Hasil Review T1 662011001 Full text

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015 langkah Nugroho, 2014, yaitu membangun rantai Markov dan menggunakan metode Monte Carlo untuk meringkas distribusi posterior pada parameter sebagai keluaran MCMC. Dimisalkan � = � , � , … , � � dan � = � , � , … , � � . Berdasarkan Teorema Bayes lihat Koop dkk. 2007, distribusi gabungan untuk model di atas yaitu � , , �|� = � �|� ∙ � , , dimana � �|� adalah fungsi likelihood dan � , adalah distribusi prior pada , . Untuk memenuhi kendala parameter a dan b , ditetapkan prior seperti berikut: ~�xp dan ~� , , maka dipunyai distribusi gabungan yaitu � , , �|� ∝ ∏ � � − �xp {− � � � � } � �= ∙ �xp{− } ∙ − − − = − �xp {− − � } ∏ + � �− − ∙ �xp {− � � + � �− } � �= ∙ �xp{− } ∙ − − − . atau dengan pengambilan logaritma natural diperoleh ln � , |� ∝ ln − − − � − ∑ ln + � �− � �= − ∑ � � + � �− � �= − + − ln + − ln − . 1 Pembangkitan nilai parameter a Berdasarkan persamaan 1, log distribusi posterior untuk a dinyatakan oleh = ln � | , � ∝ − ln − − � − ∑ ln + � �− � �= − ∑ � � + � �− � �= − . Masalah yang muncul di sini yaitu posterior tersebut tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Karena itu a dibangkitkan menggunakan metode Independence Chain Metropolis –Hastings IC-MH yang diperkenalkan oleh Tierney 1994 seperti berikut: Langkah 1 : Menentukan proposal untuk a , yaitu ∗ ~� , ] ∗ , � ∗ Langkah 2 : Menghitung rasio � , ∗ = � ∗ | , � � | , � . Langkah 3 : Membangkitkan dari distribusi seragam [ , ]. Langkah 4 : Jika min{ , � , ∗ }, maka proposal diterima, jika tidak, maka proposal ditolak. Rata-rata ∗ dan variansi � ∗ dicari dengan menggunakan metode yang didasarkan pada tingkah laku distribusi di sekitar modus lihat Albert 2009. Modus ̂ dari , artinya ′ ̂ = , dicari menggunakan metode bagi dua. Selanjutnya diambil ∗ = ̂ dan � ∗ = −[ ′′ ̂ ] − . Masalahnya adalah ′′ ̂ bisa bernilai positif, karena itu diambil � ∗ = −[� ̂ ] − dengan � ̂ = min {− . , ′′ ̂ }. Pembangkitan nilai parameter b Berdasarkan persamaan 1, log distribusi posterior untuk b dinyatakan oleh = ln � | , � ∝ − ln − − − � − ∑ ln + � �− � �= − ∑ � � + � �− � �= + − ln + − ln − , yang tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Karena itu nilai parameter b dibangkitkan menggunakan cara yang sama seperti pada pembangkitan nilai parameter a . Metode MCMC mensimulasi suatu nilai baru untuk setiap parameter dari distribusi posteriornya dengan mengasumsikan bahwa nilai saat ini untuk parameter lain adalah benar. Sacara ringkas skema MCMC yaitu i Inisialisasi a dan b . ii Membangkitkan sampel a dengan metode IC-MH. iii Membangkitkan sampel b dengan metode IC-MH. iv Menghitung variansi volatility kuadrat: � � = + � �− . Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015

1. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Selanjutnya model dan metode di atas diaplikasikan pada data kurs beli Euro EUR, Japanese Yen JPY, dan US Dollar USD terhadap Rupiah atas periode 5 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2014 yang terdiri dari 1472 observasi. Dalam penelitian ini penghitungan dilakukan dengan alat bantu software Matlab 2012a. Gambar 1 menampilkan plot runtun waktu untuk returns dan Tabel 1 menyajikan statistik deskriptif. Gambar 1. Plot runtun waktu returns harian untuk kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Tabel 1. Statistik deskriptif dari returns harian untuk kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadar Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Mata Uang Mean SD JB Test normali tas LB Q test auto korelasi JPY – 0.004 0.363 tidak normal tidak ada korelasi USD – 0.004 0.215 tidak normal ada korelasi EUR 0.000 0.294 tidak normal tidak ada korelasi

4.2 Pengaturan MCMC

Algoritma MCMC dijalankan dengan menggunakan 15000 iterasi, dimana 5000 iterasi pertama dihilangkan dan sisanya, N = 10000, disimpan untuk menghitug rata-rata posterior , simpangan baku, interval Bayes, numerical standard error NSE, dan diagnosa konvergensi. Di sini, dipilih interval highest posterior density HPD yang disajikan oleh Chen dan Shao 1999 sebagai pendekatan untuk interval Bayes. Diagnosa konvergensi dilakukan dengan menghitung integrated autocorrelation time IACT, lihat Geweke 2005, untuk mengetahui berapa banyak sampel yang harus dibangkitkan untuk mendapatkan sampel yang saling bebas seberapa cepat konvergensi simulasi. Sementara itu konvergensi rantai Markov diperiksa berdasarkan pada uji z-score Geweke 1992 dan NSE dihitung menggunakan metode yang disajikan oleh Geweke 2005. Dalam aplikasi algoritma MCMC, model dilengkapi dengan prior dimana = , = . , dan = . Untuk nilai-nilai awal parameter ditetapkan = = . .

4.3 Estimasi Parameter

Tabel 2, 3 dan 4 meringkas hasil simulasi posterior parameter dalam model ARCH1 berturut-turut untuk data kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah. p-value yang berasosiasi dengan Geweke’s convergence diagnostic G-CD mengindikasikan bahwa semua rantai Markov sudah konvergen. Nilai- nilai IACT menunjukkan bahwa metode IC- MH adalah sangat efisien. Tabel 2. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli JPY terhadap Rupiah. LB dan UB menyatakan berturut-turut batas bawah dan batas atas interval HPD 95. Parameter a b Matlab 0.0994 0.2619 Mean 0.1022 0.2548 SD 0.0050 0.0464 LB 0.0928 0.1648 UB 0.1121 0.3446 IACT 1.4620 1.2613 NSE 0.0000 0.0005 G-CD 0.0036 0.0648 p-value 0.9971 0.9484 CPU time detik: 131.14 Tabel 3. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli USD terhadap Rupiah. Parameter a b Matlab 0.0237 0.6532 Mean 0.0244 0.6255 SD 0.0012 0.0682 LB 0.0220 0.4903 UB 0.0267 0.7547 IACT 1.0000 1.0000 500 1000 1500 -2 2 JPY k u rs b e li 500 1000 1500 -2 2 USD k u rs b e li 500 1000 1500 -2 2 EUR waktu k u rs b e li Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015 NSE 0.0000 0.0006 G-CD – 0.0036 – 0.0260 p-value 0.9971 0.9792 CPU time detik: 137.72 Tabel 4. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli EUR terhadap Rupiah Parameter a B Matlab 0.0704 0.1878 Mean 0.0713 0.1900 SD 0.0030 0.0372 LB 0.0650 0.1186 UB 0.0771 0.2630 IACT 1.0000 1.0000 NSE 0.0000 0.0004 G-CD – 0.0159 0.0047 p-value 0.9873 0.9962 CPU time detik: 148.27 Plot sampel posterior dan histogram distribusi posterior parameter-parameter a dan b ditampilkan berturut-turut pada Gambar 2 dan Gambar 3. Plot sampel mengindikasikan bahwa sampel berfluktuasi disekitar rata-rata posterior , yang berarti bahwa sampel telah bercampur dengan baik good mixing . Gambar 2. Plot sampel untuk parameter a dan b pada model ARCH1 untuk returns kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Gambar 3. Histogram distribusi posterior parameter a dan b pada model ARCH1 untuk returns kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Terkait dengan estimasi parameter, hasil menunjukkan bahwa nilai estimasi a dan b serupa dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan fungsi garchp,q di Matlab. Rata- rata posterior untuk variansi volatility kuadrat returns disajikan dalam Gambar 4. Diperoleh bahwa variansi untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap rupiah berturut-turut yaitu 0.102 –0.984, 0.024–1.080, dan 0.071 –0.430, dimana rata-ratanya berturut-turut yaitu 0.136, 0.053, 0.088. Nilai variansi tertinggi terjadi pada periode April 2013 untuk JPY, Februari 2009 untuk USD, dan September 2011 untuk EUR. Gambar 4. Plot runtun waktu variansi untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Jadi, model volatility untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah berturut-turut: � � = . + . � �− , � � = . + . � �− , � � = . + . � �− . 5000 10000 0.08 0.1 0.12 a 5000 10000 0.2 0.4 b 5000 10000 0.02 0.025 0.03 5000 10000 0.5 1 5000 10000 0.06 0.07 0.08 5000 10000 0.2 0.4 0.05 0.1 0.15 500 1000 1500 a 0.2 0.4 0.6 0.8 500 1000 1500 b 0.015 0.02 0.025 0.03 500 1000 1500 0.2 0.4 0.6 0.8 1 500 1000 0.06 0.07 0.08 0.09 500 1000 0.1 0.2 0.3 0.4 500 1000 1500 500 1000 1500 0.5 1 JPY  t 2 500 1000 1500 1 2 USD  t 2 500 1000 1500 0.5 EUR waktu  t 2 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2015

2. KESIMPULAN

Studi ini menyajikan model ARCH1 untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah. Algoritma MCMC yang efisien dibangun untuk membangkitkan sampel dari distribusi posterior model. Hasil empiris menunjukkan bahwa rata-rata volatility untuk returns kurs beli JPY adalah yang tertinggi. Model yang disajikan dalam studi ini bisa diperluas dengan memperhatikan distribusi tak normal untuk returns error . Selain itu, model bisa diperluas ke model GARCH.

3. REFERENSI

1. Albert, J. 2009. Bayesian computation with R , 2nd ed., Springer. 2. Carlin, B. P., dan Chib, S. 1995. Bayesian model choice via Markov chain Monte Carlo methods, Journal of The Royal Statistical Society, 57 3, 473 –484. 3. Casella, G. dan Berger R., L. 2002. Statistical inference , Thomson Learning, Duxbury. 4. Chen, M. H. dan Shao, Q. M. 1999. Monte Carlo estimation of Bayesian credible and HPD intervals. Journal of Computational and Graphical Statistics , 8, 69 –92. 5. Engle, R. F. 1982. Autoregressive conditional heteroskedasticity with estimates of the variance of the united kingdom inflation. Econometrica , 50, 987 –1007. 6. Geweke, J. 1992. Evaluating the accuracy of sampling-based approaches to the calculation of posterior moments, Bayesian Statistics 4 eds. J. M. Bernardo, J. O. Berger, A. P. Dawid dan A. F. M. Smith, 169 –194. 7. Geweke, J. 2005. Contemporary Bayesian econometrics and statistics . John Wiley Sons. 8. Jones, C. P., and Wilson, J. W. 1989. Is stock price volatility increasing?, Financial Analysts Journal, 45 6, 20 – 26. 9. Koop. G., Poirier, D. J. dan Tobias, J. L. 2007. Bayesian econometri methods . Cambridge University Press, New York. 10. Muklis, I. 2011. Analisis volatilitas nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar. Journal of Indonesian Apllied Economics, 5 2, 172 –182. 11. Nastiti, K. L. A. dan Suharsono A. 2012. Analisis volatilitas saham perusahaa go public dengan metode ARCH GARCH. Jurnal Sains dan Seni ITS , 1, 1, D259 D264. 12. Nugroho, D. B. 2014. Realized stocastic volatility model using generalized student’s t -error distributions and power transformations , Dissertation. Kwansei Gakuin University, Japan. 13. Tierney, L. 1994. Markov chain for exploring posterior distributions. Annals of Statistics , 22 4, 1701 –1762. 14. Tsay, R. S., 2010. Analysis of financial time series . John Willey and Sons, Inc. New York. MAKALAH 2