ANALISIS EKSTERNALITAS PABRIK GULA TEBU PTPN VII BUNGA MAYANG TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA NEGARA TULANG BAWANG

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SUGAR CANE FACTORY EXTERNALITIES PTPN VII MAYANG INTEREST IN THE VILLAGE OF ECONOMIC COMMUNITY STATE TULANG

BAWANG By ODIYANSAH

The purpose of this research is to know how the impact of externalities sugar mill plantation PT Nusantara VII (PTPN) Bunga Mayang the socioeconomic conditions of the people in the village of Tulang Bawang State.

The research was conducted by using primary and secondary data. Primary data obtained by distributing questionnaires or questionnaire and interview respondents directly to the 135 people affected directly and indirectly in the country village of Tulang Bawang, while the secondary data obtained from the sugar factory and office PTPN VII Tulang Bawang Village State.

Based on the research results obtained that the existence of externalities to the economy of the archipelago PT plantation Country Tulang Bawang village well, which is equal to 78, 49%. It is seen from: PTPN VII Bunga Mayang able to provide a source of employment in the State Tulang Bawang village grew, giving KUB so that absorbed a lot of labor, instrumental in developing community-owned business, was instrumental in creating new sources of employment for the community, making the general people's income increases, the state transport current, adequate public facilities, state of the monitored environment, often helping the community in the event of limited natural resources, technological developments, and PTPN VII makes green spaces in the environment is reduced because of the expansion of agricultural lands in the State Tulang Bawang village.

Keywords: analysis of the sugar cane plant externalities PTPN VII mayang interest to the economy of the surrounding community (case study:Tulang Bawang village).


(2)

ABSTRAK

ANALISIS EKSTERNALITAS PABRIK GULA TEBU PTPN VII BUNGA MAYANG TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA

NEGARA TULANG BAWANG Oleh

ODIYANSAH

Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk megetahui bagaimana dampak ekternalitas pabrik gula PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN) Bunga Mayang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Di Desa Negara Tulang Bawang.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada 135 orang responden yang terkena dampak langsung dan tidak langsung masyarakat di Desa Negara Tulang Bawang, sedangkan data sekunder diperoleh dari pabrik gula PTPN VII dan kantor Desa Negara Tulang Bawang.

Berdasarkan hasil penelitan diperoleh bahwa eksternalitas positif keberadaan PT perkebunan nusantara terhadap perekonomian Desa Negara Tulang Bawang baik, yakni sebesar 78, 49%. Hal ini dilihat dari: PTPN VII Bunga Mayang mampu

menyediakan sumber pekerjaan di Desa Negara Tulang Bawang semakin bertambah, memberikan KUB sehinga tenaga kerja banyak terserap, berperan dalam

mengembangkan usaha milik masyarakat, berperan dalam menciptakan sumber-sumber pekerjaan baru bagi masyarakat, membuat secara umum pendapatan masyarakat meningkat, keadaan transportasi lancar, fasilitas umum yang

memadai,keadaan lingkungan yang terpantau, sering membantu masyrakat jika terjadi keterbatasan sumber daya alam, perkembangan teknologi, dan PTPN VII membuat lahan hijau di lingkungan berkurang karena perluasan lahan kebun di Desa Negara Tulang Bawang.

Kata Kunci :analisis ekternalitas pabrik gula tebu ptpn VII bunga mayang terhadap perekonomian masyarakat di sekitarnya (study kasus: desa negara tulang bawang).


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan semusim yang di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan seperti halnya padi, jagung, bambu dan lain-lain.

Gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari masyrakat, pabrik-pabrik manisan, pabrik roti dan lain-lain, baik di skala nasional dan internasional.

Sehingga permintaan terhadap gula setiap tahunya terus meningkat namun kondisi yang demikian membuat pabrik-pabrik gula tidak mampu untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional akan permintaan terhadap gula, karena jumlah pabrik yang memproduksi gula masih cukup terbatas sedangkan permintaan terhadap gula terus meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbatasnya produksi gula ini di sebabkan oleh kurangnya lahan dalam penanaman tebu meskipun terus di perluas lahan tebu yang ada namun belum mampu dalam memenuhi permintaan gula nasional dan internasional.


(4)

Selain itu juga faktor –faktor lain yang mempengaruhi terbatasnya produksi gula karena terbatasnya teknologi-teknologi yang di gunakan dalam proses pembuatan atau produksi gula tebu sehingga tidak dapat memproduksi gula secara maksimal dengan waktu yang cepat.

Dalam proses produksi gula tebu selain mengunakan teknologi mesin,

memproduksi gula tebu juga mengunakan tenaga kerja/tenaga manusia dalam proses produksinya seperti sebagai berikut: Pembajakan lahan yang akan di gunakan dalam penanaman tebu sebagai bahan baku pokok gula, penanaman tebu, perawatan tanaman tebu seperti pemupukan, pebersihan hama, hingga proses pemanenan tebu seperti pemotongan tanaman tebu secara manual maupun mesin, pengangkutan tebu dari lahan ke pabrik, dan proses pengilingan tebu di pabrik.

Dengan demikian pabrik gula sangat banyak mengunakan tenaga kerja dalam proses produksinya, sehingga penyerapan tenaga kerja akan berdampak pada masyrakat sekitar pabrik maupun daerah-daerah yang lainya. Dampak yang di rasakan oleh masyrakat bermacam-macam baik dampak positif maupun dampak negatif dengan adanya pabrik tersebut.

Jika pabrik gula banyak menyerap tenaga kerja yang ada di sekitarnya maka akan mengurangi jumlah penganguran yang ada di sekitarnya, dengan di serapnya tenaga kerja maka setiap pekerja pabrik akan mendapatkan upah yang menjadi pendapatan pekerja sehingga keadaan ekonomi masyrakat akan membaik/ meningkat di bandingkan sebelum adanya pabrik gula tersebutnya maka

kesejahteraan masyrakat / sosial ekonomi disekitarnya akan meningkat dengan adanya keberadaan pabrik gula di daerah tersebut.


(5)

Dampak dari pabrik gula yang di dirikan pada suatu daerah akan berdampak terhadap masyarakat sekitarnya terutama masyarakat yang ada di tempat di dirikanya pabrik gula baik dampak yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan pabrik gula akan berdampak terhadap masyrakat baik bersifat dis-ekonomi maupun secara ekonomi, masyarakat di sekitar pabrik akan terkena dampak baik dampak negatif ataupun positif.

Pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang adalah salah pabrik yang memproduksi gula tebu yang didirikan di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang adalah badan usaha milik negara(BUMN) yang dalam proses produksinya tidak hanya memaksimalkan laba untuk menyumbang pendapatan negara saja tapi juga berperan dalam bidang sosial dimaksudkan untuk menyelenggarakan kemanfaat umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk kebutuhan dan hajat orang banyak serta turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), koperasi dan masyarakat.Yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat di sekitanya yakni Kecamatan Bunga Mayang, khusunya Desa Negara Tulang Bawang yakni desa tempat di dirikanya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang.

Desa Negara Tulang Bawang adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Bunga Mayang yang terkena dampak ekternalitas dari keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang baik dampak positif maupun dampak negatif.


(6)

Berikut ini data produksi PTPN VII Bunga Mayang untuk Tahun 2005-2009. Tabel 1. Jumlah produksi gula PTPN VII Bunga Mayang

Tahun Produksi

2005 141.556 Kg

2006 172.188 Kg

2007 164.543 Kg

2008 192.644 Kg

2009 165.809 Kg

Sumber : PTPN VII Bunga Mayang, Tahun 2009

Berdasarkan dari tabel diatas dapat terlihat bahwa meningkatnya volume produksi gula yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dalam kegiatan usahanya

perusahaan akan selalu berhubungan dengan lingkungan baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini dilakukan pula oleh PTPN VII Bunga Mayang di

Lampung.

Dengan adanya implikasi dari peningkatan volume produksi maka ekploitasi dan eksternalitas yang ditimbulkan juga semakin meningkat. Pembangunan

merupakan suatu proses hubungan timbal balik antar faktor- faktor yang ada dalam suatu Negara dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur .

Dilihat dari segi ekonomi, tujuan pembangunan mempunyai beberapa hal penting yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan, peningkatan distribusi,


(7)

BUMN atau badan usaha, merupakan salah satu kontributor yang berperan penting dalam proses pembangunan.

Secara umum maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara(BUMN), terbagi dua, yaitu bersifat ekonomi dan yang bersifat sosial.

Dibidang ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara khususnya, mendapatkan keuntungan atau laba, serta menjadi perintis kegiatan-kegiatan ekonomi yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koprasi.

Sedangkan dibidang sosial BUMN dimaksudkan untuk menyelenggarakan kemanfaat umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk kebutuhan dan hajat orang banyak serta turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), koperasi dan masyarakat .

Pembangunan suatu Negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat .

Sebagai contoh , dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup.

Kini dunia usaha tidak lagi memberikan catatan keuangan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek

lingkungan (triple bottom line). Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).


(8)

Pembangunan dilakukan di berbagai sektor, salah satunya produksi gula yang dilakukan oleh Pabrik gula tebu PTPN VII Bunga Mayang merupakan salah Satu Badan Usaha Milik Negara yang memiliki kedudukan strategis dalam

menyukseskan dan melaksanakan pembangunan pada sektor industri gula tebu.

Gula juga menjadi perhatian serius untuk di tingkatkan kualitas produksinya agar dapat mencapai standar dalam negri dan luar negeri ini di karenakan jika kulitas gula indonesia terus membaik maka permintaan ekspor gula akan meningkat jadi kualitas gula juga dapat menunjang permintaan ekspor gula jika permintaan gula meningkat maka pendapatan negara atau devisa negara akan meningkat dengan demikian pengaruh adanya pabrik gula tebu PTPNVII Bunga Mayang turut berperan untuk menyukseskan program pembangunan pada sektor industri.

Produk yang dihasilkan oleh PTPN VII Bunga Mayang yang bergerak di bidang industri produksi gula maka dalam kegiatan produksinya dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar. Dampak-dampak tersebut dapat bersifat

menguntungkan maupun dapat bersifat merugikan bagi masyarakat di sekitarnya terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar tempat beradanya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung yakni masyarakat Desa Negara Tulang Bawang.

Yang melatar belakangi penelitian ini adalah keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang yakni desa Negara Tulang Bawang dengan adanya keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Negara Tulang Bawang.


(9)

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rumah tangga per desa di Kecamatan Bunga Mayang tahun 2010

No Desa Jumlah

Rumah tangga Jumlah Laki-laki Jumlah perempua n Jumlah

1 Kotanapal 865 1458 1041 2499

2 Tanah abang 467 934 849 1783

3 Negara tulang bawang

1978 3995 4237 8232

4 Tulang bawang baru

808 1525 1256 2781

5 Sukadana ilir 396 706 675 1381

6 Sukadana udik 810 1657 1827 3484

7 Handuyang ratu 425 819 761 1580

8 Isorejo 1125 1958 1893 3851

9 Mulyo rejo II 718 1424 1071 2495

10 Mulyo rejo I 642 1501 1311 2812

11 Suka maju 415 547 546 1093

Jumlah 8649 16524 15467 31991

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lampaung Utara

Dari tabel di atas, dapat dilihat dari jumlah penduduk di Desa Negara Tulang Bawang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di kecamatan Bunga Mayang ini di sebabkan karena desa negara tulang bawang adalah desa induk Kecamatan Bunga Mayang dan tempat letaknya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang.

Dengan adanya keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang sehingga desa ini mempunyai daya tarik untuk para pendatang karena di Desa Negara Tulang


(10)

Bawang mempunyai kesempatan kerja yang lebih luas di bandingkan dengan desa lainya, sehingga tingkat kepadatan penduduk di desa ini sangat tinggi.

Table 3. Distribusi tenaga kerja masyarakat Di Desa Negara Tulang Bawang

Mata Pencaharian Populasi (KK)

sebagai petani 850 KK wiraswasta / pedagang 292 KK buruh tani / pabrik tebu. 479 KK karyawan swasta 98 KK Pekerjaan lainya 259 KK

Jumlah 1978 KK

Sumber : monografi desa Negara Tulang Bawang, 2012 (Data Diolah) Dari tabel di atas, dapat kita lihat sebagian masyarakat Desa Negara Tulang Bawang menjadi petani / wiraswasta dan buruh tani /tebu. Hal ini tidak terlepas dengan keberadaan pg.bunga mayang dan seluruh aktivitas perkebunanya. Kemudian ada pula masyarakat yang bekaerja sebagai mitra Pg.Bunga Mayang dengan adanya kegiatan usaha bersama (KUB).kegiatan usaha bersama dilakukan di berbagai sektor usaha seperti, sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor perkebunan , sektor jasa dan sektor lainya.

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal. Berkembang pesatnya aktivitas perkebunan tebu di Desa Negara Tulang Bawang di satu sisi membawa banyak keuntungan ekonomi dari segi pendapatan dan kesempatan kerja, namun disisi lain perkembangan aktivitas perkebunan tebu juga memberikan dampak terhadap perubahan sosioal budaya masyarakat dari segi stratifikasi sosial, dan


(11)

perubahan-perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, khususnya di desa Negara Tulang Bawang.

Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti " Dampak Eksternalitas Pabrik Gula PTPN VII Bunga Mayang terhadap sosial ekonomi Masyarakat Di Sekitarnya.

(Studi Kasus Di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Lampung Utara)

B. Permasalahan

Mengingat produk yang dihasilkan oleh PTPN VII Bunga Mayang bergerak di bidang industri adalah produksi gula maka dalam kegiatan produksinya dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar, sehingga berdasarkan uraian diatas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah dampak eksternalitas dari keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Negara Tulang Bawang?.”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui dampak esksternalitas dari keberadaan PTPN VII Bunga Mayang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Di Desa Negara Tulang Bawang.


(12)

D. Kerangka Pemikiran

Dalam manjalankan kegiatanya, khususnya kegiatan produksi gula, PTPN VII Bunga Mayang tentunya menimbulkan eksternalitas terhadap pihak- pihak yang ada di sekitarnya, khususnya Desa Negara Tulang Bawang ,karena daerah ini merupakan daerah yang paling dekat dengan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang eksternalitas yang di timbulkan oleh PTPN VII Bunga Mayang dapat berupa eksternalitas positif maupun eksternalitas negatif.

Eksternalitas adalah apabila tindakan seseorang menpunyai dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya konpensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak lain tanpa adanya konpensasi dari pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas negative apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima konpensasi yang sifatnya merugikan. Dampak yang di timbulkan dengan adanya kegiatan produksi gula tebu yang bersifat positif maupun negatif kepada lingkungan ataupun masyarakat pada umumnya akan menimbulkan respon yang berbeda dari pihak yang terkena dampak tersebut.

Pihak-pihak yang terkena dampak positif pada umumnya cenderung tidak mempunyai keluhan terhadap adanya kegiatan produksi gula tebu yang menimbulkan dampak tersebut.

Hubungan eksternalitas PTPN VII Bunga Mayang dengan masyarakat di


(13)

itu dalam peningkatan masyarakat, lapangan pekerjaan, lapangan usaha baru dan lain-lainya. Dan semuanya itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan asumsi kepuasan utility dapat diukur dan perbandingan dalam suatu skala yang sama dapat dilihat dari selisih antara tingkat pendapatan yang diterima masyarakat dengan kerugian social yang diderita masyarakat akibat dampak eksternalitas negative yang di timbulkan oleh kegiatan produksi gula tebu. Suatu efisiensi dikatakan optimum jika terdapat suatu pihak lain(guritno mangkusubroto,1997:15).

Proses terjadinya ekternalitas positif yang di timbulkan oleh pabrik gula PTPNVII Bunga Mayang terhadap masarakat di sekitarnya antara lain sebagai berikut :

1. Pola perkembangan ekonomi

Perubahan pola perkembangan ekonomi yang dulu sebelum adanya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang perkembangan ekonominya masih cukup lambat, dengan berdirinya pabrik gula PTPNVII bunga Mayang dapat membuat perubahan ekonomi di sekitarnya tumbuh semakin cepat karena adanya proses produksi gula dan perkebunan tebu sebagai bahan baku utamanya.

2. Pembangunan sarana dan prasarana

Pembangunan sarana dan prasarana seperti pembangunan jalan, dan fasilitas- fasiltas umum seperti masjid, dan lain-lain yang mempermudah masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar.


(14)

3. Penyerapan tenaga kerja

Dengan adanya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang maka banyak

membutuhkan tenaga kerja dalam proses produksi gula dan perkebunan sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang ada dalam proses produksi gula, ataupun dalam perkebunan tebu sebagai bahan bakunya. Sehingga dapat mengurangi

pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan baru seperti, perdanggangan, jasa dan lain-lain.

4. Restrukturisasi lingkungan

Perbaikan restrukturisasi lingkungan sehingga pengelolaan lingkungan dan tata kelola lingkungan dapat terjaga dan terkelola dengan baik dengan adanya dukungan dari PTPN VII Bunga Mayang.

5. Peningkatan pelayanan kesehatan

Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan adanya klinik yang di sediakan oleh ptpn VII Bunga Mayang untuk karyawan dan masyarakat di sekitarnya sehingga masyrakat sekitar tidak perlu jauh-jauh untuk mencapai rumah sakit dengan fasilitas yg lengkap.

6. Peningkatan pendapatan

Peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat dengan adanya PTPN VII Bunga Mayang ini di sebabkan oleh banyaknya masyrakat yang bekerja pada pabrik dan membuat usaha lain di karenakan adanya pabrik gula sehingga pendapatanya dapat meningkat.


(15)

Proses terjadinya ekternalitas negatif yang di timbulkan oleh pabrik gula PTPNVII Bunga Mayang terhadap masarakat di sekitarnya antara lain sebagai berikut :

1. Perusakan lingkungan

Perusakan lingungan di karenakan adanya perkebunan tebu seperti penebangan hutan karena perluasan lahan tanam tebu, sehingga ber kurangnya lahan hutan dan pengijauan di sekitar wilayah perkebunan tebu pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang tersebut.

2. Pecemaran udara

Pencemaran udara akibat adanya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang seperti, proses pengilingan tebu yang asap pengilinganya turun kembali ke sekitar pabrik dalam bentuk potongan- potongan daun yang sangat kecil sehingga harus

memakai masker agar tidak terhirup ke dalam hidung, yang jika terus- menerus di hirup dapat menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan yang menghirupnya.

3. Ketidaknyamanan masyarakat di sekitarnya

Ketidaknyaman masyarakat di sekitar pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang dikarenakan proses produksi pabrik gula menimbulkan suara berisik sehingga tidak nyaman tidur ataupun kegiatan lainya.


(16)

Gambar . 1 Bagan Kerang Pemikiran

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipótesis yang diajukan adalah: “Diduga persepsi masyarakat terhadap dampak eksternalitas dari keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang berpengaruh positif secara signifikan terhadap sosial ekonomi masyarakat disekitar nya”.

negative

positif

Aspek sosial ekonomi 1. Pola Perkembangan

Ekonomi

2. Pembangunan Sarana Dan Prasarana 3. Penyerapan Tenaga

Kerja

4. Peningkatan Pendapatan Masyarakat

5. Perubahan Lapangan Pekerjaan

6. Pengunaan Teknologi 7. Dan Lain-Lain

1. Perusakan lingkungan 2. pencemaran

udara

3. ketidak nyamanan masyarakat sekitar

EKSTERNALITAS

Social ekonomi masyarakat PABRIK


(17)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi atas :

BAB I. Pendahuluan yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, kerangka pemikiran, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan pustaka yang berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan ini.

BAB III Metode penelitian yang berisi jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, sampel, analisis, dan gambaran umum PTPN VII. Bunga Mayang.

BAB IV Pembahasan yang berisi pembahasan penelitian mengenai analisis ekternalitas pabrik tebu PTPN VII. Bunga Mayang terhadap masyarakat di sekitarnya.

BAB V Simpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Eksternalitas

Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian eksternalitas. Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi diluar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi efisiensi ekonomi.

Fisher (1996) mengatakan bahwa eksternalitas terjadi bila satu aktivitas pelaku ekonomi (baik produksi maupun konsumsi) mempengaruhi kesejahteraan pelaku ekonomi lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar.

Sehingga ketika terjadi eksternalitas, maka private choices oleh konsumen dan produsen dalam private markets umumnya tidak menghasilkan sesuatu yang secara ekonomi efisien.

Berdasarkan pada pemahaman di atas dapat dijelaskan bahwa dalam perspektif teoritis, eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan antara marginal social dan private cost suatu barang.


(19)

Dalam kasus kerusakan lingkungan menimbulkan negative externality karena tidak adanya unsur biaya tambahan dalam bentuk social cost yang masuk dalam komponen harga barang akhir. Oleh karena itu diperlukan governemnt intervention dalam bentuk penetapan pajak atau subsidi guna mengkoreksi dampak-dampak dari eksternalitas (Verhoef, 1999;Verhoef dan Nijkamp,2000).

B. Bentuk –Bentuk Eksternalitas

Eksternalitas dalam kenyataannya memiliki dua macam bentuk, yakni : 1. Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negatif (biaya eksternal) adalah biaya terhadap pihak ketiga selain pembeli dan penjual pada suatu macam barang yang tidak direfleksikan dalam harga pasar. Ketika terjadi eksternalitas yang negatif, harga barang atau jasa tidak menggambarkan biaya sosial tambahan (marginal social cost) secara sempurna pada sumber daya yang dialokasikan dalam produksi. Baik pembeli maupun penjual barang tidak memperhatikan biaya- biaya ini pada pihak ketiga.

2. Eksternalitas Positif

Eksternalitas positif adalah keuntungan terhadap pihak ketiga selain penjual atau pembeli barang atau jasa yang tidak direfleksikan dalam harga. Ketika terjadi eksternalitas positif, maka harga tidak sama dengan keuntungan sosial tambahan (marginal social benefit) dari barang dan jasa yang ada.


(20)

Contoh dari eksternalitas positif ini adalah dengan adanya suntikan antibodi terhadap suatu penyakit, maka suntikan tersebut selain bermanfaat bagi orang yang bersangkutan juga bermanfaat bagi orang lain yakni tidak tertular penyakit.

Menurut Harwick dan Olewifer(1998) mengatakan bahwa terdapat dua penggambaran eksternalitas , yakni :

a) Eksternalitas Privat dan b) Eksternalitas Public.

Selain itu eksternalitas juga terkait dalam efisiensi alokasi sumber daya alam. Hal ini sangat perlu peranan pemerintah dalam pengendalian eksternalitas, melalui penetapan pajak pigovian, dan jika solusi yang diberikan swasta dalam mengatassi esksternalitas tidak berhasil pemerintah akan turun tangan dengan mengatasi nya seperti kebijakan tentang regulasi pajak pigovian.

Jika dilihat dari para pelakunya, eksternalitas dapat dilihat sebagai :

1) Efek perbuatan satu produsen terhadap produsen lain (effects of producers on other producers).

Contohnya adalah nelayan dengan kapal-kapal besar akan mampu menjaring ikan dengan jumlah yang sangat banyak, akan tetapi produsen yang lain (dalam hal ini nelayan-nelayan kecil) akan mengalami kesulitan mendapatkan ikan karena telah habis dijaring oleh nelayan besar.

2) Efek perbuatan produsen terhadap konsumen (effects of producers on consumers).


(21)

Contohnya peternakan sapi ataupun ayam yang berada di tengah permukiman. Orang-orangyang tinggal di sekitar pemukiman mungkin akan merasa sangat terganggu dengan bau kotoran hewan-hewan ternak tersebut.

3) Efek perbuatan konsumen terhadap konsumen lain (effects of consumers on consumers).

Contohnya sesorang yang merokok di bus atau angkutan umum akan mengganggu penumpang lain yang berada di bus atau angkutan umum tersebut

4) Efek perbuatan konsumen terhadap produsen (effects of consumers on producers).

C. Jenis-Jenis Ekternalaitas

Ekternalitas di bagi atas dua jenis yaitu ;

1. Technical externality, yaitu tindakan konsumsi/ produksi mempengaruhi tindakan konsumsi/ produksi orang lain tanpa kompensasi.

2. Pecunary externality, yaitu tindakan/ produksi yang lebih menekankan pada unsur harga dalam perekonomian yaitu kendala anggaran.

Jenis-jenis eksternalitas menurut jhon f.due dan ann fredlaender yaitu:

1. Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu orang di pengaruhi oleh pola-pola konsumsi orang lain.

2. Ekternalitas produksi, terjadi apabila keluaran atau (output) suatu perusahaan juga bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi produksi perusahaan lain.


(22)

3. Ekternalitas keuangan, timbul karena adnya ketergantungan dari hubungan-hubungan produksi yang terdapat di setiap perekonomian. 4. Ekternalitas teknologi, terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan tertentu

tidak dapat membuat semua keuntungan menjadi kenyataan atau tidak di paksakan untuk memikul semua biaya yang di timbulkan akibat dari kegiatanya yang diderita oleh perusahaan –perusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat, sehingga timbul keuntungan atau kerugian ekternal.

D. Kebijakan Untuk Mengatasi Eksternalitas

1. Solusi dalam mengatasi polusi

Tentunya dalam melakukan proses produksi , dihasilkan pula sisa pembuangan yang berbentuk cair, padat gas. Perusahaan dapat membayar pajak polusi sebesar polusi yang dikeluarkan . pengenaan pajak tersebut dapat dikatakan mampu menciptatakan internalisasi esternalitas.

2. Tradeobel Emmisions permit

Dapat dilakukan perusahaan terkait dengan mengurangi jumlah polusi yang ditimbulkan dari pada harus membayar pajak yang mahal.

3. Juga dilakukan Proverty Right

Dalam Coase theorem menyatakan bahwa penerapan property right akan mengarahkan pada solusi optimal, memperhatikan siapa yang menerimanya, jika transaction cost kecil dan jumlah yang bernegosiasi terbatas.Contohnya, masyarakat disekitar pabrik atau daerah pertambangan, berhak mendapat udara bersih, ketenangan, air bersih.oleh


(23)

karena itu perusahaan harus membayar biaya untuk masyarakat yang terkena dampak polusi.

4. Dibangunya sarana dan prasarana

Misalnya berupa jembatan penyebrangan, jalan raya, rel kereta api, dan sarana public lainya.Sehingga keberadaan perusahaan dirasakan manfaat

bagi warga sekitarnya.ini juga merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan dan limpahan manaat dari adanya teknologi yang dibuat.

E. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan usaha milik Negara atau BUMN merupakan suatu unit usaha yang

sebagian besar atau seluruh modal berasal dari kekayaan negara yang di pisahkan serta membuat suatu produk atau jasa yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. BUMN juga sebagai salah satu sumber penerimaan keuangan negara yang nilanya cukup besar.

Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari bentuk BUMN,yaitu persero perum beserta pengertian arti definisi :

1.Persero

Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseroan terbatas atau PT. Bentuk persero semacam itu tentu saja tidak jauh bebeda sifatnya dengan

perseroan terbatas / PT swasta yakni sama-sama mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya / sebesar-besarnya.

Saham kepemilikan persero sebagian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah.Karena Persero diharapkan dapat memperoleh laba yang besar, maka otomatis persero dituntut untuk dapat memberikan produk barang maupun jasa


(24)

yang terbaik agar produk output yang dihasilkan tetap laku dan terus menerus mencetak keuntungan.

2.Perum / Perusahaan Umum

Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan jasa public yang baik demi melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan.

F. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas (PT),dulu disebut juga naamloze vennootschaap (NV),adalah persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjual belikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri.Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.Apabila perusahaan mendapat keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.Pemilik saham akan


(25)

memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen, yang besarnya tergantung pada besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi .Keuntungan yang

diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan.Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya Profesional.Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham,direksi,dan komisaris.Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan.Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili Perusahaan,mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar (diatas 50%) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.

Perseroan terbatas adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang berbadan hukum.Sejak 1 Mei 1848,perseroan terbatas diatur dalam KUHD, namun aturan itu tidak sesuai dengan prinsip ekonomi Indonesia yang berazaskan demokrasi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, maka dibentuk peraturan baru yang dituangkan dalam UU No.1 tahun 1995 yang mengatur bahwa sebuah PT harus didirikan dengan syarat harus memiliki etikat yang baik, azas keputusan,


(26)

dan azas kepantasan.Kemudian setelah mengikuti berbagai perkembangan akhirnya dikeluarkan UU No.40 Thun 2007, dimana adanya tambahan tentang Prinsip Tata Kelola Perseroan yang baik.

G. Dampak Kegiatan Produksi Pabrik Gula dari Aspek Sosial Ekonomi. Menurut Erikson (1979) dalam Khoslah H.A Nawawi dampak sosial ekonomi ialah dampak yang terjadi pada sitem ekonomi, menyangkut struktur ekonomi dan kondisi ekonomi.

Gunawan suranto dalam Armado (2008) menyatakan bahwa pembangunan suatu proyek sejak didalam perencanaan memang sudah bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi sehinggan secara teoritis dampak setiap proyek haruslah positif bagi masyarakat setempat, propinsi, nasional, ataupun internasional.Komponen yang dianggap penting dalam penetapan aspek ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Pola Perkembangan Penduduk.

Pola perkembangan penduduk yang perlu diketahui adalah jumlah penduduk, umur, perbandingan kelamin, dan sebagainya.

2. Pola Perpindahan.

Pola perpindahan ini juga erat hubungannya dengan perkembangan penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah pola perpindahan keluar dan masuk ke suatu daerah secara umum, serta pola perpindahan musiman dan tetap.


(27)

3. Pola Perkembangan Ekonomi.

Pola perkembangan ekonomi masyarakat ini erat hubungannya pula dengan pola perkembangan penduduk,perpindahan, keadaan sumber daya alam yang tersedia dan sumber pekerjaan yang tersedia.

4. Penyerapan Tenaga Kerja.

Dampak penyerapan tenaga kerja tidak selalu berupa dampak langsung, tetapi juga dampak yang tidak langsung, artinya timbulnya sumber-sumber

pekerjaan baru dan ini merupakan komponen berikutnya yang penting.

5. Berkembangnya Struktur ekonomi.

Yang dimaksud disini adalah timbulnya aktivitas perekonomian lain akibat adanya proyek tersebut sehingga merupakan sebagai sumber-sumber pekerjaan yang baru.

6. Peningkatan Pendapatan Masyarakat.

Maksudnya adalah dengan adanya proyek tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum.

7. Perubahan Lapangan Pekerjaan.

Dengan timbulnya lapangan pekerjaan yang baru, baik langsung ataupun tidak langsung, karena tidak selamanya dapat menguntungkan.


(28)

8. Tata Guna Usaha.

Yang dimaksud disini adalah timbulnya lapangan usaha akibat adanya proyek tersebut dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

H. Studi Empirik

Tabel 4. Ringkasan Penelitian Analisis Ekternalitas Sosial Ekonomi Masyarakat Keluranahan Pasar Tanjung Enim.

Judul “Analisis Ekternalitas Sosial Ekonomi Masyarakat Keluranahan Pasar Tanjung Enim”.

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Indonesia

Penulis/tangal Ansky Ardian Mursa (2010)

Tujuan Untuk mengetahui bagaimana dampak

eksternalitas Pt.Bukit Asam terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat.

Model Estimasi Dan Variabel

Metode analisis Multiplier Effect

Variabel output, pendapatan dan nilai tambah dari sektor sosial ekonomi.

Jenis data Data sekunder dan data primel Hasil penelitian Keberadaan Pt.Bukit Asam

Membuat kondisi aspek sosial ekonomi masyrakat kelurahan Tanjung Enim meningkat.

Selanjutnya penelitian Mulyaningrum yang berjudul “Eksternalitas Ekonomi Dalam PembangunanWisata Alam Berkelanjutan (Studi Kasus pada kawasan Wisata Alam Baturaden – Purworkerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)


(29)

Selanjutnya penelitian Mulyaningrum yang berjudul “Eksternalitas Ekonomi Dalam PembangunanWisata Alam Berkelanjutan (Studi Kasus pada kawasan Wisata Alam Baturaden – Purworkerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)

Tabel 5. Ringkasan penelitian Eksternalitas Ekonomi Dalam Pembangunan Wisata Alam Berkelanjutan (Studi Kasus pada kawasan Wisata Alam Baturaden – Purworkerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)

Judul

“Eksternalitas Ekonomi Dalam PembangunanWisata Alam Berkelanjutan (Studi Kasus pada kawasan Wisata Alam Baturaden – Purworkerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu, Indonesia Penulis/Tanggal Mulyaningrum (2005)

Tujuan

Untuk menganalisis munculnya eksternalitas ekonomi sebagai damapak dari kegiatan pembangunan wisata alam berkelanjutan, secara khusus dimaksudkan untuk

menganalisis nilai manfaat kegiatan wisata alam bagi masyrakat.

Model Estimasi dan Variabel

Metode analisis Multiplier Effect

Variabel output, pendapatan dan nilai tambah dari sektor wisata .

Jenis data Data sekunder dan data primer

Hasil Penelitian

Belum menujukkan pengaruh yang besar terhadap PDRB, tetapi diyakini akan menjadi andalan terbukti dengan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan sektor primer seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan dan kehutanan.


(30)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada aparatur desa dan masyarakat desa Negara Tulang Bawang. Pemilihan lokasi dilakukan secara segaja dengan pertimbangan bahwa Desa Negara Tulang Bawang merupakan daerah yang menjadi pusat pertumbuhan sekitar PTPN VII Bunga Mayang. Desa Negara Tulang Bawang juga merupakan daerah yang melakukan interaksi yang lebih banyak di bandingkan desa lain yang yang berada di dekat dengan PTPN VII Bunga Mayang. Sedangkan data sekunder di proleh dari PTPN VII Bunga Mayang dan kantor desa Negara Tulang Bawang.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di pabrik gula PTPN VII Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa PTPNVII Bunga Mayang merupakan suatu badan usaha yang bergerak di sektor produksi gula tebu yang memberikan berbagai


(31)

dampak sosial ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, khususnya masyarakat Desa Negara Tulang Bawang.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder,yang diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei ke lapangan secara langsung yang disertai dengan wawancara kepada aparatur desa dan penyebaran kuisioner atau daftar pertanyaan tertulis kepada para responden.

2. Data sekunder

Data sekunder di peroleh dari instansi-instansi yang ada kaitanya dalam penelitian ini, yakni PTPN VII Bunga Mayang dan kantor desa negara tulang bawang. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penilitian ini adalah melalui :

1. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, tulisan ilmiah, serta sumber- sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan

Yaitu penelitian secara langsung pada PTPN VII Bunga Mayang,

Lampung Utara guna memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian.


(32)

D. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menjelaskan hasil perhitungan yang dilakukan dengan mengambarkan keadaan obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak secara utuh, sedangkan sedangkan analisis kuantitatif

dilakukan dengan mengkuantifikasi data kualitatif dalam bentuk angka. Dengan tujuan untuk mengambarkan dampak positif pabrik gula tebu PTPNVII Bunga Mayang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Negara Tulang Bawang.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 89). Populasi yang ditentukan peneliti merupakan populasi bersyarat. Karena adanya

ekternalitas Keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang terhadap masyarakat disekitarnya, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di desa Negara Tulang Bawang. Jumlah seluruh masyarakat yang ada di desa negara tulang bawang yaitu 1. 978 KK (kepala keluarga) (Badan Pusat Statistik, 2011).


(33)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah populasi yang terlalu besar tidak memungkinkan peneliti meneliti seluruhnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana.

Agar mewakili populasi penelitian, pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di seluruh desa Negara Tulang Bawang. Untuk itu, pembagian sampel penelitian didasarkan pada kuota sampling, dimana jumlah sampel ditentukan berdasarkan besarnya persentase jumlah penduduk yang ada di Desa Negara Tulang Bawang dan lama tingal di Desa Negara Tulang Bawang.

Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti menentukan kriteria sampel dengan ciri-ciri yaitu : penduduk yang telah tingal di desa Negara Tulang Bawang selama minimal 5 tahun.

Responden diambil dari seluruh populasi yang ada di desa lokasi penelitian . Dari 1978 KK diambil sampel yang besarnya dihitung berdasarkan estimasi terhadap proporsi dengan rumus sebagai berikut :

̅ ̅

̅ ̅

Keterangan:

n = Besar Sampel N = jumlah populasi D =

B = Bound Of eror (moh. Nazir, 2003:289)


(34)

Jika bound of eror sebesar 0,05 , maka

D

Dengan demikian :

n

n =

F. Penentu skor jawaban responden

Penentuan skor yang digunakan atas jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang diajukan adalah dengan mengunakan skala likert, yakni skala dengan lima jenjang yang digunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Kriteria umum

penilaiannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk Jawaban (A) Diberikan Nilai 5

2. Untuk Jawaban (B) Diberikan Nilai 4 3. Untuk Jawaban (C) Diberikan Nilai 3 4. Untuk Jawaban (D) Diberikan Nilai 2 5. Untuk Jawaban (E) Diberikan Nilai 1 Tabel . 6 Nilai interpretasi rata-rata

Besarnya nilai rata-rata Interpretasi Antara 4, 01 – 5, 00 Sangat baik Antara 3, 01 – 4, 00 Baik Antara 2, 01 – 3, 00 Cukup baik Antara 1, 01 – 2, 00 Kurang Antara 0, 01 – 1, 00 Buruk


(35)

G. Uji Validitas Dan Uji Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana daftar pertanyaan dapat mengukur dampak ekternalitas dari perusahaan dengan mengunakan rumus product moment coefficient of correlation sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }√{ ∑ ∑ }

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel x dan y = dampak dari perusahaan

= Jumlah skor butir

n = banyaknya variabel sampel yang di analisis (suharsimi arikunto, 2002: 162)

Pengujian kevalidtan mengunakan r product moment pada derajat kebebasan (dk)= n-1 dengan kriteria pengujian:

Jika > r tabel, maka daftar pertanyaan dinyatakan valid.


(36)

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah sebuah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dengan mengunakan rumus alpha adalah sebagai berikut:

[

][

]

(suharsemi arikunto, 2002: 109

Keterangan :

r11 = kereliabelan instrumen

k = banyaknya jumlah pertanyaan = jumlah varian total

∑ = jumlah varian pertanyaan Dengan rumus varian :

∑ ∑ Kterangan :

n = banyaknya skor responden yang diuji coba ∑x = jumlah skor yang di pilih

Untuk menilai alat ukur yang digunakan apakah cukup reliabel atau tidak, maka digunakan rumus t :


(37)

Dengan keputusan:

Jika t ≥ t tabel, maka daftar pertanyaan dinyatakan reliabel. Jika t ≤ t tabel, maka daftar pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Selanjutnya indek kereabelan diinterprestasikan dengan mengunakan tabel interpretasi r untuk menyimpulkan alat ukur yang digunakan cukup atau tidak reliabel.

Tabel . 7 Nilai interpretasi kereliabelan

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,8000-0,10000 Tingi

Antara 0,6000-0,7999 Cukup

Antara 0,4000-0,5999 Agak rendah

Antara 0,2000-0,3999 Rendah

Antara 0,0000-0,1999 Sangat rendah Sumber : suharsimi arikunto, 2002: 268

H. Uji Hipotesis t-Statistik

Uji

t

-statistik diperlukan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai

t

-statistik dan

t

-tabel berdasarkan hipotesis penelitian. Kriteria pengujian pada tabel adalah sebagai berikut :

Ho diterima apabila –

t

tabel ≤

t

statistik ≤

t

tabel

Ho ditolak jika

t

o >

t

tabel atau

t

o < -

t

tabel

N= 135 ̅ s =0.614

0 = 3.000 H0 : ≤ 3

Ha : > 3

t

o

=

̅


(38)

α= 0,05 dan derajat kebebasan= n-1 = 135-1 = 134

t

α/2(n-1) =

t

0.025(134) = 3, 35

keterangan :

N = Sampel � = nilai tengah

̅ = Nilai Rata-Rata s = standar deviasi

H. Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Kantor Direksi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang bertempat dijalan Teuku Umar No. 300 Telp.(0721) 702233 Bandar Lampung.

1. Sejarah Berdiri Perusahaan

PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dibidang agribisnis perkebunan yang pembentukannya merupakan konsolidasi dari PTP X, PTP XXXI. Proyek pengembangan PTP XI dikabupaten Lahat dan proyek pengembangan PTP XXIII di propinsi Bengkulu.PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan berdasarka peraturan pemerintah RI No.12 tahun 1996 tanggal 14 februari 1996, wilayah kerja PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) meliputi 3 propinsi yang terdiri dari beberapa unit usaha yaitu : 10 unit usaha propinsi Lampung,13 unit usaha dipropinsi sumatera selatan dan 3 unit usaha dipropinsi Bengkulu. Pada saat ini telah terbentuk wilayah Distrik yakni: Distrik Banyuasain, Distrik Muara Enim, Distrik Bengkulu. Luas areal TM kebun inti PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) saat ini adalah 68.105 Ha, arel plasma 47.111 Ha dan areal kemirtaan 18.307 Ha


(39)

2. Visi, Misi dan Tujuan,dan NIlai-nilai Budaya Perusahaan

Visi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)

“ Menjadi prusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter global”

Misi PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero)

1. Menjalankan usan agribisnis perkebunan dengan comoditas karet,teh,tebu,kelapa sawit

2. Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal 3. menggunakan teknologi budidaya dan proses efisien dan akrab dengan

lingkungan untuk menghasilkan peoduk berstandar baik untuk pasar dosmetik maupun internasional

4. Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders khususnya pekerja mitra petani, pemasok dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan daya saring guna menumbuh kembangkan perusahaan

3. Tujuan Perusahaan

Sesuai akta pendirian perusahaan, tujuan peusahaaan adalah:

1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat,kuat dan tumbuh dalam skala usaha yang ekonomis

2. Menjadi perusahaan yang profitable,makmur (wealth), dan berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional


(40)

4. Nilai-nilai Budaya Perusahaan

Budaya preusan yang ditumbuhkan yaitu,mengutamakan kebenaran formal dan material melalui keteladanan, keterbukaan, kebersamaan dalam meningkatkan produktivitas.

5. Struktur Organisasi Perusahaan

Wilayah Kerja PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di 3 propinsi yang terdiri atas 3 unit bisnis strategis dan 26 unit usaha yang dikpepalai oleh manajer wilayah dan manajer unit usaha, secara struktural direksi dibawahi manajer wilayah unit usaha organisasi dikantor pusat terdiri dari 12 bagian yang dikepalai oleh kepala bagian.

Tabel . 8 Nama unit usaha dan produk yang di hasilkan Wilayah Lampung Distrik Way Sekampung

Nama unit usaha Penghasil

Kedaton Kelapa Sawit dan karet

Bergen Kelapa Sawit dan karet

Way Berulu Karet

Rejosari Kelapa Sawit dan karet

Pewa Karet


(41)

Tabel.9 Nama unit usaha dan produk yang di hasilkan Wilayah Lampung Distrik Way Seputih

Nama unit usaha Penghasil

Bekri Kelapa Sawit

Padangratu Kelapa Sawit

Tulung Buyut Karet

Bungamayang Tebu

6. Budidaya Tanaman

A. Karet

Pemasaran produksi karet dilaksanakan dengan penjualan lokal (27 %) dan ekspor (73 %) produksi karet PTPN VII telah mempunyai brand image dipasar

Intenasional. Komoditi karet didukung oleh 4 (empat) unit pabrik pengolahan RSS, 11 (sebelas) unit pengolaha Crumb Rubber dan 1 (satu) unit pengolahan latex pakat.

B. Kelapa Sawit

Sebagai salah satu penghasil kelapa sawit di dunia, pemerintah Indonesia telah mencanangkan industri minyak kelapa sawit sebagai industri unggulan dalam perolehan devisa negara. Komoditi kelapa sawit didukung oleh 7 (tujuh) unit pabrik minyak kelapa sawit .


(42)

C. Tebu

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut PTPN VII memiliki 2 (dua) unit usaha khusus mengelola komoditi tebu yaitu bungamayang yang berada di propinsi Lampung dan Cinta Manis yang berada di propinsi Sumatera Selatan. Denga dukungan 2 (dua) unit pabrik gula.

D. Teh

Tingkat komsumsi teh di dunia sampai saat ini masih cukup tinggi. Ekspor teh PTPN VII saat ini sudah merambah pasar Internasional antara lain : Malaysia, Pakistan, Timur Tengah, Eropa, Rusia dan negara lainnya. Selain itu untuk memenuhi komsumsi lokal telah diproduksi teh celup baik diproduksi sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain.

Produk yang dihasilkan PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah sebagai berikut :

Tabel .10 Komoditi dan produk

Komoditi Produk Olahan

Karet SIR 3 C, 3L, 3WF, SIR 10 dan SIR 20 RSS I, II, III Kelapa Sawit Minyak sawit, inti sawit, minyak inti sawit, bungil

sawit

Tebu Gula dan tetes

Teh MUTU I : BOP, BOFT, PF, BT, BP, DUST MUTU II : BP-II, BT-II, PF-II,DUST –II


(43)

I. Gambaran umum Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Lampung Utara

Gambar . 2 Denah Kecamatan Bunga Mayang

Desa Negara Tulang Bawang adalah desa induk di kecamatan Bunga Mayang kabupaten Lampung Utara.


(44)

Tabel .11 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rumah tangga per desa di Kecamatan Bunga Mayang tahun 2010

No

Desa Jumlah

Rumah tangga Jumlah Laki-laki Jumlah perempuan Jumlah

1 Kotanapal 865 1458 1041 2499

2 Tanah abang 467 934 849 1783

3 Negara tulang bawang

1978 3995 4237 8232

4 Tulang bawang baru

808 1525 1256 2781

5 Sukadana ilir 396 706 675 1381

6 Sukadana udik 810 1657 1827 3484

7 Handuyang ratu 425 819 761 1580

8 Isorejo 1125 1958 1893 3851

9 Mulyo rejo II 718 1424 1071 2495

10 Mulyo rejo I 642 1501 1311 2812

11 Suka maju 415 547 546 1093

Jumlah 8649 16524 15467 31991

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lampaung Utara

Dari tabel di atas, dapat dilihat dari jumlah penduduk di Desa Negara Tulang Bawang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di kecamatan Bunga Mayang ini di sebabkan karena desa Negara Tulang Bawang adalah desa induk kecamatan Bunga Mayang dan tempat letaknya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang.

Dengan adanya keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang sehingga desa ini mempunyai daya tarik untuk para pendatang karena di Desa Negara Tulang


(45)

Bawang mempunyai kesempatan kerja yang lebih luas di bandingkan dengan desa lainya, sehingga tingkat kepadatan penduduk di desa ini sangat tinggi.

Table .12 Distribusi tenaga kerja masyarakat Di Desa Negara Tulang Bawang

Mata Pencaharian Populasi (KK)

sebagai petani 850 KK wiraswasta / pedagang 292 KK buruh tani / pabrik tebu. 479 KK karyawan swasta 98 KK Pekerjaan lainya 259 KK

Jumlah 1978 KK

Sumber : monografi desa Negara Tulang Bawang, 2012 (Data Diolah)

Dari tabel di atas, dapat kita lihat sebagian masyarakat Desa Negara Tulang Bawang menjadi petani / wiraswasta dan buruh tani /tebu. Hal ini tidak terlepas dengan keberadaan pg.bunga mayang dan seluruh aktivitas perkebunanya. Kemudian ada pula masyarakat yang bekaerja sebagai mitra Pg.Bunga Mayang dengan adanya kegiatan usaha bersama (KUB).kegiatan usaha bersama

dilakukandi berbagai sektor usaha seperti, sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor perkebunan , sektor jasa dan sektor lainya.


(46)

Tabel .13 Banyaknya umat beragama per desa di Kecamatan Bunga Mayang Tahun 2010

No Desa Islam Katholik Kristen protestan

Hindu Budha

1 Kota napal 3021 320 115 - 7

2 Tanah abang 1797 28 37 - -

3 Negara tulang bawang

7980 192 317 8126 28

4 Tulang bawang baru

2882 - 19 4 6

5 Sukadana ilir 1392 3 32 - 10

6 Sukadana udik

2087 - 495 3 -

7 Handuyang ratu

1464 84 3 - -

8 isorejo 3874 13 29 40 15

9 Mulyo rejo II 2320 32 164 - -

10 Mulyo rejo I 2865 12 8 51 -

11 Suka maju 1091 - 6 - -

Jumlah 30773 684 1225 224 66


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah di kemukakan sebelumnya, maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa dampak ekternalitas positif keberadaan PTPN VII Bunga Mayang terhadap sosial ekonomi

masyarakat di Desa Negara Tulang Bawang, antara lain :

1. Semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap terkait keberadaan PTPN VII Bunga Mayang, sehingga jumlah penganguran berkurang, selain itu di tambah dengan adnya kegiatan usaha bersama (KUB) antara masyarakat sekitar PTPN VII Bunga Mayang.

2. Berkembangnya struktur ekonomi yang mengakibatkan timbulnya berbagai aktivitas perekonomian lokal sehingga memberikan kesempatan bagi

masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha –usahanya dan memberikan sumber-sumber pekerjaan baru.

3. Meningkatnya pendapatan masyarakat secara umum karena semakin berkembangaya mata pencaharian di Desa Negara Tulang Bawang. 4. Keadaan transportasi yang lancar, dan tersedianya fasilitas-fasilitas umum

yang di berikan PTPN VII Bunga Mayang guna menunjang aktivitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari.


(48)

5. Terciptanya lingkungan yang asri karen adanya aktivitas pemantauan lingkungan yang rutin di lakukan PTPN VII Bunga Mayang.

6. Terbukanya daerah-daerah yangsebelumnya terisolir dan sebelumnya sulit di jangkau masyarakat karena minimnya akses transportasi sebelum adanya aktivitas produksi gula dan perkebunan tebu, selain itu, PTPN VII Bunga Mayang juga memngakibatkan peningkatan harga tanah di Desa Negara Tulan Bawang.

7. Ketersediaan sumber daya alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Negara Tulang Bawang.

8. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat sekitar lingkungan PTPN VII Bunga Mayang.

B.Saran

Berdasarkan pembahasan permasalahan yang telah di bahs sebelumnya, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

Sebaiknya PTPN VII Bunga Mayang membuka lebih besar kesempatan

masyarakat lingkungan sekitarnya dengan membuka lowongan pekerjaan yang lebih banyak utuk mereka, baik dengan meningkatkan usaha bersama sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, selain itu, aktivitas produksi gula dan perkebunan tebu merupakan suau kegiatan usaha yang beresiko tinggi terhadap para pekerja, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja harus di perhatikan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pekerja, agar terciptanya tenaga kerja yang terampil di bidangnya, sehingga resiko kecelakaan kerja dapat berkurang.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Blogspot.Com .2010. proses pembuatan gula tebu

http://blogspot.com/2010/10/proses-pembuatan-gula-pasir.html)

Desa Negara Tulang Bawang. 2013. Monografi Desa Negara Tulang Bawang. Kantor Desa Negara Tulang Bawang. Kabupaten Lampung Utara

Mangkoesoebroto, Guritno. 1997. Kebijakan Ekonomi Publik Di Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Mursa, ansky ardian. 2010. Analisis eksternalitas sosial ekonomi masyarakat di kelurahan pasar tanjung enim. Skripsi fakultas ekonomi universitas lampung Nawawi, Khoslah Hasanah A. 2002.Dampak Taman Nasional Way Kambas

Terhadap Pendapatan Dan Curahan Tenaga Kerja Untuk Masarakat Di Sekitarnya.Skribsi.Fakultas Ekonomi UniversitasLampung.

Bandarlampung

Nazir, Moh.2003. metode penelitian. Ghalia indonesia. Jakarta. 544 hlm PTPN VII Bunga Mayang. 2009. Profil PTPN VII Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara.

Susanto, Edi. 2008. Analisis Ekternalitas Penambangan Bahan Galian Golongan A (Batubara)(Study Kasus Pt Sapia Jaya Menjak Sangewari Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah). Skipsi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Simarmata, Dj. A. 1994. Ekonomi Publik Dan Extelnal. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Wikipedia. 2009. Perserooan terbatas


(1)

42

Tabel .11 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rumah tangga per desa di Kecamatan Bunga Mayang tahun 2010

No

Desa Jumlah

Rumah tangga

Jumlah Laki-laki

Jumlah perempuan

Jumlah

1 Kotanapal 865 1458 1041 2499

2 Tanah abang 467 934 849 1783

3 Negara tulang bawang

1978 3995 4237 8232

4 Tulang bawang baru

808 1525 1256 2781

5 Sukadana ilir 396 706 675 1381

6 Sukadana udik 810 1657 1827 3484

7 Handuyang ratu 425 819 761 1580

8 Isorejo 1125 1958 1893 3851

9 Mulyo rejo II 718 1424 1071 2495

10 Mulyo rejo I 642 1501 1311 2812

11 Suka maju 415 547 546 1093

Jumlah 8649 16524 15467 31991

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lampaung Utara

Dari tabel di atas, dapat dilihat dari jumlah penduduk di Desa Negara Tulang Bawang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di kecamatan Bunga Mayang ini di sebabkan karena desa Negara Tulang Bawang adalah desa induk kecamatan Bunga Mayang dan tempat letaknya pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang.

Dengan adanya keberadaan pabrik gula PTPN VII Bunga Mayang sehingga desa ini mempunyai daya tarik untuk para pendatang karena di Desa Negara Tulang


(2)

Bawang mempunyai kesempatan kerja yang lebih luas di bandingkan dengan desa lainya, sehingga tingkat kepadatan penduduk di desa ini sangat tinggi.

Table .12 Distribusi tenaga kerja masyarakat Di Desa Negara Tulang Bawang

Mata Pencaharian Populasi (KK)

sebagai petani 850 KK wiraswasta / pedagang 292 KK buruh tani / pabrik tebu. 479 KK karyawan swasta 98 KK Pekerjaan lainya 259 KK

Jumlah 1978 KK

Sumber : monografi desa Negara Tulang Bawang, 2012 (Data Diolah)

Dari tabel di atas, dapat kita lihat sebagian masyarakat Desa Negara Tulang Bawang menjadi petani / wiraswasta dan buruh tani /tebu. Hal ini tidak terlepas dengan keberadaan pg.bunga mayang dan seluruh aktivitas perkebunanya. Kemudian ada pula masyarakat yang bekaerja sebagai mitra Pg.Bunga Mayang dengan adanya kegiatan usaha bersama (KUB).kegiatan usaha bersama

dilakukandi berbagai sektor usaha seperti, sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor perkebunan , sektor jasa dan sektor lainya.


(3)

44

Tabel .13 Banyaknya umat beragama per desa di Kecamatan Bunga Mayang Tahun 2010

No Desa Islam Katholik Kristen protestan

Hindu Budha

1 Kota napal 3021 320 115 - 7

2 Tanah abang 1797 28 37 - -

3 Negara tulang bawang

7980 192 317 8126 28

4 Tulang bawang baru

2882 - 19 4 6

5 Sukadana ilir 1392 3 32 - 10

6 Sukadana udik

2087 - 495 3 -

7 Handuyang ratu

1464 84 3 - -

8 isorejo 3874 13 29 40 15

9 Mulyo rejo II 2320 32 164 - -

10 Mulyo rejo I 2865 12 8 51 -

11 Suka maju 1091 - 6 - -

Jumlah 30773 684 1225 224 66


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah di kemukakan sebelumnya, maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa dampak ekternalitas positif keberadaan PTPN VII Bunga Mayang terhadap sosial ekonomi

masyarakat di Desa Negara Tulang Bawang, antara lain :

1. Semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap terkait keberadaan PTPN VII Bunga Mayang, sehingga jumlah penganguran berkurang, selain itu di tambah dengan adnya kegiatan usaha bersama (KUB) antara masyarakat sekitar PTPN VII Bunga Mayang.

2. Berkembangnya struktur ekonomi yang mengakibatkan timbulnya berbagai aktivitas perekonomian lokal sehingga memberikan kesempatan bagi

masyarakat sekitar untuk mengembangkan usaha –usahanya dan memberikan sumber-sumber pekerjaan baru.

3. Meningkatnya pendapatan masyarakat secara umum karena semakin berkembangaya mata pencaharian di Desa Negara Tulang Bawang. 4. Keadaan transportasi yang lancar, dan tersedianya fasilitas-fasilitas umum

yang di berikan PTPN VII Bunga Mayang guna menunjang aktivitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari.


(5)

67

5. Terciptanya lingkungan yang asri karen adanya aktivitas pemantauan lingkungan yang rutin di lakukan PTPN VII Bunga Mayang.

6. Terbukanya daerah-daerah yangsebelumnya terisolir dan sebelumnya sulit di jangkau masyarakat karena minimnya akses transportasi sebelum adanya aktivitas produksi gula dan perkebunan tebu, selain itu, PTPN VII Bunga Mayang juga memngakibatkan peningkatan harga tanah di Desa Negara Tulan Bawang.

7. Ketersediaan sumber daya alam yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Desa Negara Tulang Bawang.

8. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat sekitar lingkungan PTPN VII Bunga Mayang.

B.Saran

Berdasarkan pembahasan permasalahan yang telah di bahs sebelumnya, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

Sebaiknya PTPN VII Bunga Mayang membuka lebih besar kesempatan

masyarakat lingkungan sekitarnya dengan membuka lowongan pekerjaan yang lebih banyak utuk mereka, baik dengan meningkatkan usaha bersama sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja, selain itu, aktivitas produksi gula dan perkebunan tebu merupakan suau kegiatan usaha yang beresiko tinggi terhadap para pekerja, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja harus di perhatikan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pekerja, agar terciptanya tenaga kerja yang terampil di bidangnya, sehingga resiko kecelakaan kerja dapat berkurang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Blogspot.Com .2010. proses pembuatan gula tebu

http://blogspot.com/2010/10/proses-pembuatan-gula-pasir.html)

Desa Negara Tulang Bawang. 2013. Monografi Desa Negara Tulang Bawang. Kantor Desa Negara Tulang Bawang. Kabupaten Lampung Utara

Mangkoesoebroto, Guritno. 1997. Kebijakan Ekonomi Publik Di Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Mursa, ansky ardian. 2010. Analisis eksternalitas sosial ekonomi masyarakat di kelurahan pasar tanjung enim. Skripsi fakultas ekonomi universitas lampung Nawawi, Khoslah Hasanah A. 2002.Dampak Taman Nasional Way Kambas

Terhadap Pendapatan Dan Curahan Tenaga Kerja Untuk Masarakat Di Sekitarnya.Skribsi.Fakultas Ekonomi UniversitasLampung.

Bandarlampung

Nazir, Moh.2003. metode penelitian. Ghalia indonesia. Jakarta. 544 hlm PTPN VII Bunga Mayang. 2009. Profil PTPN VII Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara.

Susanto, Edi. 2008. Analisis Ekternalitas Penambangan Bahan Galian Golongan A (Batubara)(Study Kasus Pt Sapia Jaya Menjak Sangewari Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah). Skipsi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Simarmata, Dj. A. 1994. Ekonomi Publik Dan Extelnal. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Wikipedia. 2009. Perserooan terbatas