216
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
dihadiri oleh para banci, dan masyarakat kecil lainnya. Ironisnya, satpam yang tak sengaja membunuh Julini masih berkeliaran
dengan bebas, tidak dihukum.
Patung Julini bercakap-cakap dengan patung-patung yang lain di plaza monumen. Mereka memperbincangkan kehidupan
para patung dan manusia-manusia di sekitar mereka. Perseteruan terjadi antara Roima dan teman-temannya dengan pejabat.
Akhirnya Roima mengalah karena mereka tidak mungkin melawan pejabat yang punya kekuasaan dan punya pistol. Roima
dan kawan-kawannya pulang ke tempat asal mereka.
B. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Drama “Opera Kecoa”
Menurut saya, drama ‘Opera Kecoa’ selain memiliki kelebihan juga mempunyai kelemahan. Kelebihan drama
tersebut diantaranya 1 bahasa yang digunakan dalam dialog lugas dan apa adanya. Pengarang ingin menggambarkan
keadaan rakyat kecil saat itu dengan baik kepada penonton atau pembaca. Bahasa kasar yang digunakan, benar-benar ada dan
diucapkan oleh orang-orang miskin dan tidak berpendidikan. 2 drama tersebut diselingi lagu-lagu yang ber ‘makna dalam’
sebagai pengungkapan perasaan. Di sisi laian dengan adanya selingan lagu membuat penonton menjadi tidak bosan. 3
Ceritanya alami, menggambarkan kehidupan rakyat kecil, terpinggirkan, dan tidak mendapat tempat di hati pemerintah,
karena pekerjaan mereka tidak disukai. Gambaran seperti itu benar-benar ada dalam masyarakat.
Kekurangan yang ada tersamarkan oleh beberapa kelebihan di atas, tetapi dengan akhir cerita yang tidak jelas merupakan
kekurangan dari drama tersebut.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pementasan tersebut bersifat merakyat karena bercerita tentang
rakyat kecil. Secara umum pementasan drama kali ini bisa dibilang sukses karena adanya sinergisitas antara tata panggung,
tata rias, dan tata suara yang sangat mendukung karakter cerita. Para pemainnya pun dapat menghayati tokoh yang diperankan
sehingga terlihat alami.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial
217
L atihan
9.1
Bersama teman kelompokmu, saksikan sebuah pementasan drama, kemudian buatlah resensi pementasan drama tersebut Format resensi
meliputi: a.
identitas pementasan drama b.
sinopsis drama c.
analisis kelebihan dan kekurangan drama d.
simpulan
B. Mendeklamasikan Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat mendeklamasikan puisi dengan lafal, intonasi, gerak, dan penghayatan
yang sesuai.
Salah satu bentuk kegiatan apresiasi sastra yang sudah lama populer adalah mendeklamasikan puisi. Secara umum, dalam membaca dan
mendeklasmasikan puisi hendaknya memperhatikan langkah-langkah berikut ini.
1. Perhatikan judul puisi.
2. Lihatlah kata-kata yang dominan.
3. Selamilah makna konotatif.
4. Dalam mencari dan menemukan makna, yang benar adalah makna
yang sesuai dengan struktur bahasa. 5.
Tangkaplah pikiran yang ada dalam puisi dengan mempara- fasekannya.
6. Jawablah apa dan siapa yang dimaksud dengan kata demi kata, frase
demi frase, larik demi larik, dan bait demi bait. 8.
Cari dan kejarlah makna yang masih tersembunyi. 9.
Perhatikanlah corak dan aliran sajak yang kita baca imajinatif, religius, liris, atau epik.
10. Tafsiran kita terhadap puisi semestinya dapat dikembalikan kepada teks puisi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
218
Bahasa Indonesia XI Program Bahasa
L atihan
9.2
Dalam mendeklamasikan puisi, kamu harus mengucapkan puisi dengan tidak membaca teks dan disertai dengan gerak-gerik dan mimik
muka yang sesuai. Ucapkanlah kata demi kata, larik demi larik, dan bait demi bait puisi tersebut dengan intonasi, lagu, dan tekanan kata yang tepat
dan sesuai dengan pemahamanmu. Sertailah ucapanmu itu dengan ekspresi wajah yang sesuai dengan isi puisi yang dapat kamu pahami. Selain itu,
gerak-gerik tubuh seperti tangan, kepala, badan, dan kaki dapat disertakan sesuai dengan isi puisi tersebut.
1. Deklamasikan puisi berikut ini
Candi
Karya Sanusi Pane Engkau menahan empasan kala,
Tinggal berdiri indah permai, Tidak mengabaikan serangan segala,
Megah kuat tidak terperai.
Engkau berita waktu yang lalu, Masa Hindia masyhur maju,
Dilayan putra bangsawan kalbu, Dijunjung tinggi penaka ratu.
Aku memandang suka dan duka, Berganti-ganti di dalam hati,
Terkenang dulu dan waktu nanti.
Apa gerangan masa di muka Jadi bangsa yang kucinta ini?
Adakah tanda megah kembali?
Sumber: Dikutip dari Sanggar Sastra, Oleh Yoyo Mulyana, dkk.
Depdikbud, Jakarta, 1997.
2. Diskusikanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam puisi
tersebut
Di unduh dari : Bukupaket.com
Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial
219
C. Membandingkan Hikayat dengan Cerpen