Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015
yang tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Oleh karena itu, parameter
dibangkitkan menggunakan cara yang sama seperti pada
pembangkitan parameter
a
, dimana
proposalnya yaitu
∗
~�
[ , ] �
∗
, �
�
∗
.
Pembangkitan nilai vektor parameter
z
Berdasarkan persamaan 1, distribusi
posterior
untuk
z
dinyatakan oleh � �| , , , �
∝ �
−�+ −
�xp − − � +
� ∏
�
� −�+ −
�xp {− �
�
+ + �
�−
+ �
�−
�
�
}
� �=
. Dalam kasus ini,
� bisa dibangkitkan secara
langsung dari distribusi
invers gamma
, yaitu � ~�
+ ,
− � + ,
�
�
~� +
, �
�
+ + �
�−
+ �
�−
, untuk
= , … , �. Metode MCMC mensimulasi suatu nilai
baru untuk setiap parameter dari distribusi posteriornya dengan mengasumsikan bahwa
nilai saat ini untuk parameter lain adalah benar. Sacara ringkas skema MCMC untuk model
dalam studi ini yaitu
i
Inisialisasi
a
,
b
, dan .
ii
Membangkitkan sampel
z
secara langsung.
iii
Membangkitkan sampel dengan metode
IC-MH.
iv
Membangkitkan sampel
a
dengan metode IC-MH.
v
Membangkitkan sampel
b
dengan metode IC-MH.
vi
Menghitung variansi
volatility
kuadrat: �
�
= + �
�−
.
1. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Selanjutnya model dan metode di atas diaplikasikan pada data kurs beli
Euro
EUR,
Japanese Yen
JPY, dan
US Dollar
USD terhadap Rupiah atas periode 5 Januari 2009
sampai dengan 31 Desember 2014 yang terdiri dari 1472 observasi. Dalam penelitian ini
penghitungan dilakukan dengan alat bantu
software
Matlab 2012a. Lihat Safrudin dkk. 2015 untuk
plot
runtun waktu untuk
returns
dan statistik deskriptif.
4.2 Pengaturan MCMC
Algoritma MCMC dijalankan dengan menggunakan 15000 iterasi, dimana 5000
iterasi pertama dihilangkan dan sisanya,
N
= 10000, disimpan untuk menghitug rata-rata
posterior
, simpangan baku, interval Bayes,
numerical standard error
NSE, dan diagnosa konvergensi. Di sini, dipilih interval
highest posterior density
HPD yang disajikan oleh Chen dan Shao 1999 sebagai pendekatan
untuk interval Bayes. Diagnosa konvergensi dilakukan dengan menghitung
integrated autocorrelation time
IACT, lihat Geweke 2005, untuk mengetahui berapa banyak
sampel yang harus dibangkitkan untuk mendapatkan sampel yang saling bebas
seberapa cepat
konvergensi simulasi.
Sementara itu konvergensi rantai Markov diperiksa berdasarkan pada uji
z-score
Geweke 1992 dan
NSE dihitung menggunakan metode yang disajikan oleh Geweke 2005.
Dalam aplikasi algoritma MCMC, model
dilengkapi dengan
prior
dimana = ,
= . ,
= ,
�
= dan
�
= . . Untuk nilai-nilai awal parameter ditetapkan
= = . dan
v
= 20.
4.3 Estimasi Parameter
Tabel 1, 2 dan 3 meringkas hasil simulasi
posterior
parameter dalam model ARCH1, dimana
returns error
berdistribusi
Student-t
, berturut-turut untuk data kurs beli JPY, USD,
dan EUR terhadap IDR.
p-value
yang berasosiasi dengan Geweke’s
convergence diagnostic
G-CD mengindikasikan bahwa semua rantai Markov sudah konvergen. Nilai-
nilai IACT menunjukkan bahwa metode IC- MH adalah sangat efisien.
Tabel 1. Ringkasan hasil simulasi
posterior
untuk data kurs beli JPY terhadap IDR. LB dan UB menyatakan
berturut-turut batas bawah dan batas atas interval HPD 95.
Parameter
a b
v Mean
0.0547 0.2180
5.1708 SD
0.0030 0.0414
0.5779 LB
0.0495 0.1386
4.0913 UB
0.0598 0.2998
6.3289 IACT
8.1819 5.9936
22.9946
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015
NSE 0.0000
0.0009 0.0233
G-CD – 0.0063 0.0686
0.1160
p-value
0.9949 0.9453
0.9076 CPU
time
detik: 313.795
Tabel 2. Ringkasan hasil simulasi
posterior
untuk data kurs beli USD terhadap IDR.
Parameter
a b
v Mean
0.0078 0.3809
3.1140 SD
0.0004 0.0497
0.2386 LB
0.0069 0.2882
2.6469 UB
0.0087 0.4832
3.5717 IACT
1.0000 5.3140
10.0292 NSE
0.0000 0.0011
0.0070 G-CD
– 0.0059 – 0.0003 – 0.1576
p-value
0.9953 0.9998
0.8747 CPU
time
detik: 295.673
Tabel 3. Ringkasan hasil simulasi
posterior
untuk data kurs beli EUR terhadap IDR.
Parameter
A b
v Mean
0.0546 0.1612
10.4858 SD
0.0026 0.0353
1.6553 LB
0.0502 0.0958
7.6162 UB
0.0595 0.2339
13.9917 IACT
12.2060 5.2695
66.3636 NSE
0.0000 0.0007
0.0799 G-CD
0.0045 0.0408
0.3283
p-value
0.9964 0.9674
0.7427 CPU
time
detik: 285.506
Plot
sampel
posterior
dan histogram distribusi
posterior
parameter-parameter
a
dan
b
ditampilkan berturut-turut pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Plot
sampel mengindikasikan bahwa sampel
berfluktuasi disekitar
rata-rata
posterior
, yang berarti bahwa sampel telah bercampur dengan baik
good mixing
.
Gambar 1.
Plot
sampel untuk parameter
a
,
b
, dan
v
pada model ARCH1 untuk
returns
kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap IDR dari Januari
2009 sampai Desember 2014.
Gambar 2. Histogram distribusi
posterior
parameter
a
,
b
, dan
v
pada model ARCH1 untuk
returns
kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap Rupiah
dari Januari 2009 sampai Desember 2014.
Penyimpangan
returns
dari asumsi
normalitas dinyatakan
oleh .
Derajat kebebasan mengambil nilai dari 4 sampai 7
untuk JPY, dari sampai 4 untuk USD, dan dari 7 sampai 14 untuk EUR, mengindikasikan bukti
kuat adanya karakteristik distribusi
Student-t
pada ketiga data pengamatan. Sementara itu, dalam kasus data kurs beli JPY dan EUR,
estimasi parameter
a
dan
b
adalah serupa dengan
estimasi dari
ARCH1 yang
berdistribusi normal di Safrudin dkk. 2015. Terkait dengan
volatility
, rata-rata
posterior
untuk variansi
volatility
kuadrat
returns
disajikan dalam Gambar 3. Diperoleh bahwa variansi untuk
returns
kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR berturut-turut yaitu dari
0.0550 sampai 0.8084, dari 0.0078 sampai 0.6505, dan dari 0.0546 sampai 0.3584, dimana
rata-ratanya berturut-turut
yaitu 0.0835,
0.0254, 0.0686. Nilai variansi tertinggi terjadi pada periode September 2013 untuk JPY,
Februari 2009 untuk USD, dan September 2011 untuk EUR. Dibandingkan dengan hasil di
Safrudin dkk. 2015, pada data JPY menunjukkan perbedaan periode untuk
variansi tertinggi.
Jadi, model
volatility
untuk
returns
kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah berturut-
turut: �
�
= . + .
�
�−
, �
�
= . + .
�
�−
, �
�
= . + .
�
�−
.
5000 10000
0.04 0.06
0.08 a
5000 10000
0.5 b
5000 10000
4 6
8
5000 10000
6 8
10 x 10
-3
5000 10000
0.2 0.4
0.6 5000
10000 2
3 4
5000 10000
0.04 0.06
0.08 5000
10000 0.2
5000 10000
5 10
15 20
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015
Gambar 3.
Plot
runtun waktu variansi untuk
returns
kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR dari Januari 2009
sampai Desember 2014.
2. KESIMPULAN
Studi ini menyajikan model ARCH1 dengan
returns error
berdistribusi
Student-t
untuk
returns
kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR. Algoritma MCMC yang efisien
dibangun untuk membangkitkan sampel dari distribusi
posterior
model. Hasil empiris menunjukkan
bukti sangat
kuat untuk
penggunaan distribusi
Student-t
pada ketiga data tersebut.
Model yang disajikan dalam studi ini bisa diperluas dengan memperhatikan distribusi
Student-t
yang umum, seperti
non-central Student-t
dan
generalized skew Student-t
yang mengakomodasi
heavy tails
dan
skewness
. Lebih lanjut model bisa diperluas ke model
GARCH.
3. REFERENSI
1. Bollerslev, T. 1987. A Conditionally
Heteroskedastic Time Series Model for Speculative Prices and Rates of Return,
Review of Economics and Statistics
, 69,
542 –547.
2. Casella, G. dan Berger R., L. 2002.
Statistical inference
, Thomson Learning, Duxbury.
3. Chen, M. H. dan Shao, Q. M. 1999.
Monte Carlo estimation of Bayesian credible and HPD intervals.
Journal of Computational and Graphical Statistics
, 8, 69
–92. 4.
Engle, R. F. 1982. Autoregressive conditional
heteroskedasticity with
estimates of the variance of the united kingdom inflation.
Econometrica
, 50,
987 –1007.
5. Geweke, J. 1992. Evaluating the
accuracy of sampling-based approaches to the calculation of posterior moments,
Bayesian Statistics 4
eds. J. M. Bernardo, J. O. Berger, A. P. Dawid dan
A. F. M. Smith, 169 –194.
6. Geweke, J. 2005.
Contemporary Bayesian econometrics and statistics
. John Wiley Sons.
7. Koop. G., Poirier, D. J. dan Tobias, J. L.
2007.
Bayesian econometri methods
. Cambridge University Press, New York.
8. Nugroho, D. B. 2014.
Realized stocastic
volatility model
using
generalized student’s
t
-error distributions and power transformations
, Dissertation.
Kwansei Gakuin
University, Japan. 9.
Tierney, L. 1994. Markov chain for exploring posterior distributions.
Annals of Statistics
, 22 4, 1701
–1762. 10.
Tsay, R. S., 2010.
Analysis of financial time series
. John Willey and Sons, Inc. New York.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema MCMC untuk model ARCH berdistribusi
Student-t
1.
Inisialisasi
a
,
b
, dan .
2.
Pembangkitan �| , , , �.
Distribusi posterior bersyarat untuk z diberikan oleh
� �| , , , � ∝ �
−�+ −
�xp − − � +
� ∏
�
� −�+ −
�xp {− �
�
+ + �
�−
+ �
�−
�
�
}
� �=
. Dalam kasus ini,
� bisa dibangkitkan secara langsung dari distribusi
inverse gamma
, yaitu
� ~�
�+
,
− � + �
dan �
�
~�
�+
,
�
�
+ + �
�−
� + �
�−
, untuk = , … , �.
3.
Pembangkitan |�
Distribusi posterior bersyarat untuk
v
diberikan oleh � |� ∝
�
��
[Γ
�
]
−�
∏ �
� −
�
− �
�=
�xp −
� �
� �
−
�xp −
�
. Nilai
dibangkitkan menggunakan metode IC-MH, yang mana proposal untuk yaitu
∗
~�
[ , ] �
∗
, �
�
∗
dan probabilitas penerimaannya yaitu min { ,
� ∗|
�
� |
� } . Diambil
logaritma distribusi posterior bersyarat untuk : = ln � |�
∝ �
ln − � ln Γ
− ∑[ln �
�
+ �
� −
]
� �=
+
�
− ln
−
�
, Dicari modus posterior
̂ dari , artinya bahwa
′ ̂ = , berdasarkan metode bagi dua. Rata-rata
�
∗
dan variansi �
�
∗
ditentukan dengan menggunakan metode yang didasarkan pada tingkah laku distribusi di sekitar modus atau modus hampiran. Dicatat
bahwa derivatif pertama dan kedua dari berturut-turut yaitu
′
= �
[ln + − ψ
] − ∑[ln �
�
+ �
� −
]
� �=
+
�
− −
�
,
dimana ψ � =
� lnà � ��
, dan
′′
= �
− �
ψ
′
−
�
− .