi disamping sebagai dokumen hukum juga memuat aspek non hukum (non legal) yang dapat berwujud pandangan hidup,cita-cita, moral, keyakinan filsafat dan religius serta politik suatu bangsa terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasalnya.

2. Definisi Konstitusi (UUD)

Para ahli ada yang menyamakan arti keduanya, dan ada juga yang membedakan keduanya.

 L.J. Van Apeldoorn

Konstitusi adalah memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis. UUD adalah bagian tertulis dari konstitusi.

 Sri Sumantri

Menyamakan arti keduanya sesuai dengan praktik ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara di dunia.

 E.C.S. Wade

UUD adalah naskah yang memberikan rangka dan tugas pokok dari badang-badang pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.

 Hermen Heller membagi pengertian menjadi 3:

1. Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakan sebagar suatu kenyataan. (mengandung arti politis dan sosiologis)


(3)

2. Konstitusi adalah suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat (mengandung arti hukum atau yuridis)

3. Konstitusi adalah yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku di suatu negara.

 C.F. Strong

Konstitusi adalah suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah. Berdasarkan pendapat para ahli,dapat disimpulkan bahwa konstitusi meliputi peraturan tertulis dan tidak tertulis. UUD merupakan konstitusi yang tertulis. Dengan demikian konstitusi disrtikan sebagai berikut:

a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa.

b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik.

c. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga negara.

d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.

Konstitusi terbagi menjadi dua, tertulis dan tidak tertulis. Contoh yang tertulis adalah UUD 1945. Sedangkan contoh konstitusi yang tidak tertulis adalah Konvensi. Konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Ciri konvensi:

a. Tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945

b. Sebagai pelengkap atau mengisi kekosongan karena tidak diatur dalam UUD c. Dilaksanakan berulang-ulang

d. Hanya digunakan dalam praktek ketatanegaraan

Kalau dalam bidang hukum/pengadilan disebut yurisprudensi. Contoh: Pidato kenegaraan di sidang paripurna.

B. KEDUDUKAN,SIFAT,HAKIKAT DAN FUNGSI UUD1945

1. Kedudukan UUD1945

1. Sebagai norma hukum

 UUD bersifat mengikat terhadap pemerintah,setiap lembaga negara/masyarakat setiap WNI dan penduduk.


(4)

2. Sebagai hukum dasar

 UUD merupakan sumber hukum tertinggi bagi hukum yang lebih rendah. Maka setiap produl hukum UU, PP, Kepres, Perda dan setiap kebijaksanaan pemerintah harus berdasarkan dan bersumber pada ketentuan UUD Negara RI 1945.

 Sebagai alat kontrol yaitu mengecek apakah norma hukum positif yang lebih rendah sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

2. Sifat UUD1945

a. Bersifat Singkat

Singkat bila dibandingkan dengan UUD negara yang umumnya lebih dari 80 pasal. Walaupun singkat umum sudah cukup lengkap.

b. Bersifat Supel

Negara kita dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa merubah UUD dengan melalui pembuatan peraturan-peraturan baru yang lebih rendah daripada UUD, misal TAP UU dan konvensi

1. Hakikat UUD1945

Pada hakikatnya konstitusi mengandung tiga hal pokok :

a. Jaminan hak-hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk. b. Sistem ketatanegraan yang mendasar.

c. Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga Negara.

Menurut Miriam Budiardjo (1996) , UUD hendaknya memuat ketentuan sebagai berikut:

1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan atara lain legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

2. Hak-hak asasi manusia. 3. Prosedur mengubah UUD.

4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu daru UUD.

5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga negara dan lembaga negara tanpa kecuali

2. Fungsi UUD1945

Secara umum fungsi UUD1945 adalah :

1. Tata aturan dalam pendirian lembaga2 yang permanen (lembaga suprastruktur dan insfrastruktur).


(5)

3. Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD)

A. Fungsi Konstitusi Dalam negara Demokrasi

1. Membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.

2. Sebagai cara yang efektif dalam membagi kekuasaan.

3. Sebagai perwujudan dari hukum yang tertinggi *suprermasi hukum) yang harus ditaati oleh rakyat dan penguasanya.

B. Fungsi Konstitusi Dalam Negara Komunis

1. Sebagai cerminan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan ke arah masyarakat komunis.

2. Sebagai pencatatan formal (legal) dari perjuangan yang telah dicapai.

3. Sebagai dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dan dapat diubah setiap kali ada pencapaian kemajuan dalam masyarakat komunis.

C. PEMBUKAAN UUD 1945

1. Makna Pembukaan UUD1945

Alinea I :

1. Dalil Obyektif (a. Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan b. Semua bangsa di dunia mempunyai hak asasi: hak untuk merdeka).

2. Pernyataan subyektif (aspirasi bangsa Indonesia membebaskan diri dari penjajahan). 3. Landasan pokok dalam mengendalikan politik luar negeri.

Alinea II:

1. Perjuangan pergerakan bangsa Indonesia sampai pada tingkat yang menentukan. 2. Momentum harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.

3. Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,berdaulat,adil dan makmur.

Alinea III:

1. Pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan RI. 2. Motivasi spiritual yang luhur.

3. Ketaqwaan terhadap Tuhan YME berkat ridhonya bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

Alinea IV: 1. Tujuan Negara.


(6)

2. Bentuk negara adalah Republik.

3. Negara yang berkedaulatan rakyat/demokrasi. 4. Dasar negara adalah PANCASILA.

2. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945

1. Pokok pikiran negara persatuan/integralistik.

a. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Negara mengatasi segala faham golongan dan perorangan. c. Negara menghendaki persatuan

Jabaran terdapat pada pasal 1 (1), 32, 35, 36. 2. Pokok pikiran keadilan sosial.

Negara hendak mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jabaran terdapat pada pasal 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34.

3. Pokok pikiran kedaulatan Rakyat.

Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Jabaran terdapat pada pasal 1, 2, 3, 6, 4, 15, 17, 22, 37.

4. Pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kewajiban Pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Jabaran terdapat pada pasal 9, 29.

D.UUD SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN

1. Pengertian

Pengertian UUD 1945 Sebelum Amandemen adalah hukum dasar yang tertulis. Dengan susunan terdiri dari:

PEMBUKAAN : 4 Alinea

BATANG TUBUH : 16 Bab,37 Pasal, 49 Ayat, 4 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan

PENJELASAN : Umum, Pasal demi pasal

UUD1945 disahkan oleh PPKI dan mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945. Terdiri atas Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah resmi dimuat dan disiarkan dalam berita RI tahun II No.7 tanggal 15 Februari 1946 ditambah dengan Penjelasan. UUD masih bersifat sementara,dengan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Dalam


(7)

lembaran RI No.75 tahun 1959 maka UUD 1945 telah menjadi Undang-Undang yang tetap.

Pengertian UUD Negara Republik Indonesia 1945 Amandemen/Perubahan adalah hukum dasar yang tertulis. Dengan susunan terdiri dari:

PEMBUKAAN : 4 Alinea

PASAL-PASAL : 21 Bab, 37 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan

2. Tujuan Perubahan

Perubahan Negara UUD 1945 bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar meliputi:

1. Tatanan Negara dalam mencapai tujuan nasional tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

2. Jaminan dan perlindungan HAM.

3. Jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat.

4. Pengaturan kekuasaan penyelenggaraan negara melalui penerapan pola saling kontrol dan saling mengimbangi (chech and balance).

5. Jaminan dan kewajiban negara dalam kesejahteraan sosial. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan menegakkan etika dan moral.

Dibentuklah Komisi Konstitusi Tahun 2003 TAP MPR No.1/2002,untuk melakukan tugas pengkajian secara komprehensif tentang perubahan UUD 1945, tugas selesai bulan April 2004.

3. Bingkai Perubahan

Sebagai bingkai perubahan UUD 1945 telah dibuat kesepakatan dsar oleh fraksi-fraksi di MPR RI melalui PAH-1 yang menjadi pegangan bersama yaitu:

1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945. 2. Tetap mempertahankan NKRI.

3. Mempertegas sistem presidensial.

4. Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal bersifat substansif dalam penjelasan dijadikan dalam pasal-pasal.

5. Perubahan dilakukan dengan cara “addendum”

4. Pasal UUD1945 Setelah Amandemen

UUD 1945 diamandemen dengan membuat pasal pasal yang berisikan: a. Bentuk dan kedaulatan Negara


(8)

Bentuk dan kedaulatan Negara pengaturan system pemerintahan Negara ( dari tujuh kunci pokok system pemerintahan negara pada penjelasan umum UUd 1945 dengan perubahan). Pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang dan tata hubungan, lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan.

Wilayah Negara, hubungan antara egara, warga Negara dan penduduk secara timbale balik (hak dan kewajiban asasi). Hak asasi manusia. Konsepsi Negara dalam berbagai aspek kehidupan.

Lain lain : bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu kebangsaan, perubahan UUD 1945.

b. System pemerintahan Negara setelah UUD 1945 amandemen : 7 kunci system pemerintahan Negara (dari penjelasan umum/ disesuaikan). Merupakan system pemerinatahan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat / demokrasi yang khas Indonesia :

1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas Hukum ( rechtsstaat)

a. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka ( mchtsstaat). Tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum, dalam hal ini hukum dasar dan undang-undang sebagai rinciannya dan harus dapat dipertanggung jawabkan secara hokum.

b. Ciri-ciri Negara berdasarkan hukum dalam arti material 1. Adanya pembagian kekuasaan dalam Negara. 2. Diakuinya hak asasi manusia.

3. Adanya dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah (asas legalisasi). 4. Segala warga Negara persamaan kedudukan dalam hukum.

5. Adanya kewajiban pemeritahan untuk memajukan kesejahteraan umum dan cerdaskan kehidupan bangsa.

2. System kosntitusional

Pemerinthan berdasarkan system konstitusional (hokum dasar) tidak bersifat absolitisme ( kekuasaan yang tidak terbatas). Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkan system yang berdasarkan system konstitusional itu. Kekuasaan-kekuasaan aparatur Negara dan aparatur pemerintahan pemerintahan harus bersumber pada Undang-undang dasar Negara RI 1945 atau pada undang-undang sebagai aturan yang menyelenggarakan undang undang dasar Negara RI 1945.


(9)

3. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan rakyat.

a. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. b. MPR bukan lembaga tertinggi.

c. Pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat.

d. Wewenang menetapkan program pembangunan Negara (misi dan visi) berada pada presiden.

e. Keanggotaan MPR terdiri dari DPR dan DPD melalui pemilihan umum. 4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan Negara yang tertinggi, system

presidensial, telah diadakan perubahan yang mendasar dalam kelembagaan Negara :

a. Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat

b. Presiden tidak lagi mandataris MPR. Dalam menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah di tangan presiden. Presiden ialah yang memegang tanggung jawab atas jalannya pemerintahan Negara.

5. Presiden tidak ertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat, presiden bekerja sama dengan dewan. Dalam hal pembuatan undang-undang dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja Negara, presiden harus mendapatkan persetujuan DPR. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, DPR pun tidak dapat membubarkan presiden.

6. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri menter Negara. 7. Kekuasaan kepala Negara tidak tak terbatas

8. System kekuasaan menurut undang-undang

Di Indonesia merupakan Negara demokrasi sehingga berlaku trias politika yaitu:

a. Legislative b. Eksekutif c. Yudikatif

E. HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI, PEMBUKAAN

UUD1945 DAN UUD1945

1. Hubungan Antara Proklamasi dan Pembukaan

UUD1945


(10)

1. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia

2. Mengganti system colonial menjadi system nasional

b. Pembukaan UUD 1945 menjelaskan makna kemerdekaan yang dinnyatakan dalam proklamasi dan merupakan pelaksanaan proklamasi, pernyataan kemerdekaan, tujuan, tugas Negara, bentuk, dan dasar Negara.

2. Hubungan Antara Pembukaan UUD1945 dan

UUD1945

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 adalah UUD 1945 menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 meliputi suasana kebatinan dari dan diwujudkan dalam pasal pasal UUD 1945 tersebut. UUD menciptakan pokok pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya ( batang tubuh). Pokok pokok pikiran tersebut adalah pancasila itu sendiri.

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memunyai hubungan yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu :

 Undang-undang dasar ditentukan

 Yang diatur dalam UUD adalah pembenuakan pemerintahan Negara yang memenuhi berbagai persyaratan dan meliputi segala aspek penyelengaraan Negara.

 Negara Indonesia berbentuk republic yang berkedaulatan rakyat

 Ditentukannya dasar kerohanian Negara (dasar filsafat Negara Pancasila)

F. DINAMIKA UUD1945

1. Dinamika Pelaksanaan UUD1945 dalam kurun waktu

(18-8-1945 sd 5-7-1595)

Pada tahun ini, UUD masih bersifat sementara, pelaksanaan UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan secara murni, berikut ini adlah beberapa hal yang terjadi pada zaman ini. Perkembangan ketatanegaran :

a. Dibentuknya KNIP

b. Pembentukan partai-partai politik

c. Perubahan system cabinet persentil menjadi cabinet parlementer.

Namun perkembangan ketatanegaraan ini memiliki effek buruk terhadap Negara ini, yaitu meningkatnya ketidakstabilan dibidang politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanan.

 Bentuk pemerintahan saat itu adalah RIS, Konstitusi RIS (18 Agustus 1945 -27 Desember 1949)


(11)

b. System cabinet parlementer dan berdasarkan demokrasi liberal.

 Konstitusi UUDS (27 Desember 19 49 -17 Agustus 1950) a. Negara RI menjadi Negara kesatuan.

b. Menganut sistem parlementer dan berdasarkan kebebasan individu. Pada tanggal 5 juli 1959 dikeluarkan dekrit presiden yang berisikan : 1. Menetapkan pembubaran konstituante

2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia diseluruh tumpah darah Indonesia dan UUDS 1960 tidak berlaku lagi.

3. Pembentukan MPRS dan DPRS dalam kurun waktu yang sesingkat singkatnya.

2. Dinamika pelaksanaan UUD 1945 dalam kurun

waktu 5 juli 1959-sekarang

 Masa Orde lama

Penyimpangan yang terjadi adalah :

1. Konsep pancasila menjadi konsep nasakom

2. Produk hukum yang setingkat UU tanpa persetujuan DPR dalam bentuk ketetapan presiden.

3. MPRS mengangkat presiden seumur hidup 4. Presiden membubarkan DPR

5. Hak budget tidak jalan

6. Pempinan lembaga tertinggi dan tinggi Negara diangkat jadi menteri yang artinya menjadi pembantu presiden.

Akibat penyimpangan terhadap UUD 1945 :

1. Tidak berjalannya pemerintahan yang ditetapkan dalam UUD 1945

2. Memburuknya keadaan politik dan keamanaan, serta ada pemberontkan G30SPKI

Dengan adanya penyimpangan tersebut, maka mahasiswa melakukan penyampaian TRITURA yang berisikan:

1. Bubarkan PKI

2. Bersihkan cabinet dari unsure PKI 3. Turunkan harga-harga

4. Presiden soekarno mengeluarkan perintah supersemar 11 maret

 Orde baru

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/ private debt dijadikan beban rakyat


(12)

Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, diantara melalui sejumlah peraturan:

1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.

2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Akibat peaksanaan pemerintahan selama orde baru:

1. Dalam bidang ketatanegaraan telah terjadi pemusatan kekuasaan pada presiden.

2. Pelaksanaan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dan dilaksanakan sesuai penafsiran menurut penguasa.

3. Supremasi hokum diabaikan. 4. Menyuburkan KKN.

5. Konglomerat mendapatkan superioritas hokum.

6. Meknisme hubungan pusat dan daerah cenderung sentralisasi. 7. Diabaikan hak-hak azasi manusia.

8. Kebijaksanaan yang tidak transparan.

9. Terjadi krisis multidimensional dalm seluruh aspek kehidupan.

 Masa reformasi

1. Periode Transisi (21 Mei 1998 – 19 Oktober 1999)

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI, dalam masa ini pernah terjadi sidang istimewa MPR untuk menentukan langkah-langkah reformasi, yang hasilnya adalah :

1. Mencabut tap MPR tentang referendum 2. Pencabutan tap MPR no. ii/98 tentang GBHN


(13)

4. Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN 5. Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden 6. Pemilihan umum

7. Penyelenggaraan otonomi daerah 8. Hak azasi manusia

9. Pencabutan tap II/78 tentang p-4 dan penetapan pancasila sebagai dasar Negara.

Pada tanggal 14-21 oktober diadakan siding umum MPR yang menghasilkan keputusan :

1. Menolak pertanggung jawaban presiden Habibie. 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.

3. Menetapkan GBHN amandemen tahap pertama. 2. Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR.

G. Studi Kasus (Tragedi Trisakti)

Reformasi tahun 1998, sudah 16 tahun berselang dari masa Orde baru dan memasuki masa Reformasi. Seperti kita ketahui, bahwa tokoh utama yang telah membantu pergerakan reformasi ini adalah para pemuda beserta Mahasiswa Indonesia.

Orde baru telah berkuasa selama 32 tahun, tentu ini bukanlah waktu yang pendek. Ada banyak penyelewengan Pancasila dan kekuasaan yang terjadi pada masa ini, padahal masa ini menjunjung tinggi penerapan pemerintahan yang konsisten terhadap Pancasila. Penyelewengan tersebut diantaranya tidak dihargainya HAM, Korupsi, kolusi dan nepotisme. Seperti botol berisi air yang ditekan terus menerus, air


(14)

ini akan meledak. Maka seperti itulah reformasi, rakyat yang telah lelah dengan masa orde baru yang selalu ditekan membuatnya meledak dan menimbulkan banyak kerusuhan dimana-mana.

Selama masa orde baru memang pembangunan Indonesia mengalami puncaknya, hingga Indonesia mendapat kepercayaan dari dalam dan luar negeri, Pak Soeharto selaku presiden pun dapat menjaga stabilitas nasional baik dalam bidang sosial maupun bidang ekonomi, namun cara Presiden dalam menjaga stabilitas ini cukup ekstrem, mulai dari penculikan, penekanan pihak oposisi, dan dalam bidang ekonomi, stabilitas ini kadang hanya dirasakan oleh pihak yang dari awalnya memang sudah kaya, sehingga kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin pun terlihat kentara. Berbagai penyelewengan Pancasila dan UUD 1945 pun terjadi. Sejak tahun 1996 situasi politik di Indonesia sudah mulai memanas. Pemilihan tahun 1997 juga belum bisa meredakan situasi politik yang memanas tersebut karena dianggap penuh Nepotisme, hingga masyarakat mulai tidak percaya pada pemerintah. Ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang melanda, harga kebutuhan pokok naik tajam, dollar mencapai nilai Rp. 15.000 per dolar, perbankan pun bangkrut.

Puncaknya Mei 1998, para mahasiswa mulai melancarkan gerakan reformasi. Mahasiswa memulai demonstrasi pada tanggal 12 Mei 1998, dan ada 4 mahasiswa trisakti yang gugur. Gerakan reformasi terus berlanjut hingga tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh presiden Habibi.

Pada masa Presiden B.J Habibie kehidupan politik mulai mengalami perubahan. Konstitusi sudah mulai dapat menjalankan tugasnya lagi dengan baik. Kebebasan berserikatpun telah mulai terjadi dengan adanya banyak partai politik yang muncul.


(15)

Ir Iryanto Al,M.M. Modul Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, 2009


(1)

1. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia

2. Mengganti system colonial menjadi system nasional

b. Pembukaan UUD 1945 menjelaskan makna kemerdekaan yang dinnyatakan dalam proklamasi dan merupakan pelaksanaan proklamasi, pernyataan kemerdekaan, tujuan, tugas Negara, bentuk, dan dasar Negara.

2. Hubungan Antara Pembukaan UUD1945 dan

UUD1945

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 adalah UUD 1945 menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 meliputi suasana kebatinan dari dan diwujudkan dalam pasal pasal UUD 1945 tersebut. UUD menciptakan pokok pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya ( batang tubuh). Pokok pokok pikiran tersebut adalah pancasila itu sendiri.

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memunyai hubungan yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu :

 Undang-undang dasar ditentukan

 Yang diatur dalam UUD adalah pembenuakan pemerintahan Negara yang memenuhi berbagai persyaratan dan meliputi segala aspek penyelengaraan Negara.

 Negara Indonesia berbentuk republic yang berkedaulatan rakyat

 Ditentukannya dasar kerohanian Negara (dasar filsafat Negara Pancasila)

F. DINAMIKA UUD1945

1. Dinamika Pelaksanaan UUD1945 dalam kurun waktu

(18-8-1945 sd 5-7-1595)

Pada tahun ini, UUD masih bersifat sementara, pelaksanaan UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan secara murni, berikut ini adlah beberapa hal yang terjadi pada zaman ini. Perkembangan ketatanegaran :

a. Dibentuknya KNIP

b. Pembentukan partai-partai politik

c. Perubahan system cabinet persentil menjadi cabinet parlementer.

Namun perkembangan ketatanegaraan ini memiliki effek buruk terhadap Negara ini, yaitu meningkatnya ketidakstabilan dibidang politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanan.

 Bentuk pemerintahan saat itu adalah RIS, Konstitusi RIS (18 Agustus 1945 -27 Desember 1949)


(2)

b. System cabinet parlementer dan berdasarkan demokrasi liberal.  Konstitusi UUDS (27 Desember 19 49 -17 Agustus 1950)

a. Negara RI menjadi Negara kesatuan.

b. Menganut sistem parlementer dan berdasarkan kebebasan individu. Pada tanggal 5 juli 1959 dikeluarkan dekrit presiden yang berisikan : 1. Menetapkan pembubaran konstituante

2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia diseluruh tumpah darah Indonesia dan UUDS 1960 tidak berlaku lagi.

3. Pembentukan MPRS dan DPRS dalam kurun waktu yang sesingkat singkatnya.

2. Dinamika pelaksanaan UUD 1945 dalam kurun

waktu 5 juli 1959-sekarang

 Masa Orde lama

Penyimpangan yang terjadi adalah :

1. Konsep pancasila menjadi konsep nasakom

2. Produk hukum yang setingkat UU tanpa persetujuan DPR dalam bentuk ketetapan presiden.

3. MPRS mengangkat presiden seumur hidup 4. Presiden membubarkan DPR

5. Hak budget tidak jalan

6. Pempinan lembaga tertinggi dan tinggi Negara diangkat jadi menteri yang artinya menjadi pembantu presiden.

Akibat penyimpangan terhadap UUD 1945 :

1. Tidak berjalannya pemerintahan yang ditetapkan dalam UUD 1945

2. Memburuknya keadaan politik dan keamanaan, serta ada pemberontkan G30SPKI

Dengan adanya penyimpangan tersebut, maka mahasiswa melakukan penyampaian TRITURA yang berisikan:

1. Bubarkan PKI

2. Bersihkan cabinet dari unsure PKI 3. Turunkan harga-harga

4. Presiden soekarno mengeluarkan perintah supersemar 11 maret

 Orde baru

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/ private debt dijadikan beban rakyat


(3)

Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, diantara melalui sejumlah peraturan:

1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.

2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Akibat peaksanaan pemerintahan selama orde baru:

1. Dalam bidang ketatanegaraan telah terjadi pemusatan kekuasaan pada presiden.

2. Pelaksanaan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dan dilaksanakan sesuai penafsiran menurut penguasa.

3. Supremasi hokum diabaikan. 4. Menyuburkan KKN.

5. Konglomerat mendapatkan superioritas hokum.

6. Meknisme hubungan pusat dan daerah cenderung sentralisasi. 7. Diabaikan hak-hak azasi manusia.

8. Kebijaksanaan yang tidak transparan.

9. Terjadi krisis multidimensional dalm seluruh aspek kehidupan.  Masa reformasi

1. Periode Transisi (21 Mei 1998 – 19 Oktober 1999)

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI, dalam masa ini pernah terjadi sidang istimewa MPR untuk menentukan langkah-langkah reformasi, yang hasilnya adalah :

1. Mencabut tap MPR tentang referendum 2. Pencabutan tap MPR no. ii/98 tentang GBHN


(4)

4. Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN 5. Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden 6. Pemilihan umum

7. Penyelenggaraan otonomi daerah 8. Hak azasi manusia

9. Pencabutan tap II/78 tentang p-4 dan penetapan pancasila sebagai dasar Negara.

Pada tanggal 14-21 oktober diadakan siding umum MPR yang menghasilkan keputusan :

1. Menolak pertanggung jawaban presiden Habibie. 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.

3. Menetapkan GBHN amandemen tahap pertama. 2. Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR.

G. Studi Kasus (Tragedi Trisakti)

Reformasi tahun 1998, sudah 16 tahun berselang dari masa Orde baru dan memasuki masa Reformasi. Seperti kita ketahui, bahwa tokoh utama yang telah membantu pergerakan reformasi ini adalah para pemuda beserta Mahasiswa Indonesia.

Orde baru telah berkuasa selama 32 tahun, tentu ini bukanlah waktu yang pendek. Ada banyak penyelewengan Pancasila dan kekuasaan yang terjadi pada masa ini, padahal masa ini menjunjung tinggi penerapan pemerintahan yang konsisten terhadap Pancasila. Penyelewengan tersebut diantaranya tidak dihargainya HAM, Korupsi, kolusi dan nepotisme. Seperti botol berisi air yang ditekan terus menerus, air


(5)

ini akan meledak. Maka seperti itulah reformasi, rakyat yang telah lelah dengan masa orde baru yang selalu ditekan membuatnya meledak dan menimbulkan banyak kerusuhan dimana-mana.

Selama masa orde baru memang pembangunan Indonesia mengalami puncaknya, hingga Indonesia mendapat kepercayaan dari dalam dan luar negeri, Pak Soeharto selaku presiden pun dapat menjaga stabilitas nasional baik dalam bidang sosial maupun bidang ekonomi, namun cara Presiden dalam menjaga stabilitas ini cukup ekstrem, mulai dari penculikan, penekanan pihak oposisi, dan dalam bidang ekonomi, stabilitas ini kadang hanya dirasakan oleh pihak yang dari awalnya memang sudah kaya, sehingga kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin pun terlihat kentara. Berbagai penyelewengan Pancasila dan UUD 1945 pun terjadi. Sejak tahun 1996 situasi politik di Indonesia sudah mulai memanas. Pemilihan tahun 1997 juga belum bisa meredakan situasi politik yang memanas tersebut karena dianggap penuh Nepotisme, hingga masyarakat mulai tidak percaya pada pemerintah. Ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang melanda, harga kebutuhan pokok naik tajam, dollar mencapai nilai Rp. 15.000 per dolar, perbankan pun bangkrut.

Puncaknya Mei 1998, para mahasiswa mulai melancarkan gerakan reformasi. Mahasiswa memulai demonstrasi pada tanggal 12 Mei 1998, dan ada 4 mahasiswa trisakti yang gugur. Gerakan reformasi terus berlanjut hingga tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh presiden Habibi.

Pada masa Presiden B.J Habibie kehidupan politik mulai mengalami perubahan. Konstitusi sudah mulai dapat menjalankan tugasnya lagi dengan baik. Kebebasan berserikatpun telah mulai terjadi dengan adanya banyak partai politik yang muncul.


(6)

Ir Iryanto Al,M.M. Modul Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, 2009